Anda di halaman 1dari 48

Adhytya Pratama A.

(K1A210015)

Pembimbing: dr. Hj. Juminten Saimin, Sp.OG(K)


Identitas Pasien
 Nama : Ny. G
 Usia : 38 Tahun
 Alamat : Desa Laosu
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan : SMP
 Suku : Tolaki
 Agama : Islam
 Tanggal Masuk : 25 September 2015
Anamnesis
 Keluhan Utama : Nyeri Ulu hati
 Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu yang dirasakan sejak ±8
jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri tersebut muncul secara
tiba-tiba dan beratnya menetap. Pasien mengatakan bahwa
nyerinya terasa seperti tertusuk. Keluhan mual/muntah
disangkal. Nyeri yang dialami oleh pasien juga tidak dipengaruhi
oleh makanan. Pasien juga mulai merasakan nyeri kepala yang
kadang-kadang timbul. Penglihatan kabur (-). Pasien baru
pertamakali merasakan keluhan seperti ini dan belum pernah
berobat.
Pasien tidak merasakan adanya nyeri perut tembus ke belakang
seperti ingin melahirkan. Adanya pengeluaran darah/lendir/air-
air dari jalan lahir juga disangkal. BAB dan BAK lancar seperti
biasa.
 Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, kelainan
jantung (-), kelainan darah (-), riwayat penyakit
menular seksual (-), riwayat menjalani operasi (-).
Penyakit ginjal (-), dan alergi obat (-). Menurut pasien
selama ini tekanan darahnya sebelum hamil selalu
terkontrol sekitar <140 mmHg.
 Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-).
Riwayat penyakit lain tidak diketahui.
 Menurut pasien, selama kehamilan ini pasien telah
memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali di
posyandu, pasien mendapatkan pemberian tablet Fe,
konseling kehamilan, pemeriksaan tekanan darah,
vaksinasi TT1. Pasien dianjurkan berobat di rumah
sakit karena tekanan darahnya tinggi pada
pemeriksaan terakhir. Pasien juga belum melakukan
pemeriksaan USG di dokter praktek.
 Pasien mengalami haid pertama kali (menarche) pada
umur 15 tahun. Lama haid 4-6 hari, siklus haid teratur.
Riwayat persalinan pertama tahun 1999 ditolong oleh
dukun (cukup bulan, laki-laki, berat badan lahir tidak
diketahui), kehamilan kedua tahun 2000 ditolong oleh
dukun (cukup bulan, laki-laki, berat badan lahir tidak
diketahui). Selama hamil sebelumnya pasien tidak
memiliki masalah dalam kehamilan ataupun proses
persalinan. Riwayat HPHT pada bulan Januari 2015.
(TP pada bulan Oktober 2015)
 Pasien memiliki riwayat menggunakan KB pil,
suntikan 3 bulanan, dan implant setelah kehamilan
kedua.
Status Generalis
Keadaan Umum
 Baik, tampak lemah, kesadaran komposmentis.
Tanda Vital
 Tekanan Darah : 210/130 mmHg
 Frekuensi Nadi : 82 x/Menit
 Frekuensi Nafas : 20 x/Menit
 Suhu : 37,0o C
Pemeriksaan Fisik Umum
 Kepala : Konjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik
(-), edema (-)
 Jantung : Bunyi jantung I-II murni regular,
murmur (-)
 Paru : Bunyi pernapasan vesikuler, whezzing
(-/-), ronkhi (-/-)
 Abdomen : striae gravidarum (+), linea nigra
(+), nyeri tekan epigastrium (+),
Ballotement (+),
peristaltik (+) kesan normal, .
 Ekstremitas : pitting edema pretibial (+/+), reflex
patella (+/+)
PEMERIKSAAN
OBSTETRIK/GINEKOLOGI
PEMERIKSAAN LUAR
 TFU ½ jarak umbilicus-proc.xiphoideus, 30 cm.
 Punggung kiri, Denyut Jantung Janin :
144/Menit.(reguler)
 Bagian terbawah kesan kepala
 Kepala belum masuk panggul
 Taksiran berat janin 2610 gr
 His (-)
 Gerakan janin (+)
Pemeriksaan dalam vagina
 Vulva/vagina tidak ada kelainan
 Pembukaan kuncup, portio tebal, permukaan rata,
teraba lunak, nyeri (-), bidang Hodge I, pelepasan
lendir.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah Rutin
 WBC : 20,06 x10^3
 RBC : 4,30 x 10^6
 HGB : 13,0 g/dl
 HCT : 35,6 %
 MCV : 82,8 fl
 MCHC : 36,5 g/dl
 PLT : 136 x10^3
 NEUT : 17,31 x10^3
 LYMPH :1,66 x 10^3
 Kimia Darah
 SGOT/AST : 20 U/L
 SGPT/ALT : 25 U/L
 Urin
 Protein :Positif +++
 Urobilin : 0,2
 Nitrit : Negatif
 Leukosit : Small
Diagnosa Sementara
 G III P II A 0 Gravid preterm (±34 minggu), belum
inpartu + Preeklampsia Berat + Sindrom HELLP
Parsial.
Terapi
 Observasi tanda vital ibu, Denyut Jantung Janin
 Pasang kateter urin
 MgSO4 40% 10 cc bolus IV pelan
 Dexamethasone 5 mg/ 6 jam/IV
 IVFD RL 500 cc + Mg SO4 40 % 15 cc 28 tpm
 Nifedipine tab 3x 10 mg PO

 Prognosis: Dubia
Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
 Preeklampsia adalah gangguan pada endotel
pembuluh darah yang mengalami kelainan fungsi dan
vasopasme, yang terjadi pada usia kehamilan lebih
dari 20 minggu. Preeklampsia berat adalah
preeklampsia dengan tekanan darah sistolik >160
mmHg dan tekanan darah diastolik > 110 mmHg
disertai proteinuria lebih 5g/24 jam.
 Angka kejadian preeklampsia berkisar antara 5-15%
dari seluruh kehamilan diseluruh dunia.
 Faktor risiko: primigravida, hiperplasentosis, umur ibu
yang ekstrim, riwayat keluarga, obesitas, penyakit
ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
KLASIFIKASI
Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai
berikut:
 Tekanan darah ≥140/90 mmHg,.
 Proteinuria kuantitatif ≥ 300 mg/24 jam atau kualitatif
1+ pada dipstik
 Edema pada muka, lengan, perut atau generalisata
Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥110
mmHg atau lebih.
 Proteinuria 5 gr/ 24 jam.
 Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24
jam/kurang dari 0,5 cc/kgBB/jam.
 Kenaikan kadar kreatinin plasma
 Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan
rasa nyeri di epigastrium/kuadran kanan atas.
 Terdapat edema paru dan sianosis
 Hemolisis mikroangiopatik
 Trombositopeni (< 100.000 sel/mm3 atau penurunan
trombosit dengan cepat)
 Gangguan fungsi hati.
 Pertumbuhan janin terhambat.
 Sindrom HELLP
nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,
nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan
darah Impending eklampsia
Etiopatogenesis
 Teori kelainan vaskularisasi plasenta
 Teori Iskemia Plasenta, radikal bebas dan disfungsi
endotel
 Keterlibatan sFlt-1, endoglin
MANIFESTASI KLINIS
 Gambaran Klinis: Preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat
 Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
yaitu :
 Hemoglobin dan hematokrit, jumlah sel darah putih
 Urinalisis
 Protein serum
 Asam urat dan kreatinin serum
 Pemeriksaan koagulopati
 Jumlah trombosit
 Fibrinogen total

 Waktu protrombin dan waktu tromboplastin parsial

 Profil hati (bilirubin, enzim hati SGOT dan SGPT meningkat)


 Ultrasonografi untuk memeriksa kemungkinan
pertumbuhan janin terhambat.
 Terapi Preeklampsia ringan: konservatif, dengan
pemeantauan pada ibu dan janin
TERAPI PREEKLAMPSIA BERAT
 Indikasi perawatan aktif, pada ibu:
 Usia kehamilan > 37 minggu, adanya tanda-
tanda/gejala impending eklampsia, serta kegagalan
terapi konservatif, setelah 6 jam sejak dimulainya
pengobatan medikal,
 Pada pemeriksaan laboratorik ditemukan Hellp
Syndrome.
 Indikasi perawatan akif pada janin, bila ditemukan
gawat janin, dan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
TERAPI PREEKLAMPSIA BERAT
 Pemberian obat anti kejang: MgSO4
 Antihipertensi: Nifedipin
SINDROM HELLP
 H : Hemolysis
 EL : Elevated Liver Enzyme
 LP : Low Platelet Count
 Klasifikasi kedua HELLP syndrome menurut klasifikasi
Mississippi berdasar kadar trombosit darah terdiri dari :
Kelas 1
 Kadar trombosit : ≤ 50.000/ml
 LDH ≥ 600 IU/l
 AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
Kelas 2
 Kadar trombosit > 50.000 ≤ 100.000/ml
 LDH ≥ 600 IU/l
 AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
Klas 3
 Kadar trombosit > 100.000 ≤ 150.000/ml
 LDH ≥ 600 IU/l
 AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
TERAPI
 Sikap aktif harus dilakukan pada kehamilan dengan
sindrom HELLP dimana harus melakukan terminasi
tanpa memandang usia kehamilan.
 Dexamethasone double strength dose
Komplikasi
 Disseminated Intravascular Coagulation, solusio
plasenta, kegagalan hepatorenal, edema paru,
hematom subkapsular
 kematian janin dalam rahim, kematian neonatus, lahir
prematur
ANALISIS KASUS
 Keluhan utama, pemeriksaan fisik/obstetrik,
pemeriksaan penunjang

 Nyeri epigastrium, TD: 210/130 mmHg


Analisis Kasus
 Gangguan hematologi dan pembuluh darah edema,
infark, perdarahan hepar peregangan kapsul glisson
 nyeri epigastrium/RUQ
 AST dan ALT normal

 DD: : Acute fatty liver of pregnancy (AFLP), kolangitis,


kolesistitis, ulkus gaster, gastritis, dan pankreatitis
akut
Analisis kasus

Terganggunya Peningkatan
autoregulasi tek.hidrostatik,
Peningkatan serebrovaskular Edema
hiperperfusi, Nyeri kepala
TD vasogenik
(vasodilatasi- ekstravasasi
vasokonstriksi) plasma darah
Analisis kasus
 Edema pretibial?
 Hipoalbuminemia dan kerusakan endotel
kapileredema
Analisis kasus
 Adanya gambaran preeklampsia berat pada pasien
mengarahkan pada sindrom HELLP sebagai penyebab
dari penurunan trombosit ini. Dalam hal ini, sindrom
HELLP yang terjadi ialah parsial karena hanya
memiliki salah satu indikator laboratorium yang
abnormal dari trias HELLP. Trombositopenia pada
sindrom HELLP merupakan koagulopati konsumtif.
 Pembuktian adanya hemolisis : LDH, hb
 Leukositosis pada preeklampsia: peningkatan respon
inflamasi karena debris trofoblas
 Terapi medikamentosa: Steroid, nifedipine, MgSO4
 Hipertensi refrakter: furosemid
 terminasi harus segera dilakukan tanpa melihat usia
kehamilan. Pemilihan persalinan perabdominam
dipilih berdasarkan keadaan mendesak karena
perkembangan penyakit yang diderita, kondisi serviks
yang unfavorable, dan usia kehamilan yang masih
sekitar 34 minggu.
Sekuele jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai