NIM : 13404221044
Kelas : 1B
ANTIHIPERGLIKEMI
1.Rosiglitazone
a. Indikasi
Rosiglitazone adalah obat yang digunakan dalam pengobatan diabetes melitus tipe-2. Obat ini
bekerja untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.
Rosiglitazone termasuk obat keras sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.
b.Dosis obat
Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter
sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.
Oral
Dewasa: Sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan metformin atau sulfonilurea atau
keduanya: 4 mg/hari, dapat ditingkatkan setelah 8-12 minggu hingga maksimal 8 mg/hari.
Dosis dapat diberikan sebagai dosis tunggal atau 2 dosis terbagi.
a. Indikasi
Pioglitazone adalah obat antidiabetes untuk menurunkan kadar gula darah pada diabetes tipe
2. Agar pengobatan lebih efektif, penderita diabetes juga harus berolahraga secara rutin serta
mengatur pola makan.
Pioglitazone bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, sehingga
lebih banyak glukosa atau gula yang bisa diolah dan digunakan oleh tubuh. Cara kerja ini
akan membantu menurunkan kadar gula darah. Perlu diingat bahwa obat tidak digunakan
dalam pengobatan penyakit diabetes tipe 1.
b. Dosis
Untuk menangani diabetes tipe 2, dosis pioglitazone yang umumnya diberikan oleh dokter
adalah sebanyak 1530 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan jika dibutuhkan. Dosis
maksimal adalah 45 mg per hari.
3. Gliclazide
a. Indikasi
Gluclazide adalah obat untuk mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe
2. Penggunaan obat ini perlu dikombinasikan dengan pola makan sehat dan olahraga yang
teratur. Gliclazide tersedia dalam bentuk tablet dan hanya boleh dikonsumsi berdasarkan
resep dokter.
Gliclazide menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pankreas untuk
menghasilkan lebih banyak hormon insulin dan membantu tubuh menggunakan insulin
dengan lebih efisien.Kadar gula darah yang terkontrol dengan baik dapat menurunkan risiko
terjadinya komplikasi diabetes, seperti stroke atau penyakit jantung.
b. Dosis
Gliclazide akan diberikan oleh dokter. Dosis gliclazide akan disesuaikan dengan kadar gula
darah pasien. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet konvensional dan tablet modified-
released. Jika diuraikan, berikut dosis gliclazide berdasarkan bentuk sediaan obat:
Dosis awal 4080 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sampai 320 mg per
hari bila diperlukan. Jika dosis lebih dari 160 mg per hari, obat perlu diminum 2 kali, yaitu
saat sarapan dan saat makan malam.
Tablet modified-released
Dosis awal 30 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sampai maksimal 120
mg per hari bila diperlukan.
4.Glimepiride
a. Indikasi
Glimepiride adalah obat untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
Untuk meningkatkan efektivitasnya, penggunaan glimepiride harus disertai dengan
pengaturan pola makan dan olahraga yang teratur.
Perlu diketahui, glimepiride tidak dapat digunakan untuk mengobati diabetes tipe 1. Obat ini
hanya dapat membantu menurunkan gula darah pada penderita yang mampu memproduksi
insulin secara alami dalam tubuhnya.
Dosis glimepiride akan disesuaikan dengan kadar gula darah penderita diabetes tipe 2.
Berikut adalah pembagian dosis glimepiride untuk pasien dewasa dan lansia:
Dewasa: 1 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan dalam interval 12 minggu sesuai
kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan. Dosis pemeliharaan 4 mg per hari. Dosis
maksimal 6 mg per hari.
5. Miglitol
a. Indikasi
Miglitol dimanfaatkan untuk mengendalikan tingginya gula darah pada penderita diabetes
tipe 2. Mengonsumsi Miglitol bertujuan untuk mencegah beberapa komplikasi yang
diakibatkan oleh penyakit diabetes seperti buta, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, gusi,
penurunan libido dan kemampuan seksual pada pria atau wanita.
b. Dosis
Miglitol diresepkan kepada pasien dewasa melalui pemberian oral/diminum secara langsung.
Harap mengikuti petunjuk dokter dengan tepat perihal penggunaan obat ini.
Oral/Diminum
→ Jika perlu tingkatkan dosis hingga 50 mg setelah 4-8 minggu dan lanjutkan selama 3
bulan.
→ Dosis Maksimum: 100 mg tiga kali sehari.
6. Acarbose
a. Indikasi
Acarbose adalah obat untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
Agar pengobatan lebih efektif, penggunaan acarbose harus diimbangi dengan penerapan pola
makan yang sehat dan olahraga teratur.
Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat
di usus. Dengan begitu, obat ini dapat mengurangi kenaikkan kadar gula darah setelah makan.
Dalam pengobatan diabetes tipe 2, acarbose dapat dikombinasikan dengan obat antidiabetes
lainnya, seperti metformin atau insulin.
Dosis awal acarbose untuk pasien dewasa adalah 50 mg 1 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 50 mg 3 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi
100 mg 3 kali sehari setelah 68 minggu. Dosis maksimal 200 mg 3 kali sehari.
ANTINYERI
1. Attapulgite
a. Indikasi
Attapulgite adalah obat untuk meredakan diare. Attapulgite bekerja dengan cara menyerap
bakteri atau racun penyebab diare, lalu membuangnya bersama feses. Obat ini juga
membantu membuat tinja menjadi lebih padat saat keluar dan mengurangi frekuensi buang air
besar.
Attapulgite juga dapat membantu mengurangi kehilangan cairan tubuh akibat diare dan
meredakan kram perut pada orang yang sedang mengalami diare. Perlu diingat bahwa obat ini
hanya untuk meredakan gejala diare dan tidak dapat menyembuhkan penyakit yang
menyebabkan diare.
b. Dosis dan Aturan Pakai Attapulgite
Secara umum, berikut adalah dosis attapulgite untuk meredakan diare berdasarkan usia
pasien:
Dewasa dan anak usia >12 tahun: 2 tablet setiap selesai buang air besar. Dosis maksimal
adalah 12 tablet dalam sehari.
Anak usia 612 tahun: 1 tablet setiap selesai buang air besar. Dosis maksimal adalah 6 tablet
dalam sehari.
c. Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet. Walaupun termasuk dalam obat bebas yang bisa dibeli
tanpa resep dokter, attapulgite tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan.
2. Oralit
a. Indikasi
Oralit adalah obat yang bermanfaat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang
hilang akibat diare, sehingga bisa mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit bisa dikonsumsi
oleh siapa saja, baik oleh bayi, anak-anak, maupun orang dewasa.
Diare yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kurang cairan (dehidrasi). Bila
dibiarkan, kondisi ini dapat berakibat fatal. Beberapa tanda dan gejala dehidrasi adalah
munculnya rasa haus berlebihan, mulut kering, kelelahan, pusing, dan sakit kepala.
Sebungkus Oralit perlu dilarutkan ke dalam 1 gelas air matang (200 ml). Setelah dilarutkan,
untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi, misalnya akibat diare atau muntaber, berikut ini
dosisnya sesuai usia:
Anak 01 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali mencret/buang
air besar.
Anak 15 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali mencret/buang air
besar.
Anak 512 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali mencret/buang air
besar.
Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap
kali mencret/buang air besar.
c. Sediaan
Oralit tersedia dalam bentuk obat serbuk yang harus dilarutkan dengan air atau dalam bentuk
cairan siap minum. Larutan oralit dapat diminum dengan atau tanpa makan sebelumnya.
3.Loperamide
a.indikasi
Loperamide adalah obat untuk meredakan diare. Obat ini juga bisa digunakan untuk
mengurangi jumlah feses yang keluar pada pasien dengan ileostomi, yaitu lubang pada
dinding perut sebagai pengganti anus.
Loperamide bekerja dengan cara memperlambat gerakan usus. Dengan begitu, frekuensi
buang air besar bisa berkurang dan feses menjadi lebih padat saat keluar. Namun, perlu
diingat bahwa loperamide hanya dapat mengurangi gejala diare dan tidak bisa
menyembuhkan penyebab yang mendasari terjadinya diare.
Berikut adalah dosis loperamide untuk mengatasi diare akut berdasarkan usia pasien:
Dewasa: 4 mg setelah buang air besar (BAB). Dosis dapat ditambah 2 mg lagi jika masih
diare, maksimal 8 mg per hari.
Anak-anak usia 68 tahun: 2 mg setelah BAB. Dosis dapat ditambah 1 mg lagi jika masih
diare, maksimal 4 mg per hari.
Anak-anak usia 911 tahun: 2 mg setelah BAB. Dosis dapat ditambah 1 mg lagi jika masih
diare, maksimal 6 mg per hari.
4. Koalin Pectin
a. Indikasi
Koalin sebagai obat untuk mengatasi diare, kaolin bekerja dengan cara menyerap racun dan
zat-zat lain dari usus. Obat ini juga dapat membentuk atau memadatkan tinja yang cair hanya
dalam waktu 12 hari.
Namun, kaolin tidak bisa mengurangi jumlah cairan yang hilang saat diare. Oleh karena itu,
konsumsi obat ini juga harus disertai dengan konsumsi cairan yang banyak.
Kaolin tidak memiliki kemampuan untuk melawan bakteri, sehingga tidak dianjurkan untuk
digunakan sebagai satu-satunya pengobatan guna menangani diare akibat bakteri.
Meski demikian, penelitian medis menyatakan bahwa efektivitas kaolin dalam menangani
diare masih belum terbukti sepenuhnya. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui efektivitasnya.
Perhatikan kembali petunjuk penggunaan dan dosis obat yang tertera pada kemasan sebelum
menggunakannya. Bila perlu, konsultasikan ke dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan
keamanannya.
Obat kaolin umumnya dikonsumsi setiap habis buang air besar. Berikut ini adalah dosis
anjuran untuk pemakaian obat kaolin:
Sementara itu, untuk anak usia di bawah 3 tahun, pemberian kaolin dan dosisnya harus
dikonsultasikan dulu ke dokter.
c. Sediaan
Bentuk sediaan kaolin pectin yang tersedia di Indonesia adalah: Tablet kombinasi kaolin 550
mg dan pectin 20 mg. Suspensi oral kombinasi kaolin 700 mg dan pectin 66 mg per 15
mL[1,11]
5. Norit
a. Indikasi
Norit adalah obat yang digunakan untuk mengurangi frekuensi buang air besar dan menyerap
racun pada penderita diare. Obat ini juga digunakan untuk mengobati perut kembung dan
gangguan pencernaan lain. Perlu diketahui, Norit tidak bisa digunakan sebagai pengganti
oralit.
Norit berisi karbon aktif atau arang aktif. Karbon aktif di dalam Norit bekerja dengan cara
mengikat gas, bahan kimia, dan racun dalam usus agar tidak terserap oleh tubuh. Selanjutnya,
kombinasi dari Norit dan zat tersebut akan dibuang bersama dengan feses.
Berikut adalah dosis umum penggunaan Norit yang tertera pada kemasannya:
Tujuan: Membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan menyerap racun pada penderita
diare
c. Sediaan
Norit tersedia dalam dus berisikan 1 tabung dengan isi 40 tablet. Di dalam setiap tablet
dengan berat 325 mg mengandung 125 mg karbon aktif.