KETERAMPILAN
KLINIK & LABORATORIUM
INDERA KHUSUS
Disusun oleh :
Dr.dr. Sri Vitayani Muchtar, Sp.KK, FINSDV
1. Kata pengantar:
2. Daftar penyusun
3. Tata tertib
Tujuan pembelajaran
Deskripsi kegiatan
Langkah kegiatan
Tujuan pembelajaran
Deskripsi kegiatan
Langkah kegiatan
Tujuan pembelajaran
Deskripsi kegiatan
Langkah kegiatan
Tujuan pembelajaran
Deskripsi kegiatan
Langkah kegiatan
KATA PENGANTAR
Manual keterampilan klinik dan laboratorium diberikan untuk mahasiswa yang mengambil mata
kuliah InderaKhususdan instruktur yang mendampingi mahasiswa pada kegiatan keterampilan ini. Tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK) yang disajikan pada setiap modul
dimaksudkan agar mahasiswa dan instruktur mengetahui tujuan pembelajaran dari setiap manual
sehingga dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan.
Deskripsi kegiatan yang akan dilakukan pada setiap latihan keterampilan dilengkapi dengan alokasi waktu
sehingga penggunaan waktu 90 menit untuk setiap latihan dapat dipergunakan seefisien mungkin.
Langkah kegiatan adalah merupakan tahap demi tahap kegiatan yang tidak boleh dipertukarkan satu sama
lain sehingga konsistensi dari alur keterampilan tetap terjaga.
Setiap manual dilengkapi dengan lembaran kerja sehingga mahasiswa dapat mencatat kegiatan yang
dilakukan selama latihan keterampilan, instruktur diharapkan mengecek lembaran kerja ini pada akhir
kegiatan. Manual jugadilengkapidengantatatertib yang harusdiikutiolehmahasiswa pada latihan
ketrampilan ini.
Kumpulan manual ini masih jauh dari kesempurnaan, saran membangun sangat diperlukan.
Sri Vitayani
TATA TERTIB
LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK & LABORATORIUM
.
MANUAL 1
KETERAMPILANANAMNESIS
KELAINAN KULIT
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis yang menuntun
kearah diagnosis penyakit kulit pada sistem indera khusus.
- Meja kerja
- Kursi pasien
- Kursi dokter
14 Tanyakanlah riwayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga atau lingkungan
sekitar tempat tinggal.
15 Tanyakanlah adanya riwayat kontak dengan penderita penyakit dengan gejala yang
sama, riwayat kontak dengan serangga ataupun tanaman.
16 Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari dokter dan obat yang dibeli
sendiri oleh pasien tanpa resep dokter
Mengakhiri anamnesis
17 Jelaskanlah pada pasien bahwa ini adalah suatu rangkaian pemeriksaan untuk dapat
mengetahui penyakit pasien dan diperlukan pemeriksaan fisis untuk mempertajam
diagnosis.
Membuat resume dari hasil anamnesis
18 Kelompokkan semua hasil yang didapatkan dalam suatu tabulasi
19 Membuatsatu diagnosis utama dan diagnosis bandingdarihasil anamnesis
MANUAL 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan fisis yang
menuntun ke arah diagnosis penyakit kulit pada sistem indera khusus.
Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada beberapa penyakit kulit
dengan gambaran kelainan pada kulit.
1 Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya
2 Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi yang
didapatkan pada pemeriksaan fisis tersebut.
3 Menjelaskan mengenai hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak
untuk diperiksa.
4 Mempersilahkan pasien membuka seluruh pakaian dan memastikan pasien mendapat pencahayaan
yang baik selama pemeriksaan fisis.
5 Berdiri disebelah kanan pasien.
Pemeriksaan Fisis Kelainan Kulit
20 Jelaskan pada pasien/keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan yang ditemukan dan masih
diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
21 Jelaskan tentang diagnosis penyakitnya, rencana pengobatan, prognosis dan komplikasi.
23 Tulislah resume secara keseluruhan (hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisis, pengobatan
sementara yang diberikan dan pemeriksaan penunjang yang diminta) sebagai arsip pasien.
MANUAL 3
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan kompres kelainan kulit,
bebat vena dan ekstraksi kuku yang menuntun ke arah penatalaksanaan dan terapi penyakit kulit pada
sistem indera khusus.
Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada beberapa penyakit kulit
yang membutuhkan keterampilan kompres dengan pemilihan terapi topikal, bebat vena dan
ekstaksi kuku.
1 set peralatan untuk ganti balutan (gunting, pinset, klem anatomi / kulit, bacin, bak alat steril,
1 Menjelaskan mengenai penatalaksanaan / terapi yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya
2 Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi yang
didapatkan pada tindakan tersebut.
3 Menjelaskan mengenai hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak
untuk diberikan tindakan.
4 Mempersilahkan pasien membuka pakaian pada tempat/daerah yang akan diberikan tindakan dan
memastikan pasien mendapat pencahayaan yang baik selama tindakan.
5 Berdiri disebelah kanan pasien.
Pemeriksaan Fisis Kelainan Kulit
12 Mintalah izin terlebih dahulu kepada pasien, kemudian letakkan peralatan yang akan digunakan
diatas meja alat dan lakukanlah cuci tangan rutin serta pasang sarung tangan steril.
13 Dengan menggunakan pinset ambillah kasa steril dan basahi dengan larutan antiseptik betadine
14 Desinfeksi daerah lesi dan sekitarnya, lakukan 2 – 3 kali sampai bersih dengan setiap kali mengganti
kasa betadine yang digunakan.
15 Ambil kembali kasa steril untuk kompres :
basahi dengan betadine yang dicampur larutan NaCl atau dengan larutan parmanganas
kalikus (PK) bila lesi kulit tampak bernanah,
basahi dengan larutan NaCl bila lesi basah tapi tidak bernanah
16 Lakukan kompres secara terbuka atau tertutup :
Kompres terbuka : hanya ditutup dengan kasa steril dan tidak diplester serta diganti setiap
2-3 jam. Contoh pada kasus dermatitis numular yang madidans.
Kompres tertutup : setelah ditutup kasa steril dan diplester serta diganti setiap 8-12 jam.
Contoh pada kasus ulkus yang agak dalam.
17 Bersihkan peralatan, buka sarung tangan dan buang di tempat sampah medis.
18 Rendam alat dalam larutan klorin untuk sterilitas alat.
Lakukan cuci tangan rutin.
19 Catat seluruh rangkaian penanganan yang telah dilakukan pada pasien dalam buku catatan medis
pasien (berkas rekam medis).
Berikan edukasi pada pasien cara melakukannya sendiri.
1 Persilahkan pasien duduk dengan posisi kaki yang ada varises agak terjulur ke depan.
2 Perhatikanlah letak varisesnya, persiapkan elastik perban yang akan digunakan sesuai
posisi dan letak varises.
3 Lakukan bebat mulai dari bagian atas varises dengan putaran melingkar ke arah bawah
sesuai aliran sirkulasi, bebat dengan tekan sedang-agak kuat (jangan terlalu ketat; dapat
menimbulkan rasa nyeri/sakit)
Tindakan ini hanya bermanfaat untuk varises yang ringan-sedang. Untuk yang berat harus
dilakukan suntikan atau bahkan operasi.
4 Tanyakan pada pasien apakah terasa terlalu ketat. Beritahu pasien untuk lebih banyak
mengistirahatkan kaki tersebut dengan meletakkan pada posisi lebih tinggi
Melakukan Ekstraksi Kuku
1 Persilahkan pasien berbaring; letakkan peralatan steril di atas meja peralatan dan lakukan
cuci tangan rutin kemudian gunakan sarung tangan steril.
2 Desinfeksi daerah sekitar kuku yang akan dilakukan ekstraksi dengan larutan betadine
tambah alkohol 70% yang sudah disiapkan.
3 Lakukan anestesi pada ketiga sisi kuku yang akan diekstraksi (blok anestesi).
4 Jika obat sudah bekerja ambillah gunting lalu gunting kuku di tengah menjadi dua bagian
dari ujung sampai ke pangkal (bagian kuku yang melekat di kulit).
Kemudian dengan menggunakan klem, pegang kuku yang sudah terbelah kemudian putar
perlahan sehingga terlepas dari bagian pangkal lalu lanjutkan menarik perlahan untuk
melepaskan sisi samping dari kuku. Lakukan hal yang sama untuk kuku yang sebelahnya
5 Ambil kasa steril yang sudah dibasahi dengan larutan betadin tambah alkohol 70%,
kompres pada permukaan bantalan kuku untuk membersihkan sisa-sisa darah, serpihan
bagian kuku dan menghisap nanah. Lakukan 2 – 3 kali sampai bersih.
6 Ambil salep antibiotik dan kasa antibiotik lalu tutupkan pada permukaan bantalan kuku
kemudian ambil kasa steril yang dibasahi betadine (tidak menetes) dan tutupkan ke
atasnya. Kemudian ambil kasa kering lalu balut melingkar sekeliling kuku dengan kasa
yang panjang, balut agak kuat supaya tidak terlepas dan plester
7 Tuliskan resep analgetik dan antibiotik dan edukasi pasien untuk tidak membasahi balutan
yang ada.
8 Bersihkan peralatan, buka sarung tangan dan buang di tempat sampah medis.
9 Rendam alat dalam larutan klorin untuk sterilitas alat.
Lakukan cuci tangan rutin.
10 Catat seluruh rangkaian penanganan yang telah dilakukan pada pasien dalam buku catatan medis
pasien (berkas rekam medis).
MANUAL 4
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan penunjang
yang menuntun ke arah diagnosis penyakit kulit pada sistem indera khusus.
Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada beberapa penyakit kulit
yang membutuhkan pemeriksaan lampu wood.
1. 5 menit Pengantar
Pengantar
- Instruktur menerangkan tentang tujuan keterampilan ini.
Instruktur memperlihatkan bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan
keterampilan ini.
1 Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya
2 Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan semua informasi yang
didapatkan pada pemeriksaan tersebut.
3 Menjelaskan mengenai hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak untuk menolak
untuk diperiksa.
4 Mempersilahkan pasien membuka pakaian dan memastikan pasien mendapat pencahayaan yang
baik selama pemeriksaan fisis.
5 Berdiri disebelah kanan pasien.
Persiapan Ruangan dan Alat
6 Tutuplah ruangan sehingga tidak ada cahaya (ruangan menjadi gelap) atau gunakan kain hitam
sebagai tirai untuk membentuk bilik yang gelap tanpa cahaya.
7 Sambungkan dengan sumber arus listrik dan nyalakan lampu wood
8 Arahkan lampu wood pada kulit normal di daerah punggung tangan pemeriksa untuk tujuan
kalibrasi alat yang akan digunakan.
Pemeriksaan Penunjang Lampu Wood
9 Arahkan lampu wood pada kulit normal di daerah sekitar lokasi lesi
10 Perhatikan warna yang tampak dari pendaran lampu wood pada kulit normal penderita
11 Pindahkan sorotan lampu wood pada lesi yang dicurigai – matikan dan hidupkan
12 Perhatikan pendaran warna yang tampak dan catat hasilnya
13 Bandingkan hasilnya antara kulit pemeriksa, kulit normal pasien dan hasil pada lesi yang dicurigai
Mengakhiri Pemeriksaan Lampu Wood
14 Jelaskan pada pasien/keluarga pasien tentang hasil pemeriksaan yang ditemukan dan diagnosis yang
paling mungkin.
15 Jelaskan tentang diagnosis penyakitnya, rencana pengobatan, prognosis dan komplikasi.
16 Tulislah resume hasil pemeriksaan lampu wood sebagai penunjang yang diminta dalam berkas
rekam medis untuk arsip pasien.