Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 2

ANGGOTA :

HIKMAH

HIKMAWATI

ROSNILA

LINDA DWI ADRIANI

SULFIANTI
ANXIETAS DAN BIPOLAR
DEFENISI

Anxietas adalah perasaan tidak


nyaman atau kekhawatiran yang samar gangguan bipolar, adalah salah satu
disertai respons otonom (sumber sering diantara gangguan mental yang serius.
kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh sifatnya melumpuhkan disebut mania-
individu), anietas merupakan perasaan depresi suatu gangguan mental yang
takut yang disebabkan oleh antisipasi menyebabkan terjadinya perubahan
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat mood yang ekstrem. Hal ini membuat
kewaspadaan yang memperingatkan orang yang mengalaminya bisa berubah
individu akan adanya bahaya dan perasaannya secara tiba-tiba dari sangat
memampukan individu untuk bertindak bahagia (mania) menjadi sangat sedih
menghadapi ancaman. (Herdman & (depresi).
Kamitsuru, 2018).
ETIOLOGI ANXIETAS DAN
BIPOLAR
Faktor Biologis
1. reaksi otonom yang berlebih dengan naiknya tonus simpatis
2. naiknya pelepasan katekolamin
3. naiknya metabolit neuropinefrin
4. Penurunan dopamin
Etiologi
5. turunnya massa laten tidur rapid eye movement (REM) dan stadium 4
Anxietas 6. turunnya gama amino butirich acid (GABA) menyebabkan hiperaktivitas susunan
dan saraf pusat (GABA) menghambat aktivitas susunan saraf pusat
Bipolar 7. Serotonin menyebabkan kecemasan naiknya aktivitas dopaminergik berkaitan
dengan kecemasan
8. pusat hiperaktif di korteks cerebral bagian temporal
9. locus sereleus pusat neuron neurantrenergik hiperaktif pada keadaan kecemasan

Faktor
neurobiologik
Sistem saraf otonom atau nonadregenic berperan dalam menyebabkan seseorang
mengalami kecemasan. Abnormalitas regulasi subtansi neurotransmitter seperti
serotonin dan GABA berperan dalam perkembangan cemas
Lanjutan etiologi anxietas…..
Faktor genetik

Apa bila salah satu orang tua memiliki gangguan anxietas dan bipolar. Maka seorang
anak akan memiliki resiko lebih besar mengalami anxietas dan bipolar

Faktor
psikoanalisis
Disebabkan karena faktor stress lingkungan. Teori psikoanalisis berpendapat bahwa
sumber kecemasan adalah konflik yang tidak di sadari antara ego dan impuls-impuls id
(impuls alamiah manusia). Impuls ini biasanya bersifat seksual/agresif, berusaha untuk
mengekspresikan diri namun ego tdk membiarkan.

Faktor
psikologik
Faktor psikologik penyebab anxietas dan bipolar yaitu : Marah, harga diri rendah,
pemalu pada masa kanak-kanak, orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik, seksual
abuse, mengalami peristiwa yang menakutkan

Faktor kognitif
Faktor kognitif, yaitu cemas sebagai manifestasi dari penyimpangan berpikir dan
membuat presepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara berlebihan terhadap
suatu bahaya
FAKTOR RESIKO ANXIETAS DAN
BIPOLAR
1. Jenis kelamin. Perempuan memiliki kemungkinan lebih besar untukmengalami
gangguan cemas
2. Trauma masa anak-anak. Anak-anak yang mengalami pelecehan atau peristiwa
traumatik berisiko tinggi terkena gangguan cemas.
Anxietas 3. Penyakit fisik. penyakit yangberhubungan dengan kecemasan seperti penyakit
jantungkoroner, hipertensi, diabetes mellitus, gangguan tiroid.
4. Penumpukan stress. Stres Penumpukan situasi kehidupan penuh stres dapat
memicukecemasan yang berlebihan
5. Kepribadian.Orang dengan tipe kepribadian tertentu lebih rentan terhadap
gangguan cemas daripada yang lain

1. Periode stres yang tinggi.


2. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang (cek dengan kalkulator
kadar alkohol dalam darah ini untuk mengetahui apakah Anda berisiko).
Bipolar 3. Riwayat anggota keluarga. penderita bipolar disorder atau gangguan kondisi
mental lain.
4. Pengalaman atau peristiwa kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti
kematian orang yang disayang.
KLASIFIKASI ANXIETAS DAN
BIPOLAR
1. Generalized anxiety disorders (GAD). Merupakan perasaan cemas
yang berat, menetap, disertai dengan gejala somatic yg menyebabkan
gangguan fungsi social dan fungsi pekerjaan. Kriteria diagnostic untuk
GAD membutuhkan setidaknya gejala presisten hamper setiap hari
selama minimal 6 bulan. Kecemasan disertai setidaknya 3 gejala
psikologis dan fisiologis. Gejala psikologis seperti kecemasan
berlebihan, sedangkan gejala fisik seperti kegelisahan, ketegangan,
klasifikasi kelemahan otot, dan gangguan tidur
Anxietas 2. Panic disorders (PD). Gejala untuk panic disorders biasanya dimulai
dengan serangkaian serangan panic yg tak terduga. Kriteria
diagnostic diikuti oleh setidaknya kekhawatiran yang berlangsung
selama 1 bulan terus menerus, harus ada setidaknya 4 gejala
fisikditambah gejala psikologi. Gejala fisik seperti nyeri dada,
menggigil, pusing, palpitasi, berkeringat, gemetar. Gejala psikis
seperti takut kehilangan kontrol, takut jadi gila, dan takut mati
3. Social anxiety disorders (SAD). Ciri penting dari SAD adalah rasa
takut intens, irasional dan terus menerus. Gejala takut seperti takut
diteliti orang lain, malu serta takut dihina.
Lanjutan…..

4. post-traumatic stress disorders (PTSD). Dalam PTSD, kejadian trauma dapat


menyebabkan rasa takut yg intens, tdk berdaya atau horror. Penderita disebut
PTSD apabila memiliki setidaknya satu gejala re-experiencing (kenangan atau
mimpi berulang yg menyebabkan trauma dll), 3 gejala avoidance (menghindari
percakapan tentang trauma, menghindari aktiitas yg dapat mengingatkan terhadap
suau kejadian). Dan dua gejala hiper-arousal (konsentrasi menurun, mudah kaget,
insomnia dan iritabilitas). Gejala dari setiap kategori harus lebih dari 1 bulan

5. Agoraphobia. Yaitu ketakutan akan tempat-tempat yg bisa membuatnya merasa


malu yg akan memicu serangan panic, seperti ketika bertemu orang banyak,
angkutan umum atau ruang tertutup misalnya lift. Penderita agoraphobia biasanya
hanya akan mengurung diri di rumah.

6. Specific phobia. Merupakan gangguan phobia yg terbatas pada situasi tertentu,


biasanya meliputi ketakutan terhadap hewan atau fenomena alam. Penderita yg
mengalami gangguan ini akan menghindari objek-objek yg ditakuti.
1. Bipolar tipe 1 (satu). Penderita bipolar tipe satu mengalami perubahan
mood yang sangat kontraks, diawali dengan fase depresi selama 1-2
minggu.
Gejala depresi :
• Perubahan pola tidur
• Perubahan pola makan dan berat badan
• Penurunan konsentrasi
• Memiliki pemikiran tidak wajar seperti keinginan bnuh diri
• Adanya perasaan tidaak berharga atau rasa bersalah
• lelah

klasifikasi Gejala utama mania :


Bipolar • Peningkatan energy
• Peningkatan harga diri
• Lebih banyak bicara disbanding biasanya
• Memiliki kemampuan pertimbangan yang buruk

2. Bipolar tipe 2 (dua). Penderita bipolar merasakan depresi selama satu


minggu, diikuti oleh fase hipomania (mania level rendah dgn gejala yg
sama) terjadi dalam waktu singkat, biasanya 4 hari dan biasanya tidak
disadari karena tdk berbeda seccara signifikan dgn kebiasaan normal
PATOFISIOLOGI ANXIETAS DAN
BIPOLAR
 

Patofisiologi
Anxietas
Tiga neurotransmiter paling banyak telah dipelajari dalam hal
kemungkinanterjadinya gangguan mood: norepinefrin, dopamin, dan
serotonin (Thase et al.,2002). Neurotransmisi dopaminergik adalah salah
satu dari banyak neuorotransmisiyang berpengaruh dan berkaitan langsung
pada kejadian mood pasien dengangangguan bipolar, dengan terjadinya
penurunan dopamin akan menyebabkanterjadinya episode depresi.
Patofosiologi Sedangkan, peningkatan dari dopamin akanmenyebabkan terjadinya episode
Bipolar mania (Kaplan & Sadock’s, 2015). Mania dandepresi juga keduanya dikaitkan
dengan kadar serotonin rendah (Thase et al.,2002).
Patofisiologi dari gangguan bipolar akibat disregulasi sirkuit neural yang
dipengaruhi oleh perubahan fungsional dan perubahan struktural. Hal
tersebut dapatterjadi akibat ketidakseimbangan volume otak. Pada studi
pencitraan strukturalmenunjukkan bahwa depresi berat dihubungkan
dengan penurunan volume 5-10%di hipokam
MANIFESTASI KLINIS ANXIETAS
DAN BIPOLAR
 

Gejala psikologik : Gejala psikis :


1. Ketegangan 1. Gemetar
2. Kekuatiran 2. Berkeringat
3. Panik 3. Jantung berdebar
Gejala 4. Perasaan tak nyata 4. Kepala terasa ringan dan
5. Takut mati pusing
Anxietas 5. Ketegangan otot
6. Takut gila
7. Takut kehilangan kontrol, 6. Mual dan diare
dan sebagainya 7. Sulit bernafas
8. Baal
9. Gelisah
10.Rasa gatal
11.Gangguan dilambung,
dll.
Gejala depresi :
1. Sedih, gelisah dan mood kosong
2. Memiliki perasaan putus asa dan
Gejala manik :
pemisimis
1. Peningkatan level energy,
3. Memiliki perasaan tidak berguna,
aktivitas dan kegelishan
bersalah dan tidak berdaya
2. Mood euphoria yang
4. Kehilangan ketertarikan pada hal-
berlebihan
hal yang menyenangkan
Gejala 3. Iritabilitas yang ekstrim
5. Penurunan energy dan sering
gangguan 4. Bicara begitu cepat
merasa lelah
Bipolar 5. Mudah terdistrasi dan susah
6. Sulit berkonsentrasi, mengingat
berkonsentrasi
dan membuat keputusan
6. Percaya pada hal yang tidak
7. Mudah mengantuk
realistis
8. Tidur terlalu lama atau tidak bias
7. Memiliki kemampuan
tidur
pertimbangan yang buruk
9. Perubahan nafsu
8. Peningkatan dorongan seksual
makan/penurunan BB atau
sebaliknya
10. Mencoba untuk bunuh diri
TERAPI FARMAKOLOGI &
NONFARMAKOLOGI ANXIETAS
Pilihan treatmen untuk gangguan anxietas terdiri dari terapi psikologis
dan farmakologis. Berikut terapi farmakologi anxietas :

1. Antidepresan (SSRIs, SNRIs, TCAs dan MAOIs)

• SSRIs (Selective serotonin reuptake inhibitor). obat ini biasanya


diindikasikan untuk pengobatan depresi, dianggap sebagai terapi lini
pertama untuk gangguan anxietas. Kelompok dari obat ini yaitu fluoxetine,
Terapi sertraline, citalopram, escitalopram, fluvoxaminparoxetine dan vilazodone.
farmakologi Mekanisme penting dari obat ini yaitu menghambat transporter serotonin
Anxietas dan menyebabkan desensitasi reseptor serotonin postsinaptik sehingga
menormalkan aktivitas jalur serotonergic
• SNRI (serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor). Bekerja dengan
menghambat transporter serotonin dan norepinefrin, termasuk venlafaxine,
desvenlafaxine dan duloxetine. SNRI biasanya digunakan apabila terjadi
kegagalan atau respon yg tidak adekuat terhadap SSRI
Lanjutan terapi farmakologi anxietas…..

• TCAs. Semua tricyclic antidepressants (TCAs) berfungsi sebagai inhibitor reuptake


norepinefrin, dan beberapa sebagai penghambat reuptake serotonin. Meskipun beberapa
golongan obat ini efikasinya sebanding dgn SSRI/SNRI untuk mengobati anxietas, TCA
menimbulkan lebih banyak efek samping sehingga TCA jarang digunakan dalam
pengobatan anxietas. Kecuali clomipramine yg mungkin lebih berkhasiat daripada
SSRI/SNRI pada pasien dengan OCD.
• MAOIs (monoamine oxidase inhibitors). Phenelzine adalah MAOIs yg paling sering
digunakan untuk gangguan anxietas., diikuti oleh Transycypromine untuk panic disorder
dan social phobia. MAOIs tidak bias dikombinasikan dengan SSRIs karena dapat
menimbulkan efek yg serius seperti kebingungan

2. Antidepresan golongan trisiklik derivate dibenzosikloheptadin

Contoh obatnya yaitu amitriptyline. Bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin


dan/atau norepinefrin pada sinaps dalam system saraf pusat dengan menghambat
ambilan kembali serotonin dan norepinefrin pada sinaps.
3. Benzodiazepin.
Merupakan obat golongan Obat penenang/sedative yg dapat digunakan dalam pengobatan gangguan
kecemasan. Golongan ini Jika digunakan dlm jangka waktu lama menimbulkan efek samping, sehingga
penggunaan benzodiazepine hanya terbatas untuk pengobatan jangka pendek anxietas akut.
a) Diazepam adalah obat penenang di kelas benzodiazepin. Diazepam termasuk dalam
golongan psikotropika, nama dagangnya antara lain Valium. Indikasinya sebagai obat
anti-ansietas, sedatif-hipnotic, dan obat anti-kejang. Efek sampingnya antara lain :
menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi dan waktu reaksi. Diazepam
mempunyai waktu paruh yang panjang (24 s/d 200 jam).
b) Alprazolam adalah sekelompok obat yang disebut benzodiazepines untuk gangguan
kecemasan yang bekerja memperlambat pergerakan zat kimia otak yang menjadi tidak
seimbang. Alprazolam pada anxietas digunakan untuk panic disorder dan GAD
c) Clonazepam untuk fobia social dan GAD, serta lorazepam untuk panic disorder dan
GAD

4. Busprion

Obat yang berfungsi untuk mengobati gangguan kecemasan berlebih, tergolong sebagai
obat kelas ansiolitik yg bekerja memengaruhi kinerja senyawa organic endogenus dalam
otak disebut neurotrnsmiter. Busprion lebih efektif dlm memperbaiki gejala kognitif
disbanding somatic.
Lanjutan terapi farmakologi anxietas…..

5. Beta-blocker
Beta blocker biasa digunakan untuk mengobati penyakit jantung, juga bisa digunakan
untuk mengurangi gejala anxietas yang mungkin muncul seperti palpitasi, peningkatan
tekanan darah, gemetar dan tremor, dll. Beta bloker seperti propranolol digunakan untuk
mencegah gejala fisik yg menyertai gangguan anxietas, terutama fobia sosial

Terapi Terapi kognitif perilaku  pendekatan kognitif mengajak pasien secara


langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala
psikologis
somatic secara langsung. Teknik utamanya adalah relaksasi dan biofeedback
Anxietas

Terapi suportif  pasien diberikan kenyamanan, digali potensi-potensi yang


ada dan blm tampak, didukung egonya agar lebih bisa beradaptasi optimal
dalam fungsi social dan pekerjaannya

Psikoterapi berorientasi tilikan  terapi ini mengajak pasien untuk mencapai


penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek serta
keutuhan diri pasien. Bila tdk tercapai, minimal kita memfasilitasi agar pasien
dapat beradaptasi dlm fungsi social dan pekerjaannya.
Lanjutan…..

Terapi mencegah 1. Kontrol pernapasan yang baik


kemunculan 2. Melakukan relaksasi
gangguan 3. Intervensi kognitif
4. Pendekatan agama
kecemasan
5. Pendekatan keluarga
6. Olah raga
TERAPI FARMAKOLOGI &
NONFARMAKOLOGI GANGGUAN
BIPOLAR
1. Mood stabilizer
• Pilihan pertama yang digunakan dalam mengobati gangguan bipolar
adalah mood stabilizer seperti litiun, divalproex, karbamazepin dan
lamotrigine.
• Dosis awal pemberian litium 600-900 mg/hari, diberikan dlm dosis
terbagi. Sedangkan divalproex 500-1000 mg/hari.
Terapi • Penggunaan litium dlm fase pemeliharaan lebih unggul dibandingkan
farmakologi valproate dan lamotrigine. Penggunaannya segera setelah muncul
Anxietas episode mania pertama dapat meningkatkan efek jangka panjang
• Penggunaan asam valproate, lamotrigine perlu diperhatikan sebab
penggunaannya dapat meningkatkan risiko bunuh diri
2. antipsikotik
• Semua antipsikotik atipikal memiliki beberapa efikasi untuk gangguan
bipolar karena adanya efek antimania. Antipsikotik yg digunakan
diantaranya risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidone,
aripiprazole, lurasidon dan asenapin.
Lanjutan…..

• Semua antipsikotik atipikal memiliki beberapa efikasi untuk gangguan bipolar karena adanya
efek antimania. Antipsikotik yg digunakan diantaranya risperidone, olanzapine, quetiapine,
ziprasidone, aripiprazole, lurasidon dan asenapin.
• monoterapi olanzapine efektif dan relative aman dalam mengobati pasien yg tidak respon
serta tidak toleran terhadap litium, asam vlaproat, karbamazepin, serta dua tau lebih
antipsikotik
• Aripiprazole efektif digunakan dalam pengobatan pasirn bipolar mania akut dan dapat di
toleransi dengan baik
• Risperidone memiliki efikasi lebih tinggi dibandingkan litium dan divalproex sodium. Pada
pasien pediatric dan dewasa dgn dosis efektif harian 0,5-2,5 mg dan 3,6 mg
• Antipsikotik lain yang sering digunakan adalah quetiapine. Penggunaanya bersama litium dan
valproate pada vase pemeliharan memiliki efek yg menguntungkan dan berkaitan dengan
penurunan waktu kambuh daro episode mood.
3. antidepresan
• Penggunaan antidepresan sbg monoterapi berkaitan dengan peningkatan resiko episode
mania pada pasien bipolar.
• Antidepresan trisiklik seperti imimpramine dan despiramine memiliki tingkat respon setara atau
lebih rendah dari kompratornya seperti fluoxetine, paroxetine, bupropion.
• Penggunaan MAOI aksi ganda memiliki resiko terjadinya perubahan mood menjadi mania yg
lebih besar dibandingkan obat aksi tunggal (SSRI)
Lanjutan…..

4. benzodiazepin
Pengobatan adjuvan jangka pendek dengan benzodiazepin juga dapat membantu (APA, 2010).
Mekanisme kerja Diazepam dengan cara mengurangi konsentrasi epinefrin plasma, serta
menurunkan kecemasan, dan sebagai hasilnya Diazepam meningkatkan fungsi seksual pada
orang yang terhambat oleh kecemasan. Sedikit pasien memiliki kecemasan yang melumpuhkan
dan mungkin perlu benzodiazepin jangka pendek. Benzodiazepin bermanfaat dalam
mengurangi kecemasan. Diazepam dinyatakan memiliki anti-fobia, anti-panik dan anti-
kecemasan. Obat lain yang digunakan termasuk clonazepam dan alprazolam

Menggobati penyalagunaan zat serta pemberian nutrisi yang baik dengan protein
normal dan asupan asam lemak esensial, berolahraga, tidur yang cukup,
pengurangan stres, dan terapi psikososial (Wells et al., 2015). Ini bisa dilakukan
Terapi non dengan memberikan dukungan, edukasi, dan bimbingan kepada orang-orang
farmakologi dengan gangguan bipolar dan keluarga penderita gangguan bipolar. Beberapa
bipolar perawatan psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar meliputi
 Terapi kognitif (CBT)
 Terapi keluarga
 Terapi psycotherapy interpersonal
MANAJEMEN TERAPI GANGGUAN
ANXIETAS DAN BIPOLAR

1. Terapi manajemen akut, untuk mengurangi keparahan dan durasi gejala


kecemasan serta meningkatkan keseluruhan fungsi
Manajemen
2. Terapi jangka panjang, untuk meringankan gejala kecemasan secara
terapi minimal atau menghilangkan gejala, menghilangkan gangguan
Anxietas fungsional dan meningkatkan kualitas hidup
3. Pertimbangan lainnya yaitu untuk mencegah kekambuhan

1. Secara umum terapi bipolar berfokus pada stabilitas dengan tujuan


Manajemen pemulihan gejala mania atau depresi pada pasien sehingga
bipolar didapatkan mood yg stabil
2. Mencegah kambuhan atau kambuhnya episode suasana hati
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai