Anda di halaman 1dari 41

Nama Prof.

Muhammad Hussein Gasem, dr, PhD, SpPD, KPTI

Pendidikan/profesi
Mobile: +6281 2280 6399, E-mail: mhgasem@yahoo.com CV
1978 Dokter umum, FK Undip
1994 Internist, FK Undip/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
2000 Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, PAPDI, Jakarta
2001 Ph.D (Penyakit Infeksi), University of Nijmegen, Netherlands
2007 2009 Post-Doctoral , Leiden University Medical Center, The Netherlands
2015 Gurubesar Ilmu Penyakit Dalam Undip

Fellow bidang riset dan klinis


1995/96/98/99/00 Research Fellow, Radboud Univ. Medical Center, Nijmegen, The Netherlands
1997 Visiting Fellow, Dept of Infectious Dis, Prince Henry Hospital, Sydney, Australia
2009 Visiting Infectious Diseases Consultant, Erasmus Medical Center, The Netherlands

Jabatan
1. Ketua SMF Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi
2. Kepala Divisi Penyakit Infeksi & Tropik, Bag/SMF Penyakit Dalam.
3. Direktur, Center for Tropical & Infectious Diseases (CENTRID) FK Undip/RSUP Dr. Kariadi
4. Ketua, Emerging Infectious DiseasesTeam-Influenza, RSUP Dr. Kariadi
5. Supervisor, National Reference Laboratory for Leptospirosis, RSUP Dr Kariadi
6. W.H.O Temporary Adviser on Leptospirosis, Chennai, 2009

Keanggotaan
1. IDI, PAPDI, PETRI, PERALMUNI, PMKI
2. International Leptospirosis Society (ILS) (Executive member)
3. GLEAN (Global Leptospirosis Environmental Action Network)
4. European Society for Clinical Microbiology & Infectious Disease (ESCMID)
5. American Society of Microbiology (ASM)

Publikasi: - 25 paper pada international peer-reviewed / Scopus indexed journals


- 170 abstrak/poster/oral pd Simposium/Workshop/Konferensi Nasional & Internasional
LEPTOSPIROSIS pada MANUSIA
epidemiologi, diagnosis dan penatalaksanaan

Muhammad Hussein Gasem


Div. Penyakit Infeksi, TropMed dan Imunologi
SMF Penyakit Dalam, RSUP Dr. Kariadi Hospital
Epidemiologi
LEPTOSPIROSIS
Penyakit infeksi ZOONOSIS, tersebar paling luas di dunia

ZOONOSIS : penyakit yang secara alamiah dapat ditularkan


oleh binatang kepada manusia (atau sebaliknya)

Disebabkan oleh bakteri Leptospira sp


Genus Leptospira terdiri atas:
- Leptospira interrogan (bersifat patogen)
- Leptospira biflexa (non patogen)
-Serologi : > 240 serovars
-Molekuler : genomospecies
Leptospirosis sudah lama ada di Indonesia
Lebih daripada 240 serovar telah diidentifikasi di dunia

Sejumlah serovar / strain diberi nama dengan


nama Indonesia (nama orang, tempat dsb)

sarmin, salinem, paidjan, sentot

hardjoprajitno, rachmat, djasiman

medanensis, samaranga, bataviae,

javanica, bindjei, bangkinang etc.


EPIDEMIOLOGi : distribusi & insidens

Studi seroprevalensi di Indonesia

Leptospirosis: endemik di Indonesia !

Jawa : Tengah, Barat, Timur, dan Yogyakarta

Sumatra : Utara, Barat, Selatan, Lampung, Bengkulu

Sulawesi : Utara, Selatan.

Kalimantan : Barat, Timur

Bali, Nusa Tenggara Barat


Epidemiologi

Transmisi Leptospira dari binatang ke manusia

Biasanya melalui air yang terkontaminasi bakteri atau


tanah yang lembab
Bakteri Leptospira masuk ke tubuh manusia memalui
kulit yang luka, lecet atau selaput lendir (mata, mulut,
nasofaring atau esofagus)
Leptospira dikeluarkan melalui urin binatang yang sakit
atau pembawa bakteri (karier) kedalam lingkungan
Untuk kehidupan optimal, bakteri Leptospira perlu
lingkungan hidup beriklim hangat dan lembab
Transmisi Leptospira sp: rodent/mamalia-lingkungan-manusia

www.glean-lepto.org
Epidemiologi

Faktor faktor risiko transmisi Leptospira

Berjalan di genangan air, aktifitas di daerah banjir


Bertempat tinggal di daerah rawan banjir
Higiene perorangan kurang
Luka atau kulit pecah
Populasi tikus yang tinggi
Rekreasi (olah raga air, berenang, triathlon dll)
Faktor risiko berkaitan dengan pekerjaan dsb
Leptospirosis (Weil's syndrome): cause for concern?

In October, 2010, former British Olympic Rowe ANDY HOLMES


died suddenly from Weil's syndrome (Leptospirosis berat)

Fatal cases are exceptionally rare in the UK but it was particularly shocking
and tragic that an extremely fit, 51-year-old sportsman could die from
an infection caught from freshwater in Lincolnshire within days of exposure
Leptospira, the underlying bacterial infection that leads to Weil's syndrome.
Faktor faktor risiko transmisi Leptospira
di Jawa Tengah
No Kab/kota Faktor risiko yang diduga
1 Kota Semarang Tinggal di daerah rawan banjir
Luka yang tidak dirawat
Higiene perorangan yang buruk
2 Demak Tinggal di bantaran sungai
Tinggal di daerah rawan banjir
3 Pati Tinggal di daerah rawan banjir

4 Klaten Pekerja pertanian tebu


5 Purworejo Petani sawah
Catatan: di kawasan Asia: banjir adalah faktor
risiko utama transmisi Leptospira sp
M.H. Gasem et al, 2007
Peningkatan kasus atau KLB Leptospirosis di Indonesia
Jawa Tengah
-Peningkatan kasus di sejumlah daerah: Semarang, Demak, Rembang
-Lebih banyak daerah laporkan kasus: Purworejo, Magelang, Purbalingga dll

Yogyakarta
-KLB di Kulon Progo (2010/20)

Jakarta
-KLB pasca banjir besar (2002)
-Peningkatan kasus saat KLB dengue (2004)

Jawa Timur
-KLB di Sampang, Madura (2013)

Jawa Barat
-Peningkatan kasus di Tanggerang (2015)
Leptospirosis pasca banjir bandang (1990)
di Semarang

1990
Banjir banding di Kali Banjirkanal
barat : > 50 penduduk meninggal
akibat langsung dari banjir

Pasca banjir: 12 penduduk yang


bertempat tinggal di bantaran
sungai terkena leptospirosis berat
(dirawat di RSUP Dr. Kariadi)

Tanda bulatan hitam


adalah kasus Leptospirosis yang tersebar
di kota Semarang pda saat musim hujan tsb

Courtesy: MH Gasem
Severe leptospirosis cases admitted to
Dr. Kariadi Hospital during 10 years
45
39
40 35
35 33
30 29
30 27 28
25
25 21
19
20
15
10
5
0

Soeharyo Hadisaputro, Wahana Medik 1991; 11:4-11


FAKTOR RISIKO PENULARAN LEPTOSPIROSIS
DI KOTA SEMARANG
(A HOSPITALBASED CASE CONTROL STUDY)

No Variabel P OR 95% CI
Adjusted

1 Riwayat ada luka


0,002 44,3 4,25 463,5

2 Aktifitas dalam air < 0,001 18,1 4,2 77,30

3 Ada genangan air (banjir) 0,037 12,9 1,2 142,7

4 Kebersihan pribadi 0,017 11,3 1,5 84,4

D. Wiharyadi, M. H. Gasem, 2004


Distribusi tempat tinggal dan jenis serovars pasien
leptospirosis berat di kota Semarang

Wiharyadi, M.H. Gasem 2004.


Suara Merdeka
Leptospirosis: masalah kesehatan global
Kejadian luarbiasa (KLB) leptospirosis meningkat terutama
dalam satu dasawarsa terakhir ini.
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Leptospirosis

Penyakit demam akut pada manusia atau hewan

Zoonosis yang paling luas penyebarannya di dunia

Salah satu dari re-emerging infectious diseases

Penyakit yang sering terlewatkan diagnosisnya


Mengapa Leptospirosis
sering terlewatkan diagnosisnya ?
Infeksi bersifat sub-klinis atau tidak spesifik
Diagnosis klinis tidak mudah, terutama yang ringan
Sering didiagnosis keliru sbg penyakit demam lain
Dokter kurang menyadari, tidak berfikir kearah Dx
Tes diagnostik (RDT) tidak tersedia secara luas
Ketidaktahuan masyarakat ttg penyakit ini
Leptospirosis
manifestasi klinis
2 Sindrom klinis

Leptospirosis ringan atau non-ikterik 80-90%


Flu-like atau demam akut
Sebagian besar kasus di diagnosis sbg penyakit demam lain
(diagnosis banding: dengue, malaria, hanta, rickettsioses dll)
Pasien mungkin tidak berobat

Leptospirosis berat atau ikterik 10-20%


Weil`s disease (Sindrom Weil) CFR is 5 - 30%

Ikterus, perdarahan dan gagal ginjal adalah


indikator utama Leptospirosis berat
Jumlah kasus yang dilaporkan dibawah angka semestinya
Sebagian besar laporan dari RS (hospital-based report only)

Sebagian besar kasus bersifat atipikal, ringan, non ikterik)


Tidak dikenal atau di diagnosis keliru under-reported
137 pasien demam akut di kota Semarang
( 67 rawat-inap dan 70 rawat jalan)

Sakit kepala (85%), nyeri otot (70%), mual (64%),


batuk (44%), nyeri perut (38%)

Leptospirosis: 9 (13% ) dari 67 pasien rawat inap


Diagnosis leptospirosis tidak akan ada (under-diagnosis) jika:
1. Dokter tidak berfikir kearah diagnosis leptospirosis
Leptospirosis tidak dimasukkan dalam diagnosis banding
2. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium (MAT, PCR)
Emerging Infectious Diseases. Vol. 15, No. 6, June 2009
www.cdc.gov/eid
Leptospirosis
Definisi kasus

1. Kasus Suspect

Demam akut (>=38.50C) dan/atau


nyeri kepala hebat, dengan

Nyeri otot
Malaise dan/atau
Conjuctival suffusion dan

Ada riwayat kontak dg lingkungan yang


terkontaminasi Leptospira
Pekerjan yang berpotensi sebagai
faktor
risiko terpajan Leptospira
2. Kasus Probable

Di PPK tanpa pemeriksaan laboratorium


Kasus Suspect ditambah minimal dua dari 8 gejala2
dibawah ini:

1. nyeri betis
2. batuk dengan/tanpa batuk darah (perdarahan paru)
3. sesak nafas ( ARDS / perdarahan paru)
4. ikterus ( bilirubinemia direk)
5. manifestasi perdarahan (mimisan, hematemesis, hematom dll)
6. iritasi meningeal
7. anuria-oliguria ( AKI) dan/atau proteinuria
8. aritmia jantung

Catatan:
Kasus probable yang mengarah ke klinis berat segera ke PPK 2 atau 3
Klinis probable berat jika terdapat tanda klinis diatas ( dg bold dan italic)
2. Kasus Probable

Di PPK dengan fasilitas laboratorium

Kasus Suspect dengan

IgM anti Leptospira positif dengan tes diagnostik cepat (RDT)


tehnik Lateral-Flow atau Dri Dot

atau

minimal 3 dari 4 kelainan laboratorium dibawah ini

1. proteinuria, piuria, hematuria


2. lekositosis dg relatif neutrofilia (>80%), limfopenia
3. trombosit < 100.000 sel/mm
4. bilirubin > 2mg%; peningkatan ringan SGPT/SGOT
peningkatan amilase atau CPK
Catatan: RDT biasanya positif setelah hari ke 4 sakit karena
IgM anti Leptospira biasanya mulai terdeteksi pada kari ke 4 sakit
3. Kasus Confirmed

Kasus suspect atau probable disertai salah satu dari


pemeriksaan Lab dibawah ini :

PCR positif (target SecY, LipL32 dll)


Serokonversi MAT dari negatif menjadi positif atau

kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal


Titer MAT 320 pada satu sampel (pada saat masuk RS)
Isolasi bakteri Leptospira dari sampel klinis (darah, urin)

Catatan: MAT : Micro Agglutination Test (gold standard diagnosis Leptopirosis)


Kasus 1
Lelaki 63 th

Ax:
Demam 3 hari, nyeri kepala, nyeri otot, mual, muntah , nyeri
perut
Tempat tinggal: Semarang kota, daerah bawah (rawan banjir).
Pekerjaan: tidak bekerja

Px: mata: tidak ada conjunctival suffusion


nyeri tekan gastrocnemius tidak ada
gejala/tanda klinis lain normal

Lab:
Darah: Lekosit : 12.700, Trombosit: 114.000
Lepto Tek Lateral Flow: negatif

DX: suspect Leptospirosis (non ikterik)


MAT-1 : negatif, MAT-2 : tidak dikerjakan
qPCR (Sec Y gene): positif

Dx: Leptospirosis (non-ikterik), confirmed


Kasus 2
Wanita 39 tahun
Demam tinggi, 6 hari, nyeri kepala, nyeri otot, menginggil, mual muntah,
Tempat tinggal: Semarang kota daerah bawah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Px:
Dehidrasi, sclera ikterik, ada conjunctival suffusion
Nyeri tekan gastrocnemius tidak ada

Lab: Lekosit: 14.800; Trombosit: 89.000, Lepto Tek lateral Flow: positif
Ureum: 126, creatinin: 2,04, Bilirubin total: 4,1, direk 3,7

Dx: Probable Leptospirosis (ikterik)

MAT-1 : 1/160, MAT-2: tidak dikerjakan


qPCR (SecY gen) : positif

Dx: Leptospirosis ( ikterik), confirmed


Kasus 3:
Lelaki 49 tahun

Ax
Demam akut 4 hari, nyeri otot, nyeri kepala, mual, diare,
Tempat tinggal: Demak
Pekerjaan: buruh bangunan

Px: Suhu 39,2 C, Sclera: tidak ada conjuctival suffusion

Lab: Lekosit: 12.700, trombosit: 168.000


Lepto Tek Dri Dot: positif

Dx : Probable Leptospirosis (non ikterik)

MAT-1 : 1/160, MAT-2: 1/640


qPCR: tidak dikerjakan

DX: Leptospirosis (non ikterik) confirmed


Leptospirosis anikterik
mirip penyakit demam akut lain

Influenza Malaria tanpa komplikasi

Infeksi dengue HIV seroconversion illness

Infeksi hantavirus Rickettsiosis

Demam tifoid Infeksi mononukleosis

Meningitis Infeksi bakteri/virus lainnya


Disfungsi organ/komplikasi pada Leptospirosis
berat (n: 87) #
Organ n (%)
Ginjal (AKI , oligurik or non-oligurik) 87 (100)
Hepar (hiperbilirubinemia / icterus) 87 (100)

Hematologi (trombositopenia, dg/ tanpa ganguan 85 (98)


koagulasi , DIC)
Kardiovaskuler (kelainan EKG, gagal jantung, syok dll) 74 (87)

Gastrointestinal (pankreatitis , hematemesis, melena) 16 (19)


Pulmo (perdarahan paru, ARDS dll) 5 (6)
Mata (perdarahan retina, uveitis) 4 (5)
Serebral (gangguang kesadaran, perdarahan otak) 4 (5)

Note: Semua dikonfirmasi dg MAT; 18 pasian dg Lepto DriDot saja.


MH Gasem dkk (2008)
Tes diagnostik untuk leptospirosis
Lama sakit <10 hari Lama sakit >10 hari
Sens % Spec % Sens % Spec %
MAT 69 99 94 99
ELISA 57 96 84 99
RDT 66 93 81 96
Lateral Flow

Gold standard PCR dg target SecY gene HL Smits et al, 1997

RDT berdasarkan deteksi IgM anti Leptospira sp


sebaiknya digunakan untuk kasus/pasien dengan demam 5 hari keatas

RDT sebaiknya disediakan di Puskesmas/RS di daerah endemik Lepto


bagian paket pemeriksaan Lab untuk etiologi demam akut
kenapa misdiagnosis tidak dikenali oleh dokter
Tidak tersedianya alat diagnosis Leptospirosis

RDT (lateral flow) : tes cepat tetapi bukan untuk diagnosis dini
karena IgM muncul umumnya mulai hari ke 5 sakit
tes ini mudah, terjangkau, seharusnya disediakan di PKM/RS

MAT (Micro Agglutination Test) adalah baku emas diagnosis


dapat mendeteksi serovars (untuk penyelidikan epidemiologi)
MAT sangat laborious, perlu sepasang sampel

PCR mendeteksi Leptospira sp atau produknya pada saat


stadium awal penyakit diagnosis dini kasus
Tes ini masih mahal, tapi penting dx dini pasien atau saat KLB
Dr Kariadi Hospital :
National Reference Center for Leptospira sp

Laboratorium Leptospirosis di RSUP (MAT & tes diagnosis cepat (lateral flow,
dridot) dibuka pada 2003 dengan bantuan dari Hubrecht Janssen Foundation dan
Royal Tropical Institute, Netherlands
RSUP Dr Kariadi : Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan Leptospira
(SK Menteri Kesehatan RI nomor 103/Menkes/SK/II/2012 , 27 Februari 2012)

Berdasarkan SK tersebut maka Laboratorium Leptospira RSUP Dr Kariadi


mempunyai tugas antara lain sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemantapan mutu internal laboratorium pemeriksaan leptospira.
2. Mengikuti pemantapan mutu eksternal yang diselenggarakan oleh
laboratorium quality control pemeriksaan leptospira internasional.
3. Menambah dan meningkatkan sarana prasarana laboratorium
untuk pemeriksaan Leptospira sp.

Catatan: Sebagai reference test Leptospirosis pada manusia, dengan 31 strain


(strain yang biasanya beredar / sebagai etiologi Leptospirosis
pada manusia di Indonesia )

International Quality Control: MAT Proficiency Testing


4th Floor Healy Building
T. +61 3 9418 1115
Roderick Chappel BAgrSc, PhD, MASM 41 Victoria Parade
F. +61 3 9418 1155
Quality Manager FITZROY VICTORIA 3065
www.nrl.gov.au
AUSTRALIA
REFERENSI PENTING UNTUK LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai