Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SWAMEDIKASI

“DIARE”

DISUSUN OLEH :

1. Tri Purma Sari 1820353952


2. Tri Wahyuni Lestari 1820353953
3. Uni Susan Nugrametalina 1820353954
4. Uswatun Hasanah L. 1820353955

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER XXXV

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2018
Pengobatan diare
Swamedikasi dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri .
Tujuan dari pengobatan sendiri atau swamedikasi diare adalah untuk
(1) mengontrol kehilangan air dan elektrolit,
(2) meringankan gejala,
(3) mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab
(4) mencegah morbiditas dan mortalitas (Cohn dkk, 2004).
Pengobatan sendiri ini meliputi terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Salah satu
terapi pada diare adalah pemberian Oral Rehydration Therapi (ORT) atau oralit yang diimbangi
dengan diet spesifik untuk beberapa makanan tertentu,untuk kasus diare ringan sampai sedang.
ORT memiliki keefektifan sebanding dengan terapi larutan elektrolit intravena pada pengatasan
dehidrasi ringan sampai sedang. ORT mengandung konsentrasi rendah glukosa atau dextrosa (2
sampai 2,5%). Pada terapi rehidrasi oral ini jika diare dapat teratasi sebelum 48 jam maka terapi
sudah bisa dihentikan, namun jika setelah 48 jam diare belum juga teratasi maka perlu rujukan
medis.
Pada terapi farmakologi, obat yang direkomendasikan untuk mengatasi diare akut yaitu
Loperamid atau Adsorben. Obat pilihan lain yaitu Bismuth Subsalicylate. Loperamid merupakan
obat yang populer, efektif, dan aman untuk digunakan pada pengobatan sendiri diare akut non
spesifik. Efek terapinya yaitu mereduksi volume fecal harian dan meningkatkan viskositas.
Loperamid tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 6 tahun, karena efeknya pada ileus dan
toxic megacolon. Adsorben yang sering digunakan adalah Attapulgite, Kaolin, dan Pectin yaitu
pada kasus diare nonspesifik ringan (Cohn dkk, 2004).
Beberapa obat anti diare yang dapat digunakan sebagai pertolongan saat terjadi diare:

A. Adsorben
Adsorben seperti kaolin, tidak dianjurkan untuk diare akut. Obat-obat pembentuk masa
seperti isphagula, metil selulosa, dan sterkulia bermanfaat dalam mengendalikan konsistensi tinja
pada ileostomi dan kolonostomi, serta dalam mengendalikan diare akibat penyakit divertikular.
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain kaolin, pectin, dan attalpugit.
B. Anti motilitas
Pada diare akut obat-obat anti motilitas perannya sangat terbatas sebagai tambahan
pada terapi penggantian cairan dan elektrolit. Yang termasuk dalam golongan ini adalah codein
fosfat, co-fenotrop, loperamid HCl, dan morfin.

C. Antisekresi
digunakan untuk pengobatan dan pencegahan diare dan juga diharapkan dapat mengganti
koloni mikroflora dimana dapat mengembalikan fungsi usus dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme patogen. contoh obat yang termasuk dalam golongan ini adalah bismuth
subsalisilat,enzim lactase, dan lactobacillus
D. Okterotid
oktreotida merupakan suatu analog oktapeptid sintetik dari somotastin yang diresepkan
untuk pengobatan gejala tumor karsinoid dan tumor sekresi VIP. Oktreopeptid menghambat
pelepasan serotonin serta efektif dalam mengontrol diare.

1. Oralit
Komposisi oralit 200 mL ;
Glukosa anhidrat 4 g
Natrium klorida 0,7 g
Natrium sitrat dihidrat 0,58 g
Kalium klorida 0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200 mL atau 1(satu) gelas air matang hangat
Takaran pemakaian oralit pada diare
Umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 – 12 tahun Dewasa
Tidak ada
Setiap kali BAB beri oralit
dehidrasi
Terapi A 100 mL 200 mL 300 mL 400 mL
Mencegah
(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)
Dehidrasi
Dengan
3 jam pertama beri oralit
Dehidrasi
Terapi B 300 mL 600 mL 1,2 L 2,4 L
Mencegah
(1,5 gelas) (3 gelas) (6 gelas) (12 gelas)
Dehidrasi
Dengan
Selanjutnya setelah BAB beri oralit
Dehidrasi
Mengatasi
100 mL 200 mL 300 mL 400 mL
dehidrasi
(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)
Kegunaan obat :
• Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama tinja.
• Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium

2. Kaolin
Indikasi : diare
Dosis : Dewasa 15-45 mL, anak-anak (6-12 thn) 10-20 mL. Digunakan setelah
setiap buang air besar atau seperti yang diarahkan. Maksimal 2 hari.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Peringatan : menurunkan absorpsi dan diflunisal, azitromisin, siprofloksasin, isoniazid,
nitrofurotoin, norfloksasin, ofloksasin, rifampisin, dan sebagian besar
golongan tetrasiklin, gabapentin, fenitoin, itrakonazol, ketokonazol,
kloroquin, fenotiazin, fenasin, besi oral.
Kontra indikasi : Obstruksi usus, kondisi usus spastik. Anak <6 tahun.
3. Attapulgit (Magnesium aluminium silikat)
Indikasi : Gejala pengobatan diare nonspesifik.
Dosis : Dewasa 2 tab setelah buang air besar awal dan 2 tablet setelah buang air
besar berikutnya, dosis harian maksimum 12 tab. Anak-anak 6-12 thn ½
dosis dewasa, dosis harian maksimal 6 tab.
Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Kontra indikasi : GIT lesi pulmonalis. Demam tinggi.
Terapi khusus : Terapi tidak boleh melebihi 2 hari atau demam. Anak-anak < 6 tahun.
Insufisiensi ginjal parah.
Interaksi obat : Dapat mempengaruhi penyerapan GI dari tetrasiklin.

4. Karbo adsorben
Kegunaan : mengurangi frekuensi buang air besar, memadatkan tinja, menyerap racun
pada penderita diare
Perhatian : penderita harus meminum oralit karena obat ini bukan pengganti oralit,
tidak boleh diberikan pada anak usia dibawah 5 tahun.
Aturan pakai : Tablet Norit 250 mg Dewasa : 3 – 4 tablet (750 – 1000 mg), 3 kali sehari
(setiap 8 jam) Kombinasi kaolin – Pektin dan Attapulgit (Setiap tablet
mengandung 600 mg atapulgit) Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 tablet setiap
habis buang air besar, maksimal 12 tablet selama 24 jam. Anak-anak 6 - 12
tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 6 tablet selama 24
jam.
5. Loperamid hidroklorida
Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut pada dewasa dan anak-anak
lebih 4 tahun; diare kronik hanya pada dewasa.
kontraindikasi : kram abdomen dan reaksi kulit termasuk urtikaria; ileus paralitik dan perut
kembung.
Dosis : diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setelah habis buang air
besar. Diare kronik pada dewasa, dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg setiap buang
air besar. Dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari. Pemberian harus
dihentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 jam.

6. Co-Fenotrop
Komposisi : difenoksilat hidroklorida dan atropine sulfat
Indikasi : tambahan terapi rehidrasi pada diare akut; kolitis ulseratif ringan dan
kronis
Kontraindikasi : anak-anak terutama rentan terhadap overdosis dan gejala-gejala mungkin
tertunda sehingga pengamatan dilakukan paling tidak selama 48 jam setelah
penggunaan; adanya dosis subklinis atropine dapat menimbulkan efek
samping atropine pada individu yang rentan atau pada overdosis.
Interaksi : Alkohol : menaikkan efek sedative dan efek hipotensif
Antibakteri : kadar plasma siprofloksasin
Antidepresan : eksitasi atau depresi SSP (hipertensi atau hipotensi)
apabila menerima MAOI (termasuk moklobemid)
Antiulkus : simetidin menghambat metabolism analgetik opioid
(meningkatkan kadar plasma).
7. Bismuth subsalisilat
Indikasi :Pengobatan gejala diare akibat racun dan virus. Meredakan gangguan
pencernaan, mulas, mual.
Dosis : Dewasa 1½ - 2 tab sekaligus. Max: 11 tab sehari. Anak-anak 9-12 thn ½ -
1 tab, max: 5 tab sehari, 6-9 tahun ½ tab, max: 4 tab sehari.
Kontraindikasi : Anak yang baru saja sembuh dari cacar air atau flu, hipersensitivitas
terhadap aspirin, neonatus, lemah dan pasien geriatri.

ESO : Lidah dan feses berwarna gelap

Interaksi obat : Doxycycline.


Pemberian : Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukandar, Elin Y. 2009. ISO Farmakoterapi. Ed. II. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta. 349-353,
372-377.

Anda mungkin juga menyukai