Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK PAVILLIUN SITI CHABSAH


TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan dan
keamanan lingkungan Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan. Sarana (bangunan), prasarana, peralatan Klinik, dan keselamatan lingkungan
dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko
Klinik yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan
pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat
dan Upaya Kesehatan Perorangan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Klinik sebagai penggerak
masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Klinik merumuskan salah
satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin keselamatan
pasien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
MFK di Klinik melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang
berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi di dalam
pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
Klinik sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang
terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan Klinik dan menyediakan lingkungan yang
aman bagi pasien, pengunjung, petugas, dan masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Selama ini Klinik telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan ,
terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, pemeriksaan kesehatan
karyawan, kesehatan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanganan bahan dan
limbah B3 dan lain-lain namun belum optimal dan pada umumnya tidak diawali dengan
identifikasi risikonya.
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum didasarkan
kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi dan identifikasi
resiko belum dilaksanakan secara optimal. Sehubungan hal-hal seperti di atas dirasakan
perlu untuk menyusun program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan
melaksanakan program MFK yang lebih komprehensif, mengutamakan identifikasi resiko
untuk keselamatan dan safety dari fasilitas yang dimiliki Klinik sesuai standar-standar yang
ditetapkan akreditasi .
Klinik perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) untuk
menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.Program untuk
keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th
2018), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat
listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diidentifikasi
dan dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik
baik bagi pasien, petugas, maupun pengunjung yang lain . Program untuk keamanan
dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung
Klinik perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun
cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan
kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga
didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung keamanan
dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur
evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu
darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya
dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan anatomi; farmasi; bahan kimia;
logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam; genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Klinik
perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan.
Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan perubahan yang terjadi di
tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang lain.
( Identifikasi bencana). Klinik sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut
bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila
terjadi bencana baik internal maupun eksternal. Strategi dan rencana untuk menghadapi
bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan
hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal
atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem
program manajemen bencana /disaster. ( strategi komunikasi jika terjadi bencana,
manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan
tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat
bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan
program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang
diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan
setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk
menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Klinik mempunyai risiko terhadap terjadinya
kebakaran. Jika terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan
dijaga keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan
proteksi kebakaran baik aktif maupun pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR,
sprinkler, detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara pasif,
contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya
kebakaran. Klinik harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Klinik baik bagi
petugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien
dan pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat kesehatan
harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap saat diperlukan. Program
yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan
panduan produk tiap alat kesehatan. Dalam Melakukan pemeriksaan alat kesehatan,
petugas memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status
kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan dapat dilakukan recall oleh pemerintah dan/atau
produsen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan . Jika ada alat kesehatan
yang dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan dipandu
oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik, air dan gas medis, serta
prasarana lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air, ventilasi, sistem jaringan dan
teknologi informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-
masing Klinik. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin
ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Klinik. Sumber air
adalah sumber air bersih dan air minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan
untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik. Prasarana air, listrik, dan
prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan
dipelihara untuk menjaga ketersediaannya untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien.
Untuk prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk pemeriksaan uji
kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman
bagi pasien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi,
pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana
dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan karyawan dalam
lingkungan Klinik .
2. Tujuan Khusus
Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
a. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah
lingkungan.
b. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
c. Menjamin seluruh penghuni di Klinik aman dari kebakaran, asap atau
kedaruratan lainnya.
d. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
e. Melindungi penghuni Klinik dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan besar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang melaksanakan program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dibuat dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Keamanan
a. Melaksanakan identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung dan fasilitas.
b. Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung, vendor dan area
beresiko.
c. Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
d. Melaksanakan pengendalian lingkungan selama masa pembangunan dan renovasi.
e. Melaksanakan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien.
f. Melaksanakan proteksi kehilangan dan kerusakan dari fasilitas.
g. Memastikan bahwa Klinik sebagai kawasan tanpa rokok.
h. Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan mematuhi program
keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen keadaan darurat,
pengamanan kebakaran.
2. Melaksanakan identifikasi resiko bahan dan limbah berbahaya (B3).
a. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3 (penanganan,
penyimpanan dan penggunaan).
b. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden
lainnya.
c. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan.
3. Manajemen Emergency/Kewaspadaan Bencana
a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan bencana/disaster.
4. Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.
b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan
peralatan.
5. Peralatan Medis
a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis.
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis.
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis.
6. Sistem Utilitas
a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung lainnya.
7. Sampah Domestik Dan Limbah

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM

No Program Cara Melaksanakan Indikator


1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring Gedung, fasilitas dan
daerah yang berisiko dari aspek area beresiko
gedung dan fasilitas teridentifikasi resikonya
b. Melaksanakan pemberian Monitoring pelaksanaan Semua staf, Pasien ,
identitas kepada staf, keluarga yang berkunjung
pengunjung menggunakan identitas

c. Melakukan pencegahan Menyiapkan rambu- Rambu-rambu


kejadian cedera pada pasien, rambu peringatan dan peringatan, tanda-tanda
keluarga, staf dan pengunjung peta di area beresiko, khusus B3 telah
tanda-tanda khusus B3 terpasang di area
beresiko
d. Melaksanakan pengendalian Monitoring tata udara dan Meminimalisir kebisingan
lingkungan selama masa kebisingan. dan tata udara di area
pembangunan dan renovasi sekitar lokasi yang
terdekat dari renovasi
e. Melaksanakan pemeriksaan Pemeriksaan seluruh Menurunkan angka
seluruh gedung gedung kehilangan di dalam
ruang Pelayanan
f. Melaksanakan proteksi Monitoring kehilangan
kehilangan dan kerusakan dari Pemeriksaan seluruh
fasilitas gedung

g. Memastikan bahwa Klinik Pengumuman larangan Tidak ditemukannya


sebagai kawasan tanpa rokok merokok puntung rokok dan orang
yang merokok di dalam
area Klinik
h. Memastikan staf dalam fasilitas Mengadakan pelatihan, Semua staf telah
pelayanan mematuhi program simulasi, peragaan pada mengikuti pelatihan
keselamatan dan keamanan, 4 aspek tersebut tersebut
bahan berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran.
i. Menyiapkan APD dan prosedur Pemantauan penggunaan Kepatuhan Penggunaan
perlindungan yang benar dalam APD APD 100%
penggunaan dan terpelihara
2. BAHAN BARANG BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring B3 Jenis, dampak dan lokasi
bahan dan limbah berbahaya terindentifikasi
B3.
b. Melaksanakan pelaporan dan Pemantauan B3 Pelaporan ;
investigasi dari tumpahan, 1. Penyimpanan
paparan dan insiden lainnya 2. Pemakaian/
penggunaan
3. Kecelakaan kerja
akibat B3
3. MANAJEMEN EMERGENCY
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi bencana Jenis bencana internal
bencana internal dan eksternal internal dan eksternal dan eksternal
terindentifikasi
b. Melaksanakan uji coba Pelatihan bencana gempa Staf Klinik siaga sesuai
/pelatihan penanggulangan dan penanggulangan kondisi tanggap darurat
bencana/ disaster kebakaran
4. PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi Identifikasi pengurangan Pengaman kebakaran
pengurangan resiko kebakaran resiko kebakaran. terindentifikasi resikonya
b. Melaksanakan pencegahan - Identifikasi bahan yang - Data bahan-bahan
kebakaran terhadap bahan mudah terbakar yang mudah terbakar
mudah terbakar - Membuat SOP - Ada SOP
penyimpanan bahan
mudah terbakar
c. Melaksanakan pelatihan Pelatihan, simulasi, Semua staf Klinik telah
penanggulangan kebakaran peragaan mengikuti pelatihan
penanggulangan tersebut
kebakaran
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji Pemeriksaan dan - Pemeriksaan dan
fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan peralatan pemeliharaan
pemeliharaan peralatan kebakaran terlaksana sesuai
jadwal
- Fungsi alat deteksi dini
kebakaran, APAR
berjalan baik di semua
gedung
5. PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi resiko dentifikasi resiko Peralatan medis
dari peralatan medis peralatan medis terindetifikasi resikonya

b. Melaksanakan pemeriksaan Melakukan Uji Fungsi, Uji Indikator kelayakan


dan uji fungsi peralatan medis Kinerja Alat dan Sertifikasi kalibrasi sesuai alat
masing-masing
c. Melaksanakan pemeliharaan Melakukan pemeliharaan Pemeliharaan terlaksana
dan perbaikan peralatan medis dan perbaikan sesuai jadwal
d. Pelatihan cara penggunaan Teori dan praktek Seluruh staf pengguna
peralatan medis (uji fungsi alat medis) alat medis tahu cara
menggunakan peralatan
medis.
6. SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi Monitoring Sumber listrik dan air
terhadap resiko kegagalan listrik bersih teridentifikasi
dan air resikonya
b. Melaksanakan uji fungsi dari Memeriksa sumber Data kelaikan sumber
sumber alternatif dan sistem alternatif dan sistem utiliti alternatif dan sistem utiliti
utiliti lainnya lainnya lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan Membuat SOP Uji Fungsi Ada SOP
dan perbaikan peralatan sistem Pemantauan Air Bersih a. Fisika
pendukung lainnya 1. Bau : Tidak berbau
2. Jumlah zat padat
terlarut (TDS) : 0-
1000 mg/L
3. Kekeruhan : 5 NTU
4. Rasa : Tdk Terasa
5. Suhu : 25.5 C
6. Warna : 15 TCU
b. Kimia
1. Arsen : 0.01 mg/L
2. Flurida : 1.5 mg/L
3. Kromium : 0,05
mg/L
4. Kadmium mg/L
5. Nitrit : 1 mg/L
6. Nitrat : 50 mg/L
7. Sianida : 0.07 mg/L
8. Selenium: 0.01
mg/L
9. Aluminium : 0.2
mg/L
10. Besi : 0.3 mg/L
11. Kesadahan: 500
mg/L
12. Klorida : 250
mg/L
13. Mangan : 0.1
mg/L 14.
14. PH : 6.5-8.5 mg/L
15. Seng : 3 mg/L
16. Sulfat : 250 mg/l
17. Sulfida : 0.05
mg/l
18. Tembaga : 2 mg/l
19. Sisa Klor : 5 mg/l
20. Amonia : 1.5 mg/l
21. Zat Organik
(KMn04) :10 mg/l
c. Mikrobiologi
1. Ground Tank :
E coli : 0
Coli Form: 0
2. Dapur Gizi
E coli : 0
Coli Form: 0
7. SAMPAH DOMESTIK DAN LIMBAH
Melaksanakan pengendalian Monitoring Sampah dan limbah
sampah domestik dan limbah domestik dIolah sesuai
prosedur

F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua
area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Klinik
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah ;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Klinik
terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat
penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%

G. Jadwal Pelaksanaan Program MFK


Cara Rencana Kegiatan Tahunan Ket
N
Program Melaksa Bulan Kegiatan
o
nakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan
identifikasi daerah yang
berisiko dari aspek
gedung dan fasilitas
b. Melaksanakan
pemberian identitas
kepada staf,
pengunjung
c. Melakukan pencegahan
kejadian cedera pada
pasien, keluarga, staf
dan pengunjung
d. Melaksanakan
pengendalian
lingkungan selama
masa pembangunan
dan renovasi
e. Melaksanakan
pemeriksaan seluruh
gedung
f. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan
kerusakan dari fasilitas
g. Memastikan bahwa
Klinik sebagai kawasan
tanpa rokok
h. Memastikan bahwa
Pasien , Masyarakat /
independen dalam
fasilitas pelayanan
mematuhi program
keselamatan dan
keamanan, bahan
berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran
i. Menangani kesehatan
lingkungan tempat kerja
terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas
udara, dan sarana fisik
penunjang kerja
j. Menyiapkan APD dan
prosedur perlindungan
yang benar dalam
penggunaan dan
terpelihara
2 BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan
identifikasi bahan dan
limbah berbahaya B3
b. Melaksanakan
pengendalian bahan
dan limbah berbahaya
B3
c. Melaksanakan
pelaporan dan
investigasi dari
tumpahan, paparan dan
insiden lainnya.
3 MANAJEMEN
EMERGENSI
a. Melaksanakan
identifikasi bencana
internal dan eksternal.
b. Melaksanakan uji
coba/pelatihan
penanggulangan
bencana/disaster
4 PENGAMANAN
KEBAKARAN
a. Melaksanakan
identifikasi
pengurangan resiko
kebakaran
b. Melaksanakan
pencegahan
kebakaran terhadap
bahan mudah
terbakar
c. Melaksanakan
pelatihan
penanggulangan
kebakaran
d. Melaksanakan
pemeriksaan,uji fungsi
peralatan kebakaran
dan pemeliharaan
peralatan
5 PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan
identifikasi resiko dari
peralatan medis
b. Melaksanakan
pemeriksaan dan uji
fungsi peralatan
medis
c. Melaksanakan
pemeliharaan dan
perbaikan peralatan
medis
d. Pelatihan cara
penggunaan peralatan
medis
6 SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan
identifikasi terhadap
resiko kegagalan
listrik dan air
b. Melaksanakan uji
fungsi dari sumber
alternatif dan sitem
utility lainnya
c. Melaksanakan
pemeriksaan dan
perbaikan peralatan
7 SAMPAH DOMESTIK &
LIMBAH
Melaksanakan
pengendalian sampah
domestik dan limbah

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap
pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan minimal
setahun 1 kali
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan bersama seluruh tim MFK
minimal setahun 1 kali
I. Pencatatan dan Pelaporan dan evaluasi kegiatan
a. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan tindak lanjut
program kegiatan MFK.
b. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama direksi minimal
satu.tahun 1 kali.

Klinik Pratama Pavilliun Siti Chabshah

Pimpinan Klinik

dr. Hariyadi Wibowo, SH, MARS

Anda mungkin juga menyukai