OLEH :
KELOMPOK 6
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tathicardia ventrikel
Aritmia
Hipoksia serebral
1. Elektrokardiogram (EKG)
EKG mengukur waktu dan durasi dari tiap fase listrik jantung dan dapat
menggambarkan gangguan pada irama jantung. Karena cedera otot jantung tidak
melakukan ilmpuls normal. EKG bisa menunjukkan bahwa serangan jantung telah
terjadi. EKG dapat mendeteksi pola listrik abnormal, seperti interval OT
berkepanjangan, yang meningkatkan risiko kematian mendadak.
Enzim – enzim jantung tertentu akan masuk ke dalam darah jika jantung terkena
serangan jantung. Karena serangan jantung dapat memicu sudden cardiac arrest.
3. Elektrolit jantung
Elektrolit merupakan mineraldalam darah kita dan cairan tubuh yang membantu
menghasilkan impuls listrik. Ketidakseimbangan pada elektrolit dapat memicu
terjadinya aritmia dan sudden cardiac arrest.
4. Tes obat
Pemeriksaan darah untuk bukti obat yang memiliki potensi untuk mengindikasi aritmia,
termasuk resep tertentu dan obat – obatan tersebut merupakan obat – obatan terlarang.
5. Tes hormone
Pengujian untuk hipertiroidisme dapat menunjukkan kondisi ini sebagai cardiac arrest
Foto thorax menggambarkan bentuk dan ukuran dada serta pembuluh darah. Hal ini juga
dapat menunjukkan apakah seseorang terkena gagal jantung.
7. Echocardiogram
G. Penatalaksanaan
Pemberian penanganan segera pada henti nafas dan jantung berupa Cardio Pulmonary
Resuscitation (CPR) akan berdampak langsung pada kelangsungan hidup dan komplikasi
yang ditimbulkan setelah terjadinya henti jantung pada bayi dan anak. CPR atau yang lebih
dikenal dengan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan upaya yang dilakukan
terhadap korban atau penderita yang sedang berada dalam kondisi gawat atau kritis untuk
mengembalikan nafas dan sirkulasi spontan. RJP terdiri atas Bantuan Hidup Dasar (BHD)
dan Bantuan Hidup Lanjutan (BHL).
BHD adalah tindakan resusitasi yang dilakukan tanpa menggunakan alat atau dengan
alat yang terbatas berupa bag-mask ventilation, sedangkan BHL sudah menggunakan alat
dan obat-obatan resusitasi sehingga penanganan dapat dilakukan lebih optimal. Resusitasi
jantung paru bertujuan untuk mengoptimalkan tekanan perfusi dari arteri koronaria jantung
dan aliran darah ke organ-organ penting selama fase low flow. Kompresi jantung yang
adekuat dan berkelanjutan dalam pemberian penanganan bantuan hidup dasar sangat penting
pada fase ini. Menurut (Thygerson,2006), prisip penanganan anak cardiac arrest terdapat 4
rangkaian yaitu early acces, early CPR, early defibrillator,dan early advance care.
b. Early CPR: CPR akan mensuplai sejumlah minimal darah ke jantung dan otak, sampai
defibrilator dan petugas yang terlatih tersedia/datang.
d. Early advance care: pemberian terapi IV, obat-obatan, dan ketersediaan peralatan
bantuan pernafasan.asien dengan cardiac arrest harus segera mungkin dilakukan
resusitasi jantung paru.
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Hal yang perlu dikaji pada identitas klien yaitu nama, umur, suku/bangsa, agama,
pendidikan, alamat, lingkungan tempat tinggal.
2. Keluhan utama
3. Riwayat Penyakit
Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dari anak yang mengalami penyakit jantung.
4.Pengkajian Primer
1). Circulatation
Pasien yang tidak sadarkan diri ada kemungkinan tidak ada denyut nadi dan nafas
sehingga perlu dipastikan. Pemeriksaan nadi dilakukan pada nadi karotis sekaligus
memperhatikan pernafasan. Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari samping trakea. Jika
dalam 10 detik tidak ditemukan atau tidak teraba nadi karotis maka segera lakukan
kompresi dada atau pijat jantung atau disebut resusitasi jantung paru.
2). Airway
Head-tilt/chin-lift maneuver : letakkan salah satu tangan di kening pasien, tekan kening
ke arah belakang dengan menggunakan telapak tangan untuk mendongakkan kepala
pasien. Kemudian letakkan jari-jari dari tangan yang lainnya di dagu korban pada bagian
yang bertulang dan angkat rahang ke depan sampai gigi mengatub. Rasionalisasi: tindakan
ini akan membebaskan jalan nafas dari sumbatan oleh lidah.
Jaw-thrust maneuver : pegang sudut dari rahang bawah pasien pada masing - masing
sisinya dengan kedua tangan,angkat mandibula ke atas sehingga kepala mendongak.
Rasionalisasi: teknik ini adalah metode yang paling aman untuk membuka jalan nafas
pada korban yang dicurigai mengalami trauma leher.
3). Breathing
b) Listen: mendengar aliran udara pernapasan, suara pernapasan, ada bunyi napas
tambahan seperti snoring, gurgling, atau stidor.
4). Disability
d. Tidak berespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
B. Diagnosa Keperawatan
14/9/2021 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan Tindakan Intervensi Utama Perawatan Perawatan Jantung (I.02075)
berhubungan dengan perubah Keperawatan selama 1 x 24 jam Jantung (I.02075)
Observasi
afterload dibuktikan dengan diharapkan Curah Jantung
Observasi
disapnea, tekanan darah (L.02008) meningkat dengan 1. Untuk mengetahui
meningkat/menurun, nadi kriteria hasil: 1. Identifikasi tanda/gejala primer tanda/gejala primer penurunan
perifer teraba lemah, CRT > penurunan curah jantung curah jantung (meliputi dispnea,
1. Kekuatan nadi perifer
detik, oliguria, warna kuliat (meliputidispnea, kelelahan, Edema, kelelahan, Edema, ortopnea,
meningkat.
pucat/sianosis, ortopnea paroxysmal noctumal paroxysmal noctumal dyspnea,
2. Papiltasi menurun. dyspnea,peningkatan CVP) peningkatan CVP)
6. Lelah menurun. olguria, batuk, kulit pucat jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
olguria, batuk. Kulit pucat)
7. Edema menurun. 3. Monitor tekanan darah (termasuk
tekanan darah ortostatik, jika perlu. 3. Untuk mengawasi terjadinya
8. Dispnea menurun.
tekanan darah (termasuk tekanan
4. Monitor intake dan output cairan
9. Oliguria menurun. darah ortostatik, jika perlu
5. Monitor berat badan setiap hari
10. Pucat/sianosis menurun. pada waktu yang sama 4. Untuk mengawasi terjadinya
11. Tekanan darah membaik. 6. Monitor saturasi oksigen intake dan output cairan
12. Capillary refill time
7. Monitor keluhan nyeridada (mis. 5. Untuk memantau berat badan
(CRT) membaik
intensitas,lokasi, radiasl, setiap hari pada waktu yang
durasi,presivitasi yang mengurangi sama
nyeri)
6. Untuk mengawasi terjadinya
8. Monitor EKG 12 sadapan saturasi oksigen
Kolaborasi
14/9/2021 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Tindakan Intervensi Utama Pemantauan Respirasi
berhubungan dengan Keperawatan selama 1 x 24 (I.01014)
Pemantauan Respirasi (I. 01014)
ketidakseimbangan jam diharapkan Pertukaran
Observasi
Gas (L.01003) meningkat Observasi:
ventilasi-perfusi
dengan kriteria hasil: 1. Mengetahui adanya frekuensi
dibuktikan dengan 1. Monitor frekuensi, irama
irama, kedalaman dan upaya
dispnea, PCO2 1. Tingkat kesadaran kedalaman dan upaya napas
napas.
meningkat/menurun, PO2 meningkat 2. Monitor pola napas (seperti
2. Mengetahui adanya pola
menurun, takikardia, pH 2. Dispnea menurun bradipnea,takipnea,hiperventilasi
napas (seperti bradikardi
arteri ,kussmaul, cheyne-stokes,
3. Bunyi napas tambahan takipnea, hiperventilasi
meningkat/menurun, biot,ataksik)
menurun. kussmul, cheyne-stokes, biot,
bunyi napas tambahan, 3. Monitor kemampuan batuk efektif ataksik).
4. Pusing menurun.
sianosis, kesadaran 4. Monitor adanya produksi spuntum
3. Memantau kemampuan batuk
menurun. 5. Penglihatan kabur menurun. 5. Monitor adanya sumbatan jalan
efektif
napas
6. Diaforesis menurun.
4. Memantau adanya produksi
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Gelisah menurun. sputum.
7. Auskultasi bunyi napas
8. Napas cuping hidung 5. Memantau adanya sumbatan
8. Monitor saturasi oksigen
menurun. 9. Monitor nilai AGD jalan napas.
Edukasi
Edukasi
B. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini kita
melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan kriteria hasil
sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan menggunakan format
SOAP seperti :
Nama Mahasiswa
Nama Pembimbing/CT