Disusun Oleh :
1. Rahma Yanti
2. Aulia Vidia Devi
3. Astarina Fitriani
4. Citra Anggraeni
5. Ardia Ramadhani
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2019
PERUNDANG-UNDANGAN OBAT DAN KOSMETIK
PMK No Obat yang memiliki izin PMK No Kosmetika yang beredar harus
1010 Tahun edar harus memenuhi 1175 Tahun memenuhi persyaratan mutu,
2008; kriteria berikut: 2010; Izin keamanan, dan kemanfaatan.
Registrasi Produksi
Obat a. Khasiat yang meyakinkan Kosmetika Persyaratan mutu, keamanan,
dan keamanan yang dan kemanfaatan sesuai dengan
memadai dibuktikan melalui Kodeks Kosmetika Indonesia
percobaan hewan dan uji dan persyaratan lain yang
klinis atau bukti-bukti lain ditetapkan oleh Menteri(Pasal 1
sesuai dengan status & 2)
perkembangan ilmu
pengetahuan yg
bersangkutan
SANKSI
PMK No Kepala Badan dapat PMK No sanksi administratif berupa ;
1010 Tahun memberikan sanksi 1175 Tahun a. Peringatan secara tertulis
2008; administratif berupa 2010; Izin b. Larangan mengedarkan
Registrasi Produksi untuk sementara waktu
pembatalan izin edar
Obat Kosmetika dan/atau perintah untuk
apabila terjadi apabila penarikan kembali
terjadi salah satu dari hal- produk
hal berikut: c. Perintah pemusnahan
a. Tidak memenuhi produk, jika terbukti
kriteria tidak memenuhi
b. Penandaan dan persyaratan mutu,
keamanan, dan
promosi menyimpang
kemanfaatan;
dari persetujuan izin d. Penghentian sementara
edar kegiatan;
c. Selama 12 bulan e. Pembekuan izin
berturut-turut obat produksi; atau
f. Pencabutan izin
yang bersangkutan produksi.
tidak diproduksi, Sanksi administratif diberikan
diimpor dan diedarkan oleh Direktur Jenderal atas
rekomendasi Kepala Badan atau
d. Izin industri farmasi,
Kepala Dinas setempat.( Pasal
yang mendaftarkan 23)
memproduksi atau
mengadakan dicabut
e. Pemilik izin edar
melakukan
pelanggaran dibidang
produksi dan/atau
peredaran obat.
Wajib melakukan
farmakovigilans (Pasal 9)
PERSYARATAN DISTRIBUTOR
UU 36/2009 Tentang Kesehatan
Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan
farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah (Pasal 98 ayat 3)
UU 5/1997 Peredaran psikotropika
tentang terdiri dari penyaluran dan
Psikotropika penyerahan (Pasal 9)
Sertifikat CDOB
sebagaimana diberikan
untuk kegiatan pengadaan,
penyimpanan, dan
penyaluran:
a. Obat; dan/atau
b. Bahan Obat
Pasal 9
1. Pemohon notifikasi
yang telah terdaftar
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 dapat
mengajukan
permohonan notifikasi.
2. Permohonan notifikasi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan
dengan mengisi
Template Notifikasi
secara elektronik yang
dapat diunduhdari
website Badan
Pengawas Obat dan
Makanan dengan alamat
http://www.pom.go.id.
3. Contoh Template
Notifikasi seperti
tercantum pada
Lampiran 4 yang
merupakan bagian tidak
terpisahkan dari
Peraturan ini.
4. Template Notifikasi
yang sudah diisi lengkap
dapat disimpan (save)
dan/atau dikirim
(submit) secara
elektronik.
Pasal 10
1. Pemohon yang telah
berhasil mengirim
(submit) Template
Notifikasi akan
menerima Surat Perintah
Bayar secara elektronik
melalui email pemohon.
2. Pemohon mencetak
Surat Perintah Bayar
dan melakukan
pembayaran melalui
Bank yang ditunjuk.
3. Paling lama 10
(sepuluh) hari setelah
tanggal Surat Perintah
Bayar, pemohon harus
menyerahkan asli bukti
pembayaran melalui
Bank sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
kepada Badan
Pengawas Obat dan
Makanan atau Balai
Besar Pengawas Obat
dan Makanan/Balai
Pengawas Obat dan
Makanan.
4. Penyerahan asli bukti
pembayaran
disampaikan ke loket
notifikasi kosmetika.
Kategori/ Peraturan Pasal 5
Jenis KaBPOM a. Registrasi baru;
b. Registrasi variasi; dan
HK.03.1.23.10. c. Registrasi ulang.
11.08481;
Kriteria
danTata
LaksanaRegist
rasiObat
Peraturan Pasal 10
(1) Pemohon yang telah
KaBPOM berhasil mengirim
HK.03.1.23. (submit) Template
12.10.11983; Notifikasi akan
Kriteria dan menerima Surat Perintah
Bayar secara elektronik
Tata Cara melalui email pemohon.
Pengajuan (2) Pemohon mencetak
Notifikasi Surat Perintah Bayar
Kosmetika dan melakukan
pembayaran melalui
Bank yang ditunjuk.
(3) Paling lama 10
(sepuluh) hari setelah
tanggal Surat Perintah
Bayar, pemohon harus
menyerahkan asli bukti
pembayaran melalui
Bank sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
kepada Badan Pengawas
Obat dan Makanan atau
Balai Besar Pengawas
Obat dan
Makanan/Balai
Pengawas Obat dan
Makanan.
(4) Penyerahan asli bukti
pembayaran
disampaikan ke loket
notifikasi kosmetika.
Peraturan Pasal 15
KaBPOM Kepala Badan dapat
HK.03.1.23.12. mewajibkan pemohon
notifikasi untuk memberikan
10.11983; contoh kosmetika bila
Kriteria dan diperlukan.
Tata Cara
Pengajuan
Notifikasi
Kosmetika
Pasal 3
Pemberi Izin PMK Pasal 18 PMK Setiap kosmetika hanya dapat
1010/2008; 1. Kepala Badan memberikan 1176/2010; diedarkan setelah mendapat
persetujuan atau penolakan izin
RegistrasiObat NotifikasiKosm izin edar dari Menteri.
edar berdasarkan rekomendasi
yang diberikan oleh Komite etika
Nasional Penilai Obat, Panitia
Penilai Khasiat-Keamanan dan
Panitia Penilai Mutu, Teknologi,
Penandaan dan Kerasionalan
Obat;
2. Kepala Badan melaporkan Izin
edar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Menteri satu
tahun sekali;
3. Dalam hal permohonan
registrasi obat ditolak, biaya
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1) tidak dapat
ditarik kembali.
Peraturan Pasal 10
KaBPOM Kosmetik sebelum diedarkan
harus didaftarkan untuk
HK.00.05.4.174 mendapatkan izin edar dari
5; Kosmetik Kepala Badan.
Kriteria PMK Obat yang memiliki izin edar Peraturan Pasal 2
Produk 1010/2008; harus memenuhi kriteria KaBPOM Kosmetika yang
RegistrasiObat berikut: HK.03.1.23.12. diedarkan di wilayah
a. Khasiat yang meyakinkan Indonesia harus
(Pasal 4) 10.11983;
dan keamanan yang memenuhi kriteria:
memadai dibuktikan
Kriteriadan
a. Keamanan yang
melalui percobaan hewan Tata Cara dinilai dari bahan
dan uji klinis atau bukti- Pengajuan kosmetika yang
bukti lain sesuai dengan Notifikasi digunakan sesuai
status perkembangan ilmu Kosmetika dengan ketentuan
pengetahuan yang peraturan perundang-
bersangkutan; undangan dan
b. Mutu yang memenuhi kosmetika yang
syarat yang dinilai dari dihasilkan tidak
proses produksi sesuai Cara mengganggu atau
Pembuatan Obat Yang Baik membahayakan
(CPOB), spesifikasi dan kesehatan manusia,
metoda pengujian terhadap baik digunakan
semua bahan yang secara normal
digunakan serta produk jadi maupun pada kondisi
dengan bukti yang sahih; penggunaan yang
c. Penandaan berisi informasi telah diperkirakan;
yang lengkap dan obyektif b. Kemanfaatan yang
yang dapat menjamin dinilai dari
penggunaan obat secara kesesuaian dengan
tepat, rasional dan aman; tujuan penggunaan
d. Sesuai dengan kebutuhan dan klaim yang
nyata masyarakat dicantumkan;
e. Kriteria lain adalah khusus c. Mutu yang dinilai
untuk psikotropika harus dari pemenuhan
memiliki keunggulan persyaratan sesuai
kemanfaatan dan keamanan CPKB dan bahan
dibandingkan dengan obat kosmetika yang
standar dan obat yang telah digunakan sesuai
disetujui beredar di dengan Kodeks
Indonesia untuk indikasi Kosmetika Indonesia,
yang diklaim. standar lain yang
f. Khusus kontrasepsi untuk diakui, dan ketentuan
program nasional dan obat peraturan perundang-
program lainnya yang akan undangan; dan
ditentukan kemudian, harus d. Penandaan yang
dilakukan uji klinik di berisi informasi
Indonesia. lengkap, obyektif,
dan tidak
menyesatkan.
Persyaratan PMK Pasal 6 PMK Pasal 5
Registrasi 1010/2008; (1) Registrasi obat produksi dalam 1176/2010; (1) Kosmetika yang
negeri hanya dilakukan oleh dinotifikasi harus dibuat
RegistrasiObat Notifikasi
industri farmasi yang memiliki dengan menerapkan
izin industri farmasi yang Kosmetika CPKB dan memenuhi
dikeluarkan oleh Menteri. persyaratan teknis.
(2) Industri farmasi sebagaimana (2) Persyaratan teknis
dimaksud pada ayat (1) wajib sebagaimana dimaksud
memenuhi persyaratan CPOB. pada ayat (1) meliputi
(3) Pemenuhan persyaratan persyaratan keamanan,
CPOB sebagaimana dimaksud bahan, penandaan, dan
pada ayat (2) dibuktikan klaim.
dengan sertifikat CPOB yang (3) Ketentuan lebih lanjut
dikeluarkan oleh Kepala mengenai pedoman
Badan. CPKB dan persyaratan
teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan
oleh Kepala Badan.
Peraturan 1) Namaobat yang diregistrasi
dapat menggunakan:
KaBPOM a. namagenerik;
NO.HK.03.1.23 b. namadagang.
.10.11.08481/20 2) Namagenerik sebagaimana
11; Kriteria dimaksud pada ayat (1) huruf a
sesuai Farmakope
dan Tata Indonesia atau sesuai
Laksana International Non-proprietary
Registrasi Obat Names (INN) yang ditetapkan
Badan Kesehatan Dunia
(Pasal 6)
(WHO).
3) Nama dagang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b
berupa nama yang diberikan
oleh pendaftar untuk identitas
obatnya.
4) Pemberian nama dagang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b
berdasarkan kajian mandiri
(self assessment) dan menjadi
tanggung jawab pendaftar.
5) Kajian mandiri (self
assessment) sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling
sedikit harus memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a.Nama dagang harus objektif dan
tidak menyesatkan.
b.Satu nama dagang hanya dapat
digunakan oleh satu industri farmasi
pemilik izin edar untuk obat dengan
zat aktif, indikasi dan golongan
yang sama.
c. Dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada huruf
b, nama dagang yang berbeda dapat
digunakan untuk obat yang
diproduksi atas
dasar lisensi atau obat yang
didaftarkan berdasarkan bentuk
perjanjian nama dagang tidak boleh
menggunakan seluruhnya atau
potongan nama generik sesuai
Farmakope Indonesia atau sesuai
INN dari zat aktif yang tidak
dikandung.
d. Nama dagang tidak boleh sama
atau sangat mirip dalam hal bunyi
atau penulisan dengan nama dagang
obat yang tercantum dalam data
nama obat jadi dengan zat aktif
yang berbeda.
(6) Nama dagang obat bebas dan
obat bebas terbatas yang
mengandung paling sedikit satu zat
aktif yang sama dan/atau kelas
terapi yang sama dapat
menggunakan nama dagang yang
sama sebagai nama payung.
(7) Apabila di kemudian hari ada
pihak lain yang lebih berhak atas
nama obat yang tercantumdalam
izin edar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, maka
pendaftar bersedia mengganti nama
obat.
Mekanisme/ Peraturan Pasal 22 Peraturan Pasal 9
Tahap KaBPOM 1) Registrasi obat dilakukan setelah KaBPOM 1) Pemohon notifikasi yang
tahap pra-registrasi. telah terdaftar
HK.03.1.23.10. HK.03.1.23.12. sebagaimana dimaksud
2) Permohonan pra-registrasi dan
11.08481; registrasi diajukan oleh Pendaftar 10.11983; dalam Pasal 7 dapat
Kriteria secara tertulis kepada Kepala Kriteria dan mengajukan permohonan
dan Tata Badan dilampiri dengan Tata Cara notifikasi.
dokumen pra-registrasi atau 2) Permohonan notifikasi
Laksana dokumen registrasi.
Pengajuan sebagaimana dimaksud
Registrasi Obat 3) Dokumen registrasi sebagaimana Notifikasi pada ayat (1) diajukan
dimaksud pada ayat (2) disusun Kosmetika dengan mengisi
sesuai Format ASEAN Common (Pasal 7) TemplateNotifikasi secara
Technical Dossier (ACTD). elektronik yang dapat
4) Permohonan sebagaimana diunduhdari website
dimaksud pada ayat (2) diajukan Badan Pengawas Obat dan
dengan mengisi formulir sesuai Makanan dengan alamat
contoh pada Lampiran I yang http://www.pom.go.id.
merupakan bagian tidak 3) Contoh
terpisahkan dari Peraturan ini. TemplateNotifikasi seperti
5) Petunjuk pengisian formulir tercantum pada Lampiran
sebagaimana dimaksud pada ayat 4 yang merupakan bagian
(2) tercantum pada Lampiran II tidak terpisahkan dari
yang merupakan bagian tidak Peraturan ini. Template
terpisahkan dari Peraturan ini. Notifikasi yang sudah diisi
6) Terhadap permohonan -registrasi lengkap dapat disimpan
dan registrasi dikenai biaya (save) dan/atau dikirim
sebagai penerimaan negara (submit) secara elektronik.
bukan pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- Pasal 10
undangan. 1) Pemohon yang telah
7) Permohonan pra-registrasi dan berhasil mengirim(submit)
registrasi dapat diajukan secara TemplateNotifikasi akan
elektronik. menerima Surat Perintah
Bayar secara elektronik
melalui email pemohon.
2) Pemohon mencetak Surat
Perintah Bayar dan
melakukan pembayaran
melalui Bank yang
ditunjuk.
3) Paling lama 10 (sepuluh)
hari setelah tanggal Surat
Perintah Bayar, pemohon
harus menyerahkan asli
bukti pembayaran melalui
Bank sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
kepada Badan Pengawas
Obat dan Makanan atau
Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan/Balai
Pengawas Obat dan
Makanan.
4) Penyerahan asli bukti
pembayaran disampaikan
ke loket notifikasi
kosmetika.
a. Nama kosmetika;
b. Kegunaan;
c. Cara penggunaan;
d. Komposisi;
e. Nama dan negara
produsen;
f. Nama dan alamat lengkap
pemohon notifikasi;
g. Nomor bets;
h. Ukuran, isi, atau berat
bersih;
i. Tanggal kedaluwarsa;
j. Peringatan/
perhatian dan keterangan
lain.
Peraturan Pelanggaran terhadap
ketentuan dalam peraturan ini
KaBPOM dapat dikenai sanksi
HK.03.1.23.12 administratif berupa:
.10.12459/201 a. Peringatan tertulis;
b. Larangan mengedarkan
0 (Pasal 18) kosmetika untuk
sementara;
c. Penarikan kosmetika yang
tidak memenuhi
persyaratan keamanan,
kemanfaatan, mutu,
penandaan dan/atau klaim
dari peredaran;
d. Pemusnahan kosmetika;
dan/atau
e. Penghentian sementara
kegiatan produksi
dan/atau impor
kosmetika; dan/atau
f. Pembatalan notifikasi.
PP 71/1998 Iklan sediaan farmasi dan Peraturan Kosmetika dapat diiklankan
alat kesehatan yang setelah mendapat izin edar
(Pasal 31) diedarkan harus memuat
KaBPOM berupa notifikasi dari Kepala
keterangan mengenai 1/2016 Badan.
sediaan farmasi dan alat
kesehatan secara obyektif, (Pasal 1)
lengkap, dan tidak
menyesatkan.
(Pasal 17-18)
Pekerjaan Kefarmasian yang berkaitan dengan proses distribusi pada Fasilitas Distribusi wajib
dicatat oleh Tenaga Kefarmasian sesuai dengan tugas dan fungsinya dan dalam melakukan
Pekerjaan Kefarmasian dalam Fasilitas Distribusi harus mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang distribusi atau penyaluran.
(2) Fasilitas
pelayanan
kefarmasian
sebagaimana
dimaksud pada
ayat 1 meliputi:
a. apotek;
b. instalasi farmasi
rumah sakit;
c. puskesmas;
d. klinik; atau
e. toko obat.
(3) Dikecualikan
pada ayat 1
PBF/PBF Cabang
tidak dapat
menyalurkan obat
keras kepada toko
obat.
(4) Untuk
memenuhi
kebutuhan
pemerintah, PBF/
PBF Cabang dapat
menyalurkan obat
dan bahan obat
kepada instansi
pemerintah sesuai
dengan PerUU.
PBF/PBF Cabang
hanya
melaksanakan
penyaluran obat
berupa obat keras
berdasarkan surat
pesanan yang
ditandatangani
apoteker pengelola
apotek atau
apoteker
penanggung jawab.
(Pasal 20)
Peraturan PBF/PBF Cabang Peraturan Setiap kosmetika wajib :
KaBPOM dalam KaBPOM 1. Memenuhi standar
03.1.34.11.12. menyelenggarakan HK.03.1.23.12 2. Persyaratan mutu
7542/2012 pengadaan, .11.10052/ 3. Manfaat
tentang penyimpanan, dan 2011 tentang 4. Mutu
Pedoman penyaluran obat Pengawasan 5. Penandaan
Teknis Cara dan/atau bahan Produksi dan 6. Klaim
Distribusi obat wajib Peredaran 7. Dinotifikasi (Pasal 2)
Obat yang menerapkan Kosmetik
Baik Pedoman Teknis
CDOB. (Pasal 3
ayat 1)
(Pasal 197)
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi/mengedarkan sediaan farmasi atau alkes yang
tidak memiliki izin edar dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling
banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).