Anda di halaman 1dari 11

Antidiare

A. Pengertian antidiare
Diare adalah kondisi yang ditandai keluarnya feses secara abnormal dalam interval waktu
yang sangat singkat. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai sebab di antaranya perubahan diet,
intoleransi makanan seperti laktosa, gangguan inflamasi pada usus karena mengonsumsi obat
seperti antibiotik, kandungan magnesium dalam antasida, infeksi bakteri (keracunan obat)
atau infeksi virus (rotavirus pada anak-anak). Diare khususnya pada anak-anak dan orang tua,
lebih cepat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi ini bersifat fatal dan perlu penanganan medis
secepatnya (MIMS Indonesia, 2009).
Antidiare adalah obat-obat yang digunakan untuk menanggulangi atau mengobati
penyakit yang disebabkan oleh bakteri / kuman, virus, cacing atau keracunan makanan.
B. Penggolongan obat antidiare
1. Kemoterapeutika; untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri penyebab diare, cont:
antibiotika, sulfonamida, dan senyawa kinolon
2. Obstipansia; untuk terapi simtomatis yang menghentikan diare dengan beberapa cara
yaitu:
a. zat-zat penekan perilstatik; akan memperlambat gerakan perilstatik pada usus sehingga
memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air & elektrolit pada mukosa usus, cont:
Loperamida (derivat petidin), Atropin, Ekstrak Belladona
b.adstrigensia; akan menciutkan selaput lendir usus, cont: tanin, garam-garam bismut,
aluminium
c.adsorbensia; akan menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan bakteri ataupun dari
makanan (cont: karbo adsorben) , dan menutupi selaput lendir usus dan luka-luka dengan
suatu lapisan pelindung (cont: kaolin, pektin, garam bismut, aluminium)
3. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang mengakibatkan
nyeri perut pada diare. Cont: Papaverin.(Obat-Obat Penting, 2002).
OBAT ANTIDIARE
1. COLIDIUM

KOMPOSISI :
Tiap kaplet mengandung Loperamide HCl 2 mg
CARA KERJA OBAT :
Loperamide merupakan antispasmodik, dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat
dijelaskan. Secara in vitro pada binatang Loperamide menghambat motilitas / perilstaltik usus
dengan mempengaruhi langsung otot sirkular dan longitudinal dinding usus. Secara in vitro dan
pada hewan percobaan, Loperamide memperlambat motilitas saluran cerna dan mempengaruhi
pergerakan air dan elektrolit di usus besar. Pada manusia, Loperamide memperpanjang waktu
transit isi saluran cerna. loperamide menurunkan volum feses, meningkatkan viskositas dan
kepadatan feses dan menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit.
INDIKASI :
Diare akut yang tidak diketahui panyebabnya dan diare kronik.
EFEK SAMPING :

Flatulen/kembung, konstipasi, mual, muntah, mulut kering, sakit pada abdominal. Reaksi
hipersensitif (termasuk kemerahan pada kulit). Kelelahan, mengantuk, pusing, megacolon toksik.
Gejala over dosis : konstipasi, mual, depresi susunan saraf pusat.
KONTRA INDIKASI :
Anak-anak dibawah usia 12 tahun, kolitis akut karena dapat menyebabkan megacolon toksik.
pada keadaan dimana konstipasi harus dihindari. Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
INTERAKSI OBAT :
Pemberian bersama tranquilizer atau alkohol, inhibitor monoamin oksidase harus hati-hati.
2. NORIT

Norit memiliki daya serap yang kuat, sehingga baik untuk pengobatan gangguan2 pada perut
serta keracunan karena makanan. - See more at: http://www.perbidkes.com/2015/12/norit-
karbon-aktif.
Indikasi.
Karbon aktif digunakan untuk :
Keracunan.
Diare.
Gangguan lambung.
Mual.
Perut kembung.
Cara Pakai.
Untuk menghilangkan rasa mual dosis diberikan 3 x 6 sampai 9 tablet perhari.
Sedangkan untuk penanganan pasien keracunan makanan seperti udang, jamur, ikan, daging,
kerang, dst. Diberikan dosis 20 tablet karbon aktif & diulangi seperlunya saja.
Hati-hati !! Pemberian karbon aktif kepada anak dibawah 3 tahun, harus sesuai dengan petunjuk
dokter.
Obat ini dapat digunakan untuk bumil tetapi sesuai anjuran & perintah penggunaan.
Efek Samping.
Hingga saat ini belum ada efek samping walaupun dikonsumsi dengan jumlah yang banyak.
Norit di produksi oleh PT Eagle Indo Pharma.
3. BEKARBON

Komposisi: Activated charcol 250 mg


Indikasi: Diare, kembung
Dosis: Dewasa : 3 kali sehari 3-4 tablet 3 kali sehari, Anak : 3 kali sehari 1-2 tablet
Efek
Muntah, konstipasi, fases hitam
Samping:
Interaksi Antidotum oral spesifik. Menurunkan kerja obat ipekakuanha dan emetik lain.
Obat: Dengan beberapa obat oral : menimbulkan efek stimulan
Kemasan: Tablet 250 mg x 750 x 1

4. IMODIUM

KOMPOSISI
Setiap 1 tablet Imodium mengandung loperamide hydrocloride 2 mg.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Imodium mengandung bahan aktif Loperamide HCl. Loperamide merupakan antispasmodik,
dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat dijelaskan.
Pada manusia, loperamide dapat memperpanjang waktu transit isi saluran pencernaan.
Loperamide menurunkan volume feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan feses dan
menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit.
INDIKASI
Indikasi Imodium untuk pengobatan diare akut yang tidak diketahui penyebabnya dan diare
kronik.
KONTRAINDIKASI
Imodium tidak boleh diberikan kepada :
Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap komposisi obat.
Anak-anak di bawah 12 tahun.
Kolitis akut karena dapat menyebabkan megacolon toksik.
Pada keadaan dimana konstipasi harus dihindari.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Tanyakan kepada dokter anda mengenai dosis dan aturan pakai Imodium.
Diare akut nonspesifik. Dosis awal Imodium 4 mg, diikuti 2 mg setiap selesai buang air
besar. Dosis tidak boleh melebihi 16 mg sehari.
Diare kronik. Dosis awal Imodium 4 mg, diikuti 2 mg setiap buang air besar. Dosis tidak
boleh melebihi 16 mg sehari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan setelah
48 jam.
EFEK SAMPING
Flatulen (sering kentut), konstipasi, mual, muntah, nyeri perut.
Reaksi hipersensitif atau alergi termasuk kemerahan pada kulit.
Letih, mengantuk, pusing.
Megakolon toksik.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Hati-hati pemberian pada penderita gangguan fungsi hati dan penyakit ginjal seperti
gagal ginjal.
Tidak dianjurkan diberikan pada diare akut yang disebabkan infeksi E. Coli, Salmonella,
dan Shigella.
Jangan diberikan pada hari pertama diare, karena kotoran justru harus dikeluarkan.
Jangan digunakan melebihi dosis yang dianjurkan karena bisa menyebabkan konstipasi.
Jangan digunakan jika diare diikuti dengan demam tinggi atau jika tinja mengandung
darah.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Pada keadaan overdosis dapat diberikan Naloxon bila terjadi gejala atau tanda yang mirip
keracunan morfin
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.

5. BACTRIM

Obat Generik : Trimethoprim / Trimetoprim, Sulfamethoxazole / Sulfametoksazol


(Cotrimoxazole / Kotrimoksazol)
Obat Bermerek : Bactoprim Combi, Bactricid, Bactrim, Batrizol, Cotrim, Cotrimol, Dotrim /
Dotrim Forte, Hexaprim / Hexaprim Forte, Ikaprim / Ikaprim Forte, Infatrim, Kaftrim, Lapikot
Forte, Licoprima, Meditrim, Meprotrin / Meprotrin Forte, Nufaprim / Nufaprim Forte, Ottoprim,
Primadex, Primazole, Primsulfon, Sanprima / Sanprima Forte, Septrin, Spectrem, Sulprim,
Sultrimmix / Sultrimmix P / Sultrimmix DS, Trimezol, Triminex, Trimoxsul, Trixzol, Trizole,
Ulfaprim, Wiatrim, Xepaprim / Xepaprim Forte, Zoltrim, Zultrop / Zultrop Forte.

KOMPOSISI / KANDUNGAN
Bactrim Tablet
Tiap tablet mengandung trimethoprim 80 mg dan sulfamethoxazole 400 mg.
Bactrim Tablet Forte
Tiap tablet mengandung trimethoprim 160 mg dan sulfamethoxazole 800 mg.
Bactrim Sirup
Tiap 5 ml (1 sendok takar obat) mengandung trimethoprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Bactrim mengandung dua komponen antibiotik yang bekerja secara sinergis dengan menghambat
dua enzim yang mengkatalisa tahap berurutan sintesa asam folat pada mikroorganisme.
Mekanisme ini biasanya menghasilkan aktivitas bakterisidal secara in-vitro pada kadar dimana
masing-masing komponen biasanya hanya bersifat bakteriostatik.
Bactrim sering efektif menanggulangi organisme yang resisten terhadap masing-masing
komponen zat aktif. Karena daya kerja ganda dari Bactrim, risiko perkembangan resisten
dihambat.
Efek antibakteri Bactrim meliputi bakteri gram positif dan gram negatif patogen.
Bakteri yang sensitif (75% strain sensitif) :
Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae, Enterobacter spp, Acinetobacter spp,
Salmonella typhi, Nontyphii salmonellae, Shigella spp, Vibrio cholerae, Yersinia enterocolitica,
Brucella spp, Aeromonas hydrophilia, Yersinia pestis, Hemophillus influenzae, Neisseria
meningitidis, N. gonorrhoeae, Streptococcus pneumoniae, Str. Pyogenese, Str. Agalactiae, Str.
Viridans, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Listeria monocytogenes,
Chlamydia trachomatis, Nocardia spp, Pneumocystis carinii.
INDIKASI / KEGUNAAN
Indikasi Bactrim adalah :
Infeksi saluran kemih seperti pielonefritis, dan pielitis yang disebabkan oleh kuman yang
sensitif, seperti E. Coli, Klebsiela, Enterobacter, dan Proteus.
Infeksi saluran pencernaan terutama oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti tifoid,
paratifoid, dan disentri basiler.
Infeksi saluran pernafasan seperti bronkitis akut dan kronik oleh kuman H. influenzae
dan Streptococcus pneumoniae.
Infeksi telinga, hidung dan tenggorokan seperti otitis media akut oleh kuman H.
influenzae dan Streptococcus pneumoniae.
Infeksi lain seperti toksoplasmosis, dan infeksi lainnya dimana obat terpilih tidak dapat
diberikan.
KONTRAINDIKASI
Bactrim tidak boleh diberikan kepada :
Penderita dengan kerusakan parenkim hati yang nyata.
Penderita dengan kegagalan fungsi ginjal yang berat.
Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap salah satu komponen obat Bactrim.
Ibu hamil.
Bayi prematur atau bayi baru lahir selama minggu pertama kehidupannya.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Tanyakan kepada dokter anda mengenai dosis dan aturan pakai Bactrim.
Dosis yang lazim diberikan :
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun : Bactrim tablet, 2 tablet, 2 kali sehari. Bactrim
Forte, 1 tablet, 2 kali sehari.
Anak 6 12 tahun : Bactrim sirup, 10 ml ( 2 sendok takar obat), 2 kali sehari.
Anak 6 bulan 5 tahun : Bactrim sirup, 5 ml (1 sendok takar obat) 2 kali sehari.
Anak 8 minggu 5 bulan : Bactrim sirup, 2,5 ml ( sendok takar obat) 2 kali sehari.
Dianjurkan untuk minum yang cukup atau lebih banyak selama pengobatan.

EFEK SAMPING
Pada dosis yang dianjurkan, Bactrim biasanya ditoleransi dengan baik. Efek samping bila ada
biasanya ringa.
Efek samping Bactrim yang telah dilaporkan adalah :
Gangguan saluran pencernaan : mual, muntah, sariawan, diare, hepatitis jarang, dan
pseudomembranous enterokolitis (kasus yang jarang).
Kemerahan kulit karena obat, biasanya ringan dan cepat menghilang setelah penghentian
obat. Bactrim pada beberapa kasus dihubungkan dengan eritema multiforme, sindrom
stevens johnson dan epidermal nekrosis toksik (sindrom Lyell).
Perubahan hematologi biasanya ringan dan reversibel : leukopenia, netropenia,
trombositopenia, pansitopenia, dan purpura.
Reaksi alergi dapat timbul pada penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Untuk memperkecil risiko reaksi obat yang tidak diinginkan, lama pengobatan dengan
Bactrim harus dibatasi sesingkat mungkin, terutama pada penderita usia lanjut.
Pada penderita dengan kegagalan fungsi ginjal, dosis Bactrim harus disesuaikan.
Bila Bactrim diberikan dalam jangka waktu lama, perlu dilakukan penghitungan darah
secara teratur. Bila terjadi penurunan hitung jenis darah pada salah satu elemen darah,
Bactrim harus dihentikan.
Bactrim jangan diberikan pada gangguan hematologi yang serius.
Bactrim jangan diberikan pada penderita gangguan defisiensi G6PD.
Apabila timbul efek samping obat yang serius, pengobatan harus segera dihentikan.
INTERAKSI OBAT
Ranitidin pada dosis yang dianjurkan tidak menghambat sitokrom P-450 di hati.
Ranitidin pada dosis yang dianjurkan tidak meningkatkan efek obat diazepam, lignocaine,
fenitoin, propanolol, teofilin dan warfarin.
KEMASAN
Bactrim tablet, kotak, 50 blister @ 10 tablet.
Bactrim forte tablet, kotak, 20 blister @ 10 tablet.
Bactrim sirup, botol @ 50 ml.

6. LODIA

Komposisi: Loperamide HCl


Indikasi: Pengobatan diare akut non spesifik dan kronik
Untuk diare non spesifik : awal 2 tablet/hari. Dosis biasa : 2-4 tablet 1-2 kali/hari.
Dosis: Maksimal : 8 tablet/hari. Untuk diare kronik : 2-4 tablet/hari dalam dosis terbagi.
Maksimal : 8 tablet/hari. Hentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 jam.
Pemberian
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Obat:
Kontra
Konstipasi. Bayi.
Indikasi:
Hentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 jam. Kolitis akut, infeksi bakteri atau
Perhatian:
parasit. Anak < 2 tahun. Disfungsi hati.
Efek
Mulut kering, nyeri perut, lelah, ruam kulit, megakolon toksik, pusing.
Samping:
Kemasan: Tablet 2 mg x 6 x 10

7. DIAPET

Brand: : Soho

Product
B
Code::
Ekstrak psidii folium 23,5 % Ekstrak curcumae domesticate rhizome 12,5 %
Komposisi: Ekstrak coix lacrima jobi semen 18 % Ekstrak phellodendri radix 23 % Ekstrak
coptidis rhizoma 23 %
Mengobati mencret dan memadatkan kembali feces yang cair ; mengatasi rasa
Indikasi:
mulas (hindari makanan/minuman yang asam dan pedas selama belum sembuh).
Dewasa dan anak-anak : 2-3 kali sehari 2 kapsul. Penyembuhan diare akut : 2 kali
Dosis:
sehari 2 kapsul .

Kemasan: Kapsul 6 x 1
8. ENTROSTOP

Brand: : Kalbe Farma


Product
B
Code::
Komposisi: Activated colloidal attapulgite 650 mg, pectin 50 mg
Indikasi: Meredakan diare non spesifik.
Dewasa dan Anak > 12 tahun : 2 tablet tiap diare. Maksimal 12 tablet/hari. Anak
Dosis:
6-12 tahun : 1 tablet tiap diare. Maksimal 6 tablet/hari.

Pemberian
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Obat:
Kontra
Penderita konstipasi.
Indikasi:
Perhatian: Jika sedang memakan obat lain, diberi selang waktu 2-3 jam.

Efek
Konstipasi
Samping:
Kemasan: Tablet 12

Anda mungkin juga menyukai