Pembimbing:
dr. Savitri Wulandari, Sp.KJ
Prevalensi
1,5-5%, lebih banyak pada wanita dewasa muda
● Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran
obsesif.
● Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya
dua dari situasi berikut: banyak orang / keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan
bepergian sendiri
● Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi
"housebound").
F40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
Definisi
Ketakutan berlebihan terhadap suatu objek/kondisi tertentu, yang tidak menakutkan bagi orang lain sehingga
menimbulkan perilaku menghindar
Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresif seringkali memperburuk
keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang
temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya agoraphobia. Pembuatan
diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebih dominan pada saat
pemeriksaan.
Prevalensi agorafobia 2-6% .. Prevalensi fobia spesifik 11% .. Prevalensi fobia social 3-13%
F40.1 Fobia Sosial
Rasa takut yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial, saat seseorang dihadapkan pada orang
yang tidak dikenal atau pada situasi yang memungkinkan ia akan diperhatikan oleh orang lain .
Gejala: Dapat tercetus sebagai malu (muka merah), Manifestasi Klinis: Rasa malu atau tidak nyaman yang
tangan gemetar, mual, tiba tiba ingin BAK sangat berlebihan di situasi sosial Menghindari situasi
social
● Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
● Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (outside the family circle); dan
● Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
● Bila terlalu sulit membedakan antara fobia sosial dengan agorafobia, hendaknya diutamakan diagnosis
agorafobia (F40.0).
F40.2 Fobia Spesifik/Terisolasi
Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan, ditandai dengan adanya antisipasi terhadap objek atau situasi spesifik
● Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan
bukan sekunder dari gejalagejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
● Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu (highly specific situations); dan
● Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.
● Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain, tidak seperti halnya agorafobia dan fobia sosial.
Tatalaksana
Terapi Psikologik
● Terapi perilaku merupakan yang paling efektif. Contoh: Terapi pemaparan (exposure),
imaginal exposure, participant modelling, guided mastery, imaginal flooding
● Psikoterapi berorientasi tilikan
● Terapi lain: hypnotherapy, psikoterapi suportif, terapi keluarga bila diperlukan
Tatalaksana
Farmakoterapi
Agoraphobia
Fobia Sosial
Fobia Spesifik/Terisolasi
➔ Tidak ada studi yang menunjukkan efektivitas intervensi psikofarmakologi untuk fobia spesifik
➔ Dianjurkan short-acting benzodiazepine untuk tatalaksana kecemasan sementara dalam situasi
spesifik (co: sebelum naik pesawat, dll)
F41 GANGGUAN ANXIETAS
LAINNYA
F41.0 Gangguan Panik
Definisi
Serangan panik : serangan / episode ansietas berat dengan gejala otonom tiba-tiba tanpa pemicu jelas
● Gejala mental: rasa takut yang hebat dan ancaman kematian atau bencana, bingung, sulit
berkonsentrasi.
● Tanda fisik: takikardia, palpitasi, dispne, berkeringat
● Penderita akan segera berusaha “keluar” dari situasi tersebut dan mencari pertolongan.
● Pemeriksaan status mental: ruminasi, kesulitan bicara seperti gagap, gangguan memori
● Depresi derealisasi dan depersonalisasi bisa dialami saat serangan panik.
● Gejala penyerta lainnya: depresi obsesif kompulsif, tendensi bunuh diri.
Pedoman DIagnostik PPDGJ III
Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan
anxietas fobik (F40.-). Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas
berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan:
Farmakoterapi Psikoterapi
Prevalensi gangguan cemas menyeluruh 2,8% untuk laki-laki dan 5,3% untuk perempuan
Gejala
•Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau anxietas fobik
•Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan
masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan
diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya
dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan
•Bila gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus
digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian
F41.3 Gangguan Anxietas F41.8 Gangguan
Campuran Lainnya Anxietas Lainnya
YDT
Pedoman Diagnostik
- Memenuhi kriteria gangguan anxietas
menyeluruh (F41.1) dan juga
menunjukkan (meskipun hanya dalam
jangka pendek) ciri yang menonjol dari
kategori gangguan F40-F49, akan tetapi F41.9 Gangguan
tidak memenuhi kriterianya secara Anxietas YTT
lengkap
- Bila gejala2 yang memenuhi kriteria dari
kelompok gangguan ini terjadi dalam
kaitan dengan perubahan atau stres
kehidupan yang bermakna, maka
dimasukkan dalam kategori F43.2,
gangguan penyesuaian
KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN ANSIETAS BERDASARKAN
PPDGJ III
F 41 Gangguan ansietas 1.Gejala utamanya adalah ansietas berlebih yang tidak dipengaruhi situasi
lainnya 2.Tidak memenuhi kriteria fobia (F 40) atau gejala fobia bersifat ringan dan sekunder
F 41.2 Gangguan 1.Ditemukkan gejala ansietas dan gejala gangguan lainnya yang menonjol, misalnya
ansietas campuran lain gangguan obsesif-kompulsif (F42), gangguan disosiasi (F44), dan lain-lain.
Gangguan Obsesif-
Kompulsif
Definisi
- Obsesi : pikiran, ide, atau gagasan
yang muncul berulang-ulang
- Kompulsif : tindakan berulang akibat
adanya pemikiran obsesif
- Pasien dengan OCD menyadari
ketidak rasionalan obsesi dan kompulsi
Epidemiologi
- 2-3% prevalensi di dunia
- Lelaki = perempuan
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
Pedoman Diagnostik
- Gejala obsessif atau tindakan c. Melakukan hal diatas bukan merupakan hal
kompulsif / keduanya harus ada yang memberikan kepuasan
setiap hari selama setidaknya 2 d. Pikiran atau tindakan tersebut harus tidak
minggu berturut-turut menyenangkan bagi penderita
- Merupakan sumber penderitaan - Terdapat kaitan erat antara pikiran atau gejala
- Gejala harus: obsesif dengan depresi
a. Disadari berasal dari - Gejala obsesif pada penderita seperti
penderita skizofrenia, sindrom tourette atau gangguan
b. Setidaknya terdapat 1 mental organik harus diangap sebagai bagian
pikiran/tindakan yang tidak dari kondisi tersebut
berhasil dilawan
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
Predominan
Campuran Pikiran
Pikiran Obsesif
dan Tindakan
F42.0 atau Pengulangan F42.2 Obsesif
Gejala klinis
● Gangguan umumnya muncul pada usia
remaja.
● Gangguan dimulai tanpa ada tanda,
tiba-tiba dan tidak disadari.
● Gangguan umumnya terjadi
dikarenakan dipicu situasi-situasi yang
membuat seseorang stres.
JENIS GANGGUAN DISOSIATIF DAN PEDOMAN
Amnesia disosiatif
DIAGNOSTIK
Hilangnya daya ingat yang baru terjadi, tidak ada gangguan mental organik,
intoksikasi, dan kelelahan
Fugue disosiatif Amnesisa disosiatif + melakukan perjalanan, kemampuan dasar mengurus diri
dan interaksi sosial sederhana masih ada
Stupor disosiatif Hilang atau berkurangnya gerakan volunteer dan respon terhadap rangsangan
luar, tidak ada gangguan fisik
Gangguan trans & Kehilangan aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran akan
kesurupan lingkungan, berperilaku seolah dikuasai kekuatan gaib, tidak ada gangguan
organik
Gangguan motorik Tidak mampu menggerakan seluruh tubuh atau sebagian anggota gerak
disosiatif
Anestesia dan kehilangan Biasanya berupa anesthesia pada kulit, gangguan penglihatan, tuli, anosmia
sensorik disosiatif
TATALAKSANA
FARMAKOTERAPI PSIKOTERAPI
● Barbiturat IV Short acting ● Hipnoterapi
● Thiopental 3-5 mg/kg/jam ● Psikoterapi
● Benzodiazepin
Gangguan
Somatoform
Gangguan somatoform
(SKDI 4a)
Definisi
DSM V : adanya pikiran terus menerus mengenai gejala
serius tersebut lebih dari 6 bulan
Epidemiologi
Perempuan, awitan sebelum 30 tahun
Gejala klinis
● Melibatkan banyak gejala, GI tract, urinary tract,
● Mual muntah, sulit menelan
Gangguan Somatoform
KRITERIA DIAGNOSTIK gangguan somatoform
berdasarkan PPDGJ III
Gangguan 1.Ada banyak/berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan dasar kelainan fisiknya,
somatoform sudah berlangsung minimal 2 tahun
2.Tidak mau menerima nasihat/penjelasan dokter bahwa tidak ada kelainan fisik
3.Terdapat hendaya dalam taraf tertentu dalam berfungsinya di keluarga dan masyarakat
Gangguan 1.Keluhan fisik bersifat multiple, bervariasi, menetap. Tetapi gambaran klinis yang khas
somatoform dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi
tidak terinci 2.Tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya
Hipokondriasis 1.Keyakinan yang menetap adanya setidaknya satu penyakit fisik yang serius yang
melandasi keluhan meskipun pemeriksaan yang dilakukan berulang kali tidak menunjang
adanya alasan fisik yang memadai atau adanya preokupasi yang menetap kemungkinan
deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisik (namun tidak sampai waham)
2.Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa
tidak ada penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan
Gangguan Dismorfik Tubuh
Definisi Kriteria Diagnosis
● Preokupasi dengan satu atau lebih terhadap kerusakan
Persepsi penampilan buruk,
atau cacat pada penampilan fisik yang mana menurut
merasa jijik, tidak menarik orang lain tidak
Epidemiologi ● Adanya tindakan berulang contohnya bercermin,
menyembunyikan deformitas, atau perbuatan mental
Awitan 15-30 tahun, lebih banyak
seperti membandingkan penampilannya dengan orang
pada perempuan lain
● Mengakibatkan distress dan kelainan di sosial
● Penampilan tidak bisa dijelaskan dengan sebab lain
seperti berat badan pada eating disorders
TRIKOTILOMANIA
Definisi
Rambut yang hilang karena helaian putus-putus atau
pendek dan tidak ada kelainan pada kulit kepala
Epidemiologi
Awitan 15-30 tahun, lebih banyak pada perempuan
KRITERIA
DIAGNOSIS
●Kerontokan rambut kepala yang tampak
jelas (noticeable) disebabkan oleh berulang
kali gagal menahan diri terhadap impuls
untuk mencabut rambut.
●Pencabutan rambut biasanya didahului
oleh ketegangan yang meningkat dan
setelahnya diikuti dengan rasa lega atau
puas.
Thanks!