Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK 2

MODUL SESAK
NAFAS
TUTOR : dr. NUR EVIRIANI PAHISA
ANGGOTA KELOMPOK 3 :
1) HADIYOGA PRATAMA PUTRA K1A1 14018
2) APRIADIN LA ODE DANE K1A1 14O93
3) MUHAMAD TRI KURNIAWAN K1A1 14117
4) NASWIN K1A1 14071
5) ARIK ASTRADHA K1A1 14009
6) FADIL APRIAWAN ARIFIN K1A1 12133
7) ELFRIDA RIANI RISKY K1A111074
8) ASRARIA ARSFANDI K1A1 14075
9) RESTI ASTUTI K1A1 14039
10)NUR MARTINA RUFIA K1A1 14035
11)WA ODE RABIATU RAHMA K1A1 14097
12)RAHMA NUR ZAKIA HERMAN K1A1 14058
13)ZOLLANANDA KURNIA PUTRIK1A1 14052
14)REGITHA MADELIN K1A1 14135
15)NUR AZIZAH ARSY E. K1A1 13115
SKENARIO 1

Seorang wanita umur 60 tahun mengeluh cepat capek dan sesak napas sewaktu bergiat. Dia

tidak dapat melakukan kegiatan di rumah lebih lama tanpa sering beristirahat dengan

kesukaran bernapas. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari dan berkurang pada

malam hari. Pada pemeriksaan dokter, ditemukan adanya pernapasan cepat, pada pemeriksaan

auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi. Nadi reguler dan tekanan darah sistemik dalam

batas normal, tetapi terdapat bendungan vena leher meskipun pada posisi tegak. Ictus cordis

teraba di linea axillaris anterior kiri/ruang interkostal V. Gambaran Rontgen dada

menunjukkan CTR 0,69 dan terlihat adanya bendungan pembuluh darah paru. Penderita

diobati dengan digoxin dan diuretik sehingga keluhan penderita berkurang.


KATA SULIT
 CTR (Cardiothoracix ratio) adalah perbandingan antara
antara jarak terlebar transversal dari bayangan jantung
dibagi jarak terlebar dari rongga toraks . Ukuran jantung
normal apabila nilai CTR ≤ 50%. Jika lebih ddari 0,5
dianggap kardiomegali atau pembesaran jantung.

 Krepitasi atau ronki basah/halus adalah bunyi yang sangat


halus, seperti gelembung yang di hasilkan oleh udara dan
cairan didalam alveolus. Adanya ronki basah selalu
menunjukkan cairan dalam ruang alveolus yang terdengar
sepanjang siklus pernapasan atau salah satu fase saja.
KATA KUNCI
1. Wanita 60 tahun
2. Cepat capek
3. Sesak napas saat beraktivitas
4. Sulit bernapas saat beristirahat
5. Bengkak pergelangan kaki pada siang hari
6. Bengkak berkurang pada malam hari
7. Pernapasan cepat
8. Krepitasi
9. Nadi reguler
10.Tekanan darah normal
11.Bendungan vena jugularis
12.Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior
13.CTR 0,69
14.Bendungan pembuluh darah paru
15.Diobati dengan digoxin dan diuretik
PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi organ terkait ?
2. Bagaimana patomekanisme gejala
a. Bendungan vena leher
b. Edema
c. Sesak napas
d. Krepitasi
3. Sebut dan jelaskan penyakit – penyakit yang menyebabkan sesak napas ?
4. Jelaskan perbedaan sesak napas kardivaskuler dan non-kardiovaskuler ?
5. Bagaimana interpretasi CTR 0,69 dan hubungan dengan keluhan ?
6. Bagaiman mekanisme kerja digoxin dan diuretik hingga menyebabkan keluhan pasien
berkurang ?
7. Langkah – langkah diagnosis ?
8. DK dan DD ?
9. Penatalaksanaan dan pencegahan ?
10.Komplikasi dan prognosis ?
ANATOMI DAN FISIOLOGI
JANTUNG DAN PARU

COR (JANTUNG)
Anatomi dan fisiologi organ terkait

MORFOLOGI
•ORGAN MUSCULAR, bentuk
CONUS
•APEX – BASIS CORDIS
•UKURAN P = 12 cm , L = 8 – 9
cm, Tebal = 6 cm
•ATRIUM DEXTRUM et
SINISTRUM
•VENTRICULUS DEXTER et
SINISTER
LOKALISASI JANTUNG
•Bertumpu pd Diaphragma thoracis
•Di antara kedua pulmo
•Retrosternal
•Kira-kira 5 cm di caudalis
proc.xiphoideus
PROYEKSI
JANTUNG
FACIES CORDIS
1. BASIS
2. FACIES STERNOCOSTALIS =
FACIES ANTERIOR
3. FACIES SINISTER = FACIES
PULMONALIS
4. FACIES DIAPHRAGMATICA =
FACIES INFERIOR
LAPISAN JANTUNG
1. PERICARDIUM
• LAP. FIBROSA
• LAP. SEROSA
( PERICARDIUM
PARIETAL )
2. EPICARDIUM
( PERICARDIUM
PARIETAL)
3. MIOKARDIUM
4. ENDOKARDIUM
RUANG JANTUNG :
1. ARIUM KIRI
2. VENTRIKEL KIRI
3. ATRIUM KANAN
4. VENTRIKEL KANAN
VASCULARISASI
A.CORONARIA DEXTRA :
R.marginalis, r.transversus,r.descendens
posterior
B.CORONARIA SINISTRA :
Membentuk ramus descendens anterior
dan ramus circumflexus
Kadang-kadang ada ramus medianus
INNERVASI
JANTUNG

INNERVASI INTRINSIK INNERVASI EXTRINSIK


CARDIAC CYCLE
Kontrol Tekanan Darah
• Regulasi jangka pendek : kontrol neural
– Refleks Baroreseptor
– Refleks Kemoreseptor
– Pengaruh dari Higher brain center
• Regulasi jangka pendek : kontrol hormonal
• Regulasi jangka panjang
– Mekanisme renal secara langsung
– Mekanisme renal secara tidak langsung
Regulasi jangka pendek : kontrol neural
Refleks Baroreseptor
Regulasi jangka pendek : kontrol neural
Refleks Kemoreseptor

CO2 , pH

Kemoreseptor
badan karotis dan badan aorta

Pusat
kardioakselerator

Curah Jantung Vasokonstriksi

Tekanan Darah
Regulasi Jangka Pendek : Kontrol Hormonal
• Epinefrin dan norepinefrin : meningkatkan curah jantung dan
meningkatkan resistensi perifer  meningkatkan tekanan darah
• Angiotensin II : meningkatkan resistensi perifer 
meningkatkan tekanan darah
• Atrial natriuretic peptide (ANP) : menurunkan resistensi perifer
 menurunkan tekanan darah
• Anti diuretic hormone (ADH) : meningkatkan resistensi perifer,
mencegah kehilangan air  meningkatkan tekanan darah
• Aldosteron : mencegah kehilangan air dan garam 
meningkatkan tekanan darah
SIRKULASI SISTEMIK DAN
PULMONAL
WORK DIAGNOSIS

TETRALOGI
OF FALLOT
PATOMEKANISME GEJALA
GAGAL
JANTUNG


GANGGUAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK Cepat lelah

LV TIDAK MAMPU MEMOMPA DARAH
SCR SEMPURNA

TEK. AKHIR DIASTOL LV 

TEK. ATRIUM KIRI 

TEK. VENA PULMONALIS

sesak napas
TEK. HIDROSTATIK > TEK. ONKOTIK PLASMA

EKSTRAVASASI CAIRAN DARI DARAH KE JARINGAN
INTERTITIAL DAN ALVEOLUS PARU Krepitasi dan sesak napas

BENDUNGAN PADA PEMBULUH DARAH PARU

VOLUME DAN TEKANAN RV 

TEKANAN VENA SISTEMIK 
 JVP dan Edema perifer
PENYAKIT-PENYAKIT YANG
MENYEBABKAN SESAK NAPAS

 Asma  Trauma
 Dispnea  Penyakit neurologik
 Batuk  Kelainan tulang
 Pneumonia  Penyakit veno oklusi paru
 Pneumotoraks  Hipertensi paru primer
 Sleep apnea
 Gagal jantung kongestif
 Bronkitis kronis dan
 Emboli paru
emfiseme
 Sumbatan laring  Kor pulmonal
 Tertelan benda asing  Efunsi pleura
PEBEDAAN SESAK NAFAS PADA PENYAKIT
KARDIOVASKULAR DAN NON KARDIOVASKULAR

Sesak nafas kardiovaskular : Sesak nafas non kardiovaskular


• Terjadi karena gangguan fungsi • Penyebabnya bermacam-macam
pompa jantung • Pada penderita asma saluran
• terjadi penumpukan darah di paru- respirasi yang
paru yang akan menyebabkan sempit/bronkokontriksi sehingga
peningkatan tekanan darah pada menimbulkan sesak nafas disertai
pembuluh darah paru, mengi
• fungsi paru-paru terganggu dan • Suhu yang dingin dan lembab
terjadi sesak nafas bisa mengakibatkan Produksi
• Biasanya terjadi sesak pada saat mukus berlebih dapat menyumbat
sedang beraktifitas dan membaik saluran nafas yang nantinya akan
pada saat beristirahat mengakibatkan sesak nafas
INTERPRETASI CTR 0.69 DAN HUBUNGAN DENGAN KELUHAN

CTR (Cardiothoracix ratio) adalah


perbandingan antara antara jarak terlebar
transversal dari bayangan jantung dibagi jarak
terlebar dari rongga toraks . Ukuran jantung
normal apabila nilai CTR ≤ 50%. Jika lebih
ddari 0,5 dianggap kardiomegali atau
pembesaran jantung
Pada skenario hasil rontgen 0,69 hal ini dapat
dinyatakan sebagai cardiomegali
MEKANISME KERJA DIGOXIN DAN DIURETIK
DALAM MENGURANGI KELUHAN

DIGOXIN DIURETIK
pemberian digoksin pada Diuretik mengurangi retensi
pasien gagal jantung, air dan garam sehingga
kontraktilitas otot mengurangi volume cairan
miokardium terutama pada ekstrasel, alir balik vena,
ventrikel meningkat, dan tekanan pengisian
sehingga menambah ventrikel (preload) sehingga
kekuatan pompa jantung edema perifer dan kongesti
dan mengimbangi beban paru akan berkurang /
volume darah yang hilang, sedangkan curah
dipompakan. jantung tidak berkurang
LANGKAH – LANGKAH DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisis


• Dengan anamnesis yang baik dan • Pem. Tanda vital
sistematis, penyakit dapat
terdiagnosis 60-80% . • Pem. Fisi jantung
• keluhan yang paling umum pada • JVP
penyakit system kardiovaskular
adalah sesak napas, nyeri dada,
palpitasi, dan pusing atau sinkop. Pemeriksaan Penunjang
• Keluhan yang paling umum pada • Rontgen Dada
penyakit system kardiovaskular
adalah sesak napas, nyeri dada, • Elektrokardiografi (EKG)
palpitasi, dan pusing atau sinkop. • Ekokardiogram
• Menggali ciri-ciri gejala-gejala utama
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS DAN
WORK DIAGNOSIS
Fibrilasi Stenosis Gagal jantung
Kata kunci Miokard akut
atrial Mitral kongestif

Jenis kelamin Pria> wanita Wanita>pria Pria>wanita Pria>wanita

Umur 50-80 tahun > 65 tahun >50 tahun


Sesak napas saat aktivitas Saat
Saat beraktifitas Saat aktivitas
dan istrahat beraktifitas
Cepat capek + + + +
Edema kaki + + + +
Takipneu + + + +
Bunyi krepitasi - + + -
Bendungan vena leher + - + +
Bendungan vena paru + + + +
Kardiomegali - + + -
Dengan digoxin gejala kurang + + + +
Dengan diuretik gejala kurang + + + +
PENATALAKSANAAN GAGAL
JANTUNG KONGESTI

FARMAKOLOGIS Obat-obatan :
Usaha pertama dalam
penanggulangan gagal jantung • Diuretic (Spironolakton ,
kongestif ialah mengatasi Furosemid)
sindrom gagal jantung yaitu
meningkatkan cardiac output dan • Digitalis (digoksin):
menurunkan ventricular filling • Beta-blocker
pressure. Kemudian mengobati (metoprolol, bisoprolol
factor presipitasi seperti aritmia,
anemia, tirotoksikosis, stres, dan carvedilol)
infeksi, dan lain-lain, • ACE-inhibitors
memperbaiki penyakit penyebab
seperti hipertensi, PJK, penyakit (lisinopril, ramipril dan
katup serta mencegah komplikasi perindopril. )
seperti trombo-emboli.
NON FARMAKOLOGIS
• Ketaatan pasien
berobat
• Pemantauan berat
badan
• Asupan cairan
• Kehilangan berat
badan tanpa rencana
• Latihan fisik
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS GAGAL
JANTUNG KONGESTI

KOMPLIKASI
• Tromboemboli (DVT)
• Fibrilasi atrium
• Aritmia ventrikel
PROGNOSIS
Kematian di RS yang tinggi didapatkan pada psien dengan
syok kardiogenik berkisar 40%-60%. Sangat berbeda
dengan pasien gagal jantung akut hipertensif, angka
kematian dirumah sakit rendah dan kebanyakan pulang
dari rumah sakit dengan keadaan asimtomatik. Jika tidak
ditangani dengan baik akan memberikan prognosis yang
sama pada penyakit jantung kronik.
Laki-laki memiliki prognosis lebih buruk dibandingkan
wanita serta prognosis dari penyakit gagal jantung adalah
buruk.

Anda mungkin juga menyukai