Anda di halaman 1dari 44

TATALAKSANA

KASUS
MALARIA

NUR FARHANAH
DIVISI PENYAKIT TROPIK DAN INFEKSI
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FK
UNDIP/RSUP Dr KARIADI
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit demam akut disebabkan
parasite plasmodium yang ditularkan ke manusia
lewat gigitan nyamuk anopheles betina
Malaria tanpa komplikasi (ringan) dan dengan
komplikasi (berat)
Mengancam jiwa, seharusnya dapat dicegah dan
disembuhkan
Tahun 2020 , kasus malaria di dunia sekitar 241
juta kasus dengan kematian 627.000 jiwa
Kematian meningkat 69.000 jiwa dibandingkan
tahun sebelumnya.
Dua pertiga dari kematian ini (47.000) disebabkan
oleh gangguan selama pandemi COVID-19
ETIOLOGI MALARIA

Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan


nyamuk anopheles betina.
Dikenal 5 (lima) macam spesies yang menginfeksi manusia yaitu: Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae
dan Plasmodium knowlesi.

Faktor risiko terinfeksi malaria dan dapat potensi menjadi berat :


 bayi, anak <5tahun, hamil (abortus, premature, BBLR, still birth) anemia,
gangguan sistem imun, bepergian dan mobilisasi ke daerah transmisi malaria
Patogenesis
Patogenesis
Keputusan Menteri Kesehatan RI No
HK.01.07/Menkes/556/2019 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Malaria

 OVERVIEW MALARIA
 DIAGNOSIS BANDING DAN DIAGNOSIS MALARIA
 PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI

 PENGOBATAN MALARIA BERAT

 PEMANTAUAN PENGOBATAN

 ALGORITME
Setiap penderita dengan demam/
riwayat demam harus ditanyakan riwayat
kunjungan ke daerah endemis
malaria
PENEGAKAN DIAGNOSIS -
ANAMNESIS
A. Keluhan: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
B. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
C. Riwayat berkunjung ke daerah fokus atau endemis tinggi malaria.
D. Riwayat tinggal di daerah fokus atau endemis tinggi malaria

Setiap penderita dengan keluhan demam atau riwayat


demam harus selalu ditanyakan riwayat kunjungan
ke daerah endemis malaria.
DIAGNOSIS BANDING DAN DIAGNOSIS MALARIA
Manifestasi klinis menyerupai  tifoid, dengue, leptospirosis, chikungunya, dan
infeksi saluran nafas
 Adanya trombositopenia : leptospirosis, demam dengue atau tifoid.
 Demam dengan ikterik : hepatitis dan leptospirosis.
 Penurunan kesadaran dengan demam : radang otak atau bahkan stroke.

Riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria pada setiap penderita dengan


demam harus ditanyakan.
Diagnosis malaria  anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Untuk
malaria berat diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria WHO
PENEGAKAN DIAGNOSIS – PEMERIKSAAN
FISIK

A. Suhu tubuh aksiler > 37,5 °C


B. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
C. Sklera ikterik
D. Pembesaran Limpa (splenomegali)
E. Pembesaran hati (hepatomegali)
PENEGAKAN DIAGNOSIS – LABORATORIUM
Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan
pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji
diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test=RDT).

Pemeriksaan dengan mikroskop


Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan untuk menentukan:
 Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
 Spesies dan stadium plasmodium.
Kepadatan parasit/jumlah parasit.
Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic
Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit
malaria, dengan menggunakan metoda imunokromatografi
PL FALCIPARUM/PL VIVAX /PL KNOWLESI
MALARIA BERAT STADIUM ASEKSUAL DENGAN MINIMAL 1
DARI MANIFESTASI KLINIS SEBAGAI
BERIKUT :

1. Perubahan kesadaran (GCS<11) 9. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)


2. Kelemahan otot (tak dapat duduk/berjalan) 10. Anemia berat anak < 12 tahun : Hb <5

3. Kejang berulang >2 episode dlm 24 jam g/dl , Ht <15% pada endemis tinggi
dan ; Hb <7g/dl, Ht <21% endemis sedang-
4. Asidosis metabolik (biknat plasma <15 mmol/L).
rendah ; dewasa Hb<7g/dl atau Ht <21%
5. Edema paru (gb Ro/ SO2<92% dan RR > 30 x/mnt)
11. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau
6. Gagal sirkulasi/syok: pengisian kapiler > 3 detik,
100.000 parasit /μL daerah endemis
TDs <80 mm Hg (pada anak: <70 mmHg)
rendah atau > 5% eritrosit atau > 250.000
7. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
parasit /μl di endemis tinggi)
>100.000/ uL pada malaria falciparum, malaria 12. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
knowlesi kepadatan parasit >20.000/uL) 13. Gg fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg/dL)
8. Perdarahan spontan abnormal atau ureum darah >20 mmol/L
Pengobatan Malaria

Tujuan Pengobatan :
• Menghilangkan parasit dan mencegah berkembang menjadi berat
• Mencegah resitensi obat anti malaria
• Mencegah penularan

Prinsip tatalaksana malaria :


• Diagnosis dini
• Pemberian obat antimalaria ( OAM ) yang efektif,
• Terapi simptomatik
• Pada malaria berat : terapi suportif akibat disfungsi organ
TITIK TANGKAP OBAT ANTI MALARIA
PENGOBATAN MALARIA
Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini menggunakan DHP dan Primakuin  pemberian
kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi
Pengobatan malaria tanpa komplikasi :
A. Malaria Falciparum dan Malaria Vivaks
B. Malaria Vivaks relaps
C. Malaria Ovale
D. Malaria Malariae
E. Infeksi gabungan P. Falciparum + P. Vivaks / P. Ovale
F. Malaria Knowlesi
Pengobatan malaria pada ibu hamil  Pada prinsipnya pengobatan sama dengan orang
dewasa, namun tidak diberikan Primakuin, Tetrasiklin atau Doksisiklin
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam perut kosong (iritasi lambung) 
penderita harus makan lebih dahulu
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
A. MALARIA FALCIPARUM DAN MALARIA
VIVAKS
Pengobatan saat ini menggunakan DHP + Primakuin

Dosis DHP untuk malaria falciparum dan vivaks sama

Primakuin untuk malaria Falciparum hanya diberikan hari pertama saja 


dosis 0.25 mg/KgBB

Primakuin untuk untuk malaria vivaks  0.25mg/KgBB selama 14 hari

Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi < 6 bulan, ibu hamil, ibu menyusui
bayi < 6 bulan dan penderita kekurangan G6PD
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
A. MALARIA FALCIPARUM DAN MALARIA
VIVAKS
Sebaiknya pemberian dosis  berdasarkan BB, namun apabila tidak dapat dilakukan  diberikan
sesuai umur (apabila ada ketidaksesuaian BB dan umur seperti di tabel, dipakai berdasar BB)

Untuk anak dengan obesitas  dipakai berdasarkan BB ideal

Pemberian Primakuin disertai edukasi pemantauan warna urine selama 3 hari pertama minum obat 
Jika warna menjadi cokelat tua/hitam, HENTIKAN pengobatan dan rujuk ke rumah sakit

Khusus untuk penderita G6PD / yang dicurigai menderita G6PD  segera kirim ke fasilitas pelayanan
Kesehatan rujukan; dosis Primakuin untuk penderita G6PD 0.75 mg/KgBB/minggu selama 8 minggu
dengan pemantauan warna urin dan kadar hemoglobin
PENGOBATAN MALARIA FALCIPARUM MENURUT BERAT BADAN
DENGAN DHP DAN PRIMAKUIN
Jumlah Tablet per hari menurut berat badan
Jenis >30-40 >40-60
Hari < 5 Kg >5-6 Kg >6-10 Kg >10-17 Kg >17-30 Kg > 60-80 Kg > 80 Kg
Obat Kg Kg
0-1 2-<6 6-12 10-14 > 15 > 15
< 5 tahun 5-9 tahun > 15 tahun
bulan bulan bulan tahun tahun tahun
1-3 DHP ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5
Primakui
1 n
- - ½ 1 1 1

Pengobatan malaria Vivaks dan Ovale menurut berat badan dengan DHP dan
Primakuin
Jumlah Tablet per hari menurut berat badan
Jenis >30-40 >40-60
Hari < 5 Kg >5-6 Kg >6-10 Kg >10-17 Kg >17-30 Kg > 60-80 Kg > 80 Kg
Obat Kg Kg
0-1 2-<6 6-12 10-14 > 15 > 15
< 5 tahun 5-9 tahun > 15 tahun
bulan bulan bulan tahun tahun tahun
1-3 DHP ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5
Primakui
1-14 n
- - ½ 1 1 1
Pengobatan malaria tanpa komplikasi

B. Malaria Vivaks Relaps


regimen ACT yang sama namun dosis primakuin ditingkatkan  Primakuin 0.5
mg/KgBB/Hari (disertai pemeriksaan laboratorium kadar enzim G6P
C. Malaria Ovale
Pengobatan malaria ovale menggunakan ACT  DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
dengan dosis sama dengan malaria vivaks
Pengobatan malaria tanpa komplikasi
D. Malaria Malariae
Pengobatan diberikan DHP 3 hari dengan dosis sama dengan malaria lainnya, tanpa
diberikan Primakuin

E. Infeksi gabungan P. Falciparum + P. Vivaks / P.


•Ovale
Pengobatan diberikan DHP 3 hari serta Primakuin 0.25 mg/KgBB/hari selama 14 hari
Jumlah Tablet per hari menurut berat badan
Jenis >30-40 >40-60
Hari < 5 Kg >5-6 Kg >6-10 Kg >10-17 Kg >17-30 Kg > 60-80 Kg > 80 Kg
Obat Kg Kg
0-1 2-<6 6-12 10-14 > 15 > 15
< 5 tahun 5-9 tahun > 15 tahun
bulan bulan bulan tahun tahun tahun
1-3 DHP ½ ½ 1 1½ 2 3 4 5
Primakui
1-14 n
- - ½ 1 1 1
Pengobatan malaria tanpa komplikasi
F. Malaria Knowlesi
Diagnosa Malaria Knowlesi ditegakkan dengan PCR
Pengobatan suspek malaria knowlesi  sama dengan malaria Falciparum
Pengobatan malaria Pada Ibu Hamil
Pada prinsipnya pengobatan sama dengan orang dewasa, namun tidak
diberikan Primakuin, Tetrasiklin atau Doksisiklin
Sebagai kelompok beresiko tinggi  ibu hamil dilakukan skrining dengan
menggunakan mikroskop / RDT sedini mungkin

Pengobatan malaria falciparum dan malaria vivaks pada ibu hamil

UMUR KEHAMILAN PENGOBATAN


Trimester I-III (0-9 Bulan) DHP Tablet selama 3 hari
PENGOBATAN MALARIA BERAT
DI PUSKESMAS/KLINIK NON PERAWATAN

Harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.


Sebelum dirujuk berikan pengobatan pra rujukan :
1. Diberikan suntikan artesunate iv/ im dosis awal yaitu 2,4 mg/kgBB
( 3 mg/kgBB untuk anak BB ≤ 20 kg), satu kali dan dirujuk
2. Bila tak ada artesunate injeksi dapat diberikan DHP per oral, satu kali pemberian
dosis sesuai BB.
PENGOBATAN MALARIA BERAT
DI PUSKESMAS/KLINIK PERAWATAN ATAU RUMAH SAKIT
Artesunat intravena merupakan pilihan utama.

Kemasan dan cara pemberian artesunat


 Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut dalam
ampul yang berisi natrium bikarbonat 5%. Keduanya dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium artesunat.
 Kemudian diencerkan dengan Dextrose 5% atau NaCl 0,9% sebanyak 5 ml sehingga didapat konsentrasi 60
mg/6ml (10mg/ml). Obat diberikan secara bolus perlahan-lahan.
 Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24 di hari pertama.
Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap 24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat
oral.
PENGOBATAN MALARIA BERAT
DI PUSKESMAS/KLINIK PERAWATAN ATAU RUMAH SAKIT

Penderita tersebut membutuhkan 2 vial artesunat perkali pemberian. Pemberian artesunate


intravena minimal 3 kali, yaitu pada jam 0, 12 dan 24.
Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen DHP
atau ACT lainnya (3 hari) + primakuin (sesuai dengan jenis plasmodiumnya).

Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan dengan memberikan artesunat
injeksi seperti pada pasien dewasa.
CONTOH KASUS
Laki-laki 33 tahun rujukan dari RSUD Kalimantan ke Dr IPD sub
hematologi-onkologi dengan keluhan demam lama dan bisitopenia.
Demam terutama malam hari hingga menggigil
Rw perawatan 6 hari
PF : 38℃ hemodinamik stabil
Splenomegali
Lab : Hb 10.3 Lekosit 4400 Trombosit 46.000
Bilirubin total 3.95 Ur 30 Cr 0.5
Dikonsulkan ke Bagian tropik dan infeksi karena demam lama
 kata kunci : anamnesis, asal daerah
 RDT Malaria
 Terapi
Kasus
2 minggu sebelum Masuk
RS Pemr Fisik Pikirkan DD
Laki 19 th
GCS :15 TD 120/60
Rw bekerja di Riau, HR 112x/mnt RR 24x/mnt ,
1x berobat PKM rujuk RS suhu 38.4℃
daerah Conjunc pucat, sklera ikterik,
1 hari rawat RS daerah, Ronkhi paru -/-
nyeri gastrocnemeus -/-
rujuk RSDK Malaria Falciparum berat
Laboratorium
Masuk UGD Hb 6.32 ;Ur 368 Bil tot 6.27
RSDK Ht 18.6 ;Cr 4.68 Bil Dir 5.45

Demam, WBC 7.360 Urin : urobilinogen/bilirubin ++


mual, mata
Tromb 18.500 EKG sinus takikardi
kuning, BAB Ro : infiltrate (-)
BGA asidosis metabolik
hitam
Perjalanan penyakit
On Admission H1-H2
Di UGD (buat SD Ur 250-128
tebal/tipis) 2018 Cr 2.3-1,09
Artesunat Intravena Hb 5.7
2.4mg/KgBB Jam ke-0 Tromb 20.000
Sebelum terapi Lekosit 5.100
Selanjutnya rawat HCU Tropozoit :441/200 x 8000 = 17640/ml
Artesunat i.v lanjut Jam D dimer 2005
Gametosit : 5/200 x 8000 = 200/ml Pemanjangan studi
ke -12 dan 24, selanjutnya
tiap 24 jam   koagulasi

HCU
H 1 terapi
Obat simtomatik
Obat Supportif Tropozoit: 12/200 x 8000 : 480/ml
Konservatif tanpa
Hemodialisis
Monitor kecukupan cairan
Output urin
Perjalanan penyakit
H-3 (72 Jam) H6
Rawat jalan
Artesunat ganti ACT 3
hari
Kontrol Poli Hitung
Jumlah 8/200 x 5/200 x 8000
parasit : negatif
parasit 8000 = 200 /ul
dlm darah =320/ul darah
darah
SGOT (U/L) 25
Ureum   30
SGPT (U/L) 38
(mg/dl) H5
ALP (U?L) 65
Creatinin   0,3 Klinis perbaikan
(mg/dl) GGT (U/L) 50 Pindah ruang bangsal
Hb(gr/dl)   9,81 Protein (gr/dl) 5,7 Ur : 17
Cr 0.74
Ht (gr%)   28,1 Albumin ( gr/dl) 2,3 Hb 9.6
Leukosit   6.520 Bilirubin total 1,51 Lekosit 6.400
(/mm3) Tromb 145.000
(U/L)
Trombosit   55.800
Bilirubindirek 0,81
PENCEGAHAN MALARIA
Pencegahan malaria tidak hanya pemberian obat profilaksis, karena tidak ada satupun
obat malaria yang dapat melindungi secara mutlak terhadap infeksi malaria.
Prinsip pencegahan malaria adalah :
(A) Awareness Kewaspadaan terhadap risiko malaria
(B) Bites prevention Mencegah gigitan nyamuk
(C) Chemoprophylaxis Pemberian obat profilaksis
(D) Diagnosis dan treatment
Meskipun upaya pencegahan (A, B dan C) telah dilakukan, risiko tertular malaria masih
mungkin terjadi. Diagnosis malaria secara dini dan pengobatan yang tepat sangat
penting.
PENCEGAHAN MALARIA
Kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk
Pemberian obat kemoprofilaksis
risiko tinggi terkena malaria (pekerjaan dan perjalanan ke daerah
endemis tinggi)
Pertimbangkan keamanan dan lama dari obat yang digunakan
tersebut
Doksisiklin dosis 100mg/hari ,diminum 1 hari sebelum bepergian,
selama berada di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah
kembali.
Tidak boleh pada ibu hamil dan anak < 8 tahun
Tidak boleh diberikan lebih dari 3 (tiga) bulan.
ALUR PENEMUAN PENDERITA MALARIA
TATA LAKSANA PENDERITA MALARIA
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DI PELAYANAN PRIMER DAN
SEKUNDER
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DI RS RUJUKAN
TATA LAKSANA MALARIA SEREBRAL
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN GAGAL NAPAS
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN ACUTE KIDNEY
INJURY
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN IKTERUS
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN ANEMIA
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN HIPOGLIKEMIA
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN PERDARAHAN DAN
TROMBOSITOPENIA
TATA LAKSANA MALARIA BERAT DENGAN HIPOTENSI

Anda mungkin juga menyukai