Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA


MODUL 1
“TABLET PARACETAMOL GRANULASI BASAH”

Kelompok 3

FM 17 B

Nida Nur Fadhilah

Annisa Meilinda Sari

Amalia Haryani

Dea Eka Putri

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN

KARAWANG

2019
DAFTAR ISI
MODUL I
TABLET PARACETAMOL GRANULASI BASAH

I. Tujuan Percobaan
1. Membuat tablet parasetamol sebanyak 300 butir dengan bobot tablet
masing-masing 500 mg dan kadar zat aktif sebesar 250 mg
menggunakan metode granulasi basah.
2. Melakukan evaluasi sediaan dengan metode evaluasi yang sesuai
3. mendapatkan usulan formula yang baik untuk membuat tablet
Parasetamol dengan metode granulasi basah.
II. Teori Dasar
Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari
metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat
yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang
cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk diantara partikel dan
kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan
meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting
pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yangb merata dan
semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa diberi
tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar
terbentuk granul sehingga luar permukaan meningkat dan proses
pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang digunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :

 Memperoleh aliran yang baik


 meningkatkan kompresibilitas
 Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
 Mengontrol pelepasan
 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
 Distribusi keseragaman kandungan
 Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah :

 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi


 Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air.

III. Preformulasi Zat Aktif


Paracetamol (Acetaminofen/Paracetamolum)

Struktur

Rumus Molekul C8H9N02


Pemerian Serbuk hablur, putih; Tidak
berbau;rasa sedikit pahit
Kelarutan Larut dalam air mendidih (1:20) dan
dalam NaOH 1N; mudah larut dalam
etanol (1:7), larut dalam 70 bagian air
dingin
Stabilitas Parasetamol bentuk kering stabil
sampai suhu 45C dan relatif stabil
terhadap oksidasi. Dalam kondisi
lembab, parasetamol dapat
terdegradasi menjadi p-aminofenol
yang kemudian teroksidasi menjadi
kuinonimina dan produk berwarna
merah muda
Inkompabilitas Berikatan hidrogen dengan permukaan
nilon atau rayon
Kegunaan Analgesik dan antipiretik
Susut pengeringan Tidak lebih dari 0,5%
(Pustaka FI IV halaman 649-650, The Pharmaceutical Codex, halaman 987-988)

IV. PREFORMULASI EKSIPIEN

Laktosa

Struktur

Rumus molekul C12H22O11.H2O


Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau
Pemerian putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit
manis.
1 gram larut dalam 4,63 air, praktis tidak
Kelarutan
larut dalalm kloroform, etanol, dan eter.
Aplikasi dalam formulasi Sebagai pengisi : 65-85%
Pada kondisi lembab (kelembaban relatif
> 80%), dapat ditumbuhi jamur. Pada
Stabilitas
kondisi hangat dan lembab, dapat terjadi
perubahan warna menjadi coklat.
Laktosa monohidrat stabil di udara dan
tidak terpengaruh oleh kelembaban pada
suhu kamar. Bentuk amorf, tergantung dari
Higroskopisitas
cara pengeringannya, dapat terpengaruh
oleh kelembaban dan dapat diubah menjadi
bentuk monohidrat.
Kandungan lembab Laktosa monohidrat mengandung kira-kira
5% b/b air kristal dan umunya memiliki
kandungan air dengan rentang antara 4,5-
5,5% b/b.
Dengan senyawa amin primer
menghasilkan produk reaksi berwarna
Inkompatibilitas coklat. Reaksi tersebut dikatalisis dengan
basa. Laktosa juga inkompatibel dengan
asam amino, aminofilin dan amfetamin.
(Pustaka : FI V hal 487-488; Pharmaceutical Excipients, 2nd ed hal 252-259)

Talk
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang0kadang mengandung
sedikit aluminium silikat.

Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih


atau putih kelabu, berkilat, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari
butiran.
Praktis tidak larut dalam pelarut
Kelarutan asam dan basa, pelarut organik dan
air.
Aplikasi dalam formulasi Sebagai glidan dan lubrikan 1-10%
Kekerasan 1,0-1,5
Talk tidak mengabsorpsi sejumlah
Kandungan lembab air pada suhu 25°C dan kelembaban
relatif naik hingga 90%
Stabil, dapat disterilisasi dengan
Stabilitas pemanasan pada 160°C selama tidak
lebih dari 1 jam.
Dengan senyawa amonium
Inkompatibilitas
kuartener.
(Pustaka : FI IV hal 771-772; Pharmaceutical Excipients, 4th ed hal 641-642)

Magnesium Stearat
Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-
asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari stearat
dan magnesium palmitat dengan berbagai perbandingan. Mengandung setara
tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO.

Rumus molekul C36H70MgO4 (BM : 591,34)


Serbuk halus, putih dan voluminus,

Pemerian bau lemah khas, mudah melekat di


kulit; bebas dari butiran.
Praktis tidak larut dalam etanol, eter,

Kelarutan dan air; sedikit larut dalam benzen


hangat dan etanol (95%) hangat.

Aplikasi dalam formulasi Sebagai lubrikan 0,25-5,0% b/b


Serbuk kohesif, sifat aliran sangat
Aliran
jelek.
 Kerapatan : 0,159 g/cm3
(ruah), 0,286 g/cm3

Sifat fisika (mampat), 1,092 g/cm3


(nyata).
 Titik leleh : 117-150°C
Stabil dan harus disimpan dalam

Stabilitas kemasan tertutup rapat pada tempat


yang sejuk dan kering.
Dengan asam kuat, alkali, dan
garam besi, hindari pencampuran
Inkompatibilitas
dengan senyawa yang bersifat
oksidator kuat.
(pustaka : FI IV hal 515-516, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 4th ed
hal 354)

Amilum

Struktur

Rumus molekul (C6H10O5)n ( BM : 50000-160000)


Serbuk tak berbau, tak berasa, halus,
berwarna putih terdiri dari granul sferis

Pemerian atau ovoid yang sangat kecil yang


ukuran dan jenisnya bervariasi
bergantung jenis tanamannya.
Prkatis tidak larut dalam etanol dingin

Kelarutan dan air dingin. Pati mengembang dalam


air sekitar 5-10% pada suhu 37°C.
Aplikasi dalam formulasi Sebagai penghancur 3-15%
 Kerapatan : 1,478 g/cm3 (starch

Sifat fisika jagung).


 Sifat aliran : 10,8-11,7 g/s.
Pati yang kering dan tidak dipanaskan
stabil jika terlindung dari kelembaban
tinggi. Saat digunakan sebagai diluent
Stabilitas
atau disintegrant. Pati dianggap inert
dalam kondisi penyimpanan normal
pada pembuatan sediaan solida.
inkompatibilitas -

V. RASIONALISASI FORMULA

Paracetamol sukar untuk dicetak langsung karena sifat aliran dan


kompresibilitasnya kurang baik. Sehingga, untuk memperbaiki sifat aliran
dan kompresibilitasnya digunakan metode granulasi. Paracetamol relatif
tahan terhadap panas dan lembab, sehingga digunakan metode basah.

Tablet sebelum zat aktifnya diabsorbsi, harus hancur dulu menjadi granul-
granul, sehingga diperlukan penghancur luar berupa amilum. Setelah menjadi
granul, sediaan kemudian harus hancur menjadi partikel-partikel yang lebih
halus. Pada tablet yang dibuat dengan menggunakan musilago amili sebagai
pengikat, disolusi zat aktif dari dalam granul akan dipersulit, karena musilago
yang kering sulit ditembus air. Oleh karena itu, dalam penghancur beberapa
amilum sehingga disolusi zat aktif dari granul akan lebih baik. Pengeringan
amylum dilakukan pada suhu 70℃ karena pada suhu ini tidak terjadi
gelatinasi dari amylum. Amylum yang kering yang bisa digunakan adalah
amprotab. Sifat dari amylum kering : kompresibilitas kecil, waktu hancur
granul lama, dan friabilitasnya jelek.

Selama proses pengempaan, ada kemungkinan terjadi friksi antaradinding


tablet dengan rongga dari die. Oleh karena itu, ditambahkan Mg-stearat
sebagai lubrikan yang dapat mengurangi friksi tersebut. Friksi terjadi bukan
hanya antar dinding tablet dan rongga die, tetapi juga antar masing-masing
partikel massa cetak sehingga diperlukan glidan berupa talk.

VI. FORMULA DAN PERHITUNGAN

Bobot setiap tablet : 500 mg

Jumlah tablet yang akan dicetak : 300 tablet

R/ Pracetamol 250 mg

Musilago Amili 10%


Fasa Dalam 92%
Laktosa q.s

Amilum 10%

Talk 2%

Mg-Stearat 1% Fasa Luar 8%

Amilum 5%

Fase dalam 92%

Total fase dalam untuk 1 tablet :

92/100 x 500 mg = 460 mg

Perhitungan
NO Perhitungan untuk 1 untuk 300
Komposisi
Zat
tablet (mg) tablet (mg)
1. Paracetamol 250 mg 250 mg 75
2. Musilago amili 10% 10% x 1/3 x 460 mg 4.6 (setelah
(FD) = 15.33 mg kering
3. Amilum 10% 10% x 500 mg = 50 15
mg
4. Laktosa q.s {460 - (250 + 15.33 43.4
+ 50)} = 144.67 mg
Total 460 138

Pemisalan :

Granul FD yang diperoleh a g dengan kadar air b%,

Maka untuk kadar air 0%, Bobot granulnya = (100-b)% x a = c gram

Jumlah tablet yang diperoleh = c/138 x 500 tablet = d tablet

Fase luar yang ditambahkan :

- Mg stearat 1% = 1/92 x a g = e g

- Talk 2% = 2/92 x a g = f g

- Amilum kering 5 % = 5/92 x a g = g g

dg+eg+fg+gg
Bobot yang diperoleh =

= h mg

VII. PROSEDUR PEMBUATAN

Pembuatan musilago amili 10 %

Jumlah yang dibuat : 100 gram

1. Timbang batang pengaduk dan beaker glass 500 ml, kemudian catat Wo.
Tambahkan sekitar 60 ml air dan panaskan hingga suhu 80-90℃ (wadah A)

2. Timbang 10 gram amilum, masukan ke dalam beaker glass 100 ml,


lalu tambahkan 20 ml air dingin dan disuspensikan (wadah B)
3. Setelah wadah A mencapai suhu 80-90℃, tambahkan suspense
amilum di wadah B ke A, perlahan-lahan sambil diaduk.

4. Campuran tersebut diaduk terus menerus hingga seluruh sistem


berwarna bening.

5. Genapkan sitem tersebut hingga 100 gram dengan air hangat.

Pembuatan granul dan pengempaan

1. Haluskan bahan-bahan yang akan digunakan jika bahan tersebut


belum halus.

2. Timbang seluruh bahan yang digunakan untuk fase dalam.

3. Campurkan fase dalam kecuali musilago amili, hingga homogen


menggunakan mesin pencampur turbula. (sekitar 10 menit)

4. Tambahkan pasta amilum sedikit demi sedikit (cara penambahan dari


adonan langsung dan jumlah yang diperlukan dihitung).

5. Masa basah yang terbentuk dikatakan cukup jika masa di kempal,


masa basah tersebut membentuk kempalan yang bagus dan akan patah
rata ketika dipatahkan.

6. Masa basah diayak menggunakan ayakan 14 mesh

7. Granul basah yang diperoleh dikeringkan hingga kandungan lembab


2-3% (uji kandungan lembab)

8. Granul kering diayak kembali menggunakan ayakan 16/18/20 mesh


(uji pemampatan, aliran, granulometri, kadar zat aktif).

9. Timbang granul yang diperoleh, dan hitung fase luar yang diperlukan.

10. Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar
(talk dan amilum kering), aduk sekitar 10 menit hingga homogen
kemudian tambahkan Mg stearat, aduk selama 2 menit
11. Massa siap cetak dievaluasi kemudian ditabletasi dengan menggunakan
punch diameter 13 mm dengan bobot yang telah ditentukan (dari hasil
perolehan granul)

12. Tablet dievaluasi menurut persyaratan yang berlaku

VIII. EVALUASI

A. Evaluasi Granul

1. Kecepatan aliran

Cawan atau wadah penampung granul ditimbang. Sejumlah granul


dimasukan kedalam corong yang terdapat dalam alat sampai penuh. Alat
dinyalakandan tampung granul yang keluar dari corong dengan cawan atau
wadah penampung granul. Catat waktu yang dihasilkan ketika alat
dimatikan (yaitu ketika hampir semua granul habis mengalir). Timbang
granul dengan wadahnya dan catat hasil timbangannya.

Berat wadah = Wo

Berat granul + wadah = Wb

Lamanya mengalir =t

Kecepatan aliran = Wb - Wa / t

Syarat: > 4g / detik

2. Bobot jenis

Bobot jenis yang dapat dievaluasi adalah : BJ sejati, Bj Nyata, Bj Mampat


dan profil mampat (500 ketuk), tetapi karena keterbatasan waktu dan alat
yang dievaluasi adalah Bj nyata da Bj mampat.

 Bj mampat
50 gr granul dituangkan ke dalam gelas ukur kemudian dicatat
volumenya. Bj nyata = bobot granul/volume granul.
 Bj mampat dan profil mampat (500 ketuk)
50 gr granul dimampatkan sebanyak 10, 20, 50, dan 500 kali. Volume 500
ketukan di catat. Bj mampat = bobot granul/ volume mampat.

3. Kadar mampat

Merupakan presentase selisih volume 100 gr granul tanpa dimampatkan


terhadap volume setelah pemampatan. Cara : 100 gr granul dimasukan ke
dalam gels ukur 250 ml, dan volumenya di catat (V O), Kemudian dilakukan
pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke-10, 50, dan 500 diukur (V1)

%T = (VO – Vt)/ VO x 100 %

%T harus <20% jika lebih bsar maka granul sulit mengalir.

4. Kadar air

Dengan menggunakan alat moisture balance ditentukan kandungan air yang


ada di dalam granul. Granul sebanyak 5 gr dimasukan ke dalam piring
( alumuniul foil), diratakan lalu dimasukan ke dalam alat moisture balance
yang telah ditara sebelumnya. Granul di panaskan pada suhu 70◦C, di tunggu
hingga % kadar air pada alat menunjukan angka yang tetap.

B. Evaluasi tablet
1. Organoleptik : rupa, rasa, dan bau.
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau
tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak, dan harus bebas dari noda
atau bintik-bintik.

2. Sifat fisikia- kimia


a. Keseragaman ukuran
Perbandingan diameter dan tebal diambil secara acak 20 tablet, lalu di
ukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong, menurut FI III
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet.

b. Kekerasan
Di lakukan dengan menggunaka hardness tester terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan
tablet dengan menggunakan beban yang dinyatajan dalam kg. satuan
kekerasan adalam kg/cm2, ditentukan kekerasan rata-rata dan standar
deviasinya.
Syarat : tablet beban 7-10 kg/cm2, tablet kecil 4-6 kg/cm2.

c. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 atau 40
tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan
tablet terhadapn gesekan atau bantingan selama waktu tertentu.
Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kirang daya ikat
serbuk, terlalu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang tepat, masa
cetak terlalu kering.
Tablet uji : 40 tablet (bobot <250 mg) dan 20 tablet (>250 mg). tablet
yang di ambil secara acak dibersihkan satu-satu dengan sikat halus lalu
ditimbang.
a) Masukan semua tablet ke dalam alat, lalu diputar sebanyak 100
putaran. Lalu dibersihkan lagi dan ditimbang
b) Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %

d. Friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan metode
pengujian friabilitas. Tablet uji : 40 tablet (bobot < 250 mg ) dan 20
tablet ( >250 mg). tablet yang diambil secara acak dibersihkan satu-satu
dengan sikat halus lalu ditimbang
a) Masukan semua tablet ke dalam alat, lalu diputar sebanyak 100
putaran lalu tablet dibersihkan lagi dan ditimbang
b) Tablet yang baik memiliki friksibiltas kurang dari 1%
e. Keseragaman bobot
Di ambil bobot secara acak lalu ditimbang masing-masing tablet. Hitung
bobot rata-rata dan penyimpanan terhadap bobot rata-rata, tidak boleh ada 2
tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan pada kolom A,dan tidak boleh ada satu pun tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga pada kolom B.

A (%) B (%)
25 mg atau kurang 15 30
26 mg – 150 mg 10 20
151 mg – 300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10

f. Waktu hancur
Bejana diisi dengan HCL 1 N,suhu 37◦C, volume diatur pada kedudukan
tertinggi, lempeng kasa tepat pada permukaan larutan dan pada kedudukan
terencah mulut tabung tetap diatas permukaan. Shuhu pelarut 36 - 38◦C,
keranjang dinaik-turunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet hacur jika
tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa kecuali fragmen-fragmen
bahan pembantu. Waktu hancur dicatat sejak pertama kali tablet mulai hancur
hingga tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa
Data Pengamatan

1. IPC Granulasi Basah

Semua Granul +
No. IPC Granul Semua Granul
Fase Luar
1. Kadar air 1% 1%
Waktu alir 6,51 s 8,527 s
2.
Kecepatan alir 11,50 g/s 8,30 g/s
3. BJ nyata 0,805 g/ml 0,654 g/ml
- 10 : 0,912 g/ml - 10 : 0,721 g/ml
- 20 : 0,935 g/ml -20 : 0,736 g/ml
4. BJ mampat
- 50 : 0,960 g/ml - 50 : 0,752 g/ml
- 500 : 0,150 g/ml - 500 : 0,803 g/ml
- 10 : 11,828 % - 10 : 9,259 %
-20 : 13,978 % -20 : 11,11 %
5. Kadar mampat
- 50 : 16,129 % - 50 : 12,962 %
- 500 : 19,354 % - 500 : 18,518 %

Perhitungan Semua Granul :


a) Uji kecepatan alir
Diketahui : S1= 7,09 s
S2 = 6,13 s
S3 = 6,31 s
Berat semua granul setelah di oven : 74,84 gram

7,09+6,13+6,31
Waktu alir = =6,51 s
3

berat granul 74,84


Kecepatan alir = = =11,50 g/s
t . alir 6,51
b) BJ nyata
Diketahui : Vawal : 93 ml
V10 : 82 ml

V20 : 80 ml

V50 : 78 ml

V500 : 75 ml

BJ nyata = berat granul = 74,84 = 0,805 g/ml


v.awal 93

c) BJ mampat
Rumus = W
V
V10 = 74,84 = 0,912 g/ml
82
V20 = 74,84 = 0,935 g/ml
80
V50 = 74,84 = 0,960 g/ml
78
V500 = 74,84 = 0,150 g/ml
75

d) Kadar mampat
Rumus = Vawal – Vakhir x 100%
Vawal
%V10 = 93 – 82 x 100 % = 11, 828 %
93
%V20 = 93 – 80 x 100 % = 13,978 %
93
%V50 = 93 – 78 x 100 % = 16, 129 %
93
%V500 = 93 – 75 x 100 % = 19,354 %
93

Perhitungan semua granul + fase luar :

a) Uji kecepatan alir


Diketahui : S1= 8,79 s
S2 = 8,14 s
S3 = 8,65 s
Berat semua granul + fase luar = 70,70 gram

8,79+8,14+ 8,65 25,58


Waktu alir = = =8,257 s
3 3

berat granul 70,70


Kecepatan alir = = =8,30 g/ s
t . alir 8,257

b) BJ nyata
Diketahui : Vawal : 108 ml
V10 : 98 ml
V20 : 96 ml
V50 : 94 ml
V500 : 88 ml

BJ nyata = berat granul = 70,70 = 0,654 g/ml


v.awal 108

c) BJ mampat
Rumus = W
V
V10 = 70,70 = 0,721 g/ml
98
V20 = 70,70 = 0,736 g/ml
96
V50 = 70,70 = 0,752 g/ml
94
V500 = 74,84 = 0,803 g/ml
88

e) Kadar mampat
Rumus = Vawal – Vakhir x 100%
Vawal
%V10 = 108 – 98 x 100 % = 9,259 %
108
%V20 = 108 – 96 x 100 % = 11,11 %
108
%V50 = 108 – 94 x 100 % = 12,962 %
108
%V500 = 108 – 88 x 100 % = 18,518 %
108
2. IPC Tablet

a) Organoleptik

Bentuk Bulat
Warna Putih
Bau Tidak berbau
Rasa Pahit

b) Tabel keseragaman ukuran

No Diameter (mm) Tebal (mm)


1 9,4 13
2 9 11
3 10 9,5
4 9,5 15
5 9,5 11
6 9 9
7 10 9
8 10 9
9 9,5 14
10 10 11
11 10 9
12 10 11
13 10 9
14 9,5 11,5
15 9,5 11,5
16 10,5 15
17 10 12,5
18 9,5 12,5
19 10 10
20 10 10
x 9,74 11
Perhitungan rata-rata diameter :

194,9 = 9,74 mm
20
Perhitungan rata-rata tebal :
223, 5 = 11 mm
20

c) Tabel kekerasan

No. Kekerasan (kg/cm2)


1. 3,75 kg/cm2
2. 1,25 kg/cm2
3. 4 kg/cm2
4. 1,25 kg/cm2
5. 3,75 kg/cm2
6. 3,75 kg/cm2
7. 1,25 kg/cm2
8. 2,75 kg/cm2
9. 1,25 kg/cm2
10. 1,25 kg/cm2
11. 1,24 kg/cm2
12. 1,5 kg/cm2
13. 2,5 kg/cm2
14. 2,75 kg/cm2
15. 3,75 kg/cm2
16. 2,5 kg/cm2
17. 3,75 kg/cm2
18. 2,75 kg/cm2
19. 2,75 kg/cm2
20. 2,5 kg/cm2
x 2,6 kg/cm2

Perhitungan rata-rata kekerasan :


51,25 = 2,6 kg/cm2
20

d) Tabel Friksibilitas dan Friabilitas

No. Bobot awal (a) Bobot akhir (b)


1. 0,45 g 0,40 g
2. 0,41 g 0,39 g
3. 0,42 g 0,36 g
4. 0,45 g 0,43 g
5. 0,45 g 0,42 g
6. 0,39 g 0,42 g
7. 0,42 g 0,45 g
8. 0,44 g 0,41 g
9. 0,41 g 0,37 g
10. 0,41 g 0,45 g
11. 0,37 g 0,41 g
12. 0,40 g 0,42 g
13. 0,37 g 0,44 g
14. 0,46 g 0,44 g
15. 0,41 g 0,39 g
16. 0,39 g 0,41 g
17. 0,45 g 0,43 g
18. 0,45 g 0,41 g
19. 0,41 g 0,45 g
20. 0,40 g Hancur
X 0,42 g 0,40 g
Perhitungan :
% friksibilitas dan friabilitas = a – b x 100 %
a
= 8,31 g – 7,83 g x 100 % = 5,8 %
8,31 g

e) Tabel Keragaman Bobot

No Perhitungan rata-rata keragaman


Bobot tabet (g) bobot :
.
1. 0,39 g Rata-rata keragaman bobot =

2. 0,42 g Nilai keseluruhan tablet


3. 0,45 g 20
4. 0,38 g
8,41 = 0,42 g
5. 0,38 g 20
6. 0,41 g
7. 0,41 g
8. 0,44 g
9. 0,44 g
10. 0,46 g
11 0,42 g
12. 0,44 g
13. 0,41 g
14. 0,41 g
15. 0,38 g
16. 0,41 g
17. 0,39 g
18. 0,42 g
19. 0,40 g
20. 0,38 g
X 0,42 g
Perhitungan keragaman bobot :
0,39
1. =0,928 %
0,42
0,42
2. =¿1 %
0,42
0,45
3. = 1,071 %
0,42
0,38
4. =¿ 0,905 %
0,42
0,38
5. =0,905 %
0,42
0,41
6. =¿ 0,976 %
0,42
0,41
7. =¿ 0,976 %
0,42
0,44
8. = 1,047 %
0,42
0,44
9. =¿ 1,047 %
0,42
0,46
10. =¿ 1,095 %
0,42
0,42
11. =¿ 1 %
0,42
0,44
12. =¿ 1,047 %
0,42
0,41
13. =¿ 0,976 %
0,42
0,41
14. =¿ 0,976 %
0,42
0,38
15. =¿ 0,904 %
0,42
0,41
16. =¿ 0,976 %
0,42
0,39
17. =¿ 0,928 %
0,42
0,42
18. =¿ 1 %
0,42
0,40
19. = 0,952 %
0,42
0,38
20. =¿ 0,904 %
0,42

f) Waktu hancur :
Dalam HCl 1 N 03.08 menit
Dalam aquadest 16.06 menit

1. Fase dalam
Komposisi Perimbangan 1 tablet 200 Tab (g)
(mg)
Paracetamol 250 mg 250 mg 250 x 200 =
50.000 : 1000= 50
gram
Mucillago 10 % 10 % x 1/3 x 460 = 15,3 15,3 x 200=
3060 : 1000 =
3,06 gram
Amilum 10 % 10 % x 500 = 50 50 x 200 = 10.000
: 1000 = 10 gram
Laktosa q.s

460 – 315, 3 = 144,7 x 200

= 28, 940 : 1000

= 28, 94

Sesudah di oven lalu ditimbang = 74, 48 gram

 Uji kadar air


Uji kadar air menggunakan alat moisture balance ( < 1 % ) (nilai b)
Rumus : a = oven gram
c= a x b
c = 74, 84 x 1, 00 % = 74,84 gr (a)
jumlah tablet yang di peroleh (d) = c x jumlah tablet yang dicetak
jumlah 200 tab (g)
= c x 200 = 74,84 x 200
92 92
= 163 tablet (d)

2. Fase luar

Talk 2 x 74,84 gr = 1,63 gr


92

Mg. stearat 1 x 74,84 gr = 0,81 gr


92

Amilum 5 x 74,48 gr = 4,067 gr +


92
6,507 gr

6,507 = 40 mg

163
X. Pembahasan

Tahap yang pertama kali dilakukan adalah menyiapkan semua


bahan yang akan digunakan terdiri dari parasetamol, talk, amilum,
mucilago, Mg. Stearat. Bahan- bahan tersebut dibagai menjadi dua fase
yaitu, fase dalam dan fase luar. Zat-zat fase dalam adalah parasetamol,
mucilago amili, laktosa dan amilum. Kemudian Fase luar adalah Talkum,
mg. Stearat, amilum. Bahan fase dalam nantinya langsung dicampurkan
dengan fase luar tetapi setelah di uji kadar airnya.
Tahap awal proses granulasi basah dan kering yaitu pngecilan
partikel-partikel dengan proses pengayakan agar terpisah dari granul yang
penggumpal dan agar serbuk tersebut halus. Hal ini dilakukan karena
distribusi ukuran partikel mempengaruhi sifat fisika dan sifat kimianya,
Serbuk kemudian akan berpengaruh terhadap kestabilan tablet. Ukuran
juga berperan penting pada homogenitas tablet akhir. Bila terdapat
perbedaan ukuran partikel yang besar antara zat aktif dengan eksipien,
maka akan terjadi kesulitan pencampuran. Setelah proses pengayakan
bahan ditimbang dan segera dioven agar dapat megurangi kadar air dalam
serbuk tesebut. Kemudian setelah dioven serbuk di uji kadar airnya dengan
kadar tidak boleh lebih dari 1%. Setelah proses tersebut dibuat fasa luar
agar bisa dicampurkan dengan fase dalam.
Tahap terakhir dilakukan kecepatan pengujian waktu alir serbuk,
sebelum ditambah fase luar waktu alir tersebut 6,51 s, setelah ditambah
fase luar waktu alir sehingga menjadi 8,52 s. kecepatan alir antara granul
dan fase luar adalah 8,30 g/s. Nilai yang diperoleh telah memenuhi syarat
standar kecepatan alir` lalu pengujian bobot jenis nyata yg diperoleh hasil
Bj nyata yaitu 0,654 g/ml, kemudian Bj mampat dengan beberapa ketukan
pada ketukan %V10 memperoleh hasil 82 ml dan hasil yng sudah
diperhitungkan dengan bobot awal BJ mampat adalah 9,259 %, hasil
ketukan ke 20 dengan 80 ml yang sudah diperhitungkan dengan bobot
awal Bj mampat adalah %V20 adalah 11,11 %, pada ketukan ke 50 dengan
hasil yang telah di bj mampat 78 ml lalu diperhitungkan dengan bj mampat
awal %V50 adalah 12,962%, pada ketukan 500 bj mampat dengan hasil
yang telah di bj mampat 75 ml lalu diperhitungkan dengan bj mampat
awal %V500 Adalah 18,518%. Lalu proses pencetakan tablet berlangsung
dan memperoleh 120 tablet pada pencetakan. Kemudian selanjutnya uji
kekerasan penggunakan alat hardness tester dengan menghitung berapa
kg/cm kekerasan tablet tersebut dan dihitung 20 tablet. pada tablet diuji
pertablet tersebut memperoleh hasil 2,6 kg/cm. Uji keseragaman bobot
dengan memperhitungkan rata-rata berdasarkan diameter dan tebalnya,
rata-rata tebal dan diameter memperoleh hasil 0,95 cm, berdasarkan tebal
tablet rata-ratanya adalah 1,12 cm. Uji friksibilitas dan friabilitas untuk
menguji kerapuhan tablet bila terjadi guncangan pada tablet kemudian uji
tersebut memperoleh hasil uji 5,8% setelah dirata-ratakan hasil dari
pertablet dan hasil setelah di friksibilitas dan di friabillitas dan waktu
hancur yaitu untuk mengetahui waktu hancur obat dalam larutan dilusi
degreration tester tablet tersebut dibandingkan dengan dua pelarut dilusi,
dilusi pertama yaitu aqua dest dan larutan dilusi kedua yaitu HCL 1N
kemudian saat uji waktu hancur pada larutan dilusi aquadest memperoleh
hasil = 16,06 menit dan pada dilusi HCL 1N memperoleh hasil 03,08
menit. Hasil waktu hancur sudah memenuhi syarat karena syarat pada
waktu hancur tidak boleh dari 15 menit larutnya tablet.
XI. Kesimpulan
Dapat disimpulkan pada hasil pengamatan yaitu :
1. Keseragaman ukuran
syaratnya tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet, disimpulkan tablet kelompok kami tidak memenuhi syarat.
2. Kekerasan
syarat :
 Tablet besar 7-10 kg/cm2
 Tablet kecil 4-6 kg/cm2
Tablet yang dibuat belum memenuhi syarat disebabkan karena
mungkin kesalahan konsentrasu pencampuran bahan dan mungkin
kesalahan dalam proses pengeringan.

3. Friksibilitas dan Friabilitas


Syarat :
 40 Tablet ( bobot < 250 mg)
 20 Tablet ( bobot >250 mg)
 Tablet yang baik memiliki friksibilitas <1%
Tablet yang dibuat dengan hasi 5,8% sehingga tidak memenuhi
syarat.

4. Keragaman bobot, hasil yang diperoleh pada bobot tablet tersebut tidak
memenuhi syarat karena rata-rata bobot tablet kurang dari 5 %.
Syarat :

 Lebih dari 300 mg = 5 %

5. Waktu hancur pada HCL baik memenuhi syarat karena tidak lebih dari
15 menit tablet sudah hancur.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Pharmaceutical Press


and American Pharmacists Assosiation : London.

Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi III.


Jakarta : Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia

Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi


IV. Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12 th edition. The Pharmaceutical


Press : London.

Anda mungkin juga menyukai