Anda di halaman 1dari 18

Small Group Learning

Cardiorespiratory Arrest
Ummuhani Abubakar, S.Ked
(10119220088)
Pembimbing : dr. Peter H.Y Singal, M.Kes., Sp.An
197410102005011010

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Anestesi


Fakultas Kedokteran Unkhair
2023
Pendahuluan
● Henti jantung atau cardiac arrest merupakan keadaan yang dapat
terjadi dimana saja dan memerlukan tindakan segera.
● Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan
berhentinya aliran darah ke semua organ sehingga kondisi perfusi
dan metabolisme dari organ yang mendukung fungsi masing-
masing akan juga hilang.
Pendahuluan
● Kejadian henti jantung dapat terjadi setiap saat, dimana saja dan pada siapa
saja yang mengharuskan setiap tenaga medis ataupun orang awam memiliki
kemampuan melakukan Resusitasi jantung paru (RJP) dengan baik dan
efektif.
● Tindakan RJP merupakan suatu paket berupa penilaian dan penatalaksanaan
masalah jalan napas, airway (A), breathing (B) dan circulation (C) yang
sering disebut Basic Life Support (BLS) dan dapat dilanjutkan ke
penanganan yang lebih lanjut dengan drugs (D)
Gambar 1. anatomi jantung
Definisi Cardiorespiratory Arrest

• Menurut American Heart-Association (AHA) menyatakan bahwa henti


jantung adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat kegagalan
jantung untuk berkontraksi secara efektif.
• Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan
berhentinya aliran darah ke semua organ sehingga kondisi perfusi dan
metabolisme dari organ yang mendukung fungsi masing-masing akan
juga hilang
Definisi Cardiorespiratory Arrest

• Henti napas atau gagal napas adalah suatu kondisi dimana sistem
respirasi gagal untuk melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida. keadekuatan itu dapat dilihat
dari kemampuan jaringan untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida
tension pneumotho-
temponade jantung
raks

hipovolemia emboli paru

gangguan kalium,
calcium, dan hipotermi
magnesium

gangguan
keseimbangan asam-
basa
etiologi infark miokard
Diagnosis
Gambaran EKG

1. Asistol
2. Pulseless Electrical Activity (PEA)
3. Ventrikel Takikardi (VT),
4. Ventrikel Fibrilasi (VF),
Asistol
Gelombang Asystole
merupakan gelombang yang
menunjukkan tidak adanya
aktifitas elektrikal pada
ventrikel

Pulseless Electrical Activity


Pulseless Electrical Activity (PEA) adalah
kondisi klinis yang ditandai dengan tidak
adanya respon dan tidak adanya denyut nadi
yang teraba dengan adanya aktivitas listrik
jantung yang teratur.
Ventrikel takikardi
Ventricular tachycardia didefinisikan sebagai
tiga gelombang berurutan atau lebih pada denyut
ventrikel. Frekuensi harus lebih tinggi dari
100bpm, kebanyakan adalah 110-250 bpm.
Curah jantung sangat berkurang selama VT yang
dapat memicu terjadinya hipotensi dan hilangnya
kesadaran.

Ventrikel Fibrilasi
Fibrilasi ventrikel (VF atau V-fib) adalah
fenomena depolarisasi ventrikel yang
kacau. Gambaran VF merupakan hasil
dari terhentinya aktifitas mekanik jantung/
henti jantung (Cardiac Arrest).
Diagnosis
Langkah awal yang harus segera dimulai apabila seseorang menemukan pasien dengan
kondisi yang dicurigai mengalami henti jantung.
1. Segera mengenali dengan cepat terjadinya henti jantung dan segera mengaktifkan
sistem layanan kegawatdaruratan (Emergency Medical System)
2. Segera melakukan tindakan CPR atau RJP dengan mengutamakan kompresi dada
yang efektif
3. Mempersiapkan terapi defibrilasi selama melaksanakan tindakan RJP
4. Mempersiapkan terapi bantuan hidup lanjut
5. Mempersiapkan penatalaksanaan kondisi pasca resusitasi.
Diagnosis
1. Henti jantung harus selalu dicurigai pada pasien apapun yang tanpa
diharapkan jatuh tidak sadar. Bila tidak dapat dibangunkan, resusitasi
ABCD (airway, breathing, circulation, defibrillation) harus dilakukan
setelah lebih dulu minta bantuan. Untuk penolong tunggal atau
sendirian pada setting orang awam ada aturan ”phone first/phone fast”.
Rantai bertahan hidup untuk IHCA dan OHCA dewasa
Gambar 6. Algoritma Henti Jantung Dewasa
Gambar 8. Algoritma Perawatan Paska Henti Jantung Dewasa
Kesimpulan
1. Henti jantung atau cardiac arrest merupakan adalah penghentian sirkulasi normal darah
akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
2. Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan berhentinya aliran darah ke
semua organ sehingga kondisi perfusi dan metabolisme dari organ yang mendukung
fungsi masing-masing akan juga hilang.
3. Kerusakan yang bersifat irreversible dapat terjadi apabila tidak dilakukan usaha resusitasi
dalam beberapa menit untuk mengembalikan fungsi organ seperti otak dan jantung.
Kesimpulan
● Henti napas atau gagal napas adalah suatu kondisi dimana sistem respirasi gagal untuk
melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
● Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan langkah awal yang dilakukan dalam menangani pasien
dengan henti napas dan henti jantung, yang harus dilakukan sesegera mungkin setelah diagnosa
henti jantung dan henti napas ditegakkan. Tindakan yang dilakukan dimulai dari airway (A),
breathing (B), circulation (C), dan defibrililation (D).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai