Anda di halaman 1dari 42

ATRIAL FIBRILASI

SHABRINA
110610043

Preseptor
dr. Suhaemi, Sp.PD, FINASIM
Sistem Konduksi Jantung
• Nodus Sino-Atrial (SA)
Simpul ini terletak pada batas vena kava superior dan
dan atrium kanan. Simpul ini memiliki sifat automatisasi
tertinggi dalam sistem konduksi jantung
• Sistem Konduksi intraatrial
Akhir-akhir ini dianggap bahwa dalam atrium terdapat
jalur-jalur khusus sistem konduksi jantung yang terdiri
dari 3 jalur intranodal yang menghubungkan SA dan AV,
dan jalur Bachman yang menghubungkan atrium kanan
dan atrium kiri
• Nodus Atrioventrikular (AV)
Simpul ini terletak di bagian bawah atrium kanan, antara
sinus koronarius dan daun katup trikuspid bagian septal

• Berkas His
Berkas pendek yang merupakan kelanjutan dari simpul AV
yang menembus anulus fibrosus dan septum bagian
membran .
a. LBB : memberikan cabang-cabang ke ventrikel kiri.
Bercabang lagi menjadi dua yaitu fasikel kiri anterior
dan posterior
b. RBB : memberikan cabang-cabang ke ventrikel kanan
• Serabut Purkinye

Bagian akhir dari sistem konduksi jantung, yang


merupakan anyaman halus dan berhubunhan erat
dengan sel-sel otot jantung
-
Struktur Sistem Konduksi Jantung
SA node ATRIUM KANAN

AV node

Bundle His LBB - fasikulus posterior

VENTRIKEL

LBB - fasikulus anterior


RBB
Serabut Purkinye
Conduction System

SA Node
 Internodal branch
 AV Node
 Hiss Bundle
 Purkinje Fiber
Elektrofisiologi Sel Jantung

• Ion penting dalam proses kelistrikan sel jantung


Kalium, Natrium, Calsium,
Magnesium
• Jenis sel jantung :
1. Sel pacu jantung : nodus SA
2. Sel konduksi : nodus AV, Bundle His, LBB,
RBB, fasikulus anterior & posterior
serabut Purkinje
3. Sel otot (kontraksi)
Potensial Aksi

1 2

0 3

4
Potensial Aksi
• Phase 0 ( depolarisasi )
Masuknya Na + secara mendadak ke intra sel
--> intra sel menjadi positif
• Phase 1 ( repolarisasi awal )
Kanal Natrium tertutup --> muatan positif intrasel
berkurang sedikit
• Phase 2 ( plateu )
Kalsium masuk lambat ke intrasel, muatan stabil .
Disebut masa refrakter absolut
• Phase 3 ( repolasrisasi )
Kalium keluar ke ekstra sel sehingga
intrasel menjadi lebih bermuatan negatif kembali
• Phase 4 ( istirahat )
terjadi polarisasi : intrasel negatif, ekstrasel positif
Pengertian Atrial Fibrilasi
• Fibrilasi atrium (atrial fibrillation, AF) adalah irama
jantung yang abnormal atau aritmia yang ditandai oleh
disorganisasi dari depolarisasi atrium sehingga
berakibat pada gangguan fungsi mekanik atrium

• AF adalah gangguan irama yang paling sering


ditemukan dalam praktek sehari-hari.
Epidemiologi
AF dialami oleh 1-2% populasi dan meningkat dalam 50
tahun ke depan. Di Amerika Serikat diperkirakan 2,3 juta
penduduk menderita AF dengan >10% berusia di atas
65 tahun dan diperkirakan akan terus bertambah
menjadi 4,78 juta pada tahun 2035.
Faktor Predisposisi dan
Memperberat AF
KLASIFIKASI
1. AF yang pertama sekali terdiagnosis
Berlaku untuk pasien yang pertama sekali datang dengan
manifestasi klinis AF, tanpa memandang berat ringannya
gejala

2. AF Paroksismal
AF yang mengalami terminasi spontan dalam 48 jam,
namun dapat berlanjut hingga 7hari

3. AF Persisten
AF dengan episode menetap lebih dari 7 hari atau AF yang
memerlukan kardioversi dengan obat atu listrik
4. AF Persisten lama
AF yang bertahan hingga > 1 tahu, dan kendali irama
masih diterapkan

5. AF Permanen
AF yang ditetapkan permanen oleh dokter sehingga
strategi kendali irama sudah tidak digunakan lagi. Apabila
masih digunakan, maka masih termasuk AF persisten lama
KLASIFIKASI
Berdasarkan ciri-ciri pasien :
1. AF sorangan (lone) : AF tanpa disertai penyakit struktur
kardiovaskular lainnya
2. AF non-valvular : AF yang tidak terkait dengan penyakit
rematik mitral, jantung protease atau operasi perbaikan
katup mitral.
3. AF sekunder : AF yang terjadi akibat kondisi primer
yang menjadi pemicu AF, seperti infark miokard akut,
perikarditis, miokarditis. Sedangkan AF sekunder yang
berkaitan dengan penyakit katup disebut FA valvular
KLASIFIKASI
Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval RR)
maka dibedakan menjadi :
1. AF dengan respon ventrikel cepat :
Laju ventrikel >100x/menit
2. AF dengan respon ventrikel normal :
Laju ventrikel 60-100x/menit
3. AF dengan respon ventrikel lambat :
Laju ventrikel <60x/menit
Mekanisme Elektrofisiologis
1. Mekanisme Fokal

• Proses aktivasi lokal bisa melibatkan proses


depolarisasi tunggal atau depolarisasi berulang.
• Pada proses aktivasi lokal, fokus ektopik yang
dominan adalah berasal dari vena pulmonalis
superior.
• Selain itu, fokus ektopik bisa juga berasal dari atrium
kanan, vena cava superior dan sinus coronarius.
• Fokus ektopik ini menimbulkan sinyal elektrik yang
mempengaruhi potensial aksi pada atrium dan
menggangu potensial aksi yang dicetuskan oleh
nodus SA
2. Multiple Wavelet Reentry

• Mekanisme multiple wavelet reentry tidak tergantung pada


adanya fokus ektopik seperti pada proses aktivasi lokal, tetapi
lebih tergantung pada sedikit banyaknya sinyal elektrik yang
mempengaruhi depolarisasi.
• Pada multiple wavelet reentry, sedikit banyaknya sinyal
elektrik dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu periode refractory,
besarnya ruang atrium dan kecepatan konduksi. Hal ini bisa
dianalogikan, bahwa pada pembesaran atrium biasanya akan
disertai dengan pemendekan periode refractory dan
penurunan kecepatan konduksi.
• Ketiga faktor tersebutlah yang akan meningkatkan sinyal
elektrik dan menimbulkan peningkatan depolarisasi serta
mencetuskan terjadinya AF
Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital : denyut nadi berupa kecepatan dengan
regularitasnya, tekanan darah
• Tekanan vena jugularis
• Ronki pada paru menunjukkan kemungkinan terdapat
gagal jantung kongestif
• Irama gallop S3 pada auskultasi jantung menunjukan
kemungkinan terdapat gagal jantung kongestif, terdapat
bising pada auskultasi kemungkinan adanya penyakit
katup jantung
• Hepatomegali : kemungkinan terdapat gagal jantung
kanan
• Edema perifer : kemungkinan terdapat gagal jantung
kongestif
• Laboratorium :
Hematokrit ( anemia ), TSH ( penyakit gondok ), enzim jantung bila
dicurigai terdapat iskemia jantung.
• Pemeriksaan EKG :
Dapat diketahui antara lain irama ( verifikasi FA ), hipertrofi ventrikel
kiri. Pre-eksitasi ventrikel kiri, sindroma preeksitasi ( sindroma WPW
), identifikasi adanya iskemia.5,6
• Foto Rontgen Toraks :
Gambaran emboli paru, pneumonia, PPOK, kor pulmonal.
• Ekokardiografi :
Untuk melihat antara lain kelainan katup, ukuran dari atrium dan
ventrikel, hipertrofi ventrikel kiri, fungsi ventrikel kiri, obstruksi
outflow dan TEE ( Trans Esophago Echocardiography ) untuk
melihat trombus di atrium kiri
• Pemeriksaan fungsi tiroid:
Pada FA episode pertama bila laju irama ventrikel sulit dikontrol.
• Uji latih :
Identifikasi iskemia jantung, menentukan adekuasi dari kontrol laju
irama jantung.
PENEGAKAN DIAGNOSA
Managemen Atrial Fibrilasi

ACEI = angiotensin-converting enzyme inhibitor; AF = atrial fibrillation; ARB = angiotensin receptor blocker;
PUFA = polyunsaturated fatty acid; TE = thrombo-embolism.
Risk factors for stroke and
thrombo-embolism in non-valvular AF

AF= atrial fibrillation; EF = ejection fraction (as documented by echocardiography, radionuclide ventriculography, cardiac
catheterization, cardiac magnetic resonance imaging, etc.); LV = left ventricular; TIA = transient ischaemic attack.
Risk factor-based point-based scoring
system - CHA2DS2-VASc

*Prior myocardial infarction, peripheral artery disease, aortic plaque. Actual rates of stroke in contemporary
cohorts may vary from these estimates.
Adjusted stroke rate according
to CHA2DS2-VASc score
Use of oral anticoagulation for
stroke prevention in AF

AF = atrial fibrillation; OAC = oral anticoagulant; TIA = transient ischaemic attack.


The HAS-BLED bleeding risk score

*Hypertension is defined as systolic blood pressure > 160 mmHg.


INR = international normalized ratio.
Drugs and doses for pharmacological
conversion of (recent-onset) AF

ACS = acute coronary syndrome; AF = atrial fibrillation; DCC = direct current cardioversion; i.v. = intravenous;
N/A = not applicable; NYHA, New York Heart Association; p.o. = per os; QRS = QRS duration; QT = QT interval;
T-U = abnormal repolarization (T-U) waves.
DCC and pharmacological conversion
recent-onset AF

AF = atrial fibrillation; i.v. = intravenous.


General Management of the AF
Patient
Choice of rate and rhythm control strategies
Rate control of atrial fibrillation

The choice of drugs depends on life style and underlying disease


Drugs for
rate control

ER = extended release formulations; N/A = not


applicable. ‡Only in patients with non-permanent
atrial fibrillation.
TERIMAKASIH
Penilaian CHA2DS2VASc
Faktor Resiko Score Pasien
CHD/disfungsi LV 1 1
Hipertensi 1 1
Umur>75 tahun 2 2
Diabetes Melitus 1 0
Stroke/TIA/TE 2 0
Penyakit pembuluh darah 1 1
Umur 65-74 tahun 1 0
Jenis kelamin (contoh perempuan) 1 1
Nilai maksimal 9 6
HASBLED SCORE
Karakteristik kronik Nilai Pasien
H Hipertensi 1 1
A Abnormal ginjal dan hati 1 atau 0
2
S Stroke 1 0
B Perdarahan 1 0
L Labil INRs 1 0
E Usia tua (umur>65 tahun) 1 1
D Penggunaan obat (aspirin, NSAID) 1 atau 0
atau alkohol (1 poin lain) 2
Max 9 2
• PenilaianCHA2DS2-VASc, dengan skor total 6
menunjukkan bahwa pasien memiliki risiko tinggi
terjadinya tromboemboli dan tergolong risiko rendah
terjadinya perdarahan berdasarkan HAS-BLED skor.
• Pasien perlu dipertimbangkan pemberian antikoagulan
oral. Pada pasien ini dapat diberikan terapi antitrombotik
inisial (seperti warfarin) namun dibutuhkan pemantauan
berkala terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai