Anda di halaman 1dari 12

dr.

Syaiful Fadilah, SpKJ


BATASAN:
 Gangguan waham menetap ialah gangguan
psikotik fungsional dengan gejala utama
adanya waham yang berlangsung lama sebagai
satu-satunya gejala klinis yang khas atau
menonjol.
 Tidak dapat digolongkan sebagai
 gangguan mental organik,
 skizofrenia,
 gangguan afektif, atau
 gangguan jiwa yang lain.
PENYEBAB DAN PSIKODINAMIKA
 Penyebab belum diketahui dengan pasti.

 Berbagai teori yang berusaha menjelaskan


terjadinya gangguan waham, antara lain:
1. Teori psikogenik Sigmund Freud: Gangguan waham
timbul karena digunakannya mekanisme pembelaan
ego jenis proyeksi, denial dan reaction formation.
2. Teori sosiologik Cammeron: akibat tujuh situasi
lingkungan yang mendorong timbulnya gangguan
waham, yaitu iri hati, cemburu, curiga, terisolasi,
kurang dihargai, situasi sadis dan situasi baru.
GEJALA KLINIK
 Gejala utama adalah waham yang menonjol; dan tidak
bizar, artinya waham tentang situasi yang dapat terjadi
pada kehidupan nyata dan dikembangkan secara logis dan
sistematis.
 Respons emosi dan perilaku individu dengan gangguan ini
sangat serasi dengan wahamnya.
 Dapat terjadi halusinasi tetapi tidak menonjol.

 Jenis waham dapat berupa:


 tipe erotomanic = waham dicintai;
 tipe grandios = waham kebesaran;
 tipe jealous = waham cemburu:
(waham ketidaksetiaan/infidelity : conjugal paranoia; waham
cemburu thd. pasangan: othello syndrome;
 tipe presekutori = waham dianiaya, disiksa;
 tipe somatik = monosymptomatic hypochondriacal psychosis;
 tipe campuran: bila mempunyai tema waham 2 atau lebih atau tipe
tidak spesifik (tipe waham bukan salah satu di atas).
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
 Anamnesis: autoanamnesis dan heteroanamnesis

 Pemeriksaan fisik: pemeriksaan internistik,


neuro-logik.
 Laboratorium: urine toksikologi, test lain yang
diper-lukan.
 Test psikologi, MMPI
 Kunjungan rumah, sekolah atau tempat kerja
 Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria diagnosis
gangguan waham menetap (F22.-) menurut
PPDGJ III sebagai berikut:
kriteria diagnosis gangguan waham menetap
(F22.-)  PPDGJ III:

 Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau


gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut
harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus
bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya
setempat.

 Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif


yang lengkap (F32) mungkin terjadi secara intermitten
dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap
pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
 Tidak ada penyakit organik/otak.

 Tidak ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-


kadang saja ada dan bersifat sementara.

 Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia.


DIAGNOSIS BANDING
 Gangguan Kepribadian Paranoid (F60.0)
 Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0)
 Gangguan Psikotik Akut lainnya dengan predominan
waham (F23.3)
 4. Gangguan Mental Organik (F00-F09)
 5. Gangguan Waham Induksi (F24)

PENYULIT
 Hendaya fungsi keluarga dan fungsi pekerjaan akibat
gangguan fungsi sosial.
 Membahayakan diri sendiri (bunuh diri) atau orang
lain.
PENATALAKSANAAN
 Perawatan holistik:
 somatoterapi,
 psikoterapi dan
 manipulasi lingkungan.
 Hospitalisasi diperlukan bila potensial berbahaya
atau agresif, ada ide atau rencana bunuh diri.

1. Somatoterapi
• perbaikan keadaan umum
• pemberian obat golongan neuroleptika,
2. Psikoterapi
 Psikoterapi insight-oriented biasanya kontra indikasi.
 Sebaiknya dilakukan psikoterapi suportif dan
intervensi kognitif-behavior. Tidak menjelek-jelekkan
atau membantah wahamnya, tetapi mendorong
perilaku-perilaku yang positif.

3. Manipulasi lingkungan
 Membimbing keluarga bagaimana mereka harus
bersikap.
 American Psychiatric Association: Diagnostic and
Statistic Manual of Mental Disorder 4th Ed. The
American Psychiatric Association, Washingtaon DC.,
1997.
 Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik, Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, Edisi III,
Jakarta, Departemen Kesehatan, 1993
 Kaplan, HI & Sadock, BJ : Comprehensive Textbook of
Psychiatry, 7th Ed. Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA, 2000.
 Maramis, WF.: Catatan Ilmu Kesehatan Jiwa. Airlangga
University Press, Surabaya, 1980.

Anda mungkin juga menyukai