Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

ANEMIA

1.Pengertian (Definisi) 1. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel – sel darah
merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah
berada dibawah nilai normal (kurang darah).
2. Anemia adalah sindrom klinik yang ditandai oleh penurunan kadar
hemoglobin (Hb), jumlah eritrosit, dan volume eritrosit perseratus
milimeter darah (Packed red cell volume = PCV).
3. Batasan anemia secara individu menurut WHO berdasarkan kadar
hemoglobin (Hb) yang diperiksa per 10 gram millimeter (mL) atau
gram per desiliter (dL) adalah :
a. Anak pra sekolah : Hb 11 gr/dL
b. Anak sekolah : Hb 12 gr/dL
c. Laki – laki dewasa : Hb 13 gr/dL
d. Perempuan dewasa : Hb 12 gr/dL
e. Ibu hamil : Hb 11 gr/dL
f. Ibu menyusui : Hb 12 gr/d
2. Anamnesis Tanda gejala :
1. Mudah letih bila melakukan aktifitas fisik/mental.
2. Nafas pendek.
3. Pusing.
4. Tidak nafsu makan.
5. Wajah terlihat pucat.

Faktor Risiko :
1. Rendahnya asupan gizi pada makanan.
2. Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan
usus kecil.
3. Menstruasi.
4. Kehamilan.
5. Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati.
6. Faktor keturunan
3. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum :
Pucat, keletihan berat, nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo, sensitif
terhadap dingin, BB turun.
2. Kulit : kulit kering, kuku rapuh.
3. Mata : penglihatan kabur, sclera pucat (merah muda)
4. Telinga : vertigo, tinnitus.
5. Mulut : mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
6. Paru – paru : dipsneu dan orthopnea.
7. Kardiovaskuler : takikardia, palpitasi, mur – mur, angina, hipotensi,
kardiomegali, gagal jantung.
8. Gastrointestinal : anoreksia dan menoragia, menurunnya fertilisasi,
hematuria (pada anemia hemolitik).
9. Muskuloskletal : nyeri pinggang, sendi dan tenderness sterna.
10. Sistem persarafan : nyeri kepala, bingung, neurupatu perifer,
parastesia, mental depresi, cemas, kesulitan koping.
4. Kriteria Diagnostik Penderita, dikatakan anemi apabila : Hb < 11 g/dl (flowsitometri) Eritrosit <
3 juta/mm3 PCV < 33
5. Diagnosis Kerja Anemia
6. Diagnosis Banding 1. Anemia defisiensi besi
2. Anemia penyakit kronis
3. Anemia hemolitik
4. Anemia akibat perdarahan
5. Anemia et causa lain-lai
7. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12 – 14 g/dl).
2. Kadar Ht menurun (normal 37% - 41%).
3. Pemeriksaan minimal (hematokrit, kadar Hb, indeks eritrosit, hitung
lekosit,trombosit, hitung retikulosit, laju endap darah, hapusan darah
tepi)
4. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik).
5. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada asupan darah tepi.
6. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada
anemia aplastik)

8. Tatalaksana : Tindakan umum :


1. Mencari dan memberikan pengobatan sesuai penyebab
2. Bila anemi timbul sekunder akibat penyakit lain, pengobatan penyakit
dasarnya yang utama
3. Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi.
4. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
5. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
7. Transfusi darah hanya diberikan pada kondisi : - Hb <= 7 - Perdarahan
akut yang disertai perubahan tanda-tanda vital (syok hipovolemik) -
Anemi Kronik dengan gangguan oksigenasi jaringan
8. Bila terdapat gagal jantung akibat anemi, diberikan juga pengobatan
gagal jantung (seperti diuretik)
9. Transpalasi sel darah merah.

Pengobatan (tergantung dari penyebabnya).


1. Anemia defisiensi besi
a. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan
makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
b. Pemberian preparat Fe.
c. Perrosulfar 3x200 mg/hari/oral sehabis makan.
d. Peroglukonat 3x200 mg/hari/oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12.
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral.
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
9. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang.
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan alternatif tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama rawat
5. Biasakan makan – makanan yang banyak mengandung zat besi.
Diantaranya zat besi banyak terdapat pada syuran yang berwarna hijau
atau dagung dan hati ayam, daging bebek, ikan , kacang – kacangan
dan lai – lain.
6. Banyak memakan buah – buahan yang mengandung vitamin C karena
vitamin C akan membantu penyerapan dari zat besi

10. Prognosis Ad Vitam : dubia ad bonam


Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi


13. Penelaah Kritis 1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Bedah Umum
3. Dokter Spesialis Anak
4. Dokter Spesialis Obsgyn
14. Indikator (OutCome) 1. Keluhan berkurang
2. Tidak teraadi reaksi alergi
3. Tidak ada tanda - tanda perdarahan
15. Kepustakaan 1. Supandiman I., Sumantri, R., Fadjari, TN., Firanza, PI., Oehadian, A.,
2003. Pedoman Diagnosis dan Terapi HEMATOLOGI ONKOLOGI
MEDIK. Bandung : Q-Communication.
2. Sudoyo , AW., et al. 2006. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid
II Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI

3. McCance, KL., Huether, SE., 2006. PATHOPHYSIOLOGY The


Biologic Basis for Disease in Adults and Children. 5th edition. USA :
Elsevier Mosby.
4. O’Connor, S., Kaplan, S., Final Diagnosis – Anemia. Available at
path.upmc.edu

dr. Wiji Mulyaningsih dr. Daru Jaka S. Sp.PD dr. Sherley Tjioe
Ketua Sub Komite Mutu Ketua Komite Medis Direktur Mitra Keluarga

Anda mungkin juga menyukai