Anda di halaman 1dari 36

MINI REFERAT

ATRIAL FIBRILASI

Disusun oleh
Drian Putra Pamungkas
42190346

Dosen Pembimbing Klinik :


dr. Lidwina BR Tarigan, Sp. JP (K) FIHA
AF Definisi

Atrial fibrillation (AF) adalah supraventrikular takiaritmia dengan unkoordinasi akti-


vasi kelistrikan atrial dan infektivitas kontraksi atrial.
memiliki karakteristik:

• R-R interval yang irreguler dan tidak repetitif pada gambaran EKG
• Tidak terdapatnya gelombang P yang jelas
• Siklus atrial bila dapat dilihat, bervariasi dengan kecepatan >300x/menit(<200ms)
AF Etiologi

Penyakit jantung
• Penyakit jantung koroner
• Kardiomiopati dilatasi
• Kardiomiopati hipertrofik
• Penyakit katub jantung
• Aritmia jantung
• Perikarditis
AF Etiologi

Penyakit di luar jantung


• Hipertensi sistemik
• DM
• Hipertiroidisme
• Penyakit paru
• Neurogenik
AF Klasifikasi
AF Klasifikasi (Gejala)
AF Klasifikasi (terminologi)
1. AF lone :
2. AF non-valvular/valvular: AF yang terkait dengan penyakit rematik mitral, katup jan-
tung protese atau operasi perbaikan katup mitral atau tidak.

3. AF chronic : AF yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu AF.
AF Klasifikasi (Durasi)
AF Klasifikasi (Durasi)
• Jenis ini berlaku untuk pasien yang pertama kali datang dengan mani-
AF first diagnosed festasi klinis AF, tanpa memandang durasi atau berat ringannya gejala
yang muncul.

• AF yang bisa terminasi spontan atau dengan intervensi 7 hari dari on-
AF paroxysmal set

• AF dengan episode menetap hingga lebih dari 7 hari atau AF yang


AF persistent memerlukan kardioversi untuk terminasi ≥7 hari

• AF yang bertahan hingga > 1 tahun, dan strategi kendali irama masih
AF long standing persistent akan diterapkan.

• AF yang ditetapkan sebagai permanen oleh dokter (dan pasien) se-


AF Patogenesis

• Proses remodelling fibroblas -> miofibroblas.


• Gangguan elektris antara serabut otot dan serabut
konduksi di atrium.
• Substrat elektroanatomis ini memfasilitasi terjadinya
sirkuit reentri yang akan menimbulkan terjadinya
aritmia
AF Patogenesis

A. Fokus ektopik ini menimbulkan sinyal elektrik yang dapat mempengaruhi


potensial aksi pada atrium dan menggangu potensial aksi yang dicetuskan oleh
nodus sino-atrial.

B. Timbulnya gelombang mutiple yang menetap dari depolarisasi atrial atau


wavelet yang dipicu oleh depolarisasi atrial prematur atau aktivas arit-
mogenik dari fokus yang tercetus secara cepat.
AF Gambaran Klinis
• Asimptomatik -> silent AF

• Simptomatik:
 Perasaan berdebar-debar, nyeri dada, cepat lelah, dan sesak napas terutama saat
beraktivitas.
 Sinkop
 Gejala-gejala tromboemboli seperti gejala stroke iskemik atau klaudikasio.
 Tanda dan gejala gagal jantung kongestif seperti edema tungkai, ronki pada paru,
peningkatan tekanan JVP, dan hepatomegali.
AF Gambaran Klinis
• Skor simptom -> Skor EHRA ( European Hearth Rhythm Association)
AF Diagnosis
AF Diagnosis (anamnesis)
AF Diagnosis
AF Diagnosis (EKG)

• Absent P wave
• Irregular ventrikular rate
AF Tatalaksana

1. Pencegahan Stroke
• Prevalensi stroke pada pasien FA
• Penaksiran risiko stroke dan risiko perdarahan
• Terapi anti-trombotik
2. Kendali Laju
3. Kendali Irama
AF Tatalaksana
• Prevalensi stroke pada pasien FA
AF Tatalaksana
• Penaksiran risiko stroke
AF Tatalaksana
• Penaksiran risiko perdarahan

Skor HAS-BLED ( Hypertension, Abnormal renal or liver function, history


of Stroke, history of Bleeding, Labile INR value, Elderly, and antithrombotic
Drugs and alcohol)

HAS-BLED >= 3 -> perlu perhatian khusus, pengawasan berkala dan


upaya untuk mengoreksi faktor-faktor risiko yang dapat diubah
AF Tatalaksana
• Terapi anti-trombotik
AF Tatalaksana
• Terapi anti-trombotik
AF Tatalaksana
• Tatalaksana Fase Akut
Pada layanan kesehatan primer yang jauh dari pusat rujukan sekunder/
tersier,pemberian sementara antagonis kanal kalsium (diltiazem 30 mg atau
verapamil 80 mg), penyekat beta (propanolol 20-40 mg, bisoprolol 5 mg,
atau metoprolol 50 mg) diharapkan laju jantung akan menurun dalam waktu 1-
3 jam.
AF Tatalaksana

• Pada fase akut, target laju


jantung adalah 80-100 kpm.
Rekomendasi obat intravena
yang dapat digunakan pada
kondisi akut:
AF Tatalaksana
• Kendali irama
– Pasien yang masih simtomatik dengan gangguan
hemodinamik meskipun strategi kendali laju telah
optimal, dapat dilakukan kardioversi farmakologis
dengan obat antiaritmia intravena Obat intravena untuk
kardioversi farmakologis yang tersedia di Indonesia
adalah amiodaron. Kardioversi dengan amiodaron
terjadi beberapa jam kemudian setelah pemberian.
AF Tatalaksana
• Strategi tatalaksana jangka panjang
AF Tatalaksana
• Pilihan obat
AF Tatalaksana

• Pada kendali laju longgar, target terapi adalah respon ventrikel <110 kpm
saat istirahat. Apabila dengan target ini pasien masih merasakan keluhan, di-
anjurkan untuk melakukan kendali laju ketat yaitu dengan target laju saat is-
tirahat < 80 kpm.
AF Tatalaksana
Kendali Irama
• Strategi ini dipilih pada pasien yang masih mengalami simtom
meskipun terapi kendali laju telah dilakukan secara optimal.
Pilihan pertama untuk terapi dengan kendali irama adalah
memakai obat antiaritmia. Obat antiaritmia yang ada di
Indonesia untuk kardioversi farmakologis adalah amiodaron
dan propafenon.
• Namun amiodaron dalam penggunaan jangka panjang
mempunyai efek toksik.
• Propafenon tidak boleh diberikan pada pasien dengan penyakit
jantung koroner atau gagal jantung sistolik.
AF Tatalaksana
Pemilihan obat berdasarkan
penyakit yang mendasari
AF Tatalaksana
Kardioversi Elektrik
• Merupakan salah satu strategi kendali irama
• Amiodaron adalah antiaritmia paling kuat untuk mecegah rekurensi FA
• Beberapa prediktor yg menyebabkan kegagalan kardioversi/ rekurensi
FA:
 Berat Badan
 FA lama (> 1-2 tahun)
 Gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi
 Peningkatan dimensi atrium kiri
 Penyakit jantung rematik
 Tidak adanya pengobatan antiaritmia
AF Tatalaksana
Kardioversi Elektrik
DAFTAR PUSTAKA
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2015. Pedoman
Tatalaksana Atrial Fibrilasi . Jakarta:PERKI
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I.
VI.Jakarta: InternaPublishing; 2014:1365-74
• Mawatari K1, Sanada J, Kuroiwa N, Okumiya K, Nakamura K, Hashimoto S. Mechanism of
production of pulse deficit in atrial fibrillation: assessment by blood flow dynamics. J Car-
diol. 1988 Mar;18(1):197-205.
• Silverman ME. The Third Heart Sound. In: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical
Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston:
Butterworths; 1990. Chapter 24. Available from:https
://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK342/
• Bouwe P, Jan H, Jan AK, Hofman A, Franco OH. Serum potassium levels and the risk of atrial
fibrillation: The Rotterdam Study. International Journal of Cardiology: 168 (6), 15 October
2013, Pages 5411-5415.
• K. N. Chowta, P. D. Prijith, M. N. Chowta. Modes of presentation of acute myocardial
infarction. Indian J Crit Care Med: July-September 2005 Vol 9 Issue 3, Pages 151-154.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai