Anda di halaman 1dari 14

REFARAT

BRONKOPNEUMONIA

UMMUHANI ABUBAKAR
10119220088

Pembimbing : dr. Jastia, Sp.Rad, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
I. PENDAHULUAN
 Pneumonia  inflamasi pada parenkim paru dengan
konsolidasi ruang alveolar yang disebabkan oleh agen infeksi
berupa bakteri, virus, dan jamur.
 Berdasarkan WHO tahun 2019, pneumonia adalah penyebab
kematian tetinggi pada anak – anak di seluruh dunia.
 Pada tahun 2019, dilaporkan sebanyak 740.180 anak di bawah
usia 5 tahun meninggal dunia akibat pneumonia.

 Bronkopneumonia adalah inflamasi pada


parenkim paru yang menyerang bronkiolus
dan alveolus yang disebabkan oleh bakteri,
virus, dan jamur.
 Bronkopneumonia masih merupakan
masalah kesehatan anak dengan mortalitas
yang tinggi.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
1. Defenisi
Bronkopneumonia
 Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis adalah peradangan
atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan atau jamur yang
menyerang parenkim paru terutama alveolus dan bronkiolus yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat (patchy infiltrat).

2. Epidemiologi
Bronkopneumonia
 Bronkopneumonia  jenis pneumonia yang paling banyak ditemukan pada
anak – anak dan menjadi penyebab utama kematian pada anak yang berusia
dibawah 5 tahun.
 Sekitar lebih kurang 5 juta anak dilaporkan meninggal tiap tahun diakibatkan
oleh bronkopneumonia.
 Selain pada anak – anak, angka kejadian bronkopneumonia paling banyak
ditemukan pada usia lanjut yaitu diatas 65 tahun.
 Penelitian di Amerika Serikat melaporkan sebanyak 11,6 per 1000 penduduk
per tahun meninggal akibat pneumonia.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
3. Etiologi
Bronkopneumonia
 Bakteri  Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, dan
Escherichia coli.
 virus  SARS-Cov-2,
 jamur  Aspergillus fumigatus.
4. Patogeneesis
Bronkopneumonia
 Bronkopneumonia  awal  infeksi pada saluran napas bagian atas respon
imun awal yaitu demam berkisar antara 39⁰ C - 40⁰ C.
 Pada anak – anak, kadang disertai kejang demam.
 imunitas ↓  bakteri akan masuk kedalam akan melewati pertahanan tubuh
pertama pada jalan napas atas  masuk ke alveolus dan radang pada
dinding alveolus dan jaringan sekitarnya. Tahap inflamasi di paru –paru dibagi
menjadi 4 proses yaitu sebagai berikut.
a. Stadium I (kongesti  4 – 12 jam pertama)
b. Stadium II (hepatisasi merah  48 jam berikutnya )
c. Stadium III (hepatisasi kelabu  3 – 8 hari)
d. Stadium IV (resolusi 7 – 12 hari )
II. TINJAUAN
PUSTAKA
5. Gejala Klinis
Bronkopneumonia
 bervariasi.
 patogen, usia, dan penyakit komorbid  keadaan klinis dari penderita bronkopneumonia.
 Gejala klinis : batuk produktif, sputum yang purulen, demam, dispneu, takipneu, malaise,
nyeri pleuritik, dan hemoptisis.
 Pada kasus yang berat dapat menyebabkan sepsis dan gangguan pernapasan.

6. Diagnosis
Bronkopneumonia
 Anamnesis  keluhan berupa batuk produktif, demam, sesak napas, takipneu,
malaise, nyeri pleuritik dan terkadang ditemukan hemoptisis.
 pemeriksaan fisik  pengembangan dada yang tidak adekuat pada sisi yang
sakit. Pada kasus tertentu juga ditemukan bunyi rhonki dan peningkatan vocal
fremitus.
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan radiologi  Foto polos Thorax posisi PA  bercak infiltrat (patchy
infiltrat) pada paru – paru.
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
 
 
 
Gambar 1. Inspirasi kurang, asimetris,
  deviasi trakea tak bermakna,terdapat
 
  bercak infiltrat (patchy infiltrate) pada
  lapang paru kanan, tulang – tulang
 
  intak, jantung kesan membesar, sinus
costofrenikus kiri dan kanan lancip,
soft tisue tampak normal
Kesan : bronkopneumonia kanan dan
kardiomegali
 
 
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
 
  Gambar 2. Inspirasi cukup,
 
 
simetris, trakea di tengah, corakan
  bronkovaskular meningkat,
 
  terdapat bercak infiltrat (patchy
 
  infiltrat) di lapang paru kanan,
tulang tulang intak, jantung kesan
normal, sinus costofrenikus kiri
dan kanan lancip, soft tissue
tampak baik
Kesan : bronkopneumonia kanan.
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
 
  Gambar 3. Inspirasi cukup,
 
  simetris, trakea deviasi ke
 
  kanan minimal, tampak
 
  bercak infiltrat (patchy
 
infiltrat) di kedua lapang paru,
jantung kesan normal, sinus
costofrenikus kiri dan kanan
lancip, tulang –tulang intak,
soft tisue tampak baik.
Kesan : bronkopneumonia
bilateral
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
 
  Gambar 4. Inspirasi cukup,
 
  simetris, trakea deviasi ke
 
  kanan minimal, tampak bercak
 
  infiltrat (patcy infiltrat) di
 
kedua lapang paru, jantung
kesan membesar, sinus
costofrenikus kiri dan kanan
lancip, tulang – tulang intak,
soft tisue tampak baik
Kesan : bronkopneumonia
bilateral, cardiomegaly
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
 
  Gambar 5. Inspirasi cukup,
 
  asimetris, trakea deviasi ke
 
  kanan minimal, tampak bercak
 
  infiltrat (patchy infiltrat) di
 
lapang paru kanan, jantung
kesan membesar, sinus
costofrenikus kiri dan kanan
lancip, tulang – tulang intak,
soft tisue tampak baik
Kesan : Bronkopneumonia
kanan, cardiomegaly
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
 
  Gambar 6. Inspirasi cukup,
 
 
simetris, tampak bercak infiltrat
  (patchy infiltrat) pada lapang paru
 
  kanan, jantung kesan membesar
 
  dengan pinggang jantung melebar,
tampak pembesaran hilus kiri dan
kanan, tampak perihilar haze,
sinus costofrenikus kiri dan kanan
lancip, tulang – tulang intak, soft
tisue tampak baik
Kesan : bronkopneumonia kanan,
cardiomegaly
II. TINJAUAN
PUSTAKA
7. Penatalaksanaan
Bronkopneumonia
 Farmakologi
a. Penatalaksanaan Farmakologi  pemberian antibiotik yang sesuai dengan agen
penyebab. Antibiotik dapat berupa penisilin, sefalosporin, golongan makrolida,
aminoglikosida, fluorokuinolon, dan tetrasiklin.
b. Pemberian antibiotik harus dipilih berdasarkan uji resistensi dari uji kultur.
c. Terapi Simptomatik
 Non Farmakologi
a. Pemberian oksigen
b. Tirah baring (bed rest)
DAFTAR PUSTAKA

1. Fishman, A. (2015). Fishman's Pulmonary Diseases and Disorders (5 edition). New


York: McGraw-Hill.
2. Jain, V., Vashisht, R., Yilmaz, G., & Bhardwaj, A. (2020). Pneumonia Pathology.
In StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Retrieved June 24, 2020,
from, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116
3. Knipe, H. & Paks, M. (n.d.). Bronchopneumonia. In Radiopedia. Retrieved June 24,
2020, from https://radiopaedia.org/articles/bronchopneumonia?lang=us
4. Kradin R. L. (2017). Diagnostic Pathology of Infectious Disease (2 edition).
Philadelphia, PA: Elsevier Health Sciences.
5. Pagani, J. J. & Libshitz, H. I. Opportunistic Fungal Pneumonias in Cancer Patients.
In American Journal of Roentgenology, 137: 1033-1039. Retrieved June 24, 2020, from 
https://www.ajronline.org/doi/pdf/10.2214/ajr.137.5.1033.
6. Reed, J. C. (2018). Chest Radiology: Patterns and Differential Diagnoses (7 edition).
Philadelphia, PA: Elsevier.
7. Zec, S. L., Selmanovic, K., Andrijic, N. L., Kadic, A., Zecevic, L., & Zunic, L. (2016).
Evaluation of the Drug Treatment of Bronchopneumonia at the Pediatric Clinic in
Sarajevo. In Medical Archives, 70(3): 177–181. Retrieved June 24, 2020, from 
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5010066/
8. Behrman, R.E. 2015. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Ed.15ᵗʰ. Jakarta:EGC
9. Suartawan, I.P. 2019. Bronkopneumonia pada Anak Usia 20 Bulan. Jurnal Kedokteran
Vol.05
TERIMA
KASIH.

Anda mungkin juga menyukai