Saat menghadapi UTS ataupun UAS, Dian yang sedang mengikuti pendidikan S1 di
Fakultas Farmasi sudah lama merasakan nyeri pada lambungnya. Akhir-akhir ini rasa nyeri
terasa lebih berat karena selain ada rasa mendesak di ulu hati, namun disertai pula dengan mual
dan diare dan terjadi perdarahan. Dari hasil pemeriksaan fisik dan peralatan khusus dokter
internis, Dian i memperoleh obat-obatan sebagai berikut:
Clarithromycin 250 mg S3 ddI
Losec kapsul 20 mg, S2ddII
Ulsikur tablet 3x sehari 1 tab, h.s
Almacon tab, sehari 3x1
Mefinal 500 mg 3 x 1 kapsul
Uraikan mengenai rasionalitas resep untuk kasus di atas, dan jelaskan farmakologi dari
masing-masing obat yang diterima oleh Dian (Mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek
samping dan interaksi obat)
Jawaban:
Clarithromycin 250mg (3x sehari 1 tab)
Mekanisme kerja
Clarithromycin adalah antibiotik golongan macrolide yang mempunyai spektrum luas.
Obat ini umumnya digunakan sebagai antibiotik untuk infeksi pada saluran pernafasan
atas dan bawah, juga infeksi kulit dan jaringan lunak. Dalam pengobatan beberapa jenis
ulkus lambung, obat ini dapat dikombinasikan dengan obat anti-ulkus.
Clarithromycin adalah bakteriostatik yang bekerja dengan cara mengikat sub unit
50s dari ribosom bakteri sehingga menghambat translasi mRNA. Dengan demikian sistesis
protein akan terganggu sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat.
Indikasi
Clarithromycin diindikasikan untuk eradikasi pada pasien dengan penyakit aktif atau
riwayat penyakit ulkus peptikum.
Dosis dewasa yang direkomendasikan adalah 500 mg per oral setiap 8-12 jam selama 10-
14 hari. Clarithromycin dapat diberikan sebagai regimen kombinasi dengan penghambat
pompa proton, bismuth subsalicylate, amoxicillin, atau metronidazole.
Kontra indikasi
Clarithromycin dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas
terhadap clarithromycin dan antibiotik makrolida lain, seperti erythromcyin
FDA memberikan peringatan terkait penggunaan clarithromycin, terutama terkait risiko
toksisitas kardiovaskular dan hepar.
Efek samping dan interaksi obat
Efek samping yang sering dilaporkan dari penggunaan clarithromycin adalah gangguan
gastrointestinal seperti nyeri perut, diare, mual, muntah, dysgeusia, dan dyspepsia.
Interaksi obat berpotensi terjadi pada penggunaan clarithromycin bersama dengan
amprenavir, rifabutin, atazanavir, dan ritonavir.
Efek samping yang berpotensi fatal dari penggunaan clarithromycin adalah
reaksi anafilaksis, gagal hati, colitis pseudomembran, atau diare terkait c. difficile,
pemanjangan interval QT, dan aritmia.
Indikasi
Indikasi omeprazole adalah pada berbagai kondisi medis yang berhubungan dengan
peningkatan asam lambung. Dalam praktik klinis, omeprazole kerap digunakan untuk
ulkus peptikum, ulserasi lambung karena obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
sindrom Zollinger-Ellison, dan infeksi H. pylori.
Untuk eradikasi H.pylori pada pasien gastritis , omeprazole merupakan bagian dari triple
therapy bersama clarithromycin dan amoxicili. Omeprazole digunakan dalam dosis 20
mg, diberikan 2 kali sehari, dikombinasikan dengan clarithromycin 500 mg 2 kali sehari,
dan amoxicillin 1000 mg 2 kali sehari. Kombinasi tersebut digunakan selama 14 hari.
Kontra indikasi
Kontraindikasi omeprazole adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap
omeprazole dan obat golongan penghambat pompa proton lain. Peringatan pada
pemberian omeprazole adalah risiko infeksi Clostridium difficile dan kanker lambung
pada penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi.
Efek samping dan Interaksi obat
Efek samping omeprazole umumnya ringan dan dapat ditoleransi dengan baik, seperti
diare, mual, pusing, dan sakit kepala. Interaksi obat yang perlu diwaspadai adalah
interaksi dengan penghambat atau penginduksi enzim CYP2C19.