1. Antidiare
2. Laksatif/ Pancahar
3. Digestan
Disusun oleh:
1. Antidiare
Antidiare adalah obat yang diberikan untuk mengatasi gejala diare.
1) Oralit
Oralit sachet merupakan obat dengan kandungan natrium klorida, kalium
klorida, trisodium sitrat dihidrat, glukosa anhidrat dalam bentuk serbuk.
Obat ini digunakan untuk mencegah dan mengobati kurag cairan
(dehidrasi) akibat diare dan muntah.
Kandungan :
Tiap kantung 200 ml mengandung :
- Natrium klorida 0.52 gram
- Kalium klorida 0.3 gram
- Trisodium sirat dihidrat 0.58 gram
- Klukosa anhidrat 2.7 gram
Aturan pakai :
dilarutkan dengan air matang. Larutan ini tidak dapat digunakan apabila
lebih dari 24 jam. Jika terjadi muntah hentikan semntara, 2 sampai 5
menit, berikan oralit dengan sendok sedikit demi sedikit.
Indikasi :
Obat ini digunakan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat diare
dan muntah.
Kontra indikasi :
- Penderita dengan gangguan fungsi ginjal
- Malabsorpsi glukosa
- Serta dehidrasi parah
Dosis :
Efek samping :
Teruskan ASI, makan dan minum selama diare, beli makanan ekstra
setelah sembuh. Bila keadaan memburuk atau dalam 2 hari tidak
membaik segera bawa ke RS/puskesmas atau dokter dan oralit tetap
diberikan. Jika terjadi gejala kekurangan garam natrium,dalam
darah(hiponatremia), agar konsultasikan kedokter/tenaga kesehatan
terdekat. Hentikan oralit jika diare berhentidan pasien mulai membaik.
2) Imodium (loperamid)
Loperamid, dijual dengan nama merk Imodium, adalah obat yang
digunakan untuk mengurangi frekuensi diare. Dalam penggunaan obat ini
HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Kandungan :
Loperamide HCL 2 mg
Aturan pakai :
Sebelum atau sesudah makan.
Indikasi :
Diare akut non spesifik & diare kronik.
Kontra indikasi :
Menghambat peristaltik, gangguan perfusi hati. Anak <12 tahun.
Dosis :
- Dewasa : awal 2 tabletkemudian 1 tablet habis diare/mencret.
- Maksimal : 8 tablet/hari.
- Anak >8 tahun : awal 1 tablet kemudian sesuai kebutuhan.
- Maksimal ; 4-6 tablet/hari.
Efek samping :
Mulut kering, mual, muntah, konstipasi, nyeri perut, ruam kulit, megakolon
toksik, mengantuk, pusing.
Gagal ginjal dan hati, tidak dianjurkan untuk diare akut akibat infeksi E-
coli, salmonella dan shingella, diare disertai demam tinggi atau feses
berdarah. Hamil, laktasi, dan anak.
3) Scantoma
Scantoma adalah salah satu sediaan tablet yang mengandung Bismut
subsalicylate dan diproduksi oleh tempo scan pacifik. Scantoma
diindikasikan untuk pasien yang mengalami diare.
Kandungan :
Bismuth subsalicylate 375 mg.
Indikasi :
Diare non-spesifik.
Kontra indikasi :
Alergi terhadap salisilat.
Dosis :
Untuk pengobatan simptomatik
- Dewasa : 2 tablet
- Anak 6-12 tahun : 1 tablet
- Anak 3-6 tahun : ½ tablet
- Dosis dapat diulang tiap 30 menit sampai dengan maksimal 8 dosis/24
jam. Untuk pencegahan (untuk dewasa) selama perjalanan : 2 tablet
4kali/hari, selama 3 minggu.
Efek samping :
4) Neo Entrostop
Neo entrostop merupakan obat antidiare dengan kandungan attapulgit
dan pektin. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati diare non-spesifik.
Kandungan :
Attapulgite koloid aktif 650 mg
Pectin 50 mg
Aturan pakai :
Dikonsumsi sebelum atau sesudah makan
Indikasi :
Untuk mengatasi diare yang tidak diketahui penyebabnya dengan jelas,
menyerap racun dan memadatkan tinja.
Kontra indikasi :
Penderita konstipasi.
Dosis :
Dewasa dan anak>12 tahun : 2 tablet setiap kali setelah diare, maksimum
12 tablet/hari.
Anak 6 – 12 tahun : 1 tablet setiap kali setelah diare, maksimum 6
tablet/hari.
Efek samping :
Fekalit (dosis tinggi)
Peringatan dan perhatian :
Tidak untuk anak < 6 tahun. Jangan digunakan lebih dari 2 hari atau
dalam keadaan demam tinggi. Hanya digunakan untuk memadatkan tinja,
menyerap racun bukan sebagai pengganti oralit.
5) Diapet
Diapet merupakan obat dengan kandungan ekstrak coix lacryma-jobi
semen, ekstrak ssidium guajava leaf extr, ekstrak phellodendron ragix,
ekstrak curcumae, ekstrak coptidis rhizoma dalam bentuk kapsul. Obat ini
dapat digunakan untuk membantu mengurangi frekuensi buang air besar.
Kandungan :
- Psidii guajava folium 240 mg.
- Curucumae domestica rhizoma 204 mg.
- Terminalia cherbulae 64 mg.
- Punicae granati pericarpium 72 mg.
Aturan pakai :
Indikasi :
Kontra indikasi :
Hipersensitif.
Dosis :
Efek samping :
6) Norit
Norit merupakan tablet karbon aktif yang digunakan untuk mengobati
diare serta perut kembung (flatulen)
Kandungan :
Karbon aktivatus 125 mg
Excipients ad 325 mg
Aturan pakai :
Diminum sesuai dengan indikasi. Tablet diminum dengan air.
Indikasi :
Membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan menyerap racun
pada penderita diare. Bukan sebagai pengganti oralit.
Dosis :
5-7 tablet per dosis. Dosis maksimum, 20 tablet /hari. Tablet diminum
dengan air .
Efek samping :
7) Diatabs
New diatabs merupakan obat antidiare dengan kandungan attapulgit 600
mg. obat ini dapat digunakan untuk pengobatan simtomatik pada diare
non0spesifik, yaitu diare yang tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
New diatebs bekerja dengan cara mengadsorbsi beberap racun dan
bakteri penyebab diare, mengurangi frekuensi buang air besar, serta
memperbaiki konsistensi feses yang encer.
Kandungan :
Setiap tablet mengandung activated attapulgite 600 mg.
Aturan pakai :
Sebelum atau sesudah makan
Indikasi :
Obat ini dapat digunakan untuk pengobatan simtomatik pada diare non-
spesifik, yaitu diare yang tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
kontra indikasi :
obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dimana konstipasi harus
dihindari. hipersensitif terhadap activated attapulgite.
Dosis :
Dewasa dan anak-anak(12 tahun atau lebih) : 2 tablet setiap setelah
buang air besar, maksimum penggunaan 12 tablet dalam 24 jam. Anak-
anak (6-12 tahun) : 1 tablet setiap setelah buang air besar, maksimum
penggunaan 6 tablet dalam waktu 24 jam.Jika gejala-gejala masih
berlangsung terus, harap berkonsultasi dengan dokter.
Efek samping :
konstipasi, biasanya ringan dan bersifat sementara.
Peringatan dan perhatian :
Diare dapat mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit dan dehidrasi
oleh karena itu diperlukan terapi rehidrasi (cairan rehidrasi oral seperti
oralit). Jika diare pada anak-anak disertai dengan dehidrasi, maka
pengobatan awal harus diberikan cairan rehidrasi oral, seperti oralit.
Dapat mempengaruhi absorbsi obat lain di dalam saluran pencernaan,
oleh karena itu dianjurkan interval waktu 2-3 jam antara pemberian oral
obat lain dengan obat ini. Jangan digunakan lebih dari 2 hari atau dalam
keadaan demam tinggi. Jangan diberikan pada anak-anak usia kurang
dari 3 tahun, kecuali atas petunjuk dokter.
2. Laksatif/pancahar.
1) Dulcolax tablet
Bisacodyl 5 mg.
Aturan pakai :
Indikasi :
Kontra indikasi :
Dosis :
Dewasa dan anak di atas usia 10 tahun : 1-2 tablet per hari.
Efek samping :
Rasa tidak enak pada perut termasuk keram, sakit perut dan diare.
Peringatan dan perhatian :
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dan tidak boleh diminum
bersamaan dengan susu, antasida, atau sediaan proton pum
inhibitor lainnya.
2) Microlax.
kandungan :
Aturan pakai :
Tekan tube sedikit agar sebagian isi obat keluar. Oleskan pada
bagian luar dari pipa/cannula. Masukkan pipa kedalam anus. Tekan
tube tersebut hingga seluruh isinya habis keluar. Cabut kembali pia
tersebut tanpa melepaskan tekanan pada tube.
Indikasi :
Obat ini digunakan untuk mengatasi susah buang air besar/BAB
(sembelit), khususnya diberikan pada penderita yang harus tinggal
di tempat tidur, orang dewasa, lansia, anak-anak dan wanita hamil.
Kontra indikasi :
Obat ini jangan digunakan pada penderita penyakit wasir akut dan
penderita radang usus besar.
Dosis :
Efek samping :
3) Vegeta herbal
Aturan pakai :
Indikasi :
Membantu melancarkan buang air besar yang terlanjur macet dan membantu
membuang racun dari dalam tubuh.
Dosis :
1 x sehari 1 bungkus sebelum tidur, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 x sehari apabila
diperlukan.
Efek samping :
Tidak dianjurkan untuk anak dibawah 12 tahun, wanita hamil dan menyusui, pasien
dengan gangguan usus.
4) Kompolax emulsi
KOMPOLAX EMULSI mengandung Glycerol, Paraffin liquid dan Phenolphtalein,
digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit.
Kandungan :
Aturan pakai :
Obat ini sebaiknya dikonsumsi dalam kondisi perut kosong lebih utamanya lagi di
minum sebelum tidur untuk memaksimalkan fungsinya.
Indikasi :
Kontra indikasi :
Hipersensitif.
Dosis :
Dewasa : 2 sendok takar emulsi. Anak 6-12 tahun : 1 sendok takar emulsi.
Efek samping :
Ruam kulit, pruritus, kram usus, kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara
berlebihan, diare, mual dan muntah.
5) Lactulax sirup
LACTULAX SIRUP merupakan obat konstipasi yang mengandung Lactulose. Obat ini
digunakan untuk mengobati konstipasi kronis dan ensefalopati portal-sistemik, termasuk
keadaan pre-koma hepatik dan koma hepatik.
Kandungan :
Aturan pakai :
Indikasi :
Kontra indikasi :
Konstipasi kronik : Dosis awal untuk 3 hari pertama terapi: - Dewasa kasus berat: 30
mL; kasus sedang: 15-45 mL; kasus ringan: 15 mL. - Anak 6-14 tahun: 15 mL; 1-5
tahun: 5-10 mL, bayi usia kurang dari 1 tahun : 5 mL. Dosis penunjang : - Dewasa
kasus berat : 15-25 mL, kasus sedang : 10-15 mL, kasus ringan : 10 mL. - Anak 6-14
tahun : 10 mL, 1-5 tahun : 5-10 mL, bayi usia kurang 1 tahun : 5 mL. Koma dan pre-
koma hepatik : Dosis pemeliharaan harian : - Dewasa : 10-25 mL - Anak 7-14 tahun : 10
mL; 1-6 tahun: 5-10 mL - Bayi usia kurang dari 1 tahun : 5 mL.
Efek samping :
Penggunaan jangka panjang: rasa tidak enak pada perut dan lambung, diare, kram
lambung, rasa haus.
3. Digestan
Obat digestan adalah obat yang berisi kombinasi dari beberapa jenis enzim
pencernaan, seperti amilase, lipase, atau protease. Obat ini berguna untuk membantu
tubuh mencerna makanan ketika pankreas tidak bisa menghasilkan enzim pencernaan
yang cukup.
1) Vitazym
Aturan pakai :
Indikasi :
Vitazym tablet bermanfaat sebagai terapi pengganti pada defisiensi enzim pankreas
disertai defisiensi vitamin B kompleks dan juga mengatasi perut kembung, sering
bersendawa, dan sering buang angin.
Kontra indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen supplement ini - Penderita
dengan kerusakan saluran empedu.
Dosis :
Efek samping :
Hipersensitif jangan terjadi, kemerahan pada kulit dapat terjadi pada penderita yang
hipersensitif - Pemberian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi bukal dan
perianal pada sedikit kasus dapat menyebabkan inflamasi.
2) New Enzyplex
Kandungan :
Aturan pakai :
Sesudah makan.
Indikasi :
Kontra indikasi :
Hipersensitifitas terhadap salah satu komponen obat. Kontraindikasi untuk pasien yang
sedang mengalami pankreatitis akut atau eksaserbasi pankreatitis kronis akut.
Kontraindikasi untuk pasien yang menggunakan antikoagulan.
Dosis :
Efek samping :
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-
masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap
konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi dalam
penggunaan obat adalah: Hipersensitifitas.
Enzim pankreas dapat menyebabkan fibrosing colonopathy jika diberikan dalam dosis
tinggi kepada pasien dengan fibrosis kistik. Tidak jelas apakah komplikasi ini
disebabkan oleh dosis tinggi enzim pankreas atau karena penyakit yang mendasari.
penggunaan calcium panthothenate harus dengan hati-hati pada orang yang
menggunakan antikoagulan atau obat lain yang mampu memperpanjang waktu
pendarahan.
3) Xepazym
XEPAZYM merupakan obat yang mengandung Pancreatin dan Simetikon. Obat ini
digunakan untuk melengkapi terapi pada gangguan di lambung akibat kenaikan asam
lambung.
Kandungan :
Aturan pakai:
Indikasi :
Kontra indikasi :
Dosis :
Efek samping :
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-
masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap
konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi dalam
penggunaan obat adalah: Mual, muntah, rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan,
diare, konstipasi.
4) Digest
Lanzoprazole adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan pada lambung,
seperti tukak lambung, GERD (gastro esophageal reflux disease), dan sindrom
Zollinger-Ellison. Cara kerjanya adalah dengan menurunkan produksi asam lambung.
Kandungan :
Lansoprazole 30 mg.
Aturan pakai :
Indikasi :
Kontra indikasi :
Lansoprazole jangan diberikan kepada pasien yang hipersensitif atau alergi terhadap
lansoprazole.
Dosis :
Ulkus duodenum : 1 kali sehari 30 mg selama 4 minggu. Benigna ulkus gaster : 1 kali
sehari 30 mg selama 8 minggu. Refluks esofagitis : 1 kali sehari 30 mg selama 4
minggu.
Efek samping :
Diare, sakit kepala, nyeri abdomen, dispepsia, mulut kering, kembung, pusing, sembelit,
urtikaria, pruritus. Kadang : artralgia, edema perifer, depresi. Jarang : trombositopedia,
eosinofilia, lekopenia. Peningkatan sementara nilai tes fungsi hati.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Gangguan hati, lanjut usia, anak. Hamil dan
laktasi.