Anda di halaman 1dari 19

EPILEPSI

Farmakoterapi Lanjut
Dosen Pengampu : Dra.Sulina Kristino, MS

Nida Nur Fadhilah


22344149
Kelas D

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2023
Defini
si
Epilepsi adalah kondisi seseorang yan mengalam
kejang secara rekuren/berulang g i
disebabkan
proses
kerusakan kronis pada sistem saraf pusat.
Epilepsi terjadi karna gangguan SSP yang ditandai dengan
terjadinya bangkitan/kejang (seizure, fit, attack, spell)
yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala
Epidemiologi
● Sekitar 50 juta orang di dunia menderita epilepsi, menjadikannya
sebagai penyakit neurologis tersering di seluruh dunia.
● Hampir 80% orang dengan epilepsi tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah.
● Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama, menurun sampai umur 50
tahun dan meningkat lagi setelahnya terkait dengan kemungkinan terjadinya
penyakit cerebrovaskular
● Di berbagai belahan dunia, pasien dengan epilepsi serta keluarganya menderita
karena stigma dan diskriminasi.
● Pada 75% pasien epilepsi terjadi sebelum umur 18 tahun
Penyebab/Etiologi
“Epilepsi bukanlah penyakit yang
menular” • Epilepsi yang disebabkan karena kelainan genetik
Idiopati atau tanpa adanya kelainan pada struktur otak,
k metabolik, infeksi serta imunitas
• Merupakan 50% dari keseluruhan kasus epilepsi
yang sering terjadi di dunia
Epilepsi Sekunder

Jenis epilepsi yang penyebabnya dapat diketahui karena adanya


sejumlah faktor seperti luka berat di kepala, stroke, atau tumor
otak.
Gejala
Klinis

Kejang berulang merupakan


gejala utama epilepsi, kejang • Tidak terjadi gangguan atau
Manifestasi klinik kejang pada penderita epilepsi penurunan kesadaran
sangat bervariasi terbagi menjadi 2 tipe, yaitu • Berkeringat dingin Denyut jantung
tergantung dari daerah kejang umum atau kejang cepat Berlangsung sekitar 31-60
detik
otak fungsional yang utama dan kejang parsial. • Disaat serangan penderita epilepsi
terlibat Oleh karna itu gejala yang juga tidak dapat diajak berbicara
menyertai kejang dapat .
bervariasi sesuai tipenya.
Klasifikasi Epilepsi

⚫ Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang


dibagi menjadi :
⚫ Kejang umum (generalized seizure) 🡪 jika
aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara
bersama-sama
⚫ Kejang parsial/focal 🡪 jika dimulai dari daerah
tertentu dari otak
Kejang umum terbagi menjadi :

• Tonic-clonic convulsion = grand mal


Merupakan bentuk paling banyak terjadi pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas
terengah-engah, keluar air liur bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit
lidah terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit
kepala atau tidur
• Abscense attacks = petit mal
Jenis yang jarang umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja, penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan
kepala terkulai, kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak
disadari
⚫ Myoclonic seizure
Biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur pasien mengalami
sentakan yang tiba-tiba, jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada
pasien normal
⚫ Atonic seizure
Jarang terjadi pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot 🡪 jatuh, tapi bisa
segera recovered
Kejang parsial terbagi menjadi :
• Simple partial seizures
✔ pasien tidak kehilangan kesadaran terjadi
sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
✔ Tanda utama : awitan atau pacuan focal, dimulai
dari spasma tonik atau gerakan kedutan kronik ,
dan ritmis jari pada satu tanggan , satu sisis
wajah > hanya terjadi pada satu sisi tubuh
• Complex partial seizures
✔ Pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali
seperti gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa
kesadaran
✔ Penyebab : lesi fokal pada lobus temporalis
anterior, tu pada giirus hipokampus, bisa
mencangkup lesi diluar lobus temporalis : pada
insula, korteks orbitalis, pusat penciuman anterior
dan dienselafalon
Diagnosa Epilepsi

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG

Dokter akan Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang


menanyakan riwayat neurologis diperlukan yang dapat dilakukan pada
dari penyakit pasien serta untuk pasien yaitu
serta faktor resiko yang menyingkirkan Electroencephalography
mungkin terdapat pada diagnosis banding (EEG), CT-Scan, MRI atau
pasien pemeriksaan lainnya
Penatalaksanaan Terapi
Non Farmakologi

Pembedahan Istirahat

VNS
(stimulasi saraf vagus)
Penatalaksanaan Terapi
Farmakologi

1. Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABA


energik:
• Agonis reseptor GABA 🡪 meningkatkan transmisi inhibitori dg
mengaktifkan kerja reseptor GABA 🡪
contoh: Benzodiazepin, barbiturat
• Menghambat GABA transaminase 🡪 konsentrasi GABA
meningkat 🡪 contoh: Vigabatrin
• Menghambat GABA transporter 🡪 memperlama aksi GABA 🡪
contoh: Tiagabin
• Meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal
pasien 🡪 mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-
vesikular pool 🡪 contoh: Gabapentin
Penatalaksanaan Terapi
Farmakologi

2. Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:


• Inaktivasi kanal Na 🡪 menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik
• Contoh : fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

3. Obat-obat yang menghambat pembentukan arus puncak Ca 2+ :


• Menghambat pembentukan arus puncak Ca2+ pada neuron thalamus
• Contoh : Asam valproat, Etosuksimid
Terapi Epilepsi pada kehamilan
Penggolongan obat berdasarkan klasifikasi
epilepsi
Kejang Umum (generalized seizures)
DRUG Kejang
parsial Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic

Drug of Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat


choice Fenitoin Karbamazepin Valproat
Valproat Fenitoin

Alternatives Lamotrigin Lamotrigin Clonazepam Klonazepam


Gabapentin Topiramat Lamotrigin Lamotrigin
Topiramat Primidon Topiramat
Tiagabin Fenobarbital Felbamat
Primidon
Fenobarbital
Pencegahan Epilepsi

POLA KELOLA HINDARI


HIDUP HINDARI
STRES LAYAR
SEHAT ALKOHOL
TERANG
THANKS
DAFTAR PUSTAKA
Lowenstein DH. 2013. Harrison’s neurology in clinical medicine : Seizures and epilepsy.
3e. New York: McGrawHIll.

Risk categories from Briggs, 2011 ; Holmes 2008; Hunt 2008; Meador 2009; Morrow
2006; US Food and Drug Administration

Sunaryo, U. 2017. Diagnosis Epilepsi, Neurologi FK UWK : Surabaya.

Suwarba, I. 2011. Insidens dan Karakteristik Klinis Epilepsi pada Anak, Sari Pediatri : Bali

World Health Organization. 2019. Epilepsy for the Global Burden of Disease Study 2016.
2019. 18(4):357-75.

Anda mungkin juga menyukai