Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF Jantung

FIBRILASI ATRIAL (AF)


1. Pengertian Fibrilasi atrial adalah irama jantung abnormal, ireguler yang mana sinyal elektrik
(Definisi) muncul secara sporadic dari atrium
2. Anamnesis - berdebar - dizziness
- awitan dan terminasi mendadak - near syncope / syncope
- tanda hipertiroidisme
3. Pemeriksaan Fisik - Laju nadi teraba ireguler
- Tanda-tanda hipoperfusi : akral dingin, pucat
4. Kriteria Diagnosa EKG 12 sadapan
5. Diagnosis 1. AFRVR (Atrial Fibrillation Rapid Ventricular Response), atau
2. AFNVR (Atrial Fibrillation Normo Ventricular Response), atau
3. AFSVR (Atrial Fibrillation Slow Ventricular Response)
6. Diagnosa Banding Atrial flutter
Atrial takikardi
7. Pemeriksaan 1. Elektrokardiografi (EKG)
Penunjang 2. Laboratorium :
- Awal : darah rutin, ureum, kreatinin, elektrolit*, analisis gas darah*, fungsi
tiroid (TSHS,FT4) padakasusbaru, SGOT, SGPT, GDS
- Perawatan : INR, profil lipid, asamurat, GDN/2JPP
3. Ekokardiografi*
4. Foto polosdada
8. Tata laksana / Terapi awal di IGD
Terapi Target terapi awal adalah identifikasi kemungkinan penyebab takiaritmia dan
bradiaritmia (syok, demam, hipertiroid, imbalans elektrolit, dll) dan mengendalikan
laju nadi dengan target 50 -120 x/menit
AFRVR
1. Pasien stabil (Tidak ada tanda syok, hipotensi, gagal jantung akut, nyeri dada
iskemi, atau penurunan kesadaran)
a. Pasang monitor, akses intravena
b. Berikan oksigenasi sesuai saturasi oksigen
c. Informed consent untuk kemungkinan terapi kejut listrik (kardioversi) bila
tidak berhasil dengan obat
d. Apabila pada AF dengan onset baru (< 48 jam), laju nadi> 150 x/menit,
berikan amiodaron dengan cara:
- Amiodaron 5 mg/kg BB intravena dalam 1 jam, dilanjutkan dengan
dosis rumatan 50 mg/jam
e. Apabila pada AF tidak diketahui onsetnya atau dengan laju nadi 100 - 150
x/menit, berikan digoksin dengan cara :
- Digoksin 0,25 mg IV setiap 2 jam (dosis maksimal 1,5 mg).
f. Apabila tanda vital stabil, pasien dapat dirawat di ruang rawat biasa

No. Dokumen : Revisi : Tanggal terbit :


2. Pasien tidak stabil (Terdapat tanda syok, hipotensi, gagal jantung akut, nyeri
dada iskemi, atau penurunan kesadaran)
a. Pasang monitordan akses intravena
b. Berikan oksigen sesuai saturasi oksigen,
c. Informed consent untuk terapi kejut listrik beserta risiko penurunan
kesadaran hingga henti jantung
d. Siapkan peralatan resusitasi dan defibrilasi
e. Berikan sedasi dengan midazolam 0,1 mg/kg BB
f. Minta pasien untuk menghitung hingga 100
g. Apabila pasien sudah tidak respon dengan rangsang nyeri, berikan bantuan
nafas mengikuti pernafasan pasien
h. Segera lakukan kardioversi dimulai dengan dosis 120 J
i. Evaluasi irama EKG dan kemungkinan terjadinya henti jantung
j. Apabila gambaran EKG masih AF, dosis kardioversi dinaikkan hingga 200 J
k. Pasiendirawat di ICCU

AFSVR (lajunadi< 50 x/menit)


1. Pasien stabil(Tidak ada tanda syok, hipotensi,gagal jantung akut, nyeri dada
iskemi, atau penurunan kesadaran)
a. Cari kemungkinan penyebab : imbalans elektrolit, SKA, hipoksia, hipotermia,
hipovolemia, tamponade, asidosis, intoksikasi digitalis, beta blocker,
diltiazem, verapamil
b. Rawat di ruang rawat biasa
2. Pasien tidak stabil(Terdapat tanda syok, hipotensi, gagal jantung akut, nyeri
dada iskemi, atau penurunan kesadaran)
a. Sulfas atropin 0,5 mg intravena, dapat diulang setiap 5 menit dengan dosis
yang sama, dosis maksimal total 3 mg, atau
b. Dopamin 2-10 mcg/kg/menit, atau
c. Norepinefrine 2-10 mcg/menit
d. Pasien dirawat di ICCU

Terapi lanjutan
1. Tata laksana sesuai penyebab
2. Apabila tidak ada kontra indikasi (asma akut, gagal jantungakut), berikan
terapi rumatan pada AFRVR :
- beta blocker: bisoprolol 1x1,25 mg ataucarvedilol 2x6,25 mg
- calcium channel blocker non dihydropyridineoral : verapamil 3x80 mg
ataudiltiazem 3x30 mg ataudiltiazem CD 1x100 mg
- digoksin oral dengandosis0,125 - 0,5 mgsekalisehari
3 Paska pemberian Amiodarone intravena dilanjutkan oral dengan dosis 3x200
mg, kemudian diturunkan secara bertahap
4 Pasien tanpa kelainan katup obstruktif dihitung Skor CHA 2DS2Vasc (CHF,
Hipertensi, Usia, DM, Jenis Kelamin, Penyakit vaskular). Apabilaskor< 2
diberikan antiplatelet, bilaskor> 2 antikoagulan warfarin dengan target INR 1.5
– 2.5
5 Pasien dengan kelainan katup obstruktif diberikan antikoagulan warfarin,
dengan target INR 2-3.

No. Dokumen : Revisi : Tanggal terbit :


9. Edukasi 1. Edukasi diagnosis, terapi dan efek samping
2. Rencana lama perawatan bila tidak ada komplikasi 4 hari
3. Edukasi mengenali tanda dan gejala secara mandiri (berdebar, rasa melayang
seperti akan pingsan, keringat dingin, lemas)
4. Edukasi tindakan awal yang harus dilakukan ketika timbul tanda dan gejala,
seperti: istirahat, bila keluhan tidak hilang harus segera ke pelayanan kesehatan
terdekat
5. Edukasi tindakan lanjut / terapi definitif bila diperlukan : Radio Frekuensi Ablasi
6. Edukasi mengenai pengobatan lanjutan dan efek samping obat
10.Kriteria Pulang 1. Keluhan near syncope tidak ada
2. Frekuensi nadi dalam batas normal
11.Prognosis Ad vitam Dubia ad malam
Ad sanationam Dubia ad malam
Ad fungsionam Dubia ad malam
12.Tingkat Eviden* I
13.Tingkat C
Rekomendasi*
14.Penelaah Kritis* SMF Jantung
15.Indikator Medis >80% pasien yang masuk dengan diagnosis AFRVR mendapatkan terapi beta
blocker apabila fungsi ventrikel kiri (LV EF < 40%) dan tidak terdapat kontraindikasi
16.Kepustakaan 1. Kirchhof P, Benussi S, Kotecha D, et al. 2016ESC Guidelines for the
Management of Atrial Fibrillation. European Heart Journal 2016;33:2719-2747.
2. January CT, Wann LS, Alpert JS, et al. 2014 AHA/ACC/HRS Guidelines for the
Management of Patients with Atrial Fibrillation. Circulation. 2014;130:e199-
e267
3. Ziad Issa, John M. Miller, Douglas P. Zipes.—Clinical Arrhythmology and
Electrophysiology: A Companion to Braunwald’s Heart Disease, Saunders, 2009.
4. Heidenreich PA, Solis P, Estes NAM, et al. 2016 ACC/AHA Clinical Perfomance
and Quality Measures for Adults with Atrial Fibrillation or Atrial Flutter.
JACC;68;5:2016:525-68.

Mengetahui, Ka. SMF. Jantung,


Ketua Komite Medis

Prof.DR.dr.HM.Sya’bani, Sp.PD-KGH dr. M Yulianto, Sp.JP-FIHA

Menyetujui,
Direktur Utama RS. Islam Klaten

dr. H. Suswanto, Mkes, Sp.PK

No. Dokumen : Revisi : Tanggal terbit :

Anda mungkin juga menyukai