Anda di halaman 1dari 27

TATA

LAKSANA
TIFOID &
DISENTRI
ABIMANYU PUTERA YUDHA
1810211054
DEMAM TIFOID
Demam tifoid atau demam enterik
tifoid merupakan penyakit
multisistemik yang disebabkan oleh
Salmonella typhi dan Salmonella
paratyphi.
Demam tifoid telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat di
berbagai negara, terutama di
negara berkembang.
DISENTRI
Disentri adalah infeksi pada usus
yang menyebabkan diare yang
mengandung darah atau lender dan
disertai gejala seperti kram perut
dan mual muntah.
Disentri masih menjadi masalah
utama di negara berkembang.
Bentuk disentri akut, shigellosis
atau disentri basiler, disebabkan
oleh basil (bakteri) dari genus
Shigella.
TATA LAKSANA FARMAKOLOGI
ANTIBIOTIK ANTIPIRETIK
Golongan Kuinolon ANALGESIK
Golongan Sefalosporin III ANTIEMETIK
Golongan Kloramfenikol
Golongan Penisilin
Golongan Nitroimidazole
KLORAMFENIKOL
Golongan: Kloramfenikol EFEK SAMPING OBAT
FARMAKODINAMIK  Alergi
 Mual muntah
Merupakan Bakteriostatik spektrum luas.
 Glositis
Menghambat sintesis enzim peptidil  Enterokolitis
transferase dengan berikatan pada ribosom
sub-unit 50s sehingga sintesis protein tidak  Sindrom gray
terbentuk.  Sakit kepala
FARMAKOKINETIK
Absorbsi cepat, Tmax 2 jam dan T1/2 3 jam,
albumin-bound 50%, sekresi melalui ginjal
AMOKSISILIN/AMPISILIN
Golongan: Penisilin extended-spectrum EFEK SAMPING OBAT
FARMAKODINAMIK  Alergi
 Gangguan saluran cerna
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan
mengganggu reaksi transpeptidasi pada
sintesis dinding sel bakteri.
Efektif terhadap bakteri anaerob, kokus dan
basil gram negatif enterokokus, serta
monocytogenes
FARMAKOKINETIK
Absorbsi tidak berkurang oleh makanan,
albumin-bound 95%, cepat diekskresi ginjal
Trimetropin – Sulfametoksazole
Golongan: Pirimidin-Sulfonamid (Antifolat) EFEK SAMPING OBAT
FARMAKODINAMIK  Demam
 Alergi
Sulfonamid bekerja menghambat
dihidropteroat sintase dan produksi folat,  Anemia
sedangkan Pirimidin bekerja menghambat  Gangguan cerna
dihidrofolat reduktase dan produksi purin.
Kedua obat tersebut sering dikombinasikan.
FARMAKOKINETIK
Kedua obat memiliki waktu paruh
intermediet (10-12 jam), tapi memiliki lama
absorbs yang berbeda
SIPROFLOKSASIN
Golongan: Fluorokuinolon EFEK SAMPING OBAT
FARMAKODINAMIK  Gangguan pencernaan
 Sakit kepala dan pusing
Merupakan bakterisidal terhadap bakteri
rentan.  Alergi gatal
Menghambat pembentukan DNA bakteri
dengan menghambat topoisomerase II
(DNA girase) dan topoisomerase IV.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi dapat terganggu oleh beberapa
jenis makanan. Waktu paruh bervariasi
Golongan Kuinolon Lainnya
Golongan Kuinolon Lainnya
SEFTRIAKSON
Golongan: Sefalosporin III EFEK SAMPING OBAT
FARMAKODINAMIK  Reaksi alergi
 Iritasi kulit
Menghambat pembentukan dinding sel
bakteri melalui penghambatan sintesis
mukopeptida proteoglikan pada reaksi
transpeptidase
Lebih efektif terhadap bakteri gram positif
FARMAKOKINETIK
Pemberian secara Intravena dan memiliki
T1/2 7 - 8 jam
Golongan Sefalosporin Lainnya
Golongan: 4-Aminokuinolon (Kuinolon)
FARMAKODINAMIK
Menghambat aktivitas heme polymerase
plasmodia yang merubah heme (toksik)
menjadi hemozoin (non toksik).
Mempengaruhi sintesis DNA plasmodium.
Efektif terhadap gametosit P. vivax, P. ovale,
dan P. malariae.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi cepat dengan makanan, Tmax 2-3
jam, protein-bound 60%, sekresi T1/2 3-5
hari
Golongan Sefalosporin Lainnya
Golongan: 4-Aminokuinolon (Kuinolon)
FARMAKODINAMIK
Menghambat aktivitas heme polymerase
plasmodia yang merubah heme (toksik)
menjadi hemozoin (non toksik).
Mempengaruhi sintesis DNA plasmodium.
Efektif terhadap gametosit P. vivax, P. ovale,
dan P. malariae.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi cepat dengan makanan, Tmax 2-3
jam, protein-bound 60%, sekresi T1/2 3-5
hari
Golongan Sefalosporin Lainnya
Golongan: 4-Aminokuinolon (Kuinolon)
FARMAKODINAMIK
Menghambat aktivitas heme polymerase
plasmodia yang merubah heme (toksik)
menjadi hemozoin (non toksik).
Mempengaruhi sintesis DNA plasmodium.
Efektif terhadap gametosit P. vivax, P. ovale,
dan P. malariae.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi cepat dengan makanan, Tmax 2-3
jam, protein-bound 60%, sekresi T1/2 3-5
hari
AZITROMISIN
Golongan: Makrolid EFEK SAMPING OBAT
FARMAKODINAMIK  Gangguan fungsi cerna
 Reaksi Hipersensitivitas
Menghambat pertumbuhan bakteri melalui
pengikatan protein subunit 50s secara
reversible sehingga sintesis protein
terganggu.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi cepat, diberikan 1 jam sebelum
atau 2 jam setelah makan, memiliki T1/2 3
hari
PARASETAMOL (Asetaminofen)
Golongan: Para Amino Fenol EFEK SAMPING OBAT
Indikasi: Analgesik & Antipiretik (Jarang)
 Mual dan sakit perut
FARMAKODINAMIK
 Reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal,
Menghambat siklooksigenase sehingga dan bengkak
konversi asam arakhidonat menjadi
prostaglandin terganggu terutama di Sistem
Syaraf Pusat (SSP)
FARMAKOKINETIK
Absorbsi, Tmax 1/2 jam, protein-bound 30%,
sekresi T1/2 1-3 jam, sekresi melalui ginjal
DOMPERIDON/METOKLOPRAMID
Golongan: Antagonis Dopamine EFEK SAMPING OBAT
Indikasi: Antiemetik  Efek SSP
 Efek ekstrapiramidal
FARMAKODINAMIK
 Hiperprolaktinemia
Menghambat reseptor dopamine D2
sehingga menghambat stimulasi otot polos
saluran cerna, meningkatkan pengosongan
lambung, serta menghasilkan efek anti mual
pada dichemoreceptor trigger zone medula
FARMAKOKINETIK
Absorbsi cepat dan memiliki T1/2 12-16 jam
TATA LAKSANA DEMAM TIFOID
TERAPI FARMAKOLOGI TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Anti Mikroba  Tirah Baring
―Lini Pertama  Terapi Nutrisi (Cairan dan Diet)
―Lini Kedua
 Kontrol dan Monitor Perawatan
―Lini Ketiga
 Terapi Simptomatik
―Antipiretik (Paracetamol)
―Antiemetik (Domperidon)
TATA
Berdasarkan kerjanya pada
ANTIBIOTIK TIFOID
CATATAN
 Bila masih dicurigai dapat diberikan
antibiotik empiris sambil menunggu hasil
kultur dan uji sensitifitas
 Bila setelah diberi antibiotik empriris
gejala tidak membaik dalam 48 jam
kemungkinan ada resistensi dan perlu
mengganti terapi
VAKSIN TIFOID
Vaksin Tifoid merupakan salah satu
bentuk pencegahan demam tifoid.
Terdapat berbagai jenis vaksin tifoid
dengan pemberiannya. Vaksin
diindikasikan terutama pada:
Anak
Mikrobiologis
Pekerja pengelola makanan
Bepergian ke daerah endemis
TATA LAKSANA DISENTRI
TERAPI FARMAKOLOGI TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Anti Mikroba  Tirah Baring
―Lini Pertama  Terapi Nutrisi (Cairan dan Diet)
―Lini Kedua
 Kontrol dan Monitor Perawatan
 Terapi Simptomatik
―Antipiretik
―Analgesik
―Zinc Suplemen
ANTIBIOTIK DISENTRI
TERAPI FARMAKOLOGI CATATAN
 Anti Mikroba  Bila pemberian salah satu
―Lini Pertama antibiotik lini I dinilai tidak
―Lini Kedua efektif dapat diganti dengan
antibiotik lain atau lini II
 Terapi Simptomatik
 Bila disertai gejala klinis berat
―Antipiretik (Paracetamol)
hingga toksik atau syok septik
―Analgesik dapat diberikan pilihan
―Z inc Suplemen parenteral dan ganda
TERAPI DEHIDRASI DISENTRI
 Oral Rehidration Solution (ORS) –
cukup efisien, karena transport
natrium ke glukosa atau larutan lain
sebagian besar kurang berpengaruh
 Nutrisi harus diberikan sesegera
mungkin setelah rehidrasi awal
selesai
 Zinc supplement – 10-14 hari untuk
anak hingga 5 tahun sebagai bagian
tatalaksana diare
TERAPI DEHIDRASI DISENTRI

World Gastroenterology Organisation Global Guidelines


PENCEGAHAN TIFOID & DISENTRI
 Perbaiki sanitasi dan Kebersihan lingkungan
 Penyediaan air bersih
 Cuci tangan setelah defekasi atau membersihkan feses
anak sebelum mengolah dan meyajikan makanan
 Lakukan Vaksinasi (Demam Tifoid)
 Penanganan dan manajemen terhadap individu atau
komunitas risiko karier

Anda mungkin juga menyukai