Anda di halaman 1dari 21

Dispensing Obat Saluran Cerna

Kelompok 1
Obat Saluran cerna
Obat Saluran cerna atau obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar terbagi atas :
1. Obat Pencernaan jenis antasida dan antiulserasi.
2. Obat Pencernaan jenis reguler GT, antiflatulen(Obat kembung)
dan anti inflamasi.
3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
4. Obat diare
5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit)
6. Obat Pencernaan jenis digestan
7. Obat pencahar jenis kolagogum, kolelitolitik dan hepati protektor
8. Obat pencernaan untuk hemoroid
Dispensing
• Pemberian obat merupakan bagian penting dari
praktik apotek, dimana dispenser menafsirkan
persyaratan dokter pada resep dan dengan
demikian menyediakan obat-obatan untuk
perawatan pasien.
• Ini biasanya melibatkan interpretasi resep tertulis
tapi mungkin kadang-kadang juga termasuk
mengambil instruksi yang diberikan dari mulut ke
mulut atay melalu telepon dari dokter
Definisi dispensing
• Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari
tahap validasi, interpretasi, menyiapkan /meracik
obat, memberikan label/etiket, penyerahan obat
dengan informasi obat yang memadai disertai sistem
dokumentasi.
Dispensing dibedakan berdasarkan atas sifat
sediaannya :
a. Dispensing sediaan farmasi khusus
b. Dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril
Poin Poin penting
• Dispensing secara akurat memerlukan kinerja
secara metodis bersih dan rapi
• Laporan lengkap dari dispensing harus
disimpan minimal 2 tahun
• Jangan menggunakan timbangan untuk bahan
yang beratnya kurang dari berat minimum
• Pilihlah timbangan terkecil untuk menghitung
volume zat cair.
1. Obat pencernaan Jenis Antasida
Untuk mengobati ulkus/luka/tukak yang terjadi pada saluran cerna seperti
:
• Ulkus duodenalis/duodenum merupakan jenis ulkus peptikum yang
paling banyak ditemukan terjadi pada duodenum (usus 12 jari) yaitu
beberapa cm pertama dari usus halur, tepat dibawah lambung.
• Ulkus Gastrikum lebih jarang ditemukan biasanya terjadi di sepanjang
lengkung atas lambung.
• Regurgitasi berulang dari asam lambung kedalam kerongkongan bagian
bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan sefagealis.
Ulkus peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval. Yang terjadi karena
lapisan lambung/usus 12 jari(duodenum) telah termakan oleh asam
lambung dan getah pencernaan.
• Hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam
lambung oleh penyakit (sindroma zolinger ellison, mastositosis
sistemik)
Penggolongan obat antasida
1. Antasida
a. Aluminium Hidroksida (A1(OH)3)
• Indikasi :
Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis, mengatasi gejala dyspepsia
(ulkus dan olkus), gastroesopageal, reflux disease, hiperfosfatemia.
• Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadap garam aluminium, hiperfosfatemia, pendarahan saluran cerna
yang belum terdiagnosis appendicitis tidak cocok untuk bayi dan neonatus
• Dosis :
Dewasa : 1-2 tablet dikunyah, 4 kali sehari dan sebelum tidur 5-10 ml suspensi 4 kali
sehari diantaranya waktu makan dan sebelum tidur.
• Efek samping :
Konstipasi, mual, muntah, deplesi fosfat, penggunaan dalam dosis besar dapat
menyebabkan penyumbatan usus hipofosfatemia, hipercalciuria, peningkatan resiko
osteomasalasia. Demensia, anemia mikrositik pada penderita gagal ginjal.
b. Magnesium Hidroksida
• Indikasi :
Ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointesinal, gastritis.
• Kontra indikasi :
Kerusakan Ginjal berat.
• Dosis :
Dewasa : 5-10 ml diulang menurut kebutuhan pasien.
• Efek samping :
Diare, hipermagnesenia, sehingga mengurangoi refleks
tendon dan depresi nafas, mual, muntah, kemerahan
pada kulit, haus, mengantuk, dan henti jantung (pada
kelainan ginjal yang berat)
c. Magnesium trisiklat.
• Indikasi :
Ulkus peptikum, gastritis, hiperasiditas gastrointestinal.
• Dosis :
Dewasa : 1-2 tablet.
Anak-anak : ½-1 tablet, diminum 3-4 kali sehari
• Efek samping :
Diare, hipermagnesenia, sehingga mengurangi refleks tendon
dan depresi nafas, mual, muntah, kemerahan pada kulit, haus,
mengantuk, dan henti jantung (pada kelainan ginjal yang berat)
d. Kalsium karbonat
• Indikasi :
Ulkus peptikum, gastritis, heartbum, hiperasiditas GI, menghilangkan gangguan
lambung yang disebabkan oleh hiperasiditas, tukak lambung, ulkus duodenum,
gastritis.
• Kontra indikasi :
Glukoma sudut tertutup obstruksi saluran kemih atau GI, penyakit jantung berat,
hipersensitif terhadap sala satu bahan tablet, hiperkalsemia, gagal ginjal berat.
• Efek samping :
Pada dosis lazim tidak terjadi efek samping yang berarti. Dapat terjadi konstipasi,
kembung (flatulen) karena pelepasan karbondioksida (CO2), hipersekresi asam
lambung dan acid rebound. Muntah dan nyeri abdomen (perut), hiperkalsemia
(pada gangguan ginjal atau setelah pemberian dosis tinggi)
2. Antagonis reseptor
a. Ranitidin
• Indikasi :
Menghambat sekresi asam lambungnya lebih kuat dari cimetidin
• Efek samping :
Jarang terjadi, pada nyeri kepala, mual, muntah, reaksi-reaksi kulit.
• Dosis :
Pengobatan sehari dua kali @150mg
b. Famotidin
• Indikasi : Tukak usus duodenum
• Efek samping : Nyeri kepala, mual, muntah, reaksi-reaksi kulit.
• Dosis : Pengobatan sehari 2 kali @20mg
3. Penghambat Pompa proton
a. Omeprazol
• Indikasi : Tukak lambung
• Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap omeprazol.
• Efek samping : Dialami oleh 1% yang memakai obat
adalah sakit kepala, diare, sakit perut, mual, muntah,
pusing, kurang tidur.
b. Lansoprazol
• Indikasi : Pengobatan ulkus dan duodenum
• Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap lansoprazol
• Efek samping: Mulut kering, sulit tidur,kabur
penglihatan ruam.
c. Esomeprazol
• Indikasi : Pengobatan duodenum yang disebabkan oleh H.Pylory, mencegah dari
ulkus lambung kronis pada orang yang di NSAID terapi dan pengobatan ulkus
gastrointestinal berhubungan dengan penyakit chron.
• Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap substansi aktif terhadap esomeprazol
atau benzimidazol atau komponen lain dari ini.
• Efek samping : Sakit kepala, diare, mual, penurunan nafsu makan, konstipaso,
mulut kering
D. Pantoprazol
• Indikasi : Pantoprazol digunakan untuk pengobatan jangka pendek dari erosi dan
ulserasi dari esophagus yang disebabkan oleh penyakit refluks gastroesopageal.
• Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap pantoprazol.
• Efek samping : Mual, muntah, sakit kepal.
4. Anti kolenergik/anti muskarinik
a. Pirenzepim
b. Fentoinium
c. Ekstak belladon

5. Analog prostaglandin
• Misoprostol
6. Pelindung mukosa
• Sukralfat : melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
7. Penguat motlilitas
a. Metoklopramid
b. Domperidon
8. Zat pembantu
• Dimentikon (dimetilpolisiloksan)
Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap dan dapat mencegah masuk
angin, kembung .
9. Penenang
a. Diazepam
b. Klordiazeoksida : Menekan stres yang dapat memicu asam lambung.
2. Obat pencernaan jenis regular GIT,
antiflatulen(obat kembung) dan
antiinflamasi (digestiva)
a. Obat digestiva antara lain :
• Pankrearin (enzim pencernaan) : amylase,
tripsinm litase (fungsinya membantu proses
pencernaan)
• Pepsin (enzim lambung )
• Ox-bile(empedu sapi) berfungsi mempertinggi
daya kerja lipase, merangsang.
3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
Anti spasmodika adalah obat yang digunakan untuk mengurangi
atau melawan kejang-kejang otot.
Obat anti spasmodika :
• Atrofin sulfat
• Alkaloida belladona
• Papaverin HCL
• Mebeverin HCL
• Propantelin bromida
Indikasi : Untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang
mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik, dsb.
Efek samping : menyebabkan kantuk
4. Obat diare (obat sakit perut)
Obat diare adalah obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh
bakteri, kuman, virus, cacing atau keracunan
makanan.
Indikasi : memperingan kerja lambung
Efek samping : Bisa menyebabkan konstipasi
5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat
pencahar
• Adalah obat yang mempercepat peristaltik usus sehingga
mempermudah BAB.
a. Perangsang dinding usus :
• Bisakodil
• Dankron
b. Memperbesar isi usus
• Magnesium sulfat/garam inggris
• Natrium fosfat
• Agar-agar
• Tylose
6. Obat pencernaan jenis digestan
• Adalah obat pencernaan yang membantu
proses pencernaan berisi enzim-enzim /
campurannya yang berguna untuk
memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat
untuk defisiensi satu/lebih zat yang berfungsi
mencerna makanan disaluran cerna. Proses
pencernaan dipengaruhi oleh HCLM enzim
pencernaan dan empedu
7. Obat pencernaan kolagogum, kolelitik dan
hepati protektor
A. kolagoga
Adalah obat yang digunakan untuk peluruh batu empedu :
1. Asam kenodeoksikolat
2. Asam ursodeoksikolat
3. Asam kenat
Indikasi : untuk mengatasi penggumpalan batu
Efek samping : sakit pada bagian perut, mual.
B. Protektor hati
Obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk meringankan, mengurangi, bahkan
melindungi gangguan fungsi hati.
Obat protektor hati adalah :
• Curcuma rhizoma domestica
• Sylimarin
Indikasi : untuk mengatasi, meringankan, mengurangi, bahkan melindungi gangguan fungsi hati
Efek samping : menyebabka kantuk
Obat pencernaan untuk hemoroid
Obat pencernaan untuk hemoroid yaitu untuk
permasalahan pada anus yaitu hemoroid/wasir
atau luka.

Anda mungkin juga menyukai