Anda di halaman 1dari 17

BAB III

SWAMEDIKASI

III.1 Obat Sintetik untuk penyakit maag

1. PROMAG
Bentuk Sediaan : Tablet
Komposisi : Hydrotalcite 200 mg,
Mg Hidroksida 150 mg,
Simethicone 50 mg
Indikasi : Meringankan gejala-gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung, gastritis,
tukak lambung, tukak usus 12 jari dengan
gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu
hati, kembung, dan perasaan penuh pada
lambung.
Dosis : Dewasa & anak diatas 12 tahun, 3-4 kali
sehari 1-2 tablet; Anak-anak 6-12 tahun, 3-4
kali sehari -1 tablet atau ikuti petunjuk dokter.
Dianjurkan untuk meminum obat ini segera
pada saat timbul gejala dan dilanjutkan 1-2 jam
sebelum atau sesudah makan dan sebelum
tidur malam. Dapat diminum dengan air atau
dikunyah langsung.
Efek Samping : Sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-
gejala tersebut akan hilang jika pemakaian
dihentikan.
Kontraindikasi : Jangan menggunakan obat ini untuk orang
yang alergi terhadap salah satu komponen
obat ini.
Produsen : PT.Kalbe farma
No. Registrasi : DBL9111601963A1
Gol. Obat : Obat Bebas
2. POLYSILANE
Bentuk Sediaan : Tablet dan Suspensi
Komposisi : Dimetilpolisiloksan 80 mg,
Aluminium Hidroksida 200 mg,
Magnesium Hidroksida 200 mg.
Indikasi : Mengurangi gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung, gastritis,
tukak lambung, tukak usus dua belas jari
dengan gejala seperti mual, nyeri lambung,
nyeri ulu hati, kembung, dan perasaan penuh
gas pada lambung.
Dosis : Dewasa, 1-2 sendok teh atau 1-2 tablet, 3-4
kali sehari; Anak-anak, -1 sendok teh atau
-1 tablet, 3-4 kali sehari
Efek Samping : Sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-
gejala tersebut akan hilang jika pemakaian
dihentikan
Kontraindikasi : Jangan menggunakan obat ini untuk orang
yang alergi terhadap salah satu komponen
obat ini.
Produsen : PT.Pharos
No. Registrasi : Tablet = DBL7821624163A1
Suspensi = DBL7821624233A1
Gol. Obat : Obat Bebas
3. ANFLAT
Bentuk Sediaan : Tablet dan Suspensi
Komposisi : Aluminium Hidroksida 400 mg,
Magnesium Hidroksida 400 mg.
Simethicone 100 mg
Indikasi : Untuk menertralkan kelebihan asam lambung
dengan gejala-gejala mual, Kembung, dan
perasaan penuh pada lambung, Serta keadaan
tukak lambung dan usus 12 jari yang
berhubungan dengan kelebihan asam
lambung.
Dosis : Diberikan 1-2 tablet kunyah atau 5-10 ml
suspensi, 1 jam sesudah makan dan sebelum
tidur. uNtuk mendapatkan efek yang optimal,
tablet kunyah harus dikunyah dulu sebelum
ditelan.
Efek Samping : Sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-
gejala tersebut akan hilang jika pemakaian
dihentikan
Kontraindikasi : Jangan menggunakan obat ini untuk orang
yang alergi terhadap salah satu komponen
obat ini.
Produsen : PT.Hexpharm Jaya
No. Registrasi : Tablet = DBL9208502563A1
Tablet = DBL9208502633A1
Gol. Obat : Obat Bebas
4. MYLANTA
Bentuk Sediaan : Tablet dan suspensi
Komposisi : Al(OH) gel kering 200 mg,
Mg(OH) 200 mg.
Simethicone 20 mg
Indikasi : Untuk membantu meredakan gejala-gejala
yang berhubungan dengan kelebihan asam

lambung, gastritis (iritasi lapisan lambung),


tukak lambung, tukak usus dua belas jari
dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri
lambung, nyeri ulu hati.
Dosis : Dewasa, 1-2 tablet 3-4 kali sehari dan 1-2
sendok takar (5-10 ml) 3-4 kali sehari; Anak-
anak, 6-12 tahun -1 tablet 3-4 kali sehari dan
-1 sendok takar (2,5-5 ml) 3-4 kali sehari.
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan dan menjelang tidur.
Efek Samping : Sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-
gejala tersebut akan hilang jika pemakaian
dihentikan
Kontraindikasi : Jangan diberikan paa gangguan fungsi ginjal
yang berat, karena dapat menimbulkan
hipermagnesia (kadar magnesiumdalam darah
meningkat)
Produsen : PT Johnson & Johnson Indonesia
No. Registrasi : Tablet = DBL1441200253A1
Suspensi = DBL1441200233A1
Gol. Obat : Obat Bebas
5. ATMACID
Bentuk Sediaan : Tablet dan suspensi
Komposisi : Al(OH) gel kering 300 mg,
Mg(OH) 300 mg.
Dimeticon 50 mg
Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang
berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus
dua belas jari dengan gejala seperti : mual,
nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung, dan
perasaan penuh pada lambung.
Dosis : Dewasa, 1-2 tablet 3-4 kali sehari dan 1-2
sendok takar (5-10 ml) 3-4 kali sehari; Anak-
anak, 6-12 tahun -1 tablet 3-4 kali sehari dan
-1 sendok takar (2,5-5 ml) 3-4 kali sehari.
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan dan menjelang tidur. Untuk
tablet sebaiknya dikunyah dulu.
Efek Samping : Sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-
gejala tersebut akan hilang jika pemakaian
dihentikan
Kontraindikasi : Jangan diberikan paa gangguan fungsi ginjal
yang berat, karena dapat menimbulkan
hipermagnesia (kadar magnesiumdalam darah
meningkat
Produsen : PT.Graha Parma
No. Registrasi : Tablet = DBL8931101710A1
Suspensi = DBL9631106733A1
Gol. Obat : Obat Bebas
6. Propepsa
Bentuk Sediaan: Suspensi
Komposisi : Sutralfate 500 mg
Indikasi : Pengobatan jangka pendek (sampai 8
minggu) pada tukak lambung dan usus,
gastritis kronik. Pengobatan jangka panjang
sampai dengan 12 minggu.
Dosis : Umumnya bagi orang dewasa adalah 2
sendok takar (10 ml), 4 kali sehari sewaktu
lambung kosong (1 jam sebelum makan dan
menjelang tidur).
Efek Samping : Terjadinya efek samping sangat jarang, yang
relatif sering dilaporkan hanya konstipasi dan
mulut terasa kering. Keluhan lainnya adalah
diare, mual, muntah, tidak nyaman di perut,
kembung, pruritus, ruam kulit, mengantuk,
pening, nyeri pada bagian belakang, dan sakit
kepala.
Kontraindikasi : Jangan menggunakan obat ini untuk pasien
yang diketahui memiliki riwayat hipersensitif
pada sucralfate. Tidak dianjurkan digunakan
oleh anak usia < 15 tahun. Hindari
menggunakan obat ini pada pasien dengan
gagal ginjal kronis karena obat ini bisa
menyebabkan nefropati yang diinduksi oleh
aluminium.
Produsen : PT Gracia Pharmindo
No. Registrasi : DKL0435302433A 1
Gol. Obat : Obat Keras (OWA)
7. INPEPSA
Bentuk Sediaan : Suspensi
Komposisi : Sutralfate 500 mg
Indikasi : Pengobatan jangka pendek (sampai 8
minggu) pada duodenal ulcer.
Dosis : Umumnya bagi orang dewasa adalah 2
sendok teh (10 ml), 4 kali sehari, sewaktu
lambung kosong (1 jam sebelum makan dan
tidur). Pengobatan harus dilanjutkan, kecuali
apabila pemeriksaan endoskopi atau sinar - x
telah memperlihatkan kesembuhan.
Efek Samping : Terjadinya efek samping sangat jarang, yang
relatif sering dilaporkan hanya konstipasi dan
mulut terasa kering. Keluhan lainnya adalah
diare, mual, muntah, tidak nyaman di perut,
flatulent, pruritus, rash, mengantuk, pening,
nyeri pada bagian belakang dan sakit kepala.
Kontraindikasi : Jangan menggunakan obat ini untuk pasien
yang diketahui memiliki riwayat hipersensitif
pada sucralfate. Tidak dianjurkan digunakan
oleh anak usia < 15 tahun. Hindari
menggunakan obat ini pada pasien dengan
gagal ginjal kronis karena obat ini bisa
menyebabkan nefropati yang diinduksi oleh
aluminium.
Produsen : PT. Pratapa Nirmala
No. Registrasi : DKL9631511933A1
Gol. Obat : Obat Keras (OWA)
8. RANTIN
Bentuk Sediaan : Tablet
Komposisi : Ranitidine 150 mg dan Ranitidine 300 mg
Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus dua
belas jari aktif, tukak lambung aktif, dan
mengurangi gejala refluks esofagitis. Terapi
pemeliharaan setelah penyembuhan tukak
usus dua belas jari, tukak lambung.
Pengobatan keadaan hipersekresi patologik
(misalnya: sindrom Zollinger Ellison, dan
Mastositosis sistemik)
Dosis :

Tukak usus 12 jari aktif: 150 mg, 2 kali sehari (pagi dan
malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam
atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu.
Tukak lambung aktif: 150 mg, 2 kali sehari (pagi dan malam)
selama 2 minggu.
Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan
tukak lambung: 150 mg malam sebelum tidur.
Keadaan hipersekresi patologis (sindrom Zollinger Ellison,
Mastositosis sistemik): 150 mg, 2 kali sehari dengan lama
pengobatan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala klinik
yang ada. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing penderita. Dosis hingga 6 g sehari
dapat diberikan pada penyakit yang berat.
Refluks gastroesofagitis : 150 mg, 2 kali sehari.
Esofagitis erosif : 150 mg, 4 kali sehari.
Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif : 150 mg,
2 kali sehari.
Dosis pada gangguan fungsi ginjal :
Bila bersihan kreatinin 50 ml/menit, 150 mg tiap 24 jam
(bila perlu, tiap 12 jam). Karena ranitidine ikut terdialisis,
maka waktu pemberian harus disesuaikan sehingga
bertepatan dengan akhir hemodialisis.
Efek Samping :
Sakit kepala.
Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing,
somnolence, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi.
Kardiovaskular jarang dilaporkan: aritmia seperti takikardia,
bradikardia, atrioventricular premature block ventricular
beats.
Gastrointestinal: konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut,
jarang dilaporkan: pankreatitis.
Muskuloskeletal jarang dilaporkan: artralgia dan mialgia.
Hematologik : leukopenia, granulositopenia, trombositopenia
(pada beberapa penderita). Kasus jarang terjadi seperti
agranulositopenia, pansitopenia, trombocytopenia, anemia
aplastik pernah dilaporkan.
Endokrin: ginekomastia, impoten dan hilangnya libido pernah
dilaporkan pada penderita pria.
Kulit jarang dilaporkan: ruam, eritema multiforme, alopesia.
Lain-lain, kasus hipersensitivitas yang jarang (contoh:
bronkospasme, demam, eosinofilia), anafilaksis, edema
angioneurotik, sedikit peningkatan kadar dalam kreatinin
serum.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ranitidine
Produsen : PT Kalbe Farma
No. Registrasi : RANTIN 150 mg DKL8911603617A1
RANTIN 300 mg DKL8911609009A1
Gol. Obat : Obat Keras (OWA)
9. Famotidine
Bentuk Sediaan : Tablet
Komposisi : Famotidin 20 mg dan Famotidin 40 mg
Indikasi : Terapi jangka pendek pengobatan ulkus
duodenum akut. Pemeliharaan pasien ulkus
duodenum pada dosis yang dikurangi sesudah
sembuh dari tukak aktif. Pengobatan pada
kondisi hipersekresi patologis (misal:
ZollingerEllison Syndrome, multiple endocrine
adenomas).
Dosis :

Ulkus duodenum akut:


Dewasa: sehari 40 mg atau 2 kali 20 mg sebelum
tidur malam.
Pemeliharaan ulkus duodenum:
Dewasa: sehari 20 mg sebelum tidur malam.
Hipersekresi patologis (misal : Zollinger-Ellison
Syndrome, multiple Endocrine Adenomas).
Dewasa : dosis awal 20 mg/6 jam, dosis dapat ditingkatkan
sampai 160 mg/6 jam pada pasien dengan Zollinger-
Ellison Syndrome yang parah.
Dosis pada penderita dengan kelainan ginjal:
60 CLCR 30 : setengah dosis normal.
CLCR 30 : seperempat dosis normal.
Efek Samping : Sakit kepala, pusing. konstipasi dan diare.
Thrombocytopenia dan arthralgia.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap famotidin
Produsen : PT Indofarma
No. Registrasi : Famotidine 20 mg. kotak 5 strip @ 10 tablet
salut selaput. No. Reg. GKL9720921917A1.
Famotidine 40 mg, kotak 5 strip @ 10 tablet
salut selaput. No. Reg. GKL9720921917Bl.
Gol. Obat : Obat Keras (OWA)
10. OZID
Bentuk Sediaan : Kapsul
Komposisi : Omeprazole 20 mg
Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak duodenal
dan yang tidak responsif terhadap obat-obat
antagonis reseptor H2. Pengobatan jangka
pendek tukak lambung. Pengobatan reflux
esofagitis erosif/ulceratif yang telah didiagnosa
melalui endoskopi. Pengobatan jangka panjang
pada sindroma Zollinger Ellison.
Dosis :
Dewasa: Dosis yang dianjurkan : 20 mg atau 40 mg sekali
sehari ditelan utuh dengan air.
Pada penderita dengan gejala tukak duodenal: pengobatan
dan penyembuhan berlangsung dalam waktu 2 minggu. Bagi
penderita yang belum sembuh dalam tahap pengobatan awal
ini, biasanya memerlukan periode pengobatan 2 minggu lagi.

Pada penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks


esofagitis erosif/ulceratif : pengobatan dan penyembuhan
memerlukan waktu 4 minggu, bagi penderita yang belum
sembuh dibutuhkan waktu sekitar 4 minggu lagi.
Pada penderita yang sukar disembuhkan dengan
pengobatan lain, diperlukan 40 mg sekali sehari dan
biasanya kesembuhan dapat tercapai dalam waktu 4 minggu
(bagi penderita tukak duodenal) atau 8 minggu (bagi
penderita tukak lambung atau refluks esofagitis erosif/
ulceratif).
Pada penderita Sindrom Zollinger-Ellison:
- Dosis awal : 20 - 160 mg sekali sehari, dosis ini harus
disesuaikan untuk masing-masing penderita dan
pengobatan sebaiknya hanya diberikan selama
diindikasikan secara klinis. Untuk dosis lebih dari 80
mg per hari, dosis harus dibagi dua kali sehari.
- Omeprazole kapsul hendaknya diminum sebelum
makan.
- Kapsul ini hendaknya jangan dibuka, dikunyah, atau
dihancurkan. Harus ditelan seluruhnya.
Efek Samping : Omeprazole umumnya dapat ditoleransi
dengan baik. Pada dosis besar dan
penggunaan yang lama kemungkinan dapat
menstimulasi pertumbuhan sel ECL
(Enterochromaffin -like cells). Pada
penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan
adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan
di saluran cerna. terhadap
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif
Omeprazole.
Produsen : PT Prafa
No. Registrasi : DKL9904514401A1
Gol. Obat : Obat Keras (OWA)
1. Penyakit Tukak Lambung (Peptic Ulcer)
a. Pengertian Penyakit Tukak Lambung (Peptic Ulcer)
Tukak peptik (peptic ulcer disease) adalah lesi pada
lambung atau duodenum yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara faktor agresif (sekresi asam
lambung, pepsin, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori) dengan
faktor defensif/ faktor pelindung mukosa (produksi prostagladin,
gastric mucus, bikarbonat dan aliran darah mukosa) (Berardy
dan Lynda, 2005).Penyakit tukak peptic (PTP) merupakan
gangguan tukak pada saluran pencernaan bagian atas yang
pembentukannya memerlukan asam dan pepsin.

b. Gejala Klinik
1) Nyeri lambung adalah gejala umum yang paling sering dari
UP. Nyeri sering terjadi pada daerah epigastrik yang terasa
seperti terbakar, tidak nyaman/terasa penuh atau kram.
2) Nyeri yang sering terjadi 1-3 jam (lambung kosong) setelah
makan dan kadang-kadang dapat diredakan dengan
makanan atau pemberian antasida.
3) Pasien sering menunjukkan gejala dyspepsia seperti rasa
terbakar pada epigastrium atau dada bagian bawah,
sendawa, dan kembung. Mual, muntah, tidak nafsu makan
(Priyanto. 2009).
c. Penyebab
Tiga penyebab PTP adalah oleh bakteri Helicobacter
pylori, Obat anti inflamasi non steroid (NSAID) dan kerusakan
mukosa yang berhubungan dengan stress (Ulcer stress) (Elin
Yulinah, dkk. 2013).
d. Patofisiologi
Ulcer dapat terjadi karena peningkatan asam lambung,
pepsin, dan gastrin atau sekresi zat ini normal namun mukosa
dari GI yang rentan terhadap zat ini. Pada penderita ulcer
sekresi zat ini meningkat pada malam hari.Peningkatan sekresi
di pengaruhi karena peningkatan jumlah sel parietal atau
karena adanya stimulasi makanan.Ulcer yang disebabkan oleh
Helicobacter pylori karena bakteri ini mengeluarkan toksin atau
enzim yang dapat mengganggu keutuhan mukosa melalui
perubahan respon imun, inflamasi, dan peningkatan sekresi
gastrin yang menstimulasi sekresi asam lambung.Pada
penggunaan NSAID dikaitkan dengan erosi mukosa yang dapat
menimbulkan pendarahan.NSAID dapat menimbulkan erosi
melalui 2 mekanisme yaitu secara topical menyebabkan
kerusakan pada sel epitel dan menghambat sistesis
prostaglandin (Priyanto 2009).
e. Penatalaksaan Terapi
Terapi Non Farmakologi
1. Pasien dengan tukak harus mengurangi strees, merokok
dan penggunaan NSAID ( termasuk aspirin), jika tidak
dapat dihentikan penggunaannya harus dihentikan atau
dipertimbangkan pemberian dengan dosis rendah atau
diganti dengan asetaminofen atau salisilat nonasetilasi
(misalnya salsal) harus digunakan untuk membantu
mengurangi rasa sakit.
2. Walaupun tidak ada kebutuhan untuk diet khusus, pasien
harus menghindari makanan dan minuman yang
menyebabkan dispepsia atau yang menyebabkan tukak
seperti : makanan pedas, kafein dan alkohol
3. Operasi pilihan jarang dilakukan karena penanganan
medis yang sangat efektif. Pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk pendarahan, perforasi, atau
penyumbatan.(Dipiro, 2009)
Terapi Farmakologi
1) Pada ulcer yang positif karena infeksi H.Pylori harus dipilih
terapi dengan kombinasi yang paling efektif, aman dan
simple. Terapi selama 14 hari lebih sering di gunakan karena
daya eradikasinya lebih sempurna di bandingkan terapi 10
hari, sedangkan terapi 7 hari tidak dianjurkan.
Regimen Eradikasi H.Pylori
No Regimen Obat Efektivitas ESO
1 Klaritromisin 2 x 500 Baik-sangat baik Rendah-sedang
mg sehari, Amoxicillin
2 x 1 gram sehari dan
PPI 2 kali sehari
selama 10-14 hari

2 Klaritromisin 2 x 500 Baik-sangat baik Medium


mg sehari,
Metronidazol 2 x 500
mg sehari dan PPI 2
kali sehari selama 10-
14 hari

3 Klaritromisin 2 x 500 Baik-sangat baik Medium


mg sehari, tetrasiklin 2
x 500 mg sehari dan
RBC 2 x 400 mg
sehari, selama 14 hari.

4 BSS 4 x 500 mg hari, Baik-sangat baik Medium-tinggi


Metronidazol 4 x 250-
500 mg sehari,
Tetrasiklin 4 x 500 mg,
dan PPI sesuai dosis
lazim, selama 14 hari

2) Pasien dengan ulcer harus diberikan PPI atau H2RA untuk


mengurangi gejala yang timbul. Ulcer yang refrakter dengan
dosis PPI normal atau dosis H2RA normal, dapat
ditingkatkan dosis nya seperti pada obat golongan PPI
omeprazol 40 mg. Terapi pemeliharaan dengan PPI
digunakan untuk mencegah kekambuhan.
3) Ulcer yang tidak kompleks karena NSAID dapat sembuh
dengan penghentian penggunaan NSAID atau pemberian
H2RA, antasida atau sukralfat. Jika NSAID tidak dapat
dihentikan pemberian PPI lebih tepat karena PPI lebih kuat
dalam menghambat sekresi HCl.
Obat untuk ulcer dan dosisnya
No Obat Dosis Perhari
1 H2RA
Cimetidin 4 x 300 mg, 2 x 400 mg, atau 800 mg
saat mau tidur
Famotidin 2 x 20 mg atau 400 mg saat mau tidur.
Nizatidin 2 x 150 mg
Ranitidin 2 x 150 mg, atau 300 mg saat mau tidur

2 PPI
Omeprazol 20-40 mg
Lansoprazol 15-30 mg
Pantoprazol 40 mg
Esomeprazol 20-40 mg

3 Sukralfat 4 x 1 gram atau 2 x 1 g

Anda mungkin juga menyukai