Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN CAIR DAN SEMI

PADAT LABORATORIUM FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI


FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

KRIMID (KRIM HIDROKORTISON)

DIBUATOLEH:

1. Hikmah (F201901017)
2. Ria Wahyu Ningsih (F201901025)
3. Ledy tiara meilanni (F201901047)
4. Linda dwi Andriyani (F201901007)
5. Fingky enggar pratiwi (F201901020)
NAMA 6. Andi saipul machfud amin (F201901046)
KELOMPOK :

KELAS/KELOMPOK : C1 /1(Satu)
KOORDINATOR LAB. : Apt. Nurhatidjah Awaliya H., S. Farm., M.
Farm
ASISTEN LAB : La Ode Muhammad Alfiqra,S. Farm

PROGRAM STUDI S-I FARMASI FAKULTAS SAINS


DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MANDALA
WALUYAKENDARI
2022
A. PREFORMULASI
1. Farmakologi zat aktif
Hidrokortison asetat merupakan golongan kortikosteroid yang efek
farmakologi sebagai antiinflamasi atau antiradang akibat penyakit kulit
yang responsive terhadap kortikosteroid. Kortikosteroid bekerja dengan
cara mencegah reaksi alergi, mengurangi peradangan dan menghambat sel
epidermis. Kortikosteroid topical dapat diserap melalui kulit mutu normal.
Adanya radang atau penyakit lain di kulit dapat meningkatkan absorbs
melalui kulit, penggunaan hidrokortison topical yanitu dengan cara
dioleskan 1-2 kali sehari pada bagian yang mengalami peradangan
(Puspita, 2018)
Hidrokortison asetat diindikasikan untuk mengurangi gejala
infalamasi dan manifestasi pyuritik pada dermatosis yang bersifat
responsive terhadap kortikosteroid. Menekan reaksi radang pada kulit yang
bukan disebabkan oleh infeksi seperti eksema, dermatitis alergi, dermatitis
seboreik, intertrigo, ruam popok pada bayi, pruritus yang tidak dapat
diatasi dengan cara lain
Secara umum, kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi
kecepatan sintetis protein. Obat ini dikontraindikasikan pada penderita
yang hipersensitif terhadap hidrokortisaon, infeksi virus, tuberculosis kulit,
pada agne, rosasea, dermatitis perioral dapat memperburuk keadaan. Efek
sampingnya yaitu rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, polikolitis,
hipertrikosis, erupsi akneiform dll.
2. Sifat fisiko kimia zat aktif
Hidrokortison asetat (FI III, 1979)
RM/BM : C2H32O6/404, 50
Khasiat : Adrenoglukokortikoidum
Pemerian : serbuk putih, atau hamper putrih, tidak berbau, rasa tawar
dan pahit
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut larut dalam etanol
(95%) P dan dalam kloroform
pH : antara 6-8
suhu lebur : kurang lebih 220°C
Stabilitas : cukup stabiol. stabil dalam larutan netral atau suasana
asam lemah, pada temperature mendekati temperature
kamar, dalam suasana alkali atau asam kuat hidrokortison
asetat tidak stabil. Sensitive terhadap cahaya dan
kelembapan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas : inkom dengan agen pengoksidasi kuat
3. Sifat fisiko kimia zat tambahan
Asam stearat (Rowe, 2006)
Pemerian : padatan kristal keras, putih atau agak kunng, agak
mengkillat atau bubuk putih kekunigan
Kelarutan : bebas larut dalam benzene, karbon tetra
klorida,eter,larut dalam etanol 95%, heksana dan
propilen glikol
Ph : 6,5
Aplikasi formula : dalam formula topical, asam stearat digunakan
sebagai agen pengemulsi dan pelarut
Konsentrasi : konsentrasi 1-20%
Stabilitas : asam stearat adalah bahan yang stabil
Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan sebagian besar hidroksida
logam dan mungkin tidak sesuai dengan basah, zat
pereduksi dan zat pengoksidasi
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat yang
sejuk dan kering
Metil Paraben (rowe, 2006)
RM/BM : C8H8HAI3/152,15
Pemerian : kristal tidak berwarna atau bubuk Kristal putih,
tidak berbau atau hampir tidak berbau dan
memiliki sedikit rasa terbakar
Aplikasi formula : banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan dan sediaan
farmasi
Konsentrasi : 0,02-0,3 %
Ph : 4-8
Stabilitas : larutan metal paraben dalam air pada ph 3-6 stabil
hingga sekitar 4 tahun pada suhu kamar sedangkan
pada ph 8 lebih dapat mengalami hidrolisis cepat
setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu
kamar. M etil paraben beruba warrna dengan
adanya besi dan mengalami hidrilisis oleh basah
lemah dan asam kuat
Inkompatibilis : inkom dengan zat lain seperti bentonit, magnesium
trislikat, bedaktrag akan dan natrium alginate
Penyimpanan : metil paraben harus disimpan dalam wadah
tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering
Propil paraben (FI edisi III)
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol dan 3 bagian aseton
Khasiat : pengawet
Ph : 4-8
Aplikasi formula : banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan dan sediaan
farmasi
Konsentrasi : 0,01-0,6 %
Stabilitas : larutan metal paraben dalam air pada ph 3-6 stabil
hingga sekitar 4 tahun pada suhu kamar sedangkan
pada ph 8 lebih dapat mengalami hidrolisis cepat
setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu
kamar. M etil paraben beruba warrna dengan
adanya besi dan mengalami hidrilisis oleh basah
lemah dan asam kuat
Inkompatibilis : inkom dengan zat lain seperti bentonit, magnesium
trislikat, bedak tragakan dan natrium alginate
Penyimpanan : metil paraben harus disimpan dalam wadah
tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering
Trietanolamine (rowe, 2006)
Pemerian : cairan kental berwarna bening tidak berwarna
hingga kuning pucat yang memiliki sedikit bau
amoniak
Ph :
Kelarutan : larut dalam aseton benzena, karbon tetra klorida,
etil eter, dan air
Aplikasi formula : sebagai pembentukan emulsi dengan konsentrasi 2-
4 persen
Stabilitas : dapat berubah menjadi coklat jika terpapar udara
dan cahaya
Inkompatibilitas : dapat bereakksi dengan reagen seperti tionil
klorida,dapat bereaksi dengan assam mineral
membentk garam kristal dan ester
Penyimpanan : disimpan pada wadah kedap udara terlindung dari
cahaya, ditempat yang sejuk dan kering.
Setil alkohol (rowe,2006)
Pemerian : sepihan putih, butiran, kubus, atau coran
Kelarutan : bebas larut dalam etanol 95% dan eter
Aplikasi formula : dalam krim digunakan karena sifatnya yang
menyerap air, emulien, dan mengemulsi, pada
konsenntrasi 2-5%
PH : 6-65
Stabilitas : stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan
udara
Inkompatibilitas : kompatibel dengan oksidator kuat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan
kering
Butyl hidroksin toluene (BHT)
pemerian : hablur padat,putih, bau khass, lemah.
Kelarutan : tidak larut dalam air dan propilen glikol, mudah
larut dalam etanol, dalam kkorofom dan dalam eter
khasiat : sebagai antioksidan untuk mencegah ketengikan
oksidatif lemak dan minyak yang dapat
menyebabkan hilangnya aktifitas vitamin yang
terlarut dalam air
konsentrasi : 0,0075-0,1 %
penyimpanan : ditempat yang tertutup baik, terlindung dari cahaya
B. FORMULASI
Formula asli
Krim Hidrokortison Asetat
Master Formula
Nama produk : dokrim
Jumlah produk : 1 tube
Tanggal produksi : 1 juli 2022
No. Registrasi : DKL2211133329A1
Komposisi Formula : tiap 10 gram mengandung :
Hidrokortison asetat 1%
Asam stearat 16,7 %
Propilen glikol 5%
Setil alcohol 4%
TEA 2,3 %
Propilparaben 0,02 %
Metilparaben 0,18 %
BHT 0,1 %
Oleum rosae 0,05 %
Aquadest Ad 100 %

Rancangan formula
Pabrikan Nama Produk No.Reg :
SAGELAR No.Batch:
Nama Pabrik Master Formula Dibuat Oleh Disetujui oleh
25 juni 2022 PT kelsa Nama Asisten
Kode Bahan Nama Bahan Per Dosis Per Batch
01HST Hidrokortison 0,1 gr 0,1 gr
stearat(zat aktif)
02SA Setil Alkohol 0,4 gr 0,4 gr
02ASTR Asam stearat 1,67 gr 1,67 gr
(basis minyak)
03TEA Trietinolamin 0,23 gr 0,23 gr
(basis Air)
04MPR Metilparaben 0,018 gr 0,018 gr
(pengawet)
05PPR Propil paraben 0,002 gr 0,002 gr
(pengawet)
06BHT BHT (antioksidan) 0,01 gr 0,01 gr
07OLS Oleum Rosae 0,005 gr 0,005 gr
06AQ Aquadest (Pelarut) 7,565 ml 7,565 ml

Permasalahan dan pencegahan masalah dalam formula


Permasalahan Penyelesaian
Didalam sediaan krim harus bias Digunakan zat pelembap sebagai
meningkatkan hidrasi kulit humektam dalam sediaan topical
untuk meningkatkan hidrasi kulit.
Hidrasi kulit dapat menyebabkan
jaringan menjadi lunak
mengembang dan tidak berkeriput
sehingga penetrasi zat lebih
efektif.
Di dalam sediaan krim sangat rentan Digunakan antioksidan untuk
teroksidasi mencegah terjadinya ketengikan
akibat oksidasi oleh cahaya pada
minyak tidak jenuh yang sifatnya
antioksidasi
Sediaan krim mengandung minyak dan Digunakan pengawet karena
air yang mudah terjadi kontaminasi dengan pengawet metil paraben
mikroba kombinasi propil paraben dapat
meningkatkan stabilitas sediaan
dengan mencegah terjadinya
kontaminasi mikroorganisme.

Alasan pemilihan bahan


1. Kombinasi asam stearat dan TEA
Asam stearat dapat berfungsi sebagai emulgator jika direaksikan
dengan basa (KOH) atau TEA yang juga dapat menetralkan krim. Ketika
TEA dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat dan asam oleat
akan membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8 yang dapat digunakan
sebagai zat pengemulsi untuk menghasilkan emulsi M/A berbutir halus
dan stabil (rowe, 2006)
Asam lemak yang sesuai dikombinasikan dengan TEA ialah asam
stearat karena asam stearat tidak mengalami perubahan warna seperti asam
oleat.
2. Kombinasi metil paraben dan propil paraben
Pengawet yang banyak digunakan dalam formula yaitu kombinasi
metilparaben dan propil paraben yang dimana diketahui sebagai
antibakteri dan antifungi yang efektif. Kombinasi antara keduanya paling
banyak ditemukan karena mampu memberikan efek sinergis untuk
meningkatkan aktifitasnya sehingga hasilnya lebih efektif.
3. BHT
Penggunaan krim dilakukan secara berulang sehingga diperlukan
antioksidan dalam memformulanya, juga untuk menghindari oksidasi dari
fase minyak. BHT dapat mencegah atau menunda ketengikan oksidatif
lemak dan minyak, serta untuk mencegah hilangnya aktifitas vitamin yang
larut dalam minyak
4. Oleum rosae
Adanya bahan-bahan yang dapat menurunkan nilai akseptabilitas,
sehingga untuk meningkatkan keestetikan dan minat komnsumen, sediaan
ditambahkan pewangi yaitu oleum rosae yang merupakan minyak mawar
yang dapat memberikan bau aroma mawar untuk meningkatkan
ekseptabilitas.
Perhitungan
Tiap 10 g mengandung :
Hidrokortison asetat 1% = 1/100 x 10 = 0,1 gr
Asam stearat 16,7% = 16,7/100 x 10 = 1,67 g
Setil alcohol 4% = 4/100 x 10 = 0,4 g
TEA 2,3 % = 2,3/100 x 10 = 0,23 g
Metil paraben 0,18 % = 0,18/100 x 10 = 0,018 g
Propil paraben 0,02 % = 0,02/100 x 10 = 0,002 g
BHT 0,1 % = 0,1/100 x 10= 0,01 g
Oleum rosae = 0,05/100 x 10 = 0,005 g
Aquadest = 10 – (0,1 + 1,67 + 0,4 + 0,23 + 0,018 + 0,002 +
0,01+0,005) = 7,565 ml
Cara kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, masing-masing bahan di
timbang.
b. Dilebur fase minyak di dalam penangas air
c. Metil paraben dan propel paraben dan BHT didispersikan. Sebagian fase
air dicampurkan dengan fase minyak, diaduk ad. Homogeny,lalu
tambahkan fase minyak,homogenkan
d. Hidrokartison ditambahkan, lalu homogenkan
e. Timbang 10 gram untuk dimasukkan kedalam wadah, lalu dikemas.
f. Sisa sedian digunakan untuk uji evaluasi
C. PENGEMASAN
1. Kemasan Primer

KRIMID®
Hidrokortison Asetat 10 gram

2. Kemasan Sekunder

neNetto : 10 Gram
KRIMID
Hidrokortison Salep Kulit
Perhatian :
Tube harus tertutup rapat, Simpan ditempat sejuk,
terlindung dari cahaaya.

HANYA UNTUK PEMAKAIAN LUAR

neNetto : 10 Gram
KRIMID
Hidrokortison Salep Kulit

Komposisi : Tiap gram mengandung Hidrokortison


2%
Indikasi : Infeksi Pada Kulit
Aturan Pakai : Dioleskan tipis-tipis pada kulit setelah
kulit dibersihkan dan dikeringkan Atau
menurut petunjuk dokter

KETERANGAN LEBIH LANJUT LIHAT BROSUR


3. Etiket
Apotek Cantik Farma
Jl. Ahmad Nasution No. 08
Apoteker : Majrah, S.Farm, Apt.
SIPA : 838/PER/X/2022

Nama : hikmah Tgl. : 25 jili 2022

2 x sehari Dioleskan tipis-tipis

4. Brosur
KRIMID
HIDROKORTISON ASETAT 2%
Netto 10 gram
Komposisi :
Tiap 10 gram cream mengandung
Hidrokortison………………………1%
Farmakologi
Hydrocortisone adalah kortikosteroid topikal yang mempunyai efek anti-
inflamasi, anti-alergi dan antipruritas pada penyakit kulit.
Indikasi
Menekan reaksi datang pada kulit yang buka disebabkan infeksi seperti:
eksema, dermatitis alergi, dermatitis seboreik, intertrigo, ruam “popok”
pada bayi, pruritus yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
Dosis
Oleskan saja tipis pada kulit 2-3x sehari
Kontraindikasi
Dermatitis atopik, dermatitis kontak, dermatitis alergika, pruritus
anogenital (gatal-gatal pada anus dan alat kelamin), dan neurodermatitis.
Peringatan
 Obat ini hanya digunakan pada kulit bagian luar
 Pastikan anda menggunakan oxytetracycline sesuai resep dokter
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter

Simpan dibawah suhu 30oC


Hindarkan dari jangkauan anak-anak

Diproduksi oleh
PT. MAJRAH PHARM
Kendari-Indonesia
D. EVALUASI
1. Uji Organoleptik Pemeriksaan terhadap organoleptik dilakukanmeliputi
bentuk, warna dan bau yang diamati menggunakan panelis. Panelis yang
melakukan pengamatan yaitu panelis tidak terlatih sebanyak 30orang.
Spesifikasi krim yang harus dipenuhi adalah memiliki konsistensi
lembut,warna sediaan homogen, dan baunya harum dari masing-masing
krim.
2. Uji Homogenitas Dilakukan dengan menggunakan kaca transparan. Krim
ditimbang1gr, kemudian dioleskan pada kaca. Sediaan krim harus
menunjukkan susunan yang homogeny dan tidak terlihat adanya butiran
kasar dan menggumpal (Lubisdkk,2012). Uji homogenitas bertujuan untuk
melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan krim.
3. Uji pH Penentuan pH dilakukan dengan menggunakan kertaslakmus. Krim
di timbang 1 gr dan di larutkan dengan 1 mlaquades lalu celupkan kertas
lakmus hingga menunjukkan hasil Ph tersebut. Pengukuran dilakukan
sebanyak tiga kali masing masing sediaan padat saat sediaan dibuat dan
penyimpanan selama 3 minggu.
4. Uji Daya Lengket Dilakukan dengan menggunakan alat rheviscometer,dan
bertujuan untuk mengetahui kemampuan krim melekat pada kulit.
5. Uji Daya Sebar Uji daya sebar dilakukan dengan menggunakan
extensiometer.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia ,Jakarta.448, 515,771,1000.

Ansel,H.C.,2008, Pengantar Bentuk SediaanFarmasi,edIV,Alih bahasaIbrahim,F.

Jakarta:UIPress

Banks, J.A. 1989. Approach to Multicultural Curriculum. Trotter Review Vol 3

Barel.A.O.,M.Paye.,H.I.Maibach,2006,Handbook of Cosmetic Science and


Technology, 2nd ed., Informa Healthcare USA Inc, New York, USA.Edy

Sutrisno.(2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetak Ke Enam.


Jakarta:Pranada Media Group

Fluhr,J.W.,Bornkessel, A., Berardesca,E. 2006, ‘Glycerol just Moisturizer?


Biological and Biophysical Effects’, in Loden, M., and Mailbach, H.I.,
DrySkinand oisturizer, ed. 2,CRCPress, NewYork,pp 230-240

Klatz,R.danR.Goldman.2003.Anti Aging Revolution. Basic Health


Publications,Inc.: North Bergen.

Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri
Farmasi Edisi III,1119-1120. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Lynde, C.W., 2005, Moisturizers: What They Are and How They Work, Diakses
pada 20 Januari 2014,http://www.skintherapyletter.com/2001/6.13/2.
Rowe,R.C.etAl.(2006).Handbook Of Pharmaceutical Excipients,5thEd,The
Pharmaceutical Press, London
Rowe,R.C.etAl.(2009).Handbook Of Pharmaceutical Excipients. 6th Ed. The
Pharmaceutical Press. London.
Tranggono,R.I.S.,danLatifah,F.,2007,BukuPeganganIlmuPengetahuanKosmetik,G
ramediaPustaka Utama,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai