Capaian pembelajaran
• Memahami patofisiologi Epilepsi
• Menganalisa penatalaksanaan terapi Epilepsi
Outline
• Definisi Epilepsi
• Patofisiologi Epilepsi
• Penatalaksanaan Epilepsi
Sejarah
Myoclonic seizure
Kejang Umum
Atonic seizure
(generalized seizure)
Tonic seizure
Clonic seizure
Inflantile spasm
Kejang
Status epilepticus
Tata Laksana Terapi
Tujuan terapi
• Mengontrol atau mengurangi
frekuensi kejang
• Memastikan kepatuhan
pasien terhadap pengobatan
• Memungkinkan pasien hidup
dengan normal
• SE menghindari
kegawatan akibat terjadi
serangan kejang
Sasaran terapi
keseimbangan GABA di otak
Tata Laksana Terapi
Strategi terapi
• Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan
listrik syaraf yang berlebihan melalui
perubahan pada kanal ion atau mengatur
ketersediaan neurotransmitter
• Mengurangi penyebaran pacuan dari fokus
serangan dan mencegah cetusam serta
putusnya fungsi agregasi normal neuron
Prinsip Umum Terapi
• Terapi dipilih sesuai dengan jenis, adverse effect dari obat spesifik dan kondisi
pasien
• Monoterapi untuk mengurangi advese effect, peningkatan adherence
• Menghidari dan meminimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif untuk
mengurangi toleransi, efek pada intelegensia, memori dan kemampuan motorik
bisa menetap selama pengobatan
• Terapi diinisiasi dengan antiepilepsi non sedatif, jika gagal dapat diberikan
antiepilepsi sedatif atau politerapi
• Diinisiasi dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan sesuai kondisi klinis
pasien
• Variasi individual perlu monitoring
• Apabila tidak mencapai target, antiepilepsi dapat dihentikan dengan penurunan
dosis perlahan dan dapat diganti dengan obat lain (politerapi dihindari)
• Jika memungkinkan melakukan TDM disertai pengamatan kondisi passien
• Jika obat yang ditoleransi tidak dapat mengontrol kejang atau efek samping
dialami oleh pasien, maka obat pertama diganti
Terapi Non Farmakologi
• Pembedahan
• Diet ketogenik
• Vagus Nerves Stimulation (VNS)
Terapi Farmakologi
Obat yang bekerja dengan meningkatkan inaktivasi kanal Na+
• Obat yang merupakan agonis reseptor GABA bekerja dnegan meningkatkan tranmisi inhibitori dengan
mengaktifkan kerja reseptor GABA
• Benzodiazepin dan barbiturat
• Obat yang bekerja dengan menghambat GABA transaminase sehingga konsentrasi GABA meningkat
• Vigabatrin
• Obat yang bekerja dengan menghambat GABA transporter sehingga memperlama aksi GABA
• Tiagabin
• Obat yang meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan serebrospinal pasien dengan cara menstimulasi
pelepasan GABA dari non-vesicular pool
• Gabapentin
• Menghambat kanal ion Ca2+ tipe T. Arus Ca2+ kanal tipe T merupakan pacemaker dalam neuron thalamus
yang bertanggung jawab terjadinya letupan kortikal ritmik serangan kejang
• Etosuksimid
Terapi pada SE
• Kejang Teurs menerus selama 30 menit
• Kejang terus menerus selama 5 menit atau lebih atau
kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa adanya pemulihan
kesadaran diantara 2 kejadian kejang tersebut
• Kegawatdaruratan untuk menghindari kerusakan
neurologi permanen atau kematian
• Dengan morbiditas yang signifikan dapat menyebabkan
kematian karena terapi tidak memadai atau tertunda
• Prehospital lorazepam atau diazepam secara iv
• Inhospital lorazepam, diazepam, fenitoin, fenobarbital
atau fosfofenitoin
Evaluasi Hasil Terapi
• Kisaran terapi dapat dilihat dari TDM pasien
Pasien yang belum ditentukan baseline onset terapinya,
kejang tidak terkontrol, penggantian obat antiepilepsi secara
tiba-tiba jika terjadi toksisitas yang dicurigai, kepatuhan
pasien rendah, memonitor interaksi obat, perubahan terapi
antiepilepsi atau terapi lain yang mempengaruhi antiepilepsi
• Kontrol kejang pasien, efek samping, interaksi obat,
kepatuhan pasien, QoL, toksisitas
• Skrining gangguan neuropsikiatrik respon klinik
• Seizure diary mencatat keparahan dan frekuensi kejang
Quality of Life (QoL)
• Efek sampig obat antara lain sedasi dapat
menurunkan menurunkan hidup pasien
(anak dan remaja)
• Pada refractory epilepsi kejang berlebihan
dapat menimbulkan depresi, anxietas dan
penarikan diri dari interaksi sosial