Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

ATRIAL FIBRILASI
DEFINISI Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan aktivasi atrium
yang tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium. Pada
elektrokardiogram (EKG), ciridari FA adalah tiadanya konsistensi gelombang P, yang
digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi) yang bervariasi amplitudo, bentuk dan
durasinya. Pada fungsi NAV yang normal, FA biasanya disusuloleh respons ventrikel
yang juga ireguler, dan seringkali cepat.
ANAMNESIS Spektrum presentasi klinis sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik hingga syok
kardiogenik atau kejadian serebrovaskular berat. Hampir >50%episode FA tidak
menyebabkan gejala (silent atrialfibrillation). Beberapa gejala ringan yang mungkin
dikeluhkan pasien antara lain:
- Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai : pukulan genderang,
gemuruh guntur, atau kecipak ikan di dalam dada.
- Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
- Presinkop atau sinkop
- Kelemahan umum, pusing
Selain itu, FA juga dapat menyebabkan gangguan hemodinamik, kardiomiopati yang
diinduksi oleh takikardia, dan tromboembolisme sistemik. Penilaian awal dari pasien
dengan FA yang barupertama kali terdiagnosis harus berfokus pada stabilitas
hemodinamik dari pasien.
PEMERIKSAAN FISIK  Hemodinamik dapat stabil atau tidak stabil
 Denyut nadi tidak teratur
 Denyut nadi dapat lambat, jika disertai dengan kelainan irama block
 Jika hemodinamik tidak stabil dengan denyutyang cepat sebagai kompensasi,
maka terdapat tanda- tanda hipoperfusi (akral dingin, pucat)
KRITERIA Anamnesis
DIAGNOSIS 1. EKG :
 Laju ventrikel bersifat ireguler
 tidak terdapat gelombang P yang jelas
 Gel P digantikan oleh gelombang F yang ireguler dan acak, diikuti oleh kompleks
QRS yang ireguler pula.
 secara umum: Laju jantung umumnya berkisar 110-140x/menit, tetapi jarang
melebihi 160-170 x/menit.
 Dapat ditemukan denyut dengan konduksiaberan (QRS lebar) setelah siklus
interval RR panjang pendek (fenomena Ashman) •Preeksitasi •Hipertrofi ventrikel
kiri •Blokberkas cabang •Tanda infark akut/lama
2. Foto torax : Pemeriksaan foto toraks biasanya normal, tetapi kadangkadang dapat
ditemukan bukti gagal jantung atau tanda-tanda patologiparenkim atau vaskular
paru (misalnya emboli paru, pneumonia)
DIAGNOSIS BANDING 1. Multifocal atrial tachycardia (MAT)
2. Frequent premature atrial contractions (PAC)
3. Atrial Flutter
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium darah: Hematologi rutin, faktor koagulasi, fungsi tiroid, HbsAg, HCV ,
fungsi ginjal dan elektrolit.
2. Ekokardiografi
TERAPI Kondisi Akut :
 Untuk Hemodinamik tidak stabil :
1. Kardioversi elektrik : Ekokardiografi transtorakal harus dilakukan untuk
identifikasi adanya trombus di ruang ruang jantung. Bila trombus tidak terlihat
dengan pemeriksaan ekokardiografi transtorakal, maka ekokardiografi
transesofagus harus dikerjakan apabila FA diperkirakan berlangsung >48 jam
sebelum dilakukan tindakan kardioversi. Apabila tidak memungkinkan dilakukan
ekokardiografi transesofagus, dapat diberikan terapi antikoagulan (AVK atau
dabigatran) selama 3 minggu sebelumnya. Antikoagulan dilanjutkan sampai
dengan 4 minggu pasca kardioversi (target INR 2-3 apabila menggunakan
AVK).
 Untuk laju denyut ventrikel dalam keadaanstabil:
1. Amiodaron 5 mg/kgBB dalam satu jampertama, dilanjutkan 1 mg/ menit dalam 6
jam, kemudian 0,5 mg/ menit dalam 18 jamvia vena besar
2. Digoksin 0,25 mg iv setiap 2 jam sampai 1,5mg
Kondisi stabil jangka panjang untuk kendali laju :
 Metoprolol 2x50-100 mg po
 Bisoprolol 1x5-10 mg po
 Atenolol 1x25-100 mg po
 Propanolol 3x10-40 mg po
 Carvedilol 2x3,125-25 mg po
 CCB : Verapamil 2x40 sampai 1x240 mg po (lepas lambat)
 Digoksin 1x0,125-0,5 mg po
 Amiodaron 1x100-200 mg po
 Diltiazem 3x30 sampai 1x200 mg po (lepaslambat)
3. Rujuk untuk Terapi Definitif Radio Frekuensi Ablasi 3 Dimensi bila diperlukan
dan penutupan Aurikula LA
EDUKASI 1. Mengenali tanda dan gejala secara mandiri. Ajarkan cara menghitung nadi, nadi
yang irreguler, mengukur tekanan darah, mengeluh berdebar, rasa melayang
seperti akan pingsan
2. Tindakan yang harus dilakukan Tahapan awal yang harus dilakukan ketika timbul
tanda dan gejala, seperti : istirahat, minum obat yang dianjurkan, ketika keluhan
tidak hilang harus segera ke pelayanan kesehatan terdekat
3. Tindakan lanjut / terapi definitif Untuk menghilangkan penyakit ( tentang terapi :
radiofrekuensi ablasi).
Penutupan Aurikula (LA)
PROGNOSIS Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsional : bonam
TINGKAT EVIDENS 1. Terapi medikamentosa – A
2. Ablasi radiofrekuensi – A
TINGKAT REKOMENDASI 1. Terapi medikamentosa – IIA
2. Ablasi radiofrekuensi – I
KEPUSTAKAAN 1. ACC/AHA/ESC guidelines for the managementof patients with supraventricular
arrhythmias,European Heart Journal 2003;34:1857-1897.
2. Ziad Issa, John M. Miller, Douglas P. Zipes.—Clinical Arrhythmology and
Electrophysiology : ACompanion to Braunwald’s Heart Disease,Saunders, 2009.
3. Yuniadi Y et al. Pedoman Tatalaksana FibrilasiAtrium, PERKI 2014.

Anda mungkin juga menyukai