Anda di halaman 1dari 18

EPISODE MANIK

Pembimbing: 
dr. Ritha M Sembiring, M.Ked (KJ), Sp.KJ

Kharismawati
71200891009
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
01 Mood
suasana perasaan yang menetap dan
mempengaruhi perilaku seorang individu
dan persepsinya terhadap lingkungan.

02 Afek
ekspresi eksternal terhadap mood.
Mood dapat normal, meningkat, atau
depresi

03 Gangguan Manik
kondisi klinis yang ditandai oleh
kehilangan kendali atas mood dan
mengalami penderitaan yang berat

Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Buku ajar psikiatri. Edisi ke 2. Jakarta: EGC;2010.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan’s and Sadock’s synopsis of psychiatry behavioural sciences and clinical psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins; 2014.
Latar
Belakang 04 Episode mania
periode mood abnormal yang terus meningkat,
ekspansif, atau irritabel yang berlangsung selama
minimal 1 minggu

05 Hipomanik
episode berlangsung minimal 4 hari berturut-turut
dan mirip dengan episode manik

06 Hipomanik
(-) menyebabkan gangguan berat  fungsi social,
pekerjaan, (-) gejala psikotik.

07 Manik & Hipomanik


percaya diri, aktivitas mental dan fisik yang ++,
kebutuhan untuk tidur - mudah dialihkan, dan
perilaku berlebihan terhadap kenikmatan

Soreff S, MD.Bipolar Disorder. 2019: https://emedicine.medscape.com/article/286342-


overview?src=mbl_msp_android&ref=share. Diakses tanggal 13 Oktober 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Epidode manik  + eforia yang signifikan, ekspansif, atau
iritabilitas, disertai paling sedikit 3 gejala tambahan (empat,
bila mood hanya irritable), berlangsung paling sedikit 1
minggu (Atau waktunya bisa lebih pendek bila dirawat).

Gejala tambahan  kepercayaan diri +, kebutuhan tidur - ,


banyak bicara, loncat gagasan, distraktibilitas, aktivitas +
atau agitasi psikomotor, dan impulsivitas.

derajatnya berat, dapat disertai gejala psikotik,


hendaya berat  fungsi sosial dan pekerjaan 
memerlukan hospitalisasi.

Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Edisi 2. Jakarta: Badan penerbit FK UI; 2015.
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013.
Etiologi
• Infographic Style

Faktor Biologis Faktor Psikososial

Faktor Lingkunga
Neurotransmiter kehidupan yang penuh stres >
sering didahului episode
Peningkatan NE dan serotonin gangguan mood  gangguan
mania
Fa

Faktor Kepribadian
Genetik kepribadian dissosial mungkin menghadapi
mekanisme kompleks risiko >>  mengalami gangguan mania
Salah satu orang tua + gangguan mood, dibandingkan orang dengan gangguan
risiko anak10-25% kepribadian paranoid atau cemas.
bayi kembar  bukti gen kuat 50-70%
Monozigot  70-90% Faktor Psikodinamik
(dizigot) 16-35%.
episode manik dipandang sebagai
pertahanan terhadap depresi yang
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan’s and Sadock’s synopsis of psychiatry behavioural sciences and
mendasarinya
clinical psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins; 2015.
Gambaran Klinis
Gambaran Umum Sensorium dan kognisi
Tereksitasi (energi>), banyak bicara, kadang- Secara umum, orientasi dan daya ingat intak
kadang menghibur dan sering hiperaktif. walaupun beberapa pasien manik mungkin
sangat euforik  menjawab secara tidak tepat
Mood Afek dan perasaan
euforik dan lekas marah
Pengendalian Implus
Sekitar 75% pasien manik senang menyerang
Pembicaraan atau mengancam.
Keadaan teraktifitas pembicaraan penuh
dengan gurauan, kelucuan, dan tidak
relevan. asosiasi melonggar kemampuan
Perkembangan Tilikan
konsentrasi menghilang  (flight of ideas),
word salad neologisme). Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari
pasien manik. Mereka mungkin dapat melanggar
Gangguan Persepsi peraturan.
Waham ditemukan pada 75% pasien manik
Pikiran Tahap dapat dipercaya
Pasien manik sulit untuk dipercaya.
Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang
Kebohongan dan penipuan
tidak terkendali (tidak tertahan dan dipercepat)
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan’s and Sadock’s synopsis of psychiatry behavioural sciences and clinical psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins; 2015.
Diagnostik
Episode Manik PPDGJ III

F30.0 Episode manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam


jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan.
Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal (yang pertama), termasuk
gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal. Jika ada episode afektif (depresi,
manik atau hipomanik) sebelumnya atau sesudahnya, termasuk gangguan afektif
bipolar. (F31).
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013.
Diagnostik
Episode Manik PPDGJ III

F30.0 Episode Hipomanik

Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1), afek Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan
dan aktivitas sosial memang sesuai dengan
yang meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas, diagnosis hipomania, akan tetapi bila
menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka
berturut- turut pada suatu derajat intensitas dan yang diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus
ditegakkan
bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia
(F34.0), dan tidak disertai halusinasi atau waham.

Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013.
F30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik F30.2 Mania Dengan Gejala Psikotik

Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya


1 minggu, dan cukup berat sampai Gambaran klinis merupakan bentuk
mengacaukan seluruh atau hampir seluruh
pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
S mania yang lebih berat dari F30.1 (mania
tanpa gejala psikotik).

T Harga diri yang membumbung dan


Perubahan afek harus disertai dengan energi
yang bertambah sehingga terjadi aktivitas
berlebihan, percepatan dan kebanyakan
W gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of
grandeur), irritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar (delusion of

O
bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-
ide perihal kebesaran/ “grandiose ideas” dan persecution). Waham dan halusinasi
terlalu optimistik. “sesuai” dengan keadaan afek tersebut
(mood-congruent).

F30.8 Episode Manik Lainnya


F30.9 Episode Manik YTT
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2013.
DSM-IV-TR7

Kriteria episode manik menurut DSM-IV-TR

A. Mood elasi, ekspansif, atau iritabel yang menetap, secara abnormal, selama periode tertentu,
berlangsung paling sedikt 1 minggu (atau waktunya bisa kurang dari satu minggu bila
dirawat inap).
B. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut telah ada (empat gejala jika
mood hanya iritabel) dan signifikan:
1. Grandiositas atau meningkatkan kepercayaan diri
2. Berkurangnya kebutuhan tidur (misalnya, merasa telah beristirahat setelah tidur hanya 3
jam)
3. Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau ada tekanan untuk terus berbicara
4. Fight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya saling berlomba
5. Perhatian mudah teralih (yaitu perhatian terlalu mudah ditarik ke stimulus eksternal yang
tidak penting dan tidak relevan)

American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder 4th ed.2013. Washington DC: American Psychiatric Association
DSM-IV-TR7

6. Meningkatnya aktivitas yang diarahkan ketujuan (baik secara sosial, di tempat kerja atau sekolah,
maupun secara seksual) atau agitasi psikomotor
7. Keterlibatan yang berlebihan di dalam aktivitas yang menyenangkan dan berpotensi merugikan
(misalnya, terlibat di dalam kegiatan berbelanja yang tidak bisa ditahan, hubungan seksual yang
tidak aman, semberono dijalan raya, atau investasi bisnis yang kurang perhitungan)
A. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran.
B. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya yang jelas dalam fungsi pekerjaan
maupun aktivitas atau hubungan sosial yang biasa dengan orang lain, atau memerlukan rawat inap
untuk mencegah mencelakakan diri sendiri atau orang lain, atau terdapat ciri psikotik.
C. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan,
obat, atau terapi lain) atau kondisi medis umum (misalnya, hipertiroidisme).

American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder 4th ed.2013. Washington DC: American Psychiatric Association
Terapi
Farmakoterapi & Psikoterapi

Antimania (mood stabilizer)

Lithium
Terapi perilaku kognitif (CBT)
Asam Valproat Konsling kepada anggota keluarga
Terapi irama interpersonal dan sosial
Carbamazepine
Chloropromazine Psychoeducation

Clonazepam and
lorazepam

Sukhdev Chatu. The Hands on Guide to Clinical Pharmacology.Edisi 3.United Kingdom. Wiley-
Blackwell. 2010.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan’s and Sadock’s synopsis of psychiatry behavioural sciences
and clinical psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins; 2014.
BAB III
Penutup
Kesimpulan 1. Episode mania adalah periode mood abnormal yang terus
meningkat, ekspansif, atau irritable yang berlangsung selama
minimal 1 minggu.
2. Hipomanik episode berlangsung minimal selama 4 hari
berturut-turut dan mirip dengan episode manik, namun tidak
menyebabkan gangguan berat terhadap fungsi sosial maupun
pekerjaan, serta tidak ada gejala psikotik.
3. Baik mania dan hipomania berhubungan dengan percaya diri
yang meningkat, kebutuhan untuk tidur berkurang, mudah
dialihkan, aktivitas mental dan fisik yang meningkat, dan
perilaku berlebihan terhadap kenikmatan (pleasure).
4. Diagnostik Episode manik  PPDGJ III dan DSM-IV-TR.
Terapi Episode manik dengan FarmakoterapI dan Psikoterapi
Daftar Pustaka
1. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Buku ajar psikiatri.
Edisi ke 2. Jakarta: EGC;2010.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan’s and Sadock’s synopsis
of psychiatry behavioural sciences and clinical
psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Lippincott William
and Wilkins; 2014.
3. Soreff S, MD.Bipolar Disorder. 2019:
https://emedicine.medscape.com/article/286342-
overview?src=mbl_msp_android&ref=share. Diakses
tanggal 13 Oktober 2020.
4. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Edisi 2.
Jakarta: Badan penerbit FK UI; 2015.
5. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK-Unika Atmajaya. 2013.
6. American Psychiatric Association. Diagnostic and
Statistic Manual of Mental Disorder 4th ed.2000.
Washington DC: American Psychiatric Association
You can simply impress your audience 7. Sukhdev Chatu. The Hands on Guide to Clinical
and add a unique zing and appeal to Pharmacology.Edisi 3.United Kingdom. Wiley-Blackwell.
your Presentations.
2010.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai