Anda di halaman 1dari 43

ULKUS PEPTIKUM

Dosen pengampu :
Maman Rusmana, M. Farm, Apt.
KELOMPOK 11
Ayuni Stevia (2043700007)
Kastina Selviana S (2043700011)
Bella Natalia (2043700034)
Sri Devi (2043700050)
Agnes Enda Mawarni (2043700187)
Franklin Andika Purbakala (2043700204)
PENDAHULUAN
 Adalah ulkus yang terjadi pada mukosa,
submukosa dan kadang sampai lapisan
muskularis dari traktus gastrointestinalis
yang selalu berhubungan dengan asam
lambung.
Ulkus
Peptikum  Ulkus adalah kehilangan jaringan pada suatu
daerah dengan batas tertentu, biasanya
berdiameter 5-25 mm, kadang sangat kecil
misalnya 2-3 mm, atau sangat besar misal
40-60 mm, dan dsb giant ulcer.

01
Penyebab ulkus peptikum
• Infeksi bakteri oleh Helicobacter pylori
• Faktor genetic
• Penggunaan obat anti inflamatory tertentu
• Gangguan yang menyebabkan peningkatan sekresi
asam lambung ataupun menghambat sekresi
bikarbonans buffer pancreas

02
 RASA SAKIT BERUPA RASA TIDAK ENAK
(DISCOMFORT), RASA TERBAKAR,
Tanda- PERASAAN LAPAR.
 RASA SAKIT/ PERIH YANG AMAT
tanda SANGAT, DISERTAI ANOREKSIA, MUAL,
MUNTAH.
klinik  KELUHAN LAIN DAPAT BERUPA MUAL,
SENDAWA, REGURGITASI (ALIRAN
BALIK) MAKANAN & ASAM, OBSTIPASI,
DIARE.
 PERDARAHAN

03
• Anamnesa Klinis :
• Rasa sakit yang timbul 1-3 jam sesudah makan (biasa disebabkan rangsangan diujung
syaraf pada dasar tukak oleh asam lambung)
• Rasa sakit bisa berkurang atau hilang dengan pemberian antacid sesudah makan atau
setelah muntah.
• Kelainan fisik
• Nyeri tekan perut, berat badan bertambah atau berkurang.
• Laboratorium
• Tidak terdapat kelainan lab.yg jelas
• Radiologi
• Endoskopi :
• Dilakukan dengan pengambilan foto berwarna

04
gangguan metabolik

• Nyeri lambung berupa rasa panas atau perih dapat


dikurangi dg makanan atau alkalis seperti Sodium
Bikarbonat.
• Adanya ulkus akan mengubah keseimbangan asam basa
dalam tubuh, yaitu terjadi peningkatan kerja gaster berupa
peningkatan ekskresi HCl.
• Pembuangan HCl yang berlebihan akan menyebabkan Cl
dalam tubuh berkurang sehingga keseimbangan asam-
basa yang mengakibatkan terjadinya hipotensi

05
terapi
• TUJUAN PENGOBATAN ULKUS PEPTIKUM • OBAT
• Antasid
• Menghilangkan keluhan/ rasa sakit. • Antibiotik
• Mencegah relaps/ kekambuhan • Antiulcers agent
• Menyembuhkan tukak • UMUM
• Mencegah komplikasi • Atasi infeksi H. Pylori
• Minum obat yang diperlukan terutama
untuk mengurangi rasa sakit,
memulihkan ulkus dan mengurangi
kemungkinan kambuh.
• Beristirahat yang cukup
• Monitoring adanya steatorrhea, dll
• Cegah komplikasi lebih lanjut
• Rubah gaya hidup, misalnya merokok,
minum alkohol, makan terburu-buru.

06
TERAPI ulkus peptikum

07
TERAPI diet
• Pembatasan makanan didasarkan pada toleransi seseorang
• Makan makanan seimbang
• Hindari makan snack diwaktu tidur yang akan menstimulasi/
merangsang pembentukan asam di malam hari.
• Kurangi/ hindari alkohol, minuman yg mengandung kafein ,
rokok.
• Hindari makanan atau berbumbu tertentu yang menyebabkan
tidak nyaman (tergantung toleransi individu)
• Tidak dinajurkan sering minum susu karena ternyata dapat
meningkatkan produksi asam lambung akibat efek penahan
sementara di asam lambung.

08
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Anti mikroba
Amoxicilin, senyawa bismut, 5. Agen Antimuskarinik
clarithromycin, metronidazole, tetracycline. Dicyclomine

2. Penghambat Reseptor Histamin-H2 6. Antasida


Cimetidine, famotidine, nizatidine, Aluminium hydroxide, calcium
ranitidine. carbonate, sodium bicarbonat.

3. Peghambat Pompa Proton 7. Gen Pelindung Mukosa


Ezomeprazole, lanzoprazole, omeprazole, Bismuth subsalicylate, sucralfate.
pantoprazole, rabeprazole.
8. Anti-Kolinergik
4. Prostaglandin Propantelin bromida ( Pro-Banthine),
Misoprostol atropin ( dari atropa elladona)

09
Eradikasi H.pylori

Omeprazole / Lansoprazole - 20 / 30 mg bd
Clarithromycin - 500 mg bd
Amoxycillin / Metronidazole - 1gm / 500 mg bd

Diberikan selama 14 hari dilanjutkan dengan P.P.I selama 4 – 6


minggu
Regimen janka pendek selama 7 – 10 hari tidak efektif

10
Regimen untuk menyembuhkan Ulkus
Peptikum yang Berkaitan dengan H.Pylori

11
STUDI KASUS
Ny. SM 36 thn mengalami mual, muntah, nyeri perut seperti ditusuk jarum, dan kepala sakit
 dari leher menjalar ke kepala. Keadaan ini dialami sejak 3 hari yang lalu dan semakin
memburuk tadi malam. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan kaya lemak dan
suka pedas. Dan beberapa hari sebelumnya pasien mengkonsumsi obat nyeri untuk
mengatasi nyeri lutut yang dialami setelah jatuh dari tangga. Pasien didiagnosa PUD dengan
hasil H.Pylori positif Catatan riwayat pasien adalah alergi penicillin. Pasien mendapatkan
terpai obat vometa 3x1, solans 1x1 kapsul, amoxan 500mg 3x1 tab. Bagaimana rencana
pelayanan kefarmasian yang akan dilakukan?

12
Subjek : Mual, muntah, nyeri perut seperti ditusuk jarum,
dan sakit leher menjalar ke kepala (selama 3 hari)

Objek : Terinfeksi H.Pyolri

13
ASSESMENT

OBAT INDIKASI DRP


Vometa (domperidone) 3x1 Mual, muntah -
Solans (Lansoprazole 30 mg) 1x1 Antitukak PPI (Lini pertama)
Amoxan 500mg (Amoxicillin) 3x1 Antibiotik -

14
PLAN
Lini pertama terapi eradikasi adalah inhibitor pompa proton (PPI) berbasis, rejimen
tiga jenis obat yang mengandung dua antibiotik, biasanya klaritromisin dan
amoksisilin, pemesanan metronidazol untuk terapi back-up (mis, klaritromisin-
metronidazol pada pasien alergi penisilin).
OBAT INDIKASI DRP
Vometa (domperidone) 3x1 Mual, muntah -
Solans (Lansoprazole 30 mg) 1x1 Antitukak PPI (Lini pertama)
Metronidazol 500 mg 3x1 Antibiotik -
Clarithromycin 500 mg 3x1 Antibiotik Alergi penisilin

Non farmakologi : mengurangi stress, tidak merokok, tidak menggunakan NSAID , menghindari makanan asam
dan pedas
Monitoring : menghilangkan gejala tidak kambuh dan menghindari penyakit yang berhubungan dengan
lambung

15
GERD (Gastroesophageal Refluks Disease)
• GERD adalah gangguan berupa regurgitasi isi lambung yang
menyebabkan heartburn dan gejala lain
• Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) Gejala refluks dan
kerusakan mukosa esophagus distal akibat refluks gastroesofageal
• Non-erosive Refluks Disease (NERD) GERD dengan gejala refluks
tipikal tanpa kerusakan mukosa esophagus saat pemeriksaan
endoskopi saluran cerna

16
Patofisiologi GERD (Gastroesophageal
Refluks Disease)
• Secara garis besar, GERD terjadi karena masuknya konten dari gaster
ke dalam esofagus atau refluks gastroesofageal (RGE) yang
berlangsung secara kronis. Refluks merupakan salah satu proses yang
secara fisiologi dapat terjadi, akan tetapi sistem gastrointestinal
memiliki mekanisme anti-refluks yang sangat baik. Gangguan
mekanisme anti-refluks ini dapat menyebabkan RGE yang berlangsung
secara kronis. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya
paparan konten gaster, masalah sfingter esofagus, gangguan motilitas
gastrointestinal, hipersensitivitas esofagus, hernia hiatus, kelainan
mukosa.

17
Gejala GERD
Gejala klinis: Gejala alarm:
• Heartburn • BB turun tanpa sebab jelas
• Anemia
• Regurgitasi
• Hematemesis
• Disfagia
• Melena
• Batuk • Disfagia
• Serak • Odinofagia
• Sakit dada non-cardiac • Riwayat keluarga dengan penyakit
lambung
• Umur diatas 40 tahun
18
Diagnosis

19
Pemeriksaan penunjang

Endoskopi

Pemeriksaan histopatologi

Pemeriksaan pH metri 24 jam

20
Algoritma tatalaksana gerd

21
Pengobatan gerd
• Menghilangkan gejala/keluhan
• Menyembuhkan lesi esophagus
• Mencegah kekambuhan
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah timbulnya komplikasi

22
Pertimbangan terapi gerd
• Ppi digunakan karena :
1. Cepat menghilangkan seluruh gejala
2. Cepat dalam penyembuhan
3. Pendekatan step-down

23
Studi kasus
Tn. Hn berumur 45 tahun masuk RS dengan keluhan nyeri dada,
heartburn, sulit menelan makanan, mual, muntah. BAB dan BAK lancar.
Pasien memiliki BB 50kg dan TB 156cm.

Data klinik pasien menunjukkan TD: 120/80 mmHg, pernafasan


24x/menit, suhu 36,4OC.

24
Subjektif (s)
DATA PASIEN :
• Nama : Tn. Hn
• Umur : 45 thn
• Jenis Kelamin : Laki-laki

KELUHAN UTAMA
• Nyeri dada, heart burn, sulit makan, mual, muntah

25
objektif (o)
Pemeriksaan Umum :
• TB : 156 cm
• BB : 50 kg
• TD : 120/80 mmHG
• Pernafasan : 24x/menit
• Suhu : 36,4°c
• BAB dan BAK lancar

26
assesment (a)
• Omeprazole 2x20mg (sebelum makan)
• Domperidon 3x1 untuk muntah

27
plan (p)
• Terpai Non-farmakologi
- Atur pola makan
- Olahraga teratur
• meningkatkan kualitas hidup pasien, mencegah timbulnya komplikasi

28
Diare dan konstipasi
 Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
tinja yang encer dan berair saat buang air
besar.
 Konstipasi atau sembelit adalah gangguan
pencernaan akibat penurunan kerja usus yang
ditandai dengan keluhan susah buang air
besar atau BAB tidak lancar dalam jangka
waktu tertentu.
 Secara garis besar, konstipasi dapat sering
diartikan dengan frekuensi buang air besar
 yang kurang dari 3 kali dalam seminggu.

29
Diare akut dan Kronis

• Diare Akut • Diare Kronis


Diare berlangsung selama satu Diare yang berlangsung lebih dari
hingga dua hari. Diare dapat empat minggu. Kondisi ini
disebabkan oleh infeksi virus, biasanya hasil dari penyakit atau
infeksi bakteri, infeksi parasit, kelainan usus tertentu seperti
keracunan makanan, atau kondisi penyakit celiac atau penyakit
yang dikenal Crohn.
sebagai traveler’s diarrhea

30
Patofisiologi
Terganggunya absorbs air dan elektrolit
karena kerusakkan sel sel mukosa usus
oleh invasi bakteri. Keluarnya cairan dan
elektrolit dari dinding usus oleh karena
rangsangan biokimia toksin yang
dikeluarkan bakteri serta invasi bakteri
ke dalam mukosa usus.

31
PENYEBAB DIARE DAN KONSTIPASI
Penyebab diare : Penyebab Konstipasi:
• Virus • Pola makan buruk
• Kuman/Bakteri • Malas gerak
• Parasit • Kondisi medis tertentu (DM,
hipotiroid, parkinson, stroke)
• Obat-obatan tertentu (antacid,
antihistamin, antinyeri)
• Hamil
• Stress atau mengalami perubahan
lingkungan
32
Hal-hal yang Makan tanpa cuci tangan

dapat Minum air mentah


menimbulkan
diare Makan makanan yang dihinggapi lalat

Buang air besar disembarang tempat

Lingkungan rumah yang kumuh dan kotor

33
Tanda dan gejala konstipasi
• Sulit buang air besar.
• Feses kering atau keras.
• BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu.
• Perut terasa kencang, keras, penuh
atau padat.
• Sakit perut dan kadang menyebabkan
mual.
• Feses berdarah atau keluar darah
setelah buang air besar.
• Merasa tidak puas setelah buang air
besar atau merasa ada yang tersumbat.

34
Pengobatan
Pengobatan diare: Pengobatan Konstipasi:

Diare diobati dengan mengganti cairan dan  Suplemen serat, seperti Metamucil®,
elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Fibercon®, Konsyl®, dan Citrucel®. Obat ini
Obat-obatan dapat diberikan dokter bergantung berisi psyllium, metilselulosa, yang membantu
dengan penyebab diare. mempercepat keluarnya BAB.
 Stimulan. Seperti bisacodyl.
Orang dewasa yang menderita diare harus  Laksatif osmotik. Obat ini mengandung
mengonsumsi banyak air putih, oralit, jus buah, laktulosa, magnesium sitrat ata Fleet Enema®.
minuman elektrolit, minuman soda tanpa kafein  Lubrikan (pelumas). Laksatif ini berisi mineral
dan kaldu. yang membantu BAB Anda melewati usus
besar lebih mudah.
Anak-anak yang mengalami diare dapat diberikan  Pelunak feses. Laksatif ini membantu
solusi rehidrasi oral (oralit) untuk mengganti cairan melunakkan BAB Anda.
dan elektrolit yang hilang.

35
Pengobatan Non-Farmakologi
 Terapkan pola makan yang baik, tidak hanya saat sembelit tapi juga
berkelanjutan agar konstipasi tidak kembali kambuh.
 Konsumsi cukup air, khususnya saat musim panas atau melakukan aktivitas
berat.
 Hindari obat-obatan tanpa resep yang dapat menyebabkan sembelit. Minta
dokter meresepkan obat lain yang tidak menyebabkan sembelit tapi dengan
khasiat yang sama. 
 Lakukan olahraga secara rutin dan jangan lagi malas bergerak, terutama
setelah Anda makan.
 Kurangi stres dengan melakukan meditasi, terapi inhalasi, atau melakukan hal
yang disukai.

36
STUDI KASUS DIARE
Seorang anak usia 5 tahun buang air besar sebanyak 7 kali,
karakteristik feses yaitu terdapat mukoid, tetapi tidak
terdapat darah. Selain itu, pasien menderita demam
dan terus menangis

37
Subjektif (s)
Data Pasien :
• Nama : -
• Umur : 5 thn
• Jenis Kelamin : -

Keluhan Utama :
Buang air besar sebanyak 7 kali, feses terdapat mukoid, tetapi tidak
dapat darah, demam dan terus menangis

38
Objektif (o)
-

assesment (a)
Mengalami buang air besar sebanyak 7 kali (diare)

39
plan (p)
• Paracetamol syr 250mg 3x sehari satu sendok teh (jika diperlukan)
• Oralit untuk mencegah dehidrasi. 3 gelas pada 3 jam pertama,
kemudian 1 gelas tiap diare

Terapi Non-farmakologi :
- Mencuci tangan dengan bersih
- Menjaga kebersihan lingkungan

40
STUDI KASUS konstipasi
Seorang pasien bernama ibu Ayi (35 thn) mengalami kesulitan buang air besar selama 3 hari pasca
melahirkan.

SOAP
• Subject
Kesulitan buang air besar pasca melahirkan

• Object
Konstipasi selama 3 hari
• Assesment
Mengalami kesulitan buang air besar selama 3 hari pasca melahirkan
• Plan
Terapi nonfarmakologi: banyak minum air putih, makan makanan berserat
Terapi farmakologi : pemberian bisakodil 1 x sehari (malam hari)

41

Anda mungkin juga menyukai