Anda di halaman 1dari 9

Nama : Yoni Putri Nabilah

NIM : 20210311062 (KJ001)


Matkul : Farmakoterapi

Saat menghadapi UTS ataupun UAS, Dian yang sedang mengikuti pendidikan S1 di
Fakultas Farmasi sudah lama merasakan nyeri pada lambungnya. Akhir-akhir ini rasa nyeri
terasa lebih berat karena selain ada rasa mendesak di ulu hati, namun disertai pula dengan mual
dan diare dan terjadi perdarahan. Dari hasil pemeriksaan fisik dan peralatan khusus dokter
internis, Dian i memperoleh obat-obatan sebagai berikut:
 Clarithromycin 250 mg S3 ddI
 Losec kapsul 20 mg, S2ddII
 Ulsikur tablet 3x sehari 1 tab, h.s
 Almacon tab, sehari 3x1
 Mefinal 500 mg 3 x 1 kapsul
Uraikan mengenai rasionalitas resep untuk kasus di atas, dan jelaskan farmakologi dari
masing-masing obat yang diterima oleh Dian (Mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek
samping dan interaksi obat)

Jawaban:
 Clarithromycin 250mg (3x sehari 1 tab)
Mekanisme kerja
Clarithromycin adalah antibiotik golongan macrolide yang mempunyai spektrum luas.
Obat ini umumnya digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi pada saluran pernafasan
atas dan bawah, juga infeksi kulit dan jaringan lunak. Dalam pengobatan beberapa jenis
ulkus lambung, obat ini dapat dikombinasikan dengan obat anti-ulkus.
Clarithromycin adalah bakteriostatik yang bekerja dengan cara mengikat sub unit
50s dari ribosom bakteri sehingga menghambat translasi mRNA. Dengan demikian sistesis
protein akan terganggu sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat.

Indikasi
Clarithromycin diindikasikan untuk eradikasi pada pasien dengan penyakit aktif atau
riwayat penyakit ulkus peptikum.
Dosis dewasa yang direkomendasikan adalah 500 mg per oral setiap 8-12 jam selama 10-
14 hari. Clarithromycin dapat diberikan sebagai regimen kombinasi dengan penghambat
pompa proton, bismuth subsalicylate, amoxicillin, atau metronidazole.

Kontra indikasi
Clarithromycin dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas
terhadap clarithromycin dan antibiotik makrolida lain, seperti erythromcyin
FDA memberikan peringatan terkait penggunaan clarithromycin, terutama terkait risiko
toksisitas kardiovaskular dan hepar.
Efek samping dan interaksi obat
Efek samping yang sering dilaporkan dari penggunaan clarithromycin adalah gangguan
gastrointestinal seperti nyeri perut, diare, mual, muntah, dysgeusia, dan dyspepsia.
Interaksi obat berpotensi terjadi pada penggunaan clarithromycin bersama dengan
amprenavir, rifabutin, atazanavir, dan ritonavir.
Efek samping yang berpotensi fatal dari penggunaan clarithromycin adalah
reaksi anafilaksis, gagal hati, colitis pseudomembran, atau diare terkait c. difficile,
pemanjangan interval QT, dan aritmia.

 Losec 20mg (2x sehari 2 kapsul)


Zat aktif
Omeprazol
Mekanisme kerja
Omeprazole adalah obat untuk mengatasi asam lambung berlebih dan keluhan yang
mengikutinya. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi gastroesophageal reflux
disease (GERD), sakit maag (gastritis), atau tukak lambung.
Omeprazole juga membantu proses penyembuhan jaringan lambung atau kerongkongan
yang rusak akibat iritasi dari asam lambung yang berlebih. Obat ini juga dapat
meningkatkan efektivitas antibiotik untuk melawan Helicobacter pylori yang
menyebabkan tukak lambung.
omeprazole merupakan penghambat pompa proton yang bekerja menghambat produksi
asam lambung pada tahap akhir. Hambatan pompa proton oleh omeprazole akan
menghasilkan hambatan sekresi asam lambung yang bersifat ireversibel. Pemberian
omeprazole oral akan diabsorpsi di usus halus yang kemudian didegradasi oleh enzim
hepar, terutama oleh enzim CYP2C19.

Indikasi
Indikasi omeprazole adalah pada berbagai kondisi medis yang berhubungan dengan
peningkatan asam lambung. Dalam praktik klinis, omeprazole kerap digunakan untuk
ulkus peptikum, ulserasi lambung karena obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
sindrom Zollinger-Ellison, dan infeksi H. pylori.
Untuk eradikasi H.pylori pada pasien gastritis , omeprazole merupakan bagian dari triple
therapy bersama clarithromycin dan amoxicili. Omeprazole digunakan dalam dosis 20
mg, diberikan 2 kali sehari, dikombinasikan dengan clarithromycin 500 mg 2 kali sehari,
dan amoxicillin 1000 mg 2 kali sehari. Kombinasi tersebut digunakan selama 14 hari.
Kontra indikasi
Kontraindikasi omeprazole adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap
omeprazole dan obat golongan penghambat pompa proton lain. Peringatan pada
pemberian omeprazole adalah risiko infeksi Clostridium difficile dan kanker lambung
pada penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi.
Efek samping dan Interaksi obat
Efek samping omeprazole umumnya ringan dan dapat ditoleransi dengan baik, seperti
diare, mual, pusing, dan sakit kepala. Interaksi obat yang perlu diwaspadai adalah
interaksi dengan penghambat atau penginduksi enzim CYP2C19.

 Ulsikur (3x sehari 1 tab sebelum tidur)


Zat aktif
Cimetidine
Mekanisme
kerja
Cimetidine adalah obat yang digolongkan sebagai antagonis reseptor histamin H2
(histamin H2-receptor antagonist). Cimetidine berfungsi sebagai obat untuk penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung, seperti sakit maag dan
tukak lambung. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja reseptor histamin H2,
yang sangat berperan dalam sekresi asam lambung. Penghambatan kerja reseptor H2
menyebabkan produksi asam lambung menurun baik dalam kondisi istirahat maupun
adanya rangsangan oleh makanan, histamin, pentagastrin, kafein dan insulin.
Indikasi
Ulsikur (cimetidine) digunakan dalam pengobatan gastroesophageal reflux disease
(GERD), suatu penyakit akibat terjadinya iritasi karena kelebihan asam lambung dimana
penderita mengalami sensasi seperti terbakar di area dada dan kerongkongan. Untuk
mengobati tukak lambung dan tukak usus dua belas jari.
Pada pengobatan penyakit maag, antagonis H2 seperti ulsikur (cimetidine) lebih baik
daripada antasida, misanya durasi kerja yang lebih lama, efektivitas lebih tinggi,
termasuk jika digunakan sebagai pencegahan (profilaksis) kambuhnya maag dengan cara
digunakan sebelum makan.
Radang lambung dan usus 12 jari : 3 x sehari 200 mg dan 400 mg sebelum tiur selama 4-
6 minggu. Radang pada saluran pencernaan bagian atas : 4 x sehari 400 mg.
Kontra indikasi
Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada cimetidine atau
obat golongan antagonis reseptor H2 lainnya.
Efek samping dan Interaksi obat
Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik, meskipun dibandingkan dengan
anatagonis reseptor H2 yang lebih baru seperti ranitidine efek sampingnya lebih banyak.
Berikut adalah beberapa efek samping ulsikur (cimetidine) yang mungkin terjadi :
Sakit kepala, pusing, dan mengantuk.
 Efek samping pada saluran kardiovaskular seperti takikardia, bradikardia, hipotensi,
perpanjangan interval QT, telah dilaporkan pada penggunaan antagonis reseptor H2.
Efek ini lebih sering terjadi pada penggunaan secara intravena. Sedangkan
penggunaan secara oral maupun infus, efek samping ini lebih jarang terjadi.
 Meskipun jarang, diskrasia darah kadang terjadi pada pemakaian obat ini. Jika
pasien yang memakai obat ini mengalami demam, menggigil, sakit tenggorokan,
mudah memar, dan gejala lain dari diskrasia darah, pemakaian obat ini sebaiknya
dihentikan.
 Efek pada organ hati sangat secara umum jarang. Jika ciri-ciri toksisitas hati terjadi
seperti demam, ruam, eosinofilia, dan ciri-ciri hipersitivitas lainnya terjadi, segera
hentikan pemakaian obat ini.
 Hati-hati menggunakan ulsikur (cimetidine) pada pasien yang pernah mengalami
toksisitas hati akibat pemakaian antagonis reseptro H2 lain seperti famotidine.
 Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi
pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan
syok anafilaksis yang berakibat fatal.
 Efek pada ginjal yang diketahui terjadi setelah pemakaian obat ini adalah terjadinya
peningkatan serum kreatinin. Peningkatan kadang bisa mencapai 20 %. Pasien-
pasien dengan kelainan ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika akan
menggunakan obat ini.

 Almacon (3x sehari 1 tab)


Zat aktif
Almacon tablet mengandung kombinasi Magnesium hydroxide, Aluminium hydroxide,
dan Simethicone. Kombinasi zat aktif ini berfungsi sebagai antasida dan antiflatulent
(mengurangi kembung dan kentut).
Mekanisme kerja
Almacon adalah obat untuk meredakan gangguan pencernaan yang berkaitan dengan
kelebihan produksi asam lambung, gastritis, tukak lambung, dan tukak usus dua belas
jari (ulkus duodenum). Produksi asam lambung berlebih dapat mengiritasi dinding
lambung. Akibatnya, muncul gejala maag berupa sakit perut, mual, kembung, nyeri pada
ulu hati (heartburn), dan rasa penuh pada lambung.
Almacon memiliki kombinasi cara kerja obat antasida dan antikembung. Kandungan
magnesium hidroksida dalam obat ini bekerja dengan menetralkan asam lambung dan
mencegah kerusakan saluran cerna akibat enzim pepsin.
Efek tersebut didukung oleh kandungan aluminium hidroksida dalam Almacon yang
bekerja lambat.
Aluminium hidroksida juga berperan sebagai adsorben yang membantu pasien diare
mengontrol buang air besar serta demulsen yang melindungi lapisan lambung.
Kandungan dimethicone yang terdapat dalam obat ini juga berperan sebagai antibuih.
Dimethicone dapat mengurangi pembentukan gas dan buih dalam lambung sehingga
mengurangi keluhan perut kembung dan begah.
Indikasi
Perut kembung, nyeri lambung, epigastrium, antasida pada gastritis, hiatus hernia dan
peptik esofagitis, ulkus duodenum dan ulkus lambung
Dalam 1 tablet kunyah, terkandung 300 mg gel aluminium hidroksida kering, 300 mg gel
magnesium hidroksida kering, dan 40 mg dimethicone.
Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 1–2 tablet, diberikan 3–4 kali sehari. Obat maag
harus dikunyah 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur
malam.
Anak-anak 6 – 12 tahun: ½–1 tablet, diberikan 3–4 kali sehari. Kunyah tablet 1 jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur malam.
Kontra indikasi
Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang hipersensitif terhadap kandungan dari
Almacon.
Efek samping dan Interaksi obat
Efek samping paling umum dari pemakain obat ini yaitu sembelit, diare, mual, dan
muntah.
Berbagai efek samping tersebut akan hilang begitu Anda menghentikan penggunaan
obat.
Cara kerja Almacon mungkin terpengaruh bila Anda mengonsumsinya bersama obat,
suplemen, atau produk lainnya.
Hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping atau mengganggu kinerja obat itu
sendiri.
Mengacu Cleveland clinic, obat-obatan dan suplemen yang dapat berinteraksi dengan
obat maag kunyah ini antara lain:
 antibiotik,
 gabapentin,
 obat untuk penyakit jantung,
 garam besi,
 Isoniozid
 obat diabetes,
 antijamur seperti itraconazole dan ketoconazole,
 obat untuk kandung kemih overaktif,
 Sucralfate
 tacrolimus, dan
 vitamin D.

 Mefinal 500mg (3x sehari 1 kapsul)


Zat aktif
Asam Mefenamat
Mekanisme kerja
Mefinal adalah obat yang mengandung Asam Mefenamat digunakan sebagai pereda
nyeri, dismenore, nyeri ringan khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan, dan
mengurangi gangguan inflamasi (peradangan) secara umum. Asam Mefenamat termasuk
dalam golongan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) yang memiliki
mekanisme kerja dalam mengatasi nyeri sebagai berikut: Menghambat kerja dari enzim
siklooksigenasi (COX) dimana enzim ini berfungsi dalam membantu pembentukan
prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit serta peradangan. Ketika
kerja enzim COX terhalangi, maka produksi prostaglandin lebih sedikit, sehingga rasa
sakit dan peradangan akan berkurang.
Indikasi
Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer,
juga nyeri traumatik, otot, dan pasca operasi
 Dosis dewasa untuk nyeri termasuk obat sakit gigi adalah 500 mg yang diberikan
secara oral dan selanjutnya 250 mg per 6 jam sesuai dengan kebutuhan dengan lama
pemberian tidak melebihi 7 hari
 Dosis dewasa pada nyeri haid (dismenore) adalah 500 mg yang diberikan secara oral
dan selanjutnya 250 mg per 6 jam hingga nyeri berkurang
 Dosis anak usia 14 – 18 tahun untuk nyeri adalah 500 mg yang diberikan secara oral
dan selanjutnya 250 mg per 6 jam sesuai dengan kebutuhan dengan lama pemberian
tidak melebihi 7 hari
 Dosis harus disesuaikan jika digunakan untuk Lansia dan biasanya digunakan dengan
dosis yang lebih rendah
Kontra indikasi
Sebaiknya hindari penggunaan Mefinal apabila kamu memiliki kondisi:
 Hipersensitif atau alergi pada asam mefenamat atau OAINS lainnya.
 Riwayat ulkus peptikum/perdarahan berulang, riwayat perdarahan atau perforasi
gastrointestinal (terkait dengan terapi obat anti inflamasi non steroid sebelumnya).
 Penderita penyakit radang usus, gagal jantung berat, riwayat asma, bronkospasme,
rinitis, angioedema, urtikaria, atau tipe alergi reaksi setelah minum aspirin atau obat
anti inflamasi non steroid lainnya.
 Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG.
 Ginjal dan hati berat.
 Kehamilan (trimester ketiga).
 Anak < 14 tahun.
Efek samping dan Interaksi obat
Berikut beberapa risiko efek samping Mefinal:
 Reaksi hipersensitif seperti gatal, ruam, rasa terbakar, dan bengkak.
 Gangguan pencernaan: Mual, muntah, diare, tukak lambung, sembelit, sakit perut,
perut kembung
 Anemia
 Insomnia
 Asma
Penggunaan obat dengan kandungan asam mefenamat sebaiknya tidak dilakukan
bersamaan dengan obat-obatan berikut:
 Dapat meningkatkan risiko perdarahan jika diberikan bersamaan dengan obat anti
inflamasi non steroid atau salisilat lainnya (misalnya: Aspirin), antikoagulan
(misalnya: Warfarin), kortikosteroid, SSRI
 Meningkatkan risiko nefrotoksisitas siklosporin atau tacrolimus
 Dapat menurunkan kemanjuran agen antihipertensi (misalnya: ACE inhibitor,
antagonis angiotensin II, ß-blocker)
 Menurunkan efek natriuretik diuretik (misalnya: Furosemide, hydrochlorothiazide)
 Meningkatkan kadar plasma dan penurunan pembersihan lithium pada ginjal
 Meningkatkan konsentrasi serum digoxin dan metotreksat

Anda mungkin juga menyukai