Anda di halaman 1dari 47

Asuhan

Keperawatan
penderita
Aritmia
Puji Astuti
Sistem Konduksi Jantung
Sifat Kronotropik Jantung

Automaticity (bisa
menimbulkan impuls)
Excitability (bisa
menjawab stimulus listrik)
Conductivity (bisa
menghantarkan impuls)
Definisi Aritmia

Aritmia ialah gangguan pembentukan


impuls atau penghantaran impuls

Definisi Irama Sinus Normal


Ialah Irama sinus dengan frekwensi
(rate) 60 – 100/menit
Etiologi aritmia jantung
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau


spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark
miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin


dan obat-obat anti aritmia lainnya.

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,


hipokalemia)

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang


mempengaruhi kerja dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme,


hipotiroidisme)

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau


tumor jantung

10. Gangguan irama jantung karena penyakit


degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
Pembagian Aritmia

1. Gangguan pembentukan impuls


A. Gangguan pembentukan impuls di sinus
1. Sinus tachycardia
2. Sinus bradycardia
3. Sinus arrhytmia
a. respiratory
b. nonrespiratory
4. Sinus arrest
B. Impuls ectopic di atria (atrial arrhythmias)

1. Premature Atrial Contraction


2. Atrial tachycardia
3. Atrial flutter
4. Atrial fibrillation
5. Atrial flutter – fibrillation
6. Wandering pace maker in the atria
C. Impuls ectopic di AV – Junction (AV
Junctional Arrhythmias)

1. Premature junctional contraction


2. Junctional tachycardia
3. Wandering pace maker in the AV-
junction
D. Impuls ectopic di ventricular (Ventricular
arrhythmias)

1. Premature ventricular contraction


2. Ventricular Tachycardia
3. Ventricular Flutter
4. Ventricular Fibrillation
5. Chaotic ventricular rhythm
6. Ventricular arrest
II. Gangguan penghantaran impuls (gangguan
konduksi)

A. Sino – atrial block (SA block)


B. Atrio – ventricular block (AV block)
C. Intraventricular block
1. RBBB
2. LBBB
3. Left anterior hemiblock (LAHB)
4. Left posterior hemiblock (LPHB)
5. Bilateral Bundle Branch Block (BBBB)
6. Nonspeecific intraventricular block
III. Bentuk-bentuk campuran dan bentuk-
bentuk khusus

A. Preexcitation syndrome
B. Reentrant (reciprocal) tachycardia
C. Parasystole
D. Electrical alternans
E. Artificial pacemaker rhythm
Istilah Dalam ARITMIA
ISTILAH ARITMIA
• Arrest : terhentinya aktivitas listrik jantung, dapat dari sinus
ventrikel atau seluruh sistim listrikl jantung (sinus/
ventricle/cardiac arrest)
• Block : lambat atau gagalnya rambatan impuls (SA/AV
block,bundle branch block)
• Bradycardia : 3 atau lebih impuls berurutan yang muncul dari
pacemaker yang sama (mis. sinus) mempunyai frekuensi kurang
dari kemampuannya (sinus dibawah 60-50/mnt)
• Extrasystole : kompleks premature yang timbul secara tetap
disetiap aktivasi bagian jantung
• Fibrilasi : aktifitas listrik atrium atau ventrikel yang tidak
terorganisir, cepat, tidak teratur, gel.P atau QRS berubah bentuk,
durasi dan amplitudonya. Pada fibrilasi atrium respon ventrikel
sangat tidak teratur sedangkan pada fibrilasi ventrikel kompleks
QRST tidak dapat diidentifikasi batas-batasnya.
• Flutter: aktifitas listrik yang cepat ( biasanya lebih dari 250/mnt),
teratur, ditandai hilangnya garis isoelektrik pada defleksi
gelombang P atau QRS
• Tachycardia: impuls berturutan 3 atau lebih dari sumber pacu
yang sama dengan frekuensi diatas 100x/mnt
Atrial Fibrilasi
Diagnosis :
Klinis
Irama jantung yang sama sekali tdk teratur dgn
bunyi jantung yg intensitasnya tdk sama,
hilangnya denyutan vena jugular
EKG
 Gelombang P tidak ada atau berupa fibrilasi
iregular dgn frekwensi 350-600/menit
 QRS komplek morfologi normal tapi frekwensi
iregular, biasanya frekwensi 150-200/menit
Diagnostik yang penting adalah
hilangnya gelombang P dengan QRS
kompleks iregular, tanpa hal itu
sebaiknya diagnosis atrial fibrilasi
tidak dibuat
A : Gelombang fibrilasi
B : Fibrilasi atrial dengan respon ventrikuler cepat
C : Fibrilasi atrial dengan respon ventrikuler lambat
PENYEBAB

 Atrial fibrilasi kronik: berkaitan dgn penyakit


jantung, misal: CHF, stenosis mitral, insufisiensi
mitral, infark miokard, RHD, HHD, penyakit paru
kronis, dsb
 Atrial fibrilasi intermiten: dapat terjadi pada
jantung yang normal, misal: tirotoksikosis, febris,
infeksi akut, injeksi obat kolinergis, setelah
minum alkohol, stress emosi, selama pembedahan
& exercise
TERAPI

1. Pada AF akut terapi ditujukan pada


faktor prespitasi
2. Jika hemodinamik tidak stabil:
emergency DC countershock, dimulai
dengan 50
3. Terapi farmakologis, jika hemodinamik stabil:
1. Digitalis i.v.  loading dose 15g/kgBB atau
Digitalis p.o  loading dose 18 – 20 g/kgBB
2. Jika tidak berhasil, ditambahkan
propanolol i.v 0,1 mg/kg
Verapamil i.v  5-10 mg
3. Setelah rate vemtrikel turun (80-90x/mnt),
quinidine (200-400 tiap 6 jam), atau
procainamide (500-1000 mg tiap 4 jam)
4. Saat Ini Yang sering dipakai adalah Amiodaron 5 mg/Kg iv (10-
20mg/kg drip)
5. Profilaksis emboli dgn antikoagulan Heparinisasi
{Arixtra syntetis 1x2,5mg; Heparin mol rendah babi Fluxum,
lovenox, Fraxiparin 1-2x 0,4-0,6 ; Heparin invicloth sapi 2x 1cc(5000
U) atau oral Simarc 2 1-3x/hari DG Monoitor PPT INR 2.5-3X N
Yang utama pada pemberian Heparinisasi harus ditanyakan daftar
kont ra indikasi Ceklis dan kegunaannya, bahaya bila tidak diberikan
dan ESO dengan inform konsent tertulis ditandatanhgani PX/Kel.
PVC (Premature Ventricular Contraction)

Definisi

 Gangguan irama dimana timbul denyut jantung


premature yang berasal dari fokus yang
terletak di ventrikel.
 Dapat berasal dari satu fokus /> di ventrikel
 kelainan irama jantung yang paling sering
ditemukan, dapat timbul pada individu normal.
Penyebab PVC

 Isolated PVC; sensitifitas terhadap kafein,


nikotin, stress, overerection, ketidakseimbangan
elektrolit (terutama hipokalemi atau
hiperkalemi).
 PVC; ischemia, gagal jantung, overdistensi
ventrikel (CHF atau kardiomiopati), infark akut,
iritasi miokard atau pembuluh-pembuluh
darahnya, penyakit paru kronik dan hipoksemia,
akibat terapi farmakologi (prokain, quinidin, atau
toksisitas digoksin).
Gejala

anxiety (terutama dengan onset


baru aritmia)
aritmia sering  sirkulasi turun 
sesak atau pusing (dizziness).
Karakteristik PVC

 Tidak adanya gelombang P pada denyut


premature, dengan semua denyut biasanya irama
sinus.
 Komplek QRS denyut premature lebar dan
bizzare terjadi lebih awal daripada denyut sinus
normal yang akan terjadi
 Durasi QRS denyut awal lebih besar dari 0,10
detik
 Segmen ST dan gelombang T sering landai pada
arah yang berlawanan dari komplek normal.
 PVC biasanya diikuti oleh pause kompensasi.
Karakteristik PVC

 PVC disebut bigemini ketika setiap denyut


yang lain adalah suatu PVC, trigemini
ketika setiap denyut ketiga adalah suatu
PVC, dst.
 PVC disebut unifokal jika semua PVC
konfigurasinya tampak identik
 PVC disebut multifokal jika ada lebih dari
satu PVC dan yang kedua konfigurasinya
tidak tampak sama
Karakteristik PVC

 PVC berpasangan atau couplet jika dua


PVC bersama-sama, suatu triplet jika
tiga bersama-sama pada satu deret
 PVC adalah interpolated jika PVC gagal
diantara dua denyut sinus normal yang
terbagi oleh interval R ke R.normal.
Klasifikasi PVC (LOWN)

 Grade 1. Occasional unifocal ekstrasistole dengan < 1


ekstrasistole dan < 30 ekstrasistole/jam
 Grade 2. Unifokal ekstrasistole dengan > 1
ekstrasistole/menit atau 30 ekatrasistole/jam atau
bigemini
 Grade 3. Ekstrasistole ventrikuler multifokal dari 2/> foci
 Grade 4. Repetitive ventrikular ekstrasistole dalam bentuk
a. ekstrasistole berpasangan (couplet), atau
b. Salvos dengan 3 ekstrasistole dalam satu deret
 Grade 5. R-on-T phenomenon
Gambaran PVC:
    unifokal
Multifokal
bigemini
R on T
Berpasangan
triplet.
Ekstrasistole ventrikel

a. Interval R – R dari irama sinus


b. Interval rangkaian
c. Pause kompensasi, lengkap b+c = 2c
A. Ekstrasistole ventrikular, bentuk bigemini
B. Ekatrasistole ventrikuler, bentuk kuplet
Ekstrasistole ventrikuler multifokal
Ekstrasistole ventrikuler tersisip
Ekstrasistole ventrikuler dengan konduksi lawan
arus
Prematuritas suatu ekstrasistole ventrikuler

a. Prematuritas sedang : P tenggelam dalam QRS


b. Prematuritas lambat : P tepat di depan QRS
c. Prematuritas dini : R di atas T, P di belakang QRS
Ekstrasistole kiri dan kanan

a. Ekstrasistole dari ventrikel kiri


b. Ekstrasistole dari ventrikel kanan
Terapi

 Penyebab yang mendasari,


 Frekwensi dan beratnya PVC,
 Gejala yang mengikutinya.
PVC serius, atau mengancam jiwa

• Berpasangan bersama-sama
• Multifokal
• Lebih 6 kali permenit
• Langsung terletak pada gelombang T
• Triplets atau lebih
Penatalaksanaan PVC
 PVC tanpa penyakit jantung struktural
yang berarti
 PVC dengan sindroma akut
 PVC kronis dengan adanya penyakit
jantung
PVC tanpa penyakit jantung struktural yang berarti

 Gejala minimal (palpitasi)


- terapi untuk menghilangkan gejala
- menghilangkan faktor potensial yang
mengganggu (rokok, kopi, minuman
ringan yang mengandung kafein, stres
lingkungan)
- obat anti cemas ringan (- adrenergic
blockers)
PVC dengan sindroma akut

 Infark akut;
- Lidocain IV – bolus 50-100mg diikuti
dengan infus terus menerus 2-4 mg/menit
- Procainamid IV (pilihan ke II) 100 mg/5
menit sampai total dosis 500-700 mg
diikuti dg. infus 1-4 mg/menit
PVC kronis dengan adanya penyakit
jantung

 Beta blockers  obat pilihan miokard


infark dengan PVC ringan
 PVC simptomatis + miokard infark  Beta
adrenergic blocking atau obat antiaritmia
Class III (sotalol, amiodaron)
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. pengkajian
• Riwayat penyakit
Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke,
hipertensi
• Riwayat peny. sebelumnya (disritmia), kardiomiopati,
GGK, penyakit katup jantung, hipertensi
• Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia
lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
• Kondisi psikososial
1. Aktivitas: kelelahan umum
2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi );
nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung
irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit
warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah
jantung menurun berat.
3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam,
cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
4. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia,
tidak toleran terhadap makanan, mual muntah,
perubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala,
disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan
sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan
obat antiangina, gelisah
7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas
pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, whezing) mungkin
ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru)
atau fenomena tromboembolitik pulmonal;
hemoptisis.
Diagnosa keperawatan
1. Intoleran aktivitas b,d penurunan kardiak
output
2. Penurunan kardiak output b.d perubahan
konduksi elektrik
3. Ketakutan b.d ancaman kematian, perubahan
status kesehatan
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d
kurang pengetahuan perawatan penyakitnya
5. Risiko ketidak efektifan perfusi jaringan
serebral b.d dysritmia
Intoleran aktivitas b,d
penurunan kardiak output
• Karakteristik
• DS : mengeluh fatigue, lemah
• DO :
- BP abnormal sebagai respon aktivitas
- HR abnormal sebagai respon aktivitas
- EKG: berubah merefleksikan iskemia
- Tidak nyaman dalam latihan
- Dyspnea dalam latihan
Penurunan kardiak output b.b
perubahan konduksi elektrik
Karakteristik
• DS : mengeluh berdebar- debar
• DO :
- Perubahan HR : aritmia, bradikardia, EKG: berubah, palpitasi,
takhikardi
- Perubahan preload: edema, penurunan CVP, penurunan
PAWP(pulmonary artery wedge pressure, distensi jugolaris,
murmur, peningkatan BB
- Perubahan afterload: dyspnea, penurunan pulsasi perifer,
penurunan pulmonary vascular resistance, penurunan systemik
vascular resistance (SVR), peningkatan SVR, oliguri CRT
memanjang, perubahan warna kulit, variasi pembacaan BP
- Perubahan kontraktilitas
batuk, crackles, penuruan fraksi ejeksi,
penurunan LVSWI ( left ventricular stroke
work indek), penurunan COP, penurunan
SVI ( stroke volume index), orthopne, pnd,
suara S3-S4.

Anda mungkin juga menyukai