KELAS : E
KELOMPOK : 8
DISUSUN OLEH :
MONICA
(22344054)
WIDIYA SEPTINA VERONIKA
(22344060) BAGUS ARIF WIJAKSANA
(22344066) REZA REZKY PRATAMA
(22344073) NADIA GUSTI (22344076)
HASRIANI RAMADHANI (22344094)
Pasal 106 :
1). Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin
edar.
2). Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi
persyaratan objektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan.
3). Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan memerintahkan penarikan dari
peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah memperoleh izin edar, yang
kemudian terbukti tidak memnuhi persyaratan mutu dan keamanan dan kemanfaatan,
dapat disita dan dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 9 :
1). Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah memperoleh
izin edar dari Menteri.
2). Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bagi sediaan
farmasi yang berupa obat tradisional yang diproduksi oleh perorangan.
Pasal 10 :
1). Izin edar sediaan farmasi dan alat kesehatan diberikan atas dasar permohonan
secara tertulis kepada Menteri.
2). Permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan
keterangan dan/atau data mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
dimohonkan untuk memperoleh izin edar serta contoh sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
3). Ketetentuan lebih lanjut mengenai tata cara permohonan izin edar sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
Pasal 11 :
Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dimohonkan untuk memperoleh izin edar
diuji dari segi mutu, keamanan, dan kemanfaatan.
HK.02.03/I/769/2014 PEDOMAN PELAYANAN IZIN
1. BAB I (PENDAHULUAN)
a. Latar belakang : berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009, Peraturan Menteri
Kesehatan No 1189/Menkes/Per/VIII/2010, Peraturan Menteri Kesehatan No
1190/Menkes/Per/VIII/2010.
b. Izin Edar : Penulisan nomor izin edar PKRT adalah sebagai berikut
: PKRT dalam negeri : KEMENKES RI PKD XXXXXXXXXXX
PKRT import : KEMENKES RI PKL XXXXXXXXXXX
c. Pelayanan izin edar PKRT terdiri dari :
Izin edar PKRT dan perpanjangan/perubahan izin edar PKRT.
d. Tempat pelayanan izin edar PKRT : pendaftaran izin edar PKRT dilakukan
secara online melalui website dengan alamat http://www.regalkes.depkes.go.id
dan proses selanjutnya dilakukan di Unit Layanan Terpadu Kementerian
Kesehatan RI, Gedung Prof. DR. Sujudi, Lantai 5, Jalan H.R. Rasuna Said
Blok X5 Kav 4-9, Jakarta Selatan.
e. Konsultasi Teknis : Konsultasi diloket 5 Unit Layanan Terpadu jam 09.00-
14.00 WIB sesuai jadwal yang telah ditentukan.
f. Asisten Teknis
g. Waktu dan biaya
Pasal 12 (1-2)
Bangunan atau ruangan
produksi alat kesehatan
dan/atau PKRT tidak
digunakan untuk keperluan
lain selain yang telah
ditetapkan pada sertifikat
produksi. Serta bila
digunakan bersama untuk
produksi lainnya harus
memiliki izin khusus
fasilitas bersama dari
Direktur Jenderal
Pasal 14
Peralatan yang digunakan
untuk memproduksi alat
kesehatan dan.atau PKRT
harus memenuhi persyaratan
dan selalu dalam keadaan
terpelihara sesuai dengan
jenis produknya.
Pasal 15
Peralatan sebagaimana
maksud dalam Pasal 14
garus ditata sedemikian
rupa agar tidak mengganggu
proses produksi
dan hanya
digunakan untuk tujuan
produksi alat kesehatan
dan.atau PKRT.
PERBEDAAN OBAT DAN PKRT (5)
ASPEK UTAMA YANG OBAT PKRT
DIATUR
Jenis Izin Dan Tahapan PP No. 72 Tahun 1998 UU No.36 Tahun 2009
Proses Perizinan Dan Pasal 9 Pasal 39
Persyaratan Tiap Tahap Obat hanya dapat diedarkan Ketentuan mengenai
: setelah memperoleh izin perbekalan kesehatan
edar dari Menteri ditetapkan dalam Peraturan
Pemberian izin edar Menteri
PP No.72 Tahun 1998
Pasal 10 (2) PerMenKes No.62 Tahun
Permohonan secara tertulis 2017 Pasal 3(1)
sebagaimana dimaksud Penyelenggaraan Izin Edar
dalam ayat (1) disertai bertujuan untuk menjamin
dengan keterangan dan/atau Alat Kesehatan, Alat
data mengenai sediaan Kesehatan Diagnostik In
farmasi dan alat kesehatan Vitro dan PKRT yang
yang dimohonkan untuk memenuhi standar dan/atau
memperoleh izin edar serta persyaratan keamanan, mutu,
contoh sediaan farmasi dan dan kemanfaatan
alat kesehatan.
Pasal 4(1)
Alat Kesehatan, Alat
Kesehatan Diagnostik In
Vitro dan PKRT yang
diproduksi, diimpor, dirakit
dan.atau dikemas ulang,
yang akan diedarkan di
wilayah Negara Republik
Indonesia harus memiliki
Izin Edar
Pasal 4(2)
Izin edar sebagaimana
dimaksudpada ayat (1)
diberikan oleh Menteri.
Pasal 14(1)
Permohonan Izin Edar Alat
Kesehatan, Alat Kesehatan
Diagnostik In Vitro, dan
PKRT Impor harus disertai
dengan CFS yang
dikeluarkan oleh Instansi
yang bertanggung jawab di
bidang kesehatan di negara
asal Alat Kesehatan, Alat
Kesehatan Diagnostik In
Vitro dan PKRT diproduksi
PERBEDAAN OBAT DAN PKRT (6)
ASPEK UTAMA YANG OBAT PKRT
DIATUR
Berlakunya Izin PerKa BPOM No. PerMenKes No 62 Tahun
HK.03.1.23.10.11.08481 2017
tahun 2011
Pasal 24 (1)
Pasal 51 Izin Edar berlaku paling
Berlaku 5 tahun lama 5 (lima) tahun
PerKaBPOM HK
03.1.34.11.12.7542 Tahun
2012
Pemusnahan Obat
dan/atau Bahan Obat
Proses Pemusnahan obat
dan/atau bahan obat
termasuk pelaporannya
harus dilaksanakan sesuai
dengan peraturan
perundang-
undangan
PERBEDAAN OBAT DAN PKRT (10)
ASPEK UTAMA YANG OBAT PKRT
DIATUR
Kemungkinan PerKaBPOM PERMENKES RI Nomor
Pelanggaran dan HK.03.1.34.11.12.7542 62 Tahun 2017
Sanksi Tahun 2012
Pelanggaran terhadao
Tentang Pedoman Teknis ketentuan dalam peraturan
Cara Distribusi Obat Yang Menteri ini dapat diberikan
Baik sanksi administratif :
a. Peringatan terrtulis
Pasal 7 b. Penghentian
Pengenaan sanksi sementara kegiatan
administratif berupa
pencabutan sertifikat CDOB Pencabutan izin edar
dilakukan apabila :
PERMENKES RI Nomor - PKRT menimbulkan
1799 Tahun 2010 akibat yang dapat
Pasal 26 membahayakan bagi
kesehatan.
Pelanggaran dapat - Tidak memenuhi kriteria
dikenakan sanksi sesuai dengan data yang
administratif berupa : diajukan pada saat
a. Peringatan secara permohonan pendaftaran
tertulis izin edar
b. Larangan mengedarkan - Sertifikat produksi
untuk sementara waktu docabut
dan/atau perintah untuk - Izin PAK dicabut
penarikan kembali - Pemutusan oenunjukkan
dan/atau perintah sebagai agen tunggal/
pemusnahan obat atau distributor tunggal/
bahan obat dan distributor eksklusif
peredaran bagi bahan dan/atau pemberian
obat atau bahan obat kuasa
yang tidak memenuhi
standar dan persyaratan
keamanan,
khasiat/kemanfaatan.
c. Penghentian sementara
kegiatan; dapat
dikenakan untuk seluruh
kegiatan atau sebagian
kegiatan
d. Pembekuan izin industri
farmasi; pencabutan
izin industri farmasi
Dasar Hukum yang Digunakan
1. Undang-Undang
- UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah
- PP 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
- PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
- PP 21 Tahun 2013 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kesehatan
-
3. Peraturan Menteri Kesehatan
- PMK 1010 Tahun 2008 Tentang Registrasi Obat
- PMK 1190 Tahun 2010 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga
- PMK 1189 Tahun 2010 Tentang Produksi Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga