Anda di halaman 1dari 27

FARMAKOTERAPI

ULKUS PEPTIKUM

Washliaty Sirajuddin
DEFINISI
 Ulkus peptikum atau ulcer adalah putusnya
kontiunitas mukosa gastrointestinal atau lesi pada
lambung dan duodenum yang meluas sampai ke
epitel.
 Kerusakan yang tidal meluas ke bawah epitel
disebut erosi.
PENYEBAB UP
1. Infeksi Helicobacter pylori
2. Efek samping obat AINS
3. Stres
4. Kepekaan/rentannya mukosa GI tehadap asam
lambung dan gastrin
5. Merokok
PATOFISIOLOGI
 Ulcer dapat terjadi karena peningkatan asam
lambung, pepsin, dan gastrin. Atau sekresi zat
tersebut normal namun mukosa GI rentan terhadap
zat tersebut. Sekresi zat ini umumnya meningkat
pada malam hari.
 Ulcer kerena H.pilory terjadi karena mikroba ini
mengeluarkan toksin dan enzim yang dapat
mengganggu keutuhan mukosa melalui perubahan
respon imun, inflamasi, dan peningkatan sekresi
gastrin yang menstimulasi sekresi asam lambung
Lanjt.
 Penggunaan AINS kronik dikaitkan dengan erosi
mukosa yang dapat menimbulkan pendarahan.
Ains dapat menimbulkan erosi melalui dua
mekanisme yaitu secara langsung/topikal
menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan secara
tidak langsung yaitu dengan menghambat sintesis
prostaglandin.
Lanjt.
 Ulcer karena penggunaan kortikosteroid oral
masih kontroversial, namun penggunaannya
bersamaan dengan OAINS terbukti meningkatkan
resiko terjadinya ulcer.
 Merokok meningkatkan resiko terjadinya ulcer,
resikonya proporsional dengan jumlah konsumsi.
Merokok juga mengganggu proses penyembuhan
dan memacu serangan ulcer berulang (kambuh)
Lanjt.
 Walaupun observasi klinik menunjukkan ada
hubungan antara stress dengan ulcer, tetapi studi
terkontrol terbukti gagal menentukan hubungan
antara stress dengan timbulnya ucer.
 Hubungan antara diet khusus dengan ulcer belum
jelas, tetapi banyak kejadian ulcer akut dapat
terjadi karena mengkonsumsi alkohol
GEJALA KLININ
 Nyeri lambung, nyeri yang terasa seperti terbakar,
tidak nyaman/terasa penuh atau kram.
 Nyeri pada saat lambung kosong yang kadang-
kadang dapat diredakan dengan makanan atau
pemberian antasida.
 Rasa terbakar pada epigastrum atau dada bagian
bawah, sendawa dan kembung. Mual, muntahm
tidak nafsu makan, dan berkurangnya berat badan.
Lanjt.
 Ulcer yang disebabkan kombinasi infeksi H.pylori
dan penggunaan OAINS dapat menimbukan
pendarahan, perforasi dan menetrasi organ sekitar
seperti pankreas, empedu dan hati.
EPIDEMIOLOGI
 Faktor gaya hidup (10%)
 Penggunaan OAINS (2%)
 Gastrinoma dan keganasan (5-10%)
 Lain-lain (mukosa rentan terhadap asam lambung
dan gastrin, merokok, stress, konsumsi alkohol,
dan infeksi)
TUJUAN TERAPI
 Mengurangi nyeri, menyembuhkan, dan mencegah
kambuh serta menurunkan resiko terjadinya
komplikasi
 Mengredikasi H.pylori jika ulcer disebabkan
karena infeksi.
 Menggunakan regimen yang paling efektif dan
aman serta harga termurah (terapi rasional)
OBAT-OBAT YANG EFEKTIF
1. PENEKAN SEKRESI ASAM
2. ANTASIDA
3. SUKRALFAT
4. MISOPROSTOL
5. ANTIMIKROBA
PENEKAN SEKRESI ASAM

Penekan sekresi
asam

Penghambat pompa
H2 Reseptor antagonis proton
• Menghambat sekresi asam dengan menghambat ikatan antara
H2 Reseptor histamin dengan reseptornya
• Efek sampin : diare, konstipasi, sakit kepala, dan rash
antagonis • Contoh obat : simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin

• Menghambat pompa proton dan selanjutnya menghambat sekresi


asam lambung
Penghambat • Efek samping jarang terjadi, umumnya diare, mual, sakit kepala
• Contoh obat : omeprazol, pantoprazon, lansoprazol, esomeprazol
pompa proton dan rabeprazol.
• Diabsorpsi secara cepat, Cmax 2-4 jam, T ½ 1-2 jam. Efek
penghambatan sekresi HCl dapat berlangsung selama 36-72 jam.
ANTASIDA
 Suatu antiasam yang mengandung aliminium
hisroksida Al(OH)3, magnesium hidroksida
Mg(OH)3 dan beberapa mengandung simetikon.
 Mekanismen kerja Al(OH)3, dan Mg(OH)3
mengikat asam lambung dan meningkatkan
ketahanan mukosa terhadap asam. Simetikon
bersifat flutalen dan mendorong terjadinya flatus.
Lanj.
 Efek samping dan I teraksi obat : Mg sering
menimbulkan diare bagi orang yang peka,
sebaliknya Al menyebabkan konstipasi.
 Penderita gagal ginjal harus menghiindari antasida
yang mengandung Mg.
 Pemakaian bersama dengan ciprofloksasin,
tetrasiklin, dan antagonis H2 harus diberi jarak 2
jam karena akan mengganggu absorpsi.
SUKRALFAT
 Mekanisme kerja : Berikatan dengan jaringan yang
mengalami tukak/erosi membentuk lapisan yang dapat
melindungi tukak dari asam lambung, sehingga
memberikan kesempatan tukak untuk sembuh (terjadi
regenerasi sel)
 Efek samping : jarang terjadi, kosntipasi, mulut kering,
mual, rash.
 Interaksi : dapat menurunkan bioavailabilitas dari digoksin,
fenitoin, teofilin, ketokonazol, quinidin, quinolon, dan
warfarin. Sebaiknya diminum 2 jam setelah sukralfat.
MISOPROSTOL
Analog prostaglandin E1 Efek samping : diare yang
yang bersifat antisekretori tergantung dosis dan
dan sitoprotektif yang dapat biasanya akan berhenti
mencegah ulcer karena sendiri jika terapi terus
penggunaan OAINS berlangsung.

Kontra indikasi : wanita


hamil karena dapat
merangsang uterus
ANTIMIKROBA
 Digunakan untuk eradikasi H.pylori
 Contoh obat : amoksilin, klaritromisin,
metronidazol dan tetrasiklin
TERAPI FARMAKOLOGI
 Obat pengobatan berdasarkan algoritma.
 Pada ulcer yang posotif H.pylori harus dipilih
terapi dengan kombinasi yang paling efektif, aman
dan simpel.
 Terapi selama 14 hari lebih dianjurkan untuk
eradikasi H.pylori dibanding 10 hari, dan terapi 7
hari tidak dianjurkan.
 Pasien dengan ulcer harus diberi penghambat
pompa proton atau H2 reseptor inhibitor untuk
mengurangi gejala yang timbul.
TERAPI FARMAKOLOGI
 Pasien harus diinstruksikan minum semua obat
bersama makanan atau malam hari jika diperlukan,
kecuali PPP harus diminum 15-30 menit sebelum
makan.
 Ulcer yang refrakter dengan PPP dosis normal dan
H2 reseptor inhibitor dosis norma-tinggi dapat
diberikan PPP dosis tinggi (misalnya omeprazol 40
mg). Terapi pemeliharaan dengan PPP untuk
mencegah kambuh.
TERAPI FARMAKOLOGI
 Ulcer karena OAINS yang tidak kompleks dapat
sembuh dengan pemberhentian penggunaan
OAINS atau dengan pemberian H2 reseptor
inhibitor, antasida atau sukralfat. Jika OAINS
tidak dihentikan maka pemberian PPP lebih
efektif.
 Pasien ulcer dengan komplikasi (pendarahan,
obstruksi, perforasi dan penetrasi pada organ lain)
sering memerlukan pembedahan dan atau
endoskopi.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Kurangi stress, rokok dan penggunaan OAINS.
Jika OAINS tidak dapat dihindari maka pakai
dosis efektif minimum atau ganti dengan analgetik
lain.
 Menghindari makanan dan minuman yang
menyebabkan dispepsia dan memperberat gejala
ulcer seperti makanan pedas, asam, mengandung
alkohol, kafein, dan makanan yang merangsang
sekresi asam seperti minman bersoda (coca cola,
dll)
Obat ulcer dan dosisnya
No Obat Dosis perhari
1 H2 reseptor inhibitor
Simetidin 4 x 300 mg, 2 x 400 mg atau 800 mg saat mau
tidur
Famotidin 2 x 200 mg, atau 400 mg saat mau tidur
Nizatidin 2 x 150 mg
Ranitidin 2 x 150 mg, atau 300 mg saat mau tidur
2 PPP
Omeprazol 20 – 40 mg
Lansoprazol 15 – 30 mg
Pantoprazol 40 mg
Esomeprazol 20 – 40 mg
3 Sukralfat 4 x 1 g atau 2 x 1 g
4 Misoprostol 4 x 200 ug
Regimen eradikasi H.pylori
No Regimen obat Efektifitas ESO
1 Klaritromisin 2 x 500 mg sehari Baik – sangat Rendah -
Amoksilin 2 x 1 g sehari baik sedang
PPP 2 x sehari selama 10-14 hari
2 Klaritromisin 2 x 500 mg sehari Baik – sangat Medium
Metronidazol 2 x 500 mg sehari baik
PPP 2 x sehari selama 10-14 hari
3 Klaritromisin 2 x 500 mg sehari Baik – sangat Medium
Tetrasiklin 2 x 500 mg sehari baik
RBC 2 x 400 mg sehari selama 14 hari
4 BSS 4 x 500 mg sehari Baik – sangat Medium -
Metronidazol 4 x 250-500 mg sehari baik tinggi
Tetrasiklin 4 x 500 mg
PPP sesuai dosis lazim selama 14 hari
Keterangan :
PPP : omepazol, esomeprazol 20 mg dan lansoprazol
40 mg
RBC : Ranitidin, bismuth sitrat
H2RA : simetidin, ranitidin, famotidin
BSS : bismut subsalisilat
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai