Anda di halaman 1dari 26

DIARE

Dosen pengampu:
apt. Ni Putu Wintariani, S.Farm., M.Farm.
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Siti Ratu Nur Aziza Anak Agung Mirah Meika Dewi


A7B / 221021071 A7B / 221021072

Ni Putu Komala Oktariyani Ni Wayan Desya Aletha Maharani


A7B / 221021073 A7B / 221021074
Definisi Penyakit Diare
Menurut Kemenkes tahun 2014, diare
adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan adanya perubahan bentuk dan
konsistensi pada tinja yakni lebih lembek
atau lebih cair serta frekuensi buang air
besar lebih banyak dari biasanya. Diare
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
diare akut dan diare kronik.
Terapi Farmakologi

● Opiat dan turunannya, Cth: Loperamid


● Adsorben, Cth: Attapulgit, Dioctahedral smectice.
● Antisekresi, Cth: Bismuth subsalisilat
● Spasmolitik, Cth: Ekstrak belladon, papaverin HCl, hiosin HBr
● Antibiotik, Cth: Tetrasiklin, ciprofloxacin, Erytromycin
● Zinc, Cth: Tablet Zinc
● Probiotik, Cth: Lactobacillus sp. dan Bifidobacterium sp
Terapi Non - Farmakologi

● Cairan
Contoh: Oral Rehydration Solution
● Pengaturan Makanan
Contoh: Menghindari makanan berlemak, dan makanan kaya
akan gula sederhana (diare osmotik). Menghindari makanan atau
minuman yang mengandung kafein (diare sekretori).
● Pencegahan
Contoh: Mencuci tangan, dan menggunakan teknik sterilisasi,
menjaga makanan agar tetap terjaga sanitasi untuk menghindari
kuman yang mungkin muncul.
Kasus 1
Seorang pasien yang bernama Ny. Dilla berumur 50 tahun datang ke apotek dengan
keluhan BAB yang tidak wajar. BAB encer dengan frekuensi 5 kali perhari selama 2
hari. Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas, bau feses khas, dan tidak berselera
makan. Setelah ditanya lebih lanjut, pasien mengatakan belum ada mengonsumsi
obat-obatan untuk mengurangi frekuensi dan sebelumnya telah mengonsumsi
makanan pedas.
Kasus 2
Seorang anak bernama Sabiru berumur 10 tahun dengan berat 32 kg mengeluhkan
diare sejak kemarin. Pasien mengatakan bahwa frekuensi BAB 2-3 kali dengan
konsentrasi encer, berwarna kekuningan tanpa ada lendir dan darah. Pasien juga
mengeluh nyeri perut yang hilang timbul seperti melilit terutama saat akan BAB. Dan
juga pasien mengalami demam dan mual muntah sejak kemarin malam.
Kasus 3
Seorang pasien bernama Ny. Naura berumur 29 tahun merasakan mulas disertai BAB
cair dengan frekuensi 4-6 kali sehari setelah mengonsumsi makanan yang belum
pernah dikonsumsinya. BAB masih terdapat ampas dan tidak ada darah. Tidak ada
demam tetapi badan dirasakan sedikit lemas. Hanya sedikit makanan dan minuman
yang dapat dikonsumsi oleh pasien setelah mengalami diare.
Informasi Obat
Sesuai Deskripsi
Kasus
Attapulgite
Efek Farmakologi Kontra Indikasi

Pertumbuhan sel, metabolisme Jika memiliki Riwayat, seperti :


dan diferensiasi sel, serta gagal ginjal, disentri, gangguan
pertahanan terhadap infeksi. hati, obstruksi intestinal
(penyumbatan usus), hemofilia,
pendarahan pada saluran cerna,
diare infeksius.

Efek Samping Interaksi Obat

Dada terasa sesak, sembelit, penurunan penyerapan


muncul ruam di kulit, kesulitan bezotropine, trihexyphenydil,
bernapas, pembengkakan pada loxapine, dan dyclomine, dapat
wajah, mulut, bibir, atau lidah. terjadi jika digunakan secara
bersamaan dengan attapulgite.
Attapulgite

Dosis Nama Paten

• Dewasa: Dosis awal 2 tablet sesudah New Diatabs


diare pertama. Berikutnya 2 tablet
sesudah buang air besar (diare).
• Anak usia diatas 12 tahun : dosisnya
sama untuk orang dewasa, atau ikuti
instruksi dokter.
• Anak usia 6-12 tahun : setengah dari
dosis orang dewasa. Dosis maksimal
sebanyak 6 tablet per hari, atau
sesuai anjuran dokter.
Serbuk Oralite (sachet)
Efek Farmakologi Kontra Indikasi

pengganti cairan tubuh yang Oralit tidak boleh dikonsumsi


hilang akibat diare, muntah oleh penderita gangguan fungsi
berkepanjangan, demam, ginjal, malabsorpsi glukosa,
atau kondisi lain. Mencegah dan serta dehidrasi parah.
mengobati dehidrasi.

Efek Samping Interaksi Obat

perut kembung, nyeri perut, dan Sebaiknya konsultasikan


hypernatremia. dengan dokter mengenai semua
obat, termasuk obat herbal dan
suplemen, sebelum
mengonsumsi Oralit.
Serbuk Oralite (sachet)

Dosis Nama Paten

• Dewasa & anak usia di atas 12 tahun: Pharolit


12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian
2 gelas tiap kali diare.
• Anak 5-12 tahun: 3 jam pertama 6 gelas,
selanjutnya 1.5 gelas tiap kali mencret.
• Anak 1-5 tahun: 3 jam pertama 3 gelas,
selanjutnya 1 gelas tiap kali mencret.
• Anak di bawah 1 tahun: 3 jam pertama
1.5 gelas, selanjutnya 1/2 gelas
tiap kali mencret.
Tablet Zinc
Efek Farmakologi Kontra Indikasi

pertumbuhan sel, metabolisme Hindari penggunaan pada


dan diferensiasi sel, serta penderita dengan defisiensi
pertahanan terhadap infeksi. Tembaga (Copper).

Efek Samping Interaksi Obat

gangguan gastrointestinal : mengganggu penyerapan tembaga,


sakit perut, dispepsia, mual, defisiensi tembaga. Mengurangi
muntah, diare, iritasi penyerapan tetrasiklin, penisilamin,
lambung, gastritis. Fe oral, trientine dan sebaliknya.
Menurunkan penyerapan kuinolon.
Mengurangi penyerapan
dengan garam Ca.
Tablet Zinc

Dosis Nama Paten

• Dewasa: 50 mg, 1 kali sehari. Anak-anak Lecozinc


usia 1–3 tahun: 5 mg, 1 kali sehari.
• Anak-anak usia 9–13 tahun: 10–20
mg, 1 kali sehari.
Loperamide
Efek Farmakologi Kontra Indikasi

mengurangi aktivitas plexus penghambatan peristaltik harus


mienterikus, sehingga mengurangi dihindari, terjadi kejang perut,
motilitas otot polos sirkuler dan atau pada kondisi seperti kolitis
longitudinal dari dinding ulseratif akut atau kolitis
intestine.sehingga semakin banyak karena antibiotik.
air yang dapat diserap.

Efek Samping Interaksi Obat

pusing serta gejala menyebabkan komplikasi fatal,


gastrointestinal seperti nyeri seperti henti jantung mendadak,
perut, kembung, konstipasi, jika digunakan bersama
serta gejala hipersensitivitas cimetidine, ranitidine, diltiazem,
seperti ruam dan bengkak. erythromycin, atau ketoconazole,
atau spironolactone.
Loperamide

Dosis Nama Paten

Untuk diare akut: Imodium


• dosis awal dewasa 4 mg diikuti dengan 2 mg
setiap setelah buang air besar maksimal 5
hari, dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari.
• Anak di bawah 4 tahun, tidak dianjurkan.
• 4-8 tahun 1 mg 3-4 kali sehari hingga
maksimal 3 hari,
• 9-12 tahun 2 mg 4 kali sehari hingga
maksimal 5 hari.
Diare kronik :
• Dewasa, dosis awal 4-8 mg, diikuti 2 mg
setiap buang air besar. Dosis tidak melebihi
dari 16 mg sehari. Pemberian harus
dihentikan bila tidak ada
perbaikan selama 48 jam.
Penyelesaian Kasus 1
Pasien dianjurkan mengonsumsi obat New Diatabs. Pemilihan obat New Diatabs untuk kasus I karena
obat ini memiliki kandungan zat aktif berupa Attapulgitte, bekerja dengan cara menyerap bakteri atau racun
penyebab diare, lalu membuangnya bersama feses. Kandungan Attapulgite dalam obat diare juga dapat untuk
mengurangi pergerakan usus sehingga frekuensi buang air besar dan keluhan kram perut akan berkurang.

Dosis yang dapat diberikan : 2 tablet setiap selesai buang air besar. Jika frekuensi diare tidak kunjung berkurang,
maka segeralah ke dokter.

Terapi non-farmakologi : perbanyak minum air dan larutan garam-gula (oralit) agar tidak dehidrasi, konsumsi
makanan sehat yang berkuah, mengonsumsi makanan rendah serat yang dapat memadatkan feses, mengurangi
konsumsi makanan yang pedas.
Penyelesaian Kasus 2
Pasien dapat mengonsumsi kombinasi Oralite (sachet) dan tablet zinc. Cairan Oralite diberikan untuk mengganti
cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam
Cairan Oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit
dalam tubuh. Tablet Zinc diberikan untuk menggantikan zinc yang hilang dalam tubuh, menjaga kestabilan mukosa
usus melalui stimulus regenerasi sel dan stabilitas membran sel, serta pada diare Tablet Zinc bertujuan untuk
memperbaiki permaebilitas usus.

Dosis yang dapat diberikan : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1.5 gelas tiap kali BAB. Oralit dilarutkan dengan
air matang dan hanya bertahan selama 24 jam. Serta pemberian tablet zinc 10mg 1, sehari setelah makan.

Terapi non-farmakologi : konsumsi makanan sehat yang berkuah dan mengonsumsi makanan rendah serat yang
dapat memadatkan feses.
Penyelesaian Kasus 3
Pemilihan obat untuk kasus ke III yaitu tablet Imodium. Tablet Imodium memiliki kandungan zat aktif berupa
Loperamide yang bekerja dengan memperlambat gerak usus dan membuat feses menjadi lebih pada, serta
membantu mengurangi keinginan untuk buang air besar yang sering dialami penderita diare.

Dosis yang dapat diberikan : 2 kali sehari 2mg setelah makan. Dosis dapat disesuaikan sampai diperoleh 1-2 feses
padat perhari. Jika frekuensi BAB tidak kunjung berkurang, segeralah ke dokter.

Terapi non-farmakologi : perbanyak minum air dan larutan garam-gula (oralit) agar tidak dehidrasi, konsumsi
makanan sehat yang berkuah, dan mengonsumsi makanan rendah serat yang dapat memadatkan feses.
Kesimpulan
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan buang air besar lebih dari
tiga kali sehari dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.
Diare dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu berdasarkan waktu lama diare (diare akut,
diare persisten, diare kronik). Adapun pengobatan farmakologi dan non-farmakologi
yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengurangi frekuensi diare. Pada
pengobatan farmakologi, obat obatan seperti golongan antispasmodik atau
spasmolitik, adsorben, antiemetika (mengurangi mual), probiotik, zinc, dan untuk
antibiotika hanya diberikan pada saat diare sudah mengalami infeksi berat (hingga
berdarah). Serta terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan, yaitu menerapkan
perilaku pola hidup sehat, pemberian cairan oralit (larutan air, gula, dan garam),
memperbanyak minum air dan mengonsumsi makanan yang berkuah, menghindari
makanan tinggi serat, serta mencuci tangan sebelum atau sesudah makan.
Daftar Pustaka
Ariani, P. (2016). Diare Pencegahan dan Pengobatan. Nuha Medika; Yogyakarta.

MIMS Indonesia. (2023). Loperamide.

MIMS Indonesia. (2023). New Diatabs.

MIMS Indonesia. (2023). Sodium Chloride.

MIMS Indonesia. (2023). Potassium Chloride.

MIMS Indonesia (2023). Oral Rehydration Salts We Care.

MIMS Indonesia. (2023). Zinc Sulfate.

WHO. (2017). Monitoring health for the SDGs, Sustainable Development Goals.
Leaflet Attapugite
Leaflet oralit & zinc
Leaflet Loperamide
Terimakasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai