Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

PREEKLAMSIA
Disusun oleh :
Devi Kartika Pinem (218220053)
Rita Febrina Tarigan (218220054)
Maria Goretti Purba (218220051)

Pembimbing:
dr. Johnson Hutapea, Sp.OG.K
LATAR BELAKANG
Negara Berkembang : 1,8-18% Di Indonesia :
Negara Maju : 1,3-6% 128.273/tahun

12% kematian
5-15% neonatal, 18%
penyulit maternal/tahun
kehamilan

PREEKLAMSIA
PREEKLAMSIA

• Hipertensi timbul
pada kehamilan
DEFINISI >20 minggu
• Disertai Proteinuria
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO

Resiko Tinggi Resiko Sedang


• Riwayat PE • Nulipara
• Kehamilan multiple • Obesitas (IMT > 30 kg/m2)
• Hipertensi kronis • Riwayat PE pada ibu atau
saudara perempuan
• DM tipe 1 atau 2
• Usia ≥ 35 tahun
• Penyakit ginjal
• Riwayat khusus pasien
• Penyakit autoimun (interval kehamilan > 10
tahun)
Klasifikasi Preeklampsia
PREEKLAMPSIA RINGAN PREEKLAMPSIA BERAT
• Tekanan darah 160/110 mmHg atau
• Tekanan darah 140/90 mmHg, atau
lebih.
kenaikan diastolik 15 mmHg atau • Proteinuria 5 gr atau lebih perliter
lebih, atau kenaikan sistolik 30 dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau
4+.
mmHg atau lebih setelah 20 minggu
• Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari
kehamilan dengan riwayat tekanan 500 cc per 24 jam.
darah normal. • Adanya gangguan serebral, gangguan
penglihatan, dan rasa nyeri di
• Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr epigastrium.
• Terdapat edema paru dan sianosis
perliter atau kualitatif 1+ atau 2+
• Trombositopeni
pada urine kateter atau midstream.
• Gangguan fungsi hati
• Pertumbuhan janin terhambat
PATOFISIOLOGI
• Sirkulasi uteroplasenta pada kehamilan
normal dan preeklampsia
• Pada kehamilan normal terjadi
perubahan pada cabang arteri spiralis
dari dinding otot yang tebal menjadi
dinding pembuluh darah yang lunak
sehingga memungkinkan terjadinya
sejumlah aliran darah ke uteroplasenta.
• Pada preeklampsia, perubahan arteri
spiralis ini tidak terjadi dengan
sempurna sehingga dinding otot tetap
kaku dan sempit dan akibatnya akan
terjadi penurunan aliran darah ke
sirkulasi uteroplasenta yang
mengakibatkan hipoksia.
• Dalam kehamilan normal perubahan
besar terjadi dalam arteri spiral
untuk memungkinkan peningkatan
suplai darah ke ruang intervillous
dalam rangka memenuhi kebutuhan
unit feto-plasenta selama tahap
akhir kehamilan. Pre-eklampsia
ditandai oleh kegagalan remodeling
spiral arteri.
KRITERIA MINIMAL PREEKLAMSIA

Sistolik/Diastolik ≥ 140/90
mmhg

Proteinuria ≥ 300mg/24
jam atau ≥ 1+ dipstik

Edema
Jika protein urin (-), dapat diikuti salah satu dibawah ini:

TROMBOSITOPENIA

GANGGUAN GINAL

Gangguan liver

Edema Paru

GEJALA NEUROLOGIS

GANGGUAN PERTUMBUHAN JANIN


KRITERIA PREEKLAMSIA
BERAT

Sistolik/Diastolik ≥160/110
mmHg

Proteinuria ≥ 300mg/24 jam


atau ≥ 1+ dipstik
disertai adanya gejala
kerusakan organ target
Manajemen Ekspektatif Preeklampsia tanpa gejala Berat
Manajemen Ekspektatif Preeklamsia Berat
Magnesium Sulfat
• Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
preeklamsia / eklamsia
• Direkomendasikan sebagai profilaksis
terhadap eklamsia pada Pasien preeklamsia
berat
• Merupakan pilihan utama pada Pasien
preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau
fenitoin untuk mencegah terjadinya kejang
atau kejang berulang
• Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 10
cc : selama 15 menit

• Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40%


dalam 500 cc Ringer Laktat selama 6 jam :
(28 tts/menit)

• Syarat Pemberian MgSO4 : antidotum,


Refleks patella (+) kuat, RR > 16 x/I dan
tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
ANTIHIPERTENSI

Anti Hipertensi Lini Pertama


Nifedipin : 10-20 mg per oral, diulangi
setelah 30 menit, maksimum 120 mg
dalam 24 jam
Komplikasi
 Eklamsia
 Solusio plasenta
 Perdarahan serebrovaskular
 HELLP syndrome
 IUGR
 Kematian
Status Pasien
IDENTITAS DIRI PASIEN

Nama : Ny. H
Umur : 25 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Karya No 236 Lk. VII
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Sarjana
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk : 05 September 2019
Jam Masuk : 22:15 WIB
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. H, 25 tahun, G2P0A1, Jawa, Islam, Sarjana, Ibu Rumah Tangga, istri
dari Tn. K, 26 th, Mandailing, Islam, SMA, Pegawai Swasta.

Datang dengan
Keluhan utama: Tekanan darah tinggi
Telaah :Hal ini dialami pasien sejak kehamilan memasuki
trimester ke-2. Riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat darah
tinggi di luar kehamilan (-), nyeri kepala (-), pandangan kabur (-), nyeri
ulu hati (-), mual (-), muntah (-), kejang (-), keluar lendir bercampur
darah (-), keluar air-air dari kemaluan (-). Riwayat mules-mules mau
melahirkan (-). BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien merupakan
kiriman dari praktek dokter spesialis obgyn dengan diagnosa:
Preeklampsia without Severe feature + SG + KDR 37 minggu + PK+
AH dan direncanakan dilakukan SC.

RPT / RPO :-/Tidak jelas


Riwayat persalinan :
HPHT :18/12/2018
1. Abortus, 2008, Spontan
TTP :25/09/2019 2. Hamil ini
ANC :Sp.OG 4x 20
Status Generalisata
Kepala:
Status Presens
Mata :Rc +/+, pupil
Sensorium : Compos mentis
isokor kanan=kiri,
Tek.darah : 150/90 mmHg
Konjungtiva Anemis -/-,
Frek. Nadi : 80 x/iFrek.
Skela Ikterik -/-
Nafas : 20 x/i
Suhu : 36,50C
Thorax:
Pulmo : Vesikular +/+,
Anemia : (-)
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Ikterus : (-)
Cor : BJ I-II regular
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ekstremitas: Oedem -/-,
Edema : (-)
Sianosis -/-

21
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan luar

Abdomen: Membesar
asimetris Status Ginekologis
Tinggi fundus uteri: 3 Jari di Inspeksi: Tidak tampak
bawah Processus xhypoideus darah dan air ketuban dari
(29 cm) kemaluan
Bagian tegang :Kiri Inspekulo: Tidak dilakukan
Bagian terbawah : Kepala pemeriksaan
Gerak janin : (+) VT: Tidak dilakukan
His : (-) pemeriksaan
DJJ : 144
x/menit, reguler

22
LABORATORIUM
06 September 2019
Test Result Unit References
Hemoglobin 12.60 g/Dl 12-16
Eritrosit 4.27 106/µL 4.0-5.40
Leukosit 11.88 103/µL 4.0-11.0
Hematokrit 38.80 % 36.0-48.0
Platelet 275 103/µL 150-400
Ureum 17.00 mg/dl 10.0-50.0
SGOT 17.00 U/L 0.00-40.00
SGPT 9.00 U/L 0.00-40.00
Creatinin 0.61 mg/dl 0.6-1.2
Uric Acid 4.30 mg/dl 3.5-7.0
Glukosa ad random 92.00 mg/dl <140
Natrium 142.00 mmol/L 136-155
Kalium 4.50 mmol/L 3.50-5.50
Klorida 114.00 mmol/L 95.00- 103.00
APTT 29.90 Detik 28.6- 42.7
PT 34.4 Detik 11.6-14.5
INR 0.83 Detik 1-1.3
Fibrinogen 464 Mg/dl 240-340 mg/dl
23
D-Dimer 1370 Mg/dl <500 mg/dl
Anti HCV Non Non Reactive
Reactive
Anti HIV Non Non Reactive
Reactive
HbsAg Non Non Reactive
Reactive

Urine Rutin

06 September 2019
Test Result References
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Keruh Jernih
Protein Positif (+) Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
pH 6.0 4.6-8.0
Hasil USG
Diagnosa Kerja
Preeklampsia without severe feature + SG + KDR 37 minggu
+ Presentasi Kepala + Anak Hidup

Terapi
• IVFD RL 20 gtt/menit
• IVFD RL + MGSO4 40% (30 cc)
maintenance dose -> 14 gtt/i
• IVFD RL + MGSO4 (20 cc) bolus -> 15-20
menit
• Pasang kateter urine
• Inj. Ceftriaxone 2 gr/IV  Profilaksis  Skin
test
• Nifedipin 4x10 mg tab bila TD > 180/110
mmHg dengan dosis maksimal 120 mg/ 24
jam
Rencana :

• SC di COT
• Konsul ke Anastesi dan perawatan ICU
pasca operasi dan Konsul ke Departemen
Perinatologi
• Awasi Vital sign, HIS dan DJJ
• Lapor Supervisor dr.Christoffel L. Tobing,
M.Ked (OG) Sp.OG. K  ACC
Laporan SC
• Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi
supine, infus dan kateter terpasang baik.
• Dilakukan tindakan anestesi spinal kemudian ditunggu
dan pasien diminta untuk mengangkat kaki, operator
memberikan rangsangan nyeri pada bagian perut dan
pasien tidak merasakan nyeri.
• Operator mencuci tangan sesuai dengan standar WHO
dan memakai alat pelindung diri, seperti cap, masker,
apron,sepatu boots, baju steril, dan handscoon steril.
• Dilakukan tindakan aseptik pada lapangan operasi
dengan povidone iodine secara setrifugal ke arah luka,
lalu tutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
• Time out.
• Berdoa.
• Dilakukan insisi midline pada dinding abdomen insisi
dimulai dari kutis, lalu subkutis, hingga tampak fascia
±12 cm dengan menyisipkan pinset anatomis di bawah
fascia digunting ke atas dan ke bawah, lalu otot
disisihkan secara tumpul. Peritoneum dijepit dan
diangkat dengan dua klem digunting ke arah cranial
dan caudal, tidak tampak perlengketan, tampak uterus
gravidarum sesuai usia kehamilan, kemudian dilakukan
pemasangan hack blass.
• Dilakukan insisi pada segmen bawah rahim.
Endometrium ditembus secara tumpul, tampak selaput
ketuban menonjol, keluar air ketuban berwarna jernih,
kemudian disuction, lalu sayatan uterus dilebarkan
secara tumpul sesuai arah sayatan. Tampak janin
dengan presentasi kepala, kemudian janin dilahirkan
dengan meluksir kepala hingga lahir seluruh tubuh
janin. Lahir bayi laki-laki dengan BB 2100 gram, PB 38
cm, APGAR Score 8/9, anus (+). Tali pusat diklem di dua
tempat ±5 cm dari pangkal dan digunting di antaranya.
• Dilakukan penjepitan pada kedua pinggir luka
uterus dengan oval klem, lalu dilakukan
manajemen aktif kala III dengan dilakukan
injeksi Oksitosin 10 IU secara intra vena.
Kemudian dilakukan peregangan tali pusat
terkendali.
• Operator memindahkan klem tali pusat ±5 cm
dari pangkalnya, tangan kanan meraba fundus,
terjadi kontraksi, lalu dilakukan peregangan tali
pusat terkendali hingga plasenta lahir.
Kesan: plasenta lahir lengkap.
• Cavum uteri dibersihkan dengan has terbuka
menggunakan kasa steril dari sisa darah dan
bekuan darah.
• Uterus dijahit dua lapis. Lapisan pertama
subendometrium secara continous interlocking.
Lapisan kedua uterus secara continous hingga
plika uterina dengan benang vicryl 2.0. Kemudian
ujung jahitan diklem dan dilakukan evakuasi tuba
ovarium kanan dan kiri. Kesan: normal.
• Cavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah
menggunakan kasa steril yang dijepit dengan
klem. Kesan: bersih, perdarahan terkontrol.
• Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
Peritoneum dijahit secara continous suture
dengan chromic catgut 2.0. Otot – otot
diaproksimasi secara simple suture dengan
benang plain catgut 2.0. Fascia dijahit secara
continous suture dengan benang vicryl 1.0.
• Operator mengajari asisten II cara
menggunting benang dengan benar.
• Subkutis dijahit secara simple
interupted menggunakan benang catgut
2.0. Kutis dijahit secara subkutikuler
dengan benang vicryl 3.0.
• Penjahitan selesai.
Kesan: perdarahan terkontrol
• Luka operasi ditutup dengan sufratulle,
kasa steril, dan hypafix.
• Operasi selesai
• Pasien dipindahkan ke ruang ICU.
Follow Up
Pasien
06 September S : Nyeri luka operasi
2019 O : Sens : CM
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Abdomen : soepel, peristaltik (-)
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi kuat
L/O : tertutup verban, kesan kering
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+) via kateter 100cc/jam
BAB : (-), flatus (-)
A : Post SC a/i PE without severe feature+ NH0
P : - IVFD RL+ Oxytocin 10 IU 🡺 20gtt/i
- IVFD RL +MgSO4 40% (30cc) 🡺 14gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/8j
- Inj. Ranitidine 50 mg/12j
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j
R/: - Cek DR 2 Jam post operasi
- Awasi vital sign, kontraksi uterus ,perdarahan
dan balance cairan
07 September S : Nyeri luka operasi
2019 O : Sens : CM
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Abdomen : soepel, peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
L/O : tertutup verban, kesan kering
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+), via kateter, UOP: 100cc/jam
BAB : (-), flatus (+)
A : Post SC a/i PE without severe feature +NH1
P : - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 →20 gtt/I
- IVFD RL + MgSO4 40% (30cc) → 14 gtt/I (selama
24 jam)
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/8j
- Inj. Ranitidine 50 mg/12
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j
R : Pindah ke ruangan, Aff kateter
08 September S : Nyeri luka operasi
2019 O : Sens : CM
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Abdomen : soepel, peristaltik (+)
TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
L/O : tertutup verban, kesan kering
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+), spontan
BAB : (+), flatus (+)

A : Post SC a/i PE without severe feature +NH2

P : - IVFD RL 20 gtt/I
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/8j
- Inj. Ketorolac 30 mg/8j
- Inj. Ranitidine 50 mg /12j
R/ - Aff Infus
- Terapi oral
09 September S : Nyeri luka operasi
2019 O : Sens : CM
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,2 oC
Abdomen : soepel, peristaltik (+)
TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi baik
L/O : tertutup verban, kesan kering
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+), via kateter, UOP: 80cc/jam
BAB : (-), flatus (+)

A : Post SC a/i PE with severe feature +NH3

P : - Cefadroxil 2x500 mg
- Asam Mefenamat 3x500 mg
- Vit.B.Comp 2x1
- Nifedipin 4x10 mg
Kesimpulan
Ny. H, 25 tahun G1P0A1 datang dengan keluhan
tekanan darah tinggi. Hal ini dialami pasien sejak kehamilan
memasuki trimester ke-2. Riwayat tekanan darah tinggi diluar
kehamilan (-), nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), mual (-),
muntah (-), kejang (-), keluar air-air dari kemaluan (-).
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-). BAK dan BAB
pasien normal.
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien di diagnose awal dengan PE without
severe feature + SG + KDR (37) minggu + PK + AH.
Tindakan yang direncanakan adalah Sectio Caesaria.
Pada pukul 13.30 WIB lahir bayi laki-laki, dengan berat
badan 2100 gram, panjang badan 38cm, apgar score 8-9, anus
(+). Berdasarkan anamnesia, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis dengan Post SC a/i
PE without severe feature+NH0. Rencana selanjutnya adalah
perbaikan keadaan umum pasien, awasi vital sign, kontraksi
uterus, perdarahan per vaginam, dan tanda-tanda eklamsi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai