pada Pasien
dengan Status Konvulsi
Oleh :
Regina Jade C - 42200478
Pembimbing :
dr. Dyah P. Sekarmeranti, Sp.An
• Seizure adalah gejala klinis yang berupa gangguan fungsi motorik,
sensorik, otonom maupun psikis akibat terjadinya renjatan listrik sel
neuron otak secara eksesif dan mendadak akibat gangguan sel neuron
di otak.
• Namun, kebanyakan kejang klinis dan elektrografi berlangsung selama <5 menit dan kejang yang berlangsung
lebih lama bahkan seringkali tidak berhenti secara spontan.
• Oleh karena itu, untuk alasan praktis, klinis dan / atau persisten aktivitas kejang elektrografi selama 5 menit
atau lebih harus dianggap SE (Status Epileptikus) dan diperlakukan sesuai guideline (Gupta, 2016).
Klasifikasi Status Epileptikus
Status epileptikus konvulsi
• Adalah bangkitan berdurasi lebih dari 5 menit atau bangkitan
berulang 2x atau lebih tanpa pulihnya kesadaran diantara bangkitan.
Status epileptikus non konvulsi
• Adalah kondisi saat aktivitas bangkitan EEG memanjang dan
memberikan gejala klinis non motoric termasuk perubahan perilaku.
Klasifikasi SE ILAE 2015
Klasifikasi SE ILAE 2015
Definition GCSE
• Generalised convulsive (tonic-clonic) status
epilepticus is defined as a generalised convulsion
lasting 30 minutes or longer,
• Jika gangguan aktivitas listrik ini terbatas pada area otak tertentu , maka dapat menimbulkan
kejang yang bersifat parsial, namun jika gangguan aktivitas listrik terjadi di seluruh area otak
maka dapat menimbulkan kejang yang bersifat umum (Guidelines for Seizure Management,
2010).
PATHOPHYSIOLOGY
IMBALANCE
excess
excitation Mostly
failure
of inhibitory
Glutamate
NMDA receptor seizures processes.
terminate
spontaneously
Propagation seiz Injury neuronal cell
Increased intracelluler reduced inhibition
Ca Loss/damage
GABA
neuronal cell
Hipokampus
SE Cortex
thalamus
Patofisiologi
peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron
Temperature
increase
following the vigorous
muscle activity
Systemic effects
(hypertension, tachycardia,
arrhythmias, hyperglycemia)
result from the catecholamine
accompanies the seizures.
(Pedley, 2008).
Tanda khas epilepsy
parsial sederhana
• Rata – rata kejang berlangsung selama 10 – 22
detik
• Serangan pertama biasa terjadi antara usia 5-10
tahun
• Kesadaran tidak terganggu
• Dapat mencakup satu atau lebih :
- Tanda motoris : kedutan pada wajah atau salah
satu sisi
- Tanda atau gejala otonomik : muntah,
berkeringat, muka merah, dilatasi pupil
- Gejala somato-sensorik : mendengar music,
merasa seakan jatuh dari udara, parestesia
- Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramic
- Kejang tubuh : umumnya setiap gerakan sama
Tanda khas epilepsy
parsial kompleks
Status
Status
Epileptikus
Epileptikus
Parsial
Tonik
Sederhana
Status Status
Epileptikus Manifestasi Epileptikus
Tonik-Klonik Klinis Parsial
Umum Kompleks
A. Status Epileptikus Tonik-Klonik Umum (Generalized tonic-clonic Status
Epileptikus)
• Bentuk dari Status Epileptikus yang paling sering dihadapi dan potensial dalam
mengakibatkan kerusakan.
• Pada status tonik-klonik umum, serangan berawal dengan serial kejang tonik-klonik
umum tanpa pemulihan kesadaran diantara serangan dan peningkatan frekuensi.
• Setiap kejang berlangsung dua sampai tiga menit, dengan fase tonik yang melibatkan
otot-otot aksial dan pergerakan pernafasan yang terputus-putus.
• Pasien menjadi sianosis selama fase ini, diikuti oleh hyperpnea retensi CO2. Adanya
takikardi dan peningkatan tekanan darah, hyperpireksia mungkin berkembang.
Hiperglikemia dan peningkatan laktat serum terjadi yang mengakibatkan penurunan
pH serum dan asidosis respiratorik dan metabolik.
• Aktivitas kejang sampai lima kali pada jam pertama pada kasus yang tidak tertangani.
• B. Status Epileptikus Klonik-Tonik-Klonik (Clonic-Tonic-Clonic Status Epileptikus)
• Adakalanya status epileptikus dijumpai dengan aktivitas klonik umum mendahului fase
tonik dan diikuti oleh aktivitas klonik pada periode kedua.
• C. Status Epileptikus Tonik (Tonic Status Epileptikus)
• Status epilepsi tonik terjadi pada anak-anak dan remaja dengan kehilangan kesadaran
tanpa diikuti fase klonik. Tipe ini terjai pada ensefalopati kronik dan merupakan
gambaran dari Lenox-Gestaut Syndrome.
• D. Status Epileptikus Mioklonik
• Biasanya terlihat pada pasien yang mengalami enselofati. Sentakan mioklonus
menyeluruh tetapi sering asimetris dan semakin memburuknya tingkat kesadaran. Tipe
dari status epileptikus jarang pada enselofati anoksia berat dengan prognosa yang buruk,
tetapi dapat terjadi pada keadaan toksisitas, metabolik, infeksi atau kondisi degeneratif.
COMPLICATION
Acidosis Pneumonia/
Hyperthermia
aspiration
Rhabdomyolysis Neurologic
Direct
Renal failure
excitotoxic injury
complication
Trauma
Synaptic reorganization
Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, pasien dipindah
ke ICU,
Stadium IV (30-90 menit) -diberi Propofol (2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau
Thiopenton (100-250 mg bolus iv pemberian dalam 20 menit,
dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan
sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan EEG
terakhir.
-monitor bangkitan dan EEG, tekanan intracranial,
-memulai pemberian antiepilepsi rumatan jangka panjang
TERAPI SE KONVULSI
5 menit 30 menit
Monitoring EEG
Observasi jalan napas, tekanan darah, temperatur, akses IV, pemeriksaan kimia darah, darah lengkap, glukosa, elektrolit, kadar OAE,
toksikologi
Carbamazepine Partial epilepsy, Ataksia, diplopia, dizziness, nyeri Ruam morbiliform, agranulositosis,
GTC seizures kepala, mual, mengantuk, netropenia, anemia aplastik, efek hepatotoksik,
hiponatremia, kelelahan sindrom steven-johnson, efek
teratogenik, lupus like syndrome
Phenytoin Partial epilepsy, Nistagmus, ataksia, mual, muntah, Jerawat, coarse feceis, hirsutism, lupus-
GTC seizures hipertrofi gusi, depresi, mengantuk, like syndrom, ruam, sindrom steven-
paradoxial increase in seizure, anemia johnson, Dupuytren‘s contracture,efek
megaloblastik hepatotoksik, efek teratogenik
Valprocid Acid Partial and Tremor, berat badan bertambah, Pankreatitis akut, efek hepatotoksik,
general dispepsia, mual, muntah, kebotakan, trombositopenia, ensefalopati, udem
epilepsy teratogenik perifer