Anda di halaman 1dari 45

A.

Obat laksansia (pencahar)


Obat pencahar atau Laksansia adalah zat yang dapat menstimulasi gerakan peristaltik
usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan dengan demikian
menyebabkan atau mempermudah buang air besar dan meredam sembelit.
Penggolongan obat pencahar didasarkan atas farmakologi dan sifat kimiawinya yakni:
a. Laksansia kontak (zat perangsang)
Obatnya : sennae Foliolum, rhei radix, bisakodil, fenolftalein, oleum ricini
b. Laksansia osmotik
magnesium sulfat, gliserol, manitol, sorbitol, laktulosa
Garam-garam anorganik dari ion-ion divalen, tinja menjadi lebih lunak dan
volumenya diperbesar yang merupakan suatu rangsangan mekanis atas dinding usus.
c. Laksansia pembesar volume
zat-zat lendir (agar-agar, metilselulosa dan CMC)
Zat-zat ini berdaya menahan air sambil mengembang. Disamping itu, pada
perombakan oleh kuman-kuman usus terbentuklah asam-asam organik dan gas-gas
(CO2, O2, H2, CH4) sedangkan massa bakteri juga meningkat, semua ini turut
memperbesar volume chymus.
d. Laksansia pelicin dan emollientia
natrium docusenat, natrium lauril sulfo asetat dan parafin cair.
Kedua zat pertama memiliki aktifitas permukaan detergensia dan mempermudah
defekasi, karena melunakkan tinja dengan jalan meningkatkan penetrasi air ke
dalamnya. Parafin melicinkan penerusan tinja dan bekerja sebagai bahan pelumas.
Obat-obat laksansia :
1. FENOLFTAELIN
Cara kerja obat: Bekerja 4 8 jam setelah pemberiannya, tanpa
menyebabkan sakit perut atau kejang. Dikeluarkan melalui urin dan
menyebabkan urin berwarna merah. Relatif tidak toksik. Pada dosis berlebihan

menimbulkan diane hebat sehingga kehilangan elektrolit dan cairan.


Efek yang tidak diinginkan: Alergi, berupa erupsi, urtikaria dan pigmentasi

kulit.
Aturan pemakaian: 100 200 mg; diberikan pada malam hari sebelum tidur.

2. BISACODIL
NAMA GENERIK : Bisacodyl

NAMA DAGANG DI INDONESIA : DulcolaxR, BicolaxR, CodylaxR,

LaxacodR, LaxamexR, MelaxanR, ProlaxanR, StolaxR, ToilaxR.


INDIKASI : Konstipasi; sebelum prosedur radiologi dan bedah. Semua bentuk
sembelit, memudahkan buang air besar pada kondisi dengan rasa sakit seperti
pada hemorrhoid (wasir), pengosongan lambung-usus sebelum & sesudah

operasi.
KONTRA INDIKASI : Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien yang
mengalami sumbatan pada usus (ileus), kondisi pembedahan perut akut,

maupun dalam kondisi dehidrasi berat.


PERHATIAN : Penggunaan senyawa ini dalam jangka lama dapat
mengakibatkan kram perut yang parah dan ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit, juga tidak boleh digunakan untuk pasien hamil dan menyusui.
EFEK SAMPING : Jarang: rasa tidak enak pada perut, diare.
BENTUK SEDIAAN : Tablet 5 mg (BicolaxR, CodylaxR, LaxacodR,

LaxamexR, MelaxanR, ProlaxanR, ToilaxR) dan 10 mg (DulcolaxR, StolaxR).


DOSIS : Untuk konstipasi, dewasa: 5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu
dinaikkan menjadi 15-20 mg. Anak kurang dari 10 tahun : 5 mg.
Pemeriksaan radiografik, sebelum dan sesudah operasi :
- dewasa : 2-4 tablet pada malam sebelum pemeriksaan dan 1 suppositoria
pada pagi harinya (di hari pemeriksaan).
- anak-anak berusia 4 tahun atau lebih : 1 tablet pada sore hari sebelum
pemeriksaan dan 1 suppositoria pada pagi harinya (di hari pemeriksaan).

3. DANTRON
Indikasi : Konstipasi pada pasien gagal jantung, pada orang tua
Kontra Indikasi : Obstruksi usus, atonia colon
Efek Samping : Sediaan : Dantron (generik) tablet 150 gr
4. MAGNESIUM SULFAT/GARAM INGGRIS
Indikasi : Konstipasi, pengosongan usus yang cepat sebelum prosedur radiologi,
endoskopi dan bedah

Kontra Indikasi : Penyakit saluran cerna akut; gangguan ginjal, gangguan hati,
usia lanjut & pasien lemah
Efek Samping : Kolik
Sediaan : Magnesium sulfat (generik) serbuk 30 gr garam Inggris (generik),
serbuk
5. DIOKTIL Na-SULFOSUKSINAT
Indikasi : Mengatasi kesulitan buang air besar, keadaan dimana peningkatan intra
abdominal harus dihindari, misalnya pada penderita hernia, gangguan fungsi, post
operasi, dan hemoroid
Kontra Indikasi : Ileus obstruksi, nyeri abdomen yang tidak diketahui sebabnya
Efek Samping : Ruam di kulit, mual; kelemahan otot, kehilangan cairan, dan
elektrolit
Sediaan : Dioktil Na-Sulfosuksinat 50 mg/tablet

6. PARAFIL LIQUIDUM DAN FENOLFTALEIN


Indikasi : Obat pencahar (laxans) mempermudah buang air besar dan cuci perut
Kontra Indikasi : Penderita dengan obstruksi usus ataupun pengerasan tinja
Efek Samping : Alergi kulit
Sediaan : Tiap 15 ml mengandung parafin liquidum 9,33 ml, Fenolftalein 46,66
mg
7. PSYLLIUM HYDROPOLIC MUCILOID
Indikasi : Konstipasi dan melancarkan buang air besar pada penderita hemorrhoid,
senilitas, setelah operasi, pada waktu hamil, setelah melahirkan dan menyusui

Kontra Indikasi : Jangan diberikan pada penderita obstruksi usus dan gangguan
usus seperti ulserasi kolitis atau illeitis
Efek Samping : Sediaan : Psyllium hydropolic muciloid 7 gr
8. Na-PSIKOSULFAT
Indikasi : Konstipasi dan defikasi yang teratur karena berbaring lama di tempat
tidur, perubahan diet, perubahan iklim setelah operasi dan kelahiran
Kontra Indikasi : Ileus, kelainan abdomen akut
Efek Samping : Sediaan : Na-Psikosulfat 5 mg/10 tetes obat tetes
9. DIHIDROKSIANTRAKINON
Indikasi : Kontra Indikasi : Penderita dengan sakit perut yang parah
Efek Samping : Dapat mengakibatkan kemih berwarna merah yang bersifat
sementara
Sediaan : Dihidroksiantrakinon
10. MONOBASIC SODIUM PHOSPHATE 1H2O DAN DIBASIC SODIUM
PHOSPHATE
Indikasi : Laksativ salin untuk meringankan konstipasi, sebagai bagian dari
prosedur pengosongan usus besar untuk pasien yang akan menjalani operasi,
pemeriksaan endoskopi atau X-Ray; perawatan paska bedah umum dan membantu
meringankan impaksi fases atau barium
Kontra Indikasi : -

Efek Samping : Sediaan : Monobasic sodium phosphate 1H2O 19 gr dan Dibasic sodium
phosphate 7H2O 7 gr
11. DIOKSIANTRAKINON DAN FENOLFTALEIN
Indikasi : Obat pencahar (laxans) mempermudah buang air besar dan cuci perut
Kontra Indikasi : Penderita dengan obstruksi usus ataupun pengerasan tinja
Efek Samping : Sediaan : Dioksantrakinon 150 mg, Fenolftalein 50 mg
12. GLIKOSIDA ANTRAKINON

Cara kerja obat: Efek pencahar terlihat setelah 6 jam. Zat aktifnya dapat
ditemukan dalam ASI, sehingga mempengaruhi bayi yang disusui. Bila
menggunakan zat ini, maka tinja dan urin yang keluar berwarna kuning sampai
merah. Zat ini terdapat dalam tanaman Cascara sagrada, Sennae, Rhei radix,
Aloe, dan Dantron.

13. LAKTULOSA

Cara kerja obat : Zat ini dalam usus menghasilkan asam organik yang
menstimulir peristaltik usus dan menahan air dengan jalan osmosis,
sehingga tinja menjadi lunak. Efek pencahar terlihat sesudah 2 3 hari.

Aturan pemakaian: 7 10 g, kadang-kadang diperlukan dosis awal 40 g/.

Nama dagang : DULCOLACTOL 60CC

KANDUNGAN : Laktulosa.

INDIKASI : Pengobatan sembelit/sulit buang air besar.

KONTRA INDIKASI : Pasien yang membutuhkan diet rendah Galaktosa.

PERHATIAN :
- Penderita diabetes.
- Kehamilan & menyusui.
- Lansia.
- Anak-anak.
INTERAKSI OBAT :
Neomisin, obat-obat anti infeksi lainnya, antasida non absorben.
EFEK SAMPING : Diare, kehilangan cairan (dehidrasi), hipokalemia,
hipernatremia, mual, muntah.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL :
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin
maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak
memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana
tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita
hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester
selanjutnya).
KEMASAN :
Sirup 10 mg/15 ml x 60 ml.
DOSIS :
Dosis lazim : 15-30 ml sehari.

Bila

perlu

dosis

dapat

ditingkatkan

sampai

60

ml

sehari.

PENYAJIAN:
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
PABRIK:
Boehringer Ingelheim.
14. AGAR-AGAR
Cara kerja obat: Merupakan koloid hidrofil, banyak mengandung hemiselulosa
yang sulit di cerna sehingga merangsang peristaltik usus dan dapat melunakkan
tinja.
Aturan pemakaian: 4 -16g.
15. METILSELULOSA
Cara kerja obat: Dalam cairan usus bahan obat ini akan mengembang, membentuk
gel emolien atau larutan kental yang dapat melunakkan tinja. Efek pencahar
terlihat setelah 12-24 jam. Efek maksimal terjadi setelah beberapa hari
pengobatan.
Efek yang tidak diinginkan: Obstruksi usus dan esofagus.
Aturan pemakaian:
Dewasa: 2-4 kali, 1,5 g/hari.
- Anak-anak: 3 4 kali, 500 mg/hari.

16. DIOKTIL NATRIUM SULFOSUKSINAT


Cara kerja obat: Zat ini berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan,
sehingga mempermudah penetrasi air dan lemak. Tinja menjadi lunak setelah 24
48 jam.
Efek yang tidak diinginkan: Kolik usus, mual, muntah, diare.
17. GLISERIN
Cara kerja obat : Berfungsi menarik air dalam makanan, sehingga merangsang
rektum untuk berkontraksi dan juga sebagai pelicin dan melunakkan tinja,
sehingga tinja mudah keluar. Digunakan sebagai obat luar dalam bentuk semprot.
18. MICROLAX SUP 5CC

KOMPOSISI
Setiap tube Microlax (5 ml) mengandung :
1. Natrium Lauril Sulfoasetat 0,045 g
2. PEG 400 0,625 g
3. Sorbitol 4,465 g
4. Natrium Sitrat 0,450 g
5. Asam Sorbat 0,005 g
6. Air murni sampai dengan 6,250 g
CARA KERJA
Microlax memiliki 3 cara kerja sekaligus yaitu :
1. Na lauril sulfoasetat menurunkan tegangan permukaan feses sehingga feses
mudah terbasahi
2. Sorbitol, Na Sitrat menyerap air ke dalam usus besar / rektum untuk
melunakkan feses yang keras
3. PEG 400 melumasi rektum sehingga feses mudah dikeluarkan. Dari 3
mekanisme kerja tersebut Microlax akan mempermudah buang air besar
INDIKASI / KEGUNAAN
Microlax membantu mengatasi masalah susah buang air besar atau konstipasi
yang dialami oleh anak, dewasa, ibu hamil dan lansia. Microlax diindikasikan
untuk susah buang air besar karena berbagai macam sebab misalnya enteroparesis
(penyakit usus yang tidak diketahui sebabnya), lemahnya otot perut, factor
makanan, kurang bergerak, dan lain-lain.
ATURAN PAKAI
- Untuk anak usia diatas 3 tahun dan dewasa diberikan 1 tube.
- Untuk anak usia 1-3 tahun cukup diberikan tube.
PERINGATAN & PERHATIAN
1. Pencahar hanya digunakan bila benar-benar diperlukan, hanya untuk
penggunaan jangka pendek
2. Jangan digunakan pada penderita wasir akut & orang yang mengalami
peradangan pada usus besar

EFEK SAMPING
Microlax aman untuk digunakan, belum pernah ada laporan adanya efek samping.
Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan diare dan kekurangan cairan.
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi Microlax adalah pada penderita wasir yang akut dan pada
penderita yang mengalami perdarahan karena radang usus besar.
KEUNGGULAN MICROLAX
1. Microlax bekerja CEPAT mengatasi sembelit (kurang dari 15 menit masalah
Buang Air Besar dapat teratasi)
2. Microlax AMAN karena bekerja lokal & tidak diserap oleh tubuh sehingga
dapat digunakan oleh anak-anak, dewasa,ibu hamil & orang lanjut usia.
3. Microlax TIDAK MENYEBABKAN PERUT MELILIT, karena Microlax
bekerja pada feses dan bukan pada usus besar.
4. Microlax NYAMAN & MUDAH digunakan, karena aplikatornya elastis dan
lembut.
5. Microlax tidak menyebabkan GANGGUAN PENYERAPAN NUTRISI.
6. Microlax TIDAK MENYEBABKAN KETERGANTUNGAN
Produk yang ada di pasaran saat ini (Kompetitor) :
1. Dapat menyebabkan ketergantungan & perut melilit karena bekerja merangsang
kontraksi usus besar.
2. Kerjanya lama, perlu waktu 6-8 jam (tablet/suspensi) dan 30-120 menit
(suppositoria).
3. Dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi.
SEDIAAN & KEMASAN
Gel / cairan jernih agak kental 5 ml dikemas dalam tube

B. Antidiare

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.
Diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya sangat banyak, bisa
mencapai lebih dari 500 gram/hari.
Orang yang banyak makan serat sayuran, dalam keadaan normal bisa menghasilkan lebih dari
500 gram, tetapi konsistensinya normal dan tidak cair.
Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih
dari 90%.
Pengobatan
Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen
karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk menghentikan diare.
Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman
cola yang mengandung cafein.
Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik
(opium tinctur) atau loperamide.
Kadang-kadang, bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau
metilselulosa) bisa membantu meringankan diare.
Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah
sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.
Untuk pemilihan golongan obat diare ini yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri
dan konsultasi ke dokter.

OBAT DIARE
Obat diare dibagi menjadi kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare .seperti
bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang
membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan
menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit.
Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk
dokter
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Penggolongan Obat Diare
A. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare
seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1. Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk
terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan
ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada
1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
2. Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan
longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga
diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor
tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di
bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali
terjadi.

3. Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap
Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan
Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran
pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E.
coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan
untuk anak-anak maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur
filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan
menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus
lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga
dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari
normalisasi rasio laktulose-manitol urin
B. Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat
menghentikan diare dengan beberapa cara:
1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk
resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin
(difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak
(tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat
menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau
yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah
juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan lukalukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu
karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam
bismuth serta alumunium.

C. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.
D. Probiotik: Terbukti tidak membantu meskipun digunakan pada awal pengobatan.
E. Obat anti diare: Pilihan utamanya adalah loperamide 2 mg (dosis fleksibel, tergantung
dari seberapa sering BAB cair yang terjadi). Anti diare lain tidak direkomendasikan
karena efektivitasnya belum pasti, mula kerja yang lambat, dan potensi efek samping
yang ditimbulkan. Tidak ada bukti bahwa menghambat keluarnya BAB cair akan
memperpanjang penyakit. Justru telah terbukti penggunaan antidiare akan mengurangi
diare dan mmperpendek durasi diare.
F. Antimikroba: Dianjurkan untuk diberikan pada turis yang bepergian dalam travel kit
beserta loperamide. Quinolone direkomendasikan sebagai pilihan utama, dan pilihan
berikutnya adalah cotrimoxazole.
Uraian obat Diare
1. Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai
indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf
pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil
yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal
tersebut. Berdasarkan uji klinis didapatkan bahwa anti diare ini memberikan hasil
klinis yang baik dan dapat ditoleransi oleh tubuh. Produk ini juga merupakan anti
diare pertama yang cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam
mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus. Selain itu, Hidrasec pun mampu
menghambat enkephalinase dengan baik. Dengan demikian, efek samping yang
ditimbulkannya sangat minimal.

2. Loperamide

Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat


motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya
diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering
dijumpai ialah kolik abdomen, sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang
sekali terjadi.
3. Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap
Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan
Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
o Aktifitas antimikroba Nifuroxazide lebih besar dari obat anti infeksi intestinal
biasa seperti kloroyodokuin.
o Pada konsentrasi encer (1 : 25.000) Nifuroxazide masih memiliki daya
bakterisidal.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli &
Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak
maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik,
secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap
toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan
melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan
integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol
urin pada anak dengan diare akut.

5. Biodiar

Komposisi :
Setiap tablet mengandung 630 mg Attapulgite yang diaktifkan (aluminium
magnesium silikat).
Khasiat :
Bahan aktif dari Biodiar adalah Attapulgite koloidal. Attapulgite merupakan suatu
zat dengan kapasitas absorpsi yang telah diaktifkan dengan cara pemanasan. Biodiar
dapat mengobati diare dengan gejala-gejalanya. Attapulgite menyerap gas-gas
beracun, zat yang merangsang, endotoxin, bakteri dan virus yang menyebabkan
diare. Tambahan lagi, Attapulgite melapisi selaput lendir di usus yang meradang dan
menyerap bagian-bagian berair sehingga menormalkan pembentukan tinja.
Attapulgite bersifat radio transparan sehingga tidak mengganggu gambaran
penyinaranX. Warna tinja tidak dipengaruhi Attapulgite.
Indikasi :
Untuk pengobatan simtomatik pada diare yang tidak spesifik.
Dosis :
Dewasa: 2 tablet setelah diare pertama, 2 tablet sesudah tiap kali diare berikutnya.
Maksimum 12 tablet sehari.
Anak-anak 6-12 tahun: V4 dosis dewasa atau seperti yang dianjurkan dokter
maksimum 6 tablet sehari.
Lama pemberian biasanya 2 hari atau sesuai petunjuk dokter.
Kontraindikasi :
Hipersensitivitasterhadap Attapulgite.
Perhatian :
Daya serap Attapulgite mungkin mempengaruhi penyerapan obat-obat lain, misalnya
Tetrasiklin. Jangan gunakan lebih dari 12 tablet dalam 24 jam. Jangan gunakan lebih
dari 2 hari atau dalam keadaan demam tinggi. Jangan diberikan padaanakdibawah 6
tahun, kecualiatas petunjuk dokter jika diare tidak dapat diatasi,segera ke dokter. Hatihati jika diberikan pada penderita insufisiensi ginjal yang berat jika diare pada anakanak disertai dehidrasi, pengobatan awal harus dengan oralit. Pada keadaan ini,
Biodiar" dianjurkan untuk diberikan bersama dengan oralit.

Dosis berlebih dan tindakannya :


Dalam kasus dosis berlebih, hentikan pengobatan dan lakukan kuras lambung.
Penyimpanan :
Simpan pada suhu tidak lebih dari 25 C, di tempat yang kering, jauhkan obatdari
jangkauan anak
Kemasan :
Dus berisi 25 strip @ 4tablet, No. Reg. DBL 9130405410 Al
Dibuat oleh
PT Novartis Indonesia, Citeureup, Bogor, Indonesia dengan lisensi dari Novartis
Pharma AG, Basel, Switzerland
6. Zinkid
Komposisi:
Tiap tablet mengandung zinc sulfat 64,9 mg stara dengan zinc 20 mg
Indikasi:
ZINKID 20 mg merupakan pelengkap untuk pengobatan diare pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun, diberikan bersama larutan oralit. Pengobatan diare bersama
oralit bertujuan untuk mencegah atau mengobati dehidrasi dan untuk mencegah
kekurangan nutrisi.
Pemberian zinc bersama oralit sesegera mungkin setelah terjadi diare akan
mengurangi lama dan tingkat keparahan dari dehidrasi. Setelah diare berhenti, berikan
zinc secara kontinyu untuk menggantikan kandungan zinc yang hilang.
Resiko anak akan mengalami diare kembali dalam waktu 2-3 bulan ke depan dapat
berkurang.
Dosis:
Perhatian: Gunakan Zinkid 20mg bersamaan dengan oralit
Bayi 2 - 6 bulan: 1/2 tablet (zinkid 10mg) diberikan setiap hari selama 10 hari
berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti)
Anak 6 bulan - 5 tahun: 1 tablet (zinkid 20 mg) diberikan setiap hari selama 10 hari

berturut-turut (bahkan ketika diare telah berhenti)


Jika terjadi muntah dalam waktu 1/2 jam setelah pemberian obat, berikan lagi obat
yang masih baru
Kemasan:
Zinkid Dispersible Tablet kotak 10 blister @ 10 dispersible
Produksi:
PT Indofarma TBK
7. Biodiar tablet
Komposisi: Attapulgite koloid aktif
Indikasi: Terapi simtomatik untuk diare non spesifik.
Dosis: Dewasa : 2 tablet setelah BAB pertama kali, 2 tablet tiap kali BAB berikutnya.
Maksimal 12 tablet/hari. Anak 6-12 tahun : 1/2 dosis dewasa. Maksimal 6 tablet/hari.
Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra Indikasi: Demam tinggi. Lesi stenosis pada GI.
Perhatian: Insufisiensi ginjal berat. Jangan digunakan > 2 hari atau bila disertai
demam tinggi. Tidak untuk anak < 6 tahun.
Interaksi Obat: Mengganggu absorpsi tetrasiklin dalam saluran cerna.
Kemasan: Tablet 630 mg x 4's (Harga untuk 4's)
8. Amerol 2mg tablet
Komposisi: Loperamide HCl Indikasi: Pengobatan diare akut dan kronik Dosis:
Dewasa : awal 2 tablet kemudian 1 tablet setiap habis defekasi. Maksimak 8
tablet/hari. Anak > 8 tahun : awal 1 tablet kemudian sesuai kebutuhan. Maksimal : 4-6
tablet/hari. Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan. Kontra Indikasi:
Bayi. Perhatian: Anak kecil, disfungsi hati, Inflammatory bowel disease. Efek
Samping: Mulut kering, nyeri perut, megakolon toksik, pusing, lelah, ruam kulit.
Kemasan: Tablet 2 mg x 3 x 8
9. Becombion forte
Komposisi: Vitamin B1 5 mg, vitamin B2 2 mg, vitamin B6 2.5 mg, vitamin B12 3
mcg, nicotinamide 20 mg, Ca pantothenate 25 mg, biotin 150 mcg. Indikasi:
Kekurangan vit.B kompleks yang berhubungan dengan gangguan gangguan absorbsi
dan penggunaan, anoreksia, emesis gravidarum, diare, selama terapi dengan antibiotik
atau dengan anti-TBC, sembuh dari sakit, sebelum dan sesudah operasi, masa
pertumbuhan, laktasi. Enerokolitis, kondisi setelah pemotongan usus (Dumping

Syndrome), sariawan, kerusakan parenkim hati, edema karena defisiensi makanan,


konstipasi kronis, neuritis, neuralgia Dosis: 3 kali sehari 1 tablet Pemberian Obat:
Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan Kemasan: Tablet forte 100
10. Bekarbon tablet
Komposisi: Activated charcol 250 mg Indikasi: Diare, kembung Dosis: Dewasa : 3 - 4
tablet 3 kali sehari, anak 1 - 2 tablet 3 kali sehari Efek Samping: Muntah, konstipasi,
fases hitam Interaksi Obat: Antidotum oral spesifik. Menurunkan kerja obat
ipekakuanha dan emetik lain. Dengan beberapa obat oral : menimbulkan efek
stimulan Kemasan: Tablet 750mg
11. Colidium tablet
Komposisi: Loperamide HCl Indikasi: Pengobatan diare akut dan kronik Dosis: Untuk
diare akut Dewasa : awal 2 tablet, diikuti 1 tablet setiap BAB. Untuk diare kronik :
awal 2 tablet, diberikan sampai didapatkan 1-2 fesesnya padat/hari. Maksimal : 8
tablet/hari. Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan. Kontra Indikasi:
Gangguan fungsi hati, anak < 12 tahun, hindari inhibisi peristaltik. Perhatian: Demam
tinggi. Efek Samping: Mulut kering
12. Diadium
Komposisi: Loperamide HCl Indikasi: Pengobatan diare akut dan kronik Dosis: Untuk
diare akut : awal 2 tablet, diikuti 1 tablet setiap BAB. Untuk diare kronik : awal 2
tablet. Maksimal : 8 tablet/hari. Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah
makan. Kontra Indikasi: Menghambat peristaltik Perhatian: Anak < 24 bulan. Efek
Samping: Mulut kering, mual, muntah, konstipasi, nyeri perut. Kemasan: Tablet 2 mg
x 100
13. Diapet
Komposisi: Ekstr dari : Coix lacryma-jobi semen 18%, Psidium guajava leaf extr
23.5%, Phellodendron radix 23%, curcumae 12.5%, Coptidis rhizoma 23%. Indikasi:
Meredakan diare non spesifik. Dosis: Dewasa dan Anak : 2 kapsul 2 kali/hari. Untuk
diare akut : 2 kapsul 2 kali/hari dengan interval 1 jam. Kemasan: Kapsul 25 x 4
14. Diarem 300mg
Komposisi: Attapulgit 300 mg, Psidii folium extractum 50 mg, Curcuma domesticae
rhizoma extractum 7,5 mg, citrus pectin 25 mg Indikasi: Mengurangi seringnya buang
air besar, menyerap racun dan memadatkan tinja penderita diare Dosis: Dewasa dan
anak > 12 tahun: setiap minum 2 kapsul maksimum 12 kapsul sehari; anak 6-12

tahun: sekali minum 1 kapsul maksimum 6 kapsul sehari Kontra Indikasi: Pasien yang
harus menghindari konstipasi, hipersensitif Kemasan: Kapsul 10 x 10
15. Diasec tablet
Komposisi: Loperamide HCl
Indikasi: Pengobatan diare akut dan kronik Dosis: Untuk diare akut : Dewasa : awal 2
tablet. Anak > 5 tahun : awal 1 tablet, diikuti 1 tablet setelah BAB. Untuk diare kronik
: Dewasa : awal 2 tablet. Anak > 5 tahun : awal 1 tablet/hari.
Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan. Kontra Indikasi:
Menghambat peristaltik
Perhatian: Hentikan terapi jika belum ada perbaikan dalam 48 jam. Diare akut yang
berhuibungan dengan organisme dalam mukosa usus, kolitis ulserativa akut.
Efek Samping: Mulut kering, mual, pusing, sakit kepala, gangguan lambung, ruam
kulit, frekuensi BAB meningkat.
Interaksi Obat: Alkohol, MAOI, tranquiliser. Kemasan: Tablet salut selaput 2 mg x 10
16. Entrostop
Komposisi: Activated colloidal attapulgite 650 mg, pectin 50 mg
Indikasi: Meredakan diare non spesifik.
Dosis: Dewasa dan Anak > 12 tahun : 2 tablet tiap diare. Maksimal 12 tablet/hari.
Anak 6-12 tahun : 1 tablet tiap diare. Maksimal 6 tablet/hari.
Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra Indikasi: Penderita konstipasi.
Perhatian: Jika sedang memakan obat lain, diberi selang waktu 2-3 jam. Efek
Samping: Konstipasi Kemasan: Tablet 12
17. Envios fb
Komposisi: Per 5 mL : Kaolin 1000 mg, pectin 40 mg.
Indikasi: Terapi simtomatik untuk diare non spesifik yang tidak diketahui
penyebabnya. Dosis: Dewasa : 2 sendok takar (10 mL) 3-4 kali/hari atau sesudah
BAB, maksimal : 8 sendok takar/hari. Anak 6-12 tahun : 1 sendok takar (5 mL) 3-4
kali/hari atau sesudah BAB, maksimal : 4 sendok takar/hari. Anak 6 bulan-6 tahun
menurut anjuran dokter.
Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan. Kontra Indikasi:
Konstipasi, hipersensitif, obstruksi intestinal. Perhatian: Anak < 6 tahun, dehidrasi.
Tidak boleh dipergunakan > 2 hari atau disertai demam tinggi. Berikan jarak 2-3 jam
jika diberikan oral lain. Efek Samping: Konstipasi sementara. Interaksi Obat:
Peningkatan kadar obat digoksin dalam darah. Kemasan: Suspensi 50 mL x 1
18. Fortamin syrup
Komposisi: Per 5 mL vit B1 5 mg, vit B2 2 mg, vit B6 2,5 mg, vit B12 3 mcg,
nicotinamide 20 mg, dexpanthenol 3 mg.

Indikasi: Defisiensi vit B kompleks, anoreksia, diare, emesis gravidarum, selama


terapi antibiotik atau terapi TB, masa penyembuhan, masa pertumbuhan, laktasi.
Dosis: 1-2 sdt/hari.
Pemberian Obat: Dapat diberikan bersama makanan jika timbul rasa tidak nyaman
pada GI. Kemasan: Sirup 60 mL x 1
C. Antihipertensi
Antihipertensi adalah obat obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi.
Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk
terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke maupun
miokard infark. Pemberian obat bukan berarti menjauhkan individu dari modifikasi
gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi konsumsi garam
dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolah-raga.
Dikenal lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan untuk
pengobatan awal hipertensi yaitu : diuretik, penyekat reseptor beta adrenergik (blocker), penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor), penghambat
reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor blocker, ARB), dan antagonis kalsium.
1. Diuretik
Mekanisme

kerja

Diuretik

menurunkan

tekanan

darah

dengan

menghancurkan garam yang tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada dua


tahap yaitu : (1) Pengurangan dari volume darah total dan curah jantung; yang
menyebabkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer; (2) Ketika
curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi pembuluh darah perifer
juga berkurang. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah
Bumetanide,
Bumetanide merupakan obat jenis loop diuretic (water pill) yang
mencegah tubuh dari penyerapan garam yang terlalu banyak, sebagai
gantinya, membiarkan garam keluar melalui urine.
Indikasi:
Untuk mengobati kekurangan cairan (edema) pada penderita gagal
jantung kongestif, penyakit hati, atau gangguan ginjal seperti sindrom
nefrotik.
Dosis:
1.

1-2 mg melalui otot (intra musculer) atau melalui

pembuluh darah (intra venous), injeksi diberikan selama 2 menit.


2.
Boleh diulang dalam waktu 20 menit jika diperlukan,
atau

3.
4.
5.
6.
7.

Injeksi melalui pembuluh darah (IV infusion): 2-5 mg


melalui pembuluh darah (intra venous) selama 30-60 menit.
Boleh diulangi dalam 2-3 jam jika diperlukan.
Dosis maksimum: 10 mg/hari
0.5-2 mg/hari melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
Dosis maksimum: 10 mg/hari

Efek Samping:
1. Efek endokrin & metabolik (hiponatremia, hipokalemia, dan
hypochloremic alkalosis khususnya setelah dosis besar atau
perpanjangan pemberian, hiperglikemia, glikosuria, hiperuricemia, dan
bisa mempercepat encok).
2. Tanda-tanda ketidakseimbangan: sakit kepala, kram otot, mulut kering,
hipotensi, kehausan, kelemahan, keadaan mengantuk, dan lain-lain).
3. Efek lainnya yang agak jarang: mengaburkan penglihatan, kepeningan,
hipotensi ortostatik, ruam kulit dan reaksi hipersensitif, tinnitus.
Instruksi Khusus:
1. Hindari penggunaan pada pasien dengan insufisiensi anuria atau ginjal
yang diakibatkan oleh obat-obatan nephrotoxic atau hepatoxic, atau
yang disebabkan oleh hepatic coma.
2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki atau yang
berisiko mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, pada
pasien dengan hiperplasia prostatik atau perusakan mikturisi, pasien
dengan cirrhosis hati lebih mungkin mengembangkan hipokalemia dan
pasien dengan gagal jantung akut lebih mungkin menderita
hiponatremia, gunakan dengna hati-hati pada pasien yang diduga
memiliki encok.
3. Awasi pasien untuk tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
Obat dagang

Bumex, Lasix, Aldactone

Furosemide,

Indikasi
Furosemida efektif untuk pengobatan berbagai edema seperti:
Edema karena gangguan jantung.
Edema yang berhubungan dengan ganguan ginjal dan sirosis hati.
Supportive measures pada edema otak.
Edema yang disebabkan luka bakar.
Untuk pengobatan hipertensi ringan dan sedang.
Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan.
Komposisi
Tiap tablet mengandung furosemida 40 mg
Tiap ml injeksi mengandung furosemida 10 mg
Cara Kerja Obat
Furosemida adalah suatu derivat asam antranilat yang efektif
sebagai diuretik. Mekanisme kerja furosemida adalah menghambat
penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal.
Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium
dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal.
Dosis
Tablet
Edema dan hipertensi pada orang dewasa dan anak anak :
Dewasa :
sehari 1 2 kali, 1 2 tablet.
Dosis maksimum adalah 5 tablet sehari.
Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet selang 1 hari.
Anak anak:

Sehari 1 3 mg per kg bb/hari, maksimum 40 mg/hari.

Injeksi
Dewasa atau > dari 15 tahun : dosis awal : 20 40 mg i.v. atau
i.m.
Bila hasilnya belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg
tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang memuaskan.
Dosis individual : 20 mg, 1 - 2 kali sehari.
Edema paru paru akut
Dosis awal : 40 mg i.v.
Bila diperlukan dapat diberikan dosis lanjutan 20 40 mg setelah 20
menit.
Forced diuresis (diuresis yang dipaksakan)
20 40 mg furosemida diberikan sebagai tambahan dalam infus
elektrolit.
Selanjutnya tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian
cairan dan elektrolit yang hilang.
Pada keracunan karena asam atau basa, kecepatan eliminasi dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan keasaman atau kebasaan urin.
Bayi dan Anak anak < 15 tahun
Pemakaian

parenteral

hanya

diberikan

pada

kondisi

yang

mengancam jiwa.
i.v. atau i.m. : sehari 1 mg/kg bb, maksimum 20 mg sehari.
Selanjutnya terapi parenteral harus secepatnya diganti secara oral.

Peringatan dan Perhatian


Pemberian furosemida pada pasien diabetes melitus, gula darah dan
urin harus diperiksa secara teratur.
Pemberian perlu pengawasan ketat dan dosis harus disesuaikan
dengan kebutuhan.
Dianjurkan untuk memulai dosis kecil.
Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap susunan elektrolit
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan.
Pasien diharuskan melapor bila terjadi gejala penurunan level serum
kalium (diare, muntah, anoreksia).
Penderita yang diketahui sensitif terhadap sulfonamida dapat
menunjukkan reaksi alergi dengan furosemida.
Hindari penggunaan pada penderita edema paru paru dan tekanan
darah menurun sebagai akibat dari infark miokard, diuresis berlebih
karena dapat menimbulkan shock.
Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual,
muntah, diare, ruam kulit, pruritus dan penglihatan kabr, pemakaian
furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian dengan jangka
waktu lama dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan
elektrolit.
Hiperglikemia.
Reaksi dermatologik seperti : urtikaria dan eritema multiforma.
Gangguan

hematologik

trombositopenia.
Kontraindikasi

seperti

agranulositosis,

anemia,

Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerolunefritis akut,


insufisiensi ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang hipersensitif
terhadap furosemida.
Anuria.
Ibu menyusui.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Obat dagang
Bumex, Lasix, Aldactone

Hydrochlorothiazide,
Nama Generik : Hydrochlorothiazide
Nama Dagang : Aldactazide, Aldoril, Capozide, Dyazide,
Hydrodiuril, Inderide, Lopressor, Maxzide, Microzide, Moduretic,
Timolide, Vaseretic, Carozide, Diaqua, Esidrix, Ezide, Hydro Par,
HydroDIURIL, Loqua, Microzide, Oretic, Zestoretic, Prinzide.
Efek obat (indikasi)
Hydrochlorothiazide adalah suatu "water pill" (diuretic) yang
membantu ginjal mencegah penyerapan garam berlebih dan cairan
yang tidak diinginkan dalam tubuh. Hal ini menyebabkan produksi
urin lebih meningkat.
Hydrochlorothiazide ini digunakan untuk mengurangi edema yang
disebabkan pada kegagalan jantung congestive, cirrhosis hati,
kegagalan ginjal kronis, pengobatan korticosteroid, sindrom
nephrotik, serta hipertensi.
Hydrochlorthiazide juga dapat digunakan untuk mengobati pasien
yang terkena diabetes insipidus dan untuk mencegah batu ginjal
pada pasien dengan kadar kalsium yang tinggi dalam darah.
Efek samping
1. Lemah
2. Hipotensi
3. Ruam kulit
4. Diare
5. Sulit bernafas

6. Bengkak pada muka, bibir, lidah, dan tenggorokan


7. Lemah atau nyeri otot
8. Kehilangan nafsu makan
9. Nyeri perut
10. Sakit kepala
11. Pandangan kabur
12. Kram
13. Rambut rontok
14. Mulut kering, sering merasa kehausan, nausea, vormiting
15. Impoten
16. Pankreatitis
17. Anaphylaxis
18. Urin merah atau gelap
19. Ikterus pada kulit dan mata
Intruksi
Hydrochlorothiazide ini tentu dapat digunakan apabila diresepkan
oleh dokter. Obat ini dapat berbentuk tablet dan cairan yang dapat
langsung diminum secara oral. Pakailah obat ini sesuai perintah,
jangan memakainya dengan dosis yang kurang ataupun berlebih dari
apa yang telah diresepkan.
Hydrochlorothiazide biasanya diberikan 1x ataupun 2x sehari.
Apabila hanya digunakan 1x sehari maka minumlah pada pagi hari.
Sedangkan apabila digunakan 2x sehari maka minumlah pada pagi
hari dan sore hari menjelang mandi sebelum pukul 6 sore karena
untuk mencegah pengeluaran urin yang berlebih.
Hydrochlorothiazide hanya dapat mengontrol hipertensi bukan
untuk menyembuhkannya. Oleh karena itu lanjutkan penggunaan
walaupun sudah dirasa sehat. Jangan pernah berhenti
mengkonsumsinya sebelum bertanya kepada dokter.
Dosis
Dosis min/max dewasa : 12.5mg/200.0mg
Dosis min/max anak-anak : 1.0mg/kg/3.3mg/kg
1. Anak 6 bulan sampai 12 tahun : 1-2 mg/kg 1 atau 2x sehari
2. Anak-anak di bawah 6 bulan : 3mg/kg 2x sehari

Total pemakaian Hydrochlorothiazide pada anak-anak berumur


dibawah 2 tahun tidak boleh lebih dari 37,5 mg/hari dan pada anakanak umur 2-12 tahun tidak boleh melebihi 100mg/hari.
Dosis manula : 12,5mg
Beberapa dosis yang sesuai dengan indikasi :
1. Edema :
a. 1 tablet (25 mg) 2x sehari secara oral
b. 2 tablet (50 mg) 2x sehari secara oral
c. Setengah tablet (12,5 mg) 2x sehari secara oral
d. 2 tablet (50 mg) 1x sehari secara oral
e. 1 tablet (25 mg) 1x sehari secara oral
f. 1 tablet (50 mg) 2x sehari secara oral
g. 1 tablet (50 mg) 1x sehari secara oral
h. 2 tablet (100 mg) 1x sehari secara oral
i. 1 tablet (100 mg) 1x sehari secara oral
2. Hipertensi :
a. 1 tablet (25 mg) 2x sehari secara oral
b. 2 tablet (50 mg) 2x sehari secara oral
c. Setengah tablet (12,5 mg) 2x sehari secara oral
d. 2 tablet (50 mg) 1x sehari secara oral
e. 1 tablet (25 mg) 1x sehari secara oral
f. 1 tablet (50 mg) 2x sehari secara oral
g. 1 tablet (50 mg) 1x sehari secara oral
h. 2 tablet (100 mg) 1x sehari secara oral
i. 1 tablet (100 mg) 1x sehari secara oral
Penyimpanan obat :
Simpan pada suhu ruangan bertemperatur sekitar 58-86
derajat.
Larangan penyimpanan obat:
1. Hindari dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan
2. Jauhkan dari cahaya
3. Jangan simpan di kamar mandi, di dekat tempat pencucian

piring, dan tempat lembab lainnya, karena dapat


menyebabkan obat cepat rusak
4. Jangan simpan di dalam lemari pendingin
5. Jangan simpan obat yang telah expired
Interaksi Obat :
Hydrochlorothiazide dapat meningkatkan efek alkohol. kah
janganlah mengkonsumsi alkohol selama memakai obat ini.
Apabila hydrochlorothiazide ini digunakan dengan obat
tertentu maka dapat meningkatkan efek onat ini sendiri,
walaupun demikaian hal in dapat pula mengakibatkan efek
obatnya menjadi menurun. oleh karena itu, penting nertanya
kepada dokter bila ingin mengkombinasikan
hydrochlorothiazide beberapa obat-obat di bawah ini :
1. Barbiturates, seperti phenobarbital
2. Cholestyramine (Questran)
3. Colestipol (Colestid)
4. Corticosteroids, seperti prednisone dan ACTH
5. Digoxin (Lanoxin)
6. Insulin atau Micronase untuk mengobati diabetes
7. Lithium (Lithonate)
8. Narcotics, seperti Percocet
9. Obat anti inflamasi nondteroid, seperti Naprosyn
10. Norepinephrine (Levophed)
11. Obat hipertensi lainnya, seperti Aldomet

12. Tubocurarine
Kontraindikasi penyakit obat :
Paling penting :
Hypokalemia, Hypomagnesemia, Hyponatremia, Mild Pre-Eclampsia,
dan Hipertensi pada kehamilan
Penting :
Hypercalcemia, Oliguria
Kemungkinan penting :
Pancreatitis akut, Diabetes Mellitus, Penyakit hati , Gout,
Hypercholesterolemia, Sympathectomy, Systemic Lupus

Erythematosus
Sebelum memakai hydrochlorothiazide ada bebrapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Beritahu dokter atau farmasis bila memeiliki alergi pada obat
tertentu
2. Beritahu dokter atau farmasis bila memiliki penyakit diabetes, gout,
ginjal, hati, tiroid dan paratiroid
3. Beritahu dokter atau farmasis bila sedang hamil, berencana untuk
hamil, atau sedang menyusui. Apabila pada saat memakai obat ini tibatiba hamil maka segeralah mengubungi dokter
4. Bila sedang operasi, termasuk operasi gigi, beritahu dokter atau
dokter gigi tersebut bahwa anda sedang menggunakan
hydrochlorothiazide
5. Obat ini dapat menyebabkan kantuk, maka jangan menhendarai
kendaraan atau mengoperasikan mesin sampai anda benar-benar tahu
apa efek obatnya terhadap anda.
6. Ingat nahwa alkohol dapat menambah rasa kantuk akibat ibat ini
7. Hindari kontak langsung dengan cahaya dengan menggunakan
pakaian yang panjang, kacamata, dan sunscreen. Obat ini dapat
menyebabkan anda sensitif dengan cahaya.

Triamterene,
Amiloride,
Amiloride merupakan potassium-sparing diuretic (water pill) yang
mencegah tubuh dari penyerapan garam yang terlalu banyak dan
menjaga tubuh dari kekurangan kadar potassium.
Indikasi:
Untuk mengobati atau mencegah hipokalemia (rendahnya kadar
potassium dalam darah).
Dosis:
Pada pasien dengan ACE inhibior:

1. Dosis awal: 2.5 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari


2. Dosis maksimum: 20 mg/hari
Pada pasien tanpa ACE inhibitor:
1. Dosis awal: 5-10 mg melalui mulut (per roal), 1 kali sehari
2. Dosis maksimum: 20 mg/hari

Efek Samping:
Endokrin dan efek metabolik (hiperkalemia khususnya pada orang
yang lebih tua, pasien dengan Diabetes Mellitus, dan pasien dengan
kerusakan fungsi ginjal, hiponatremia terjadi pada pasien yang
menerima kombinasi terapi diuretik); Efek GI (N/V, sakit di bagian
perut, diare, konstipasi, kehausan); Efek CNS (sakit kepala,
kepeningan, kelemahan, kram otot); efek dermatologis (ruam,
pruritus).
Instruksi Khusus:
1. Gunakan hanya jika hipokalemia berlangsung setelah pemberian
ACE inhibitor dan diuretik lainnya dimulai.
2. Hindari pada pasien dengan hiperkalemia atau kerusakan ginjal
akut.
3. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki risiko
meningkat dalam mengembangkan hiperkalemia (misalnya,
Diabetes Mellitus pada orang yang lebih tua, pada pasien dengan
kerusakan hati atau ginjal).
4. Gunakan dosis rendah selama 1 minggu dan periksa serum K
(kalsium) dan Cr setelah 5-7 hari terapi dan tetapkan dosis sesuai

kebutuhan. (Lanjutkan periksa serum K dan Cr kembali setiap 5-7


hari sampai kadar K (kalsium) stabil.

Chlorothiazide,
Chlorthaldion.
Klorotiazid
Farmakokinetik : obat ini efektif per oral, semua tiazid disekresi oleh
sistem sekresi asam organik ginjal.
Efek samping : kehilangan kalium, hiperurisemia, pengurangan

volume, hiperkalesemia, hiperglikemia, dan hipersensitivitas.


Hidroklorotiazid
Indikasi : untuk hipertensi ringan sampai sedang
Dosis : 12,5 mg pagi, p.c.
Nama paten : HCT, Asidrex
Klortalidon
Indikasi : untuk diuretik sedang
Sediaan : tablet 25, 50 dan 100 mg
Dosis : 25-100 mg/hari, lama kerjanya 24-72 jam.
Nama paten : Hygroton
Indapamid
Indikasi : hipertensi
Dosis : 2,5-5 mg/hari
Sediaan : tablet 2,5 mg
Nama paten : Natrilix, fludex
Furosemid
Indikasi : Hipertensi ringan sampai sedang
Efek samping : pada injeksi i.v terlalu cepat dan jarang terjadi ketulian
dan hipotensi.
Dosis : injeksi i.v 20-40 mg, pada keadaan kemelut hipertensi sampai

500 mg.
Nama paten : Lasix
Amilorid
Efek sampingnya umum adakalanya juga impotensi
Dosis : hipertensi oral 1-2 dd 5 mg a.c, maksimum 20 mg sehari.
Nama paten : Puritrid, Midamor
Spironolakton
Indikasi : Gangguan udem, gagal jantung.
Mekanisme kerja : spironolakton merupakan suatu antagonis
aldosteron yang bersaing dengan aldosteron untuk mencapai reseptor
sitoplasma intraseluler.
Efek samping : karena spironolakton secara kimiawi mirip dengan
beberapa steroid kelamin, maka obat ini memiliki aktivitas hormonal

yang minimal dan dapat menyebabkan ginehomastia pada laki-laki dan


ketidakteraturan haid pada wanita.
Nama paten : Aldactone
2. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (-Blocker)
Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian -blocker
dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor 1, antara lain : (1) penurunan
frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan
curah jantung; (2) hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal
dengan akibat penurunan Angiotensin II; (3) efek sentral yang mempengaruhi
aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas baroresptor, perubahan
neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosentesis prostasiklin. Contoh
antihipertensi dari golongan ini adalah
Metoprolol
Indikasi : Gagal jantung dan dapat menyebabkan migrain.
Efek samping : menurunkan tekanan darah pada hipertensi dan
meningkatkan toleransi latihan fisik pada angina.
Nama paten : Seloken
Non selektif; alprenolol, karteolol, nadolol, oksprenolol,

pindolol, propanolol, timolol.


Propanolol
Indikasi : Hipertensi, glaukoma dan migrain
Efek samping : Bronkokonstriksi, aritmia, gangguan seksual dan
gangguan metabolisme.
Nama paten : Inderal

3. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)


Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang pertama banyak digunakan di klinik
untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung.19 Mekanisme kerja : secara
langsung menghambat pembentukan Angiotensin II dan pada saat yang
bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin. Hasilnya berupa vasokonstriksi
yang berkurang, berkurangnya natrium dan retensi air, dan meningkatkan
vasodilatasi (melalui bradikinin).20 Contoh antihipertensi dari golongan ini
adalah
Kaptopril
Indikasi pada hipertensi ringan sampai berat dan pada dekompensasi
jantung.
Efek sampingnya yang sering terjadi adalah hilangnya rasa (kadangkadang juga pencium), batuk kering, dan exanthema.

Nama paten : Inapril


Lisinopril
Indikasi : hipertensi sedang hingga parah
Dosis : hipertensi oral 1 dd 10 mg, maksimum 80 mg.
Nama paten : Zestril, Novatec
Enalapril
Indikasi : sebagai antihipertensi
Dosis : hipertensi oral sebagai maleat 1-2 dd 5-10 mg a.c/p.c,
pemeliharaan 20-40 mg sehari.
Efek sampingnya berupa umum dan tidak menimbulkan hilangnya
rasa.
Nama paten : Tenace

4. Penghambat Reseptor Angiotensin


Mekanisme kerja : inhibitor kompetitif dari resptor Angiotensin II (tipe 1).
Pengaruhnya lebih spesifik pada Angiotensin II dan mengurangi atau sama
sekali tidak ada produksi ataupun metabolisme bradikinin. Contoh
antihipertensi dari golongan ini adalah
Losartan,
Valsartan,
Candesartan,
Irbesartan,
Telmisartan,
Eprosartan,
Zolosartan.
5. Antagonis kalsium
Mekanisme kerja : antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel
otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis
kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang
dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti efek takikardia dan
vasokonstriksi, terutama bila menggunakan golongan obat dihidropirin
(Nifedipine). Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan
takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada jantung. Contoh
antihipertensi dari golongan ini adalah
Amlodipine,
Diltiazem,
Verapamil,
Nifedipine.
Efek samping
Antihipertensi dari golongan diuretik, ACE-inhibitor dan beberapa -Blocker
dapat menyebabkan reaksi likenoid. ACE-inhibitor juga diasosiasikan dengan
kehilangan sensasi pada lidah dan rasa terbakar pada mulut. ACEinhibitor

dan penghambat reseptor angiotensin II pernah diimpliksikan bahwa keduanya


menyebabkan angioedema pada rongga mulut pada sekelompok 1% dari
pasien yang mengonsumsinya. Meskipun oedema pada lidah, uvula, dan
palatum lunak yang paling sering terjadi, tetapi oedema larynx adalah yang
paling serius karena berpotensi menghambat jalan nafas.

6. Alfa-blockers
a. Prazosin
Efek samping : hipotensi ortostatis akut, terlebih-lebih bila disertai pada terapi dengan
beta-blockers dan antagonis.
Nama paten : Minipres
b. Doxazosin
Indikasi : untuk antihipertensi
Dosis ; permulaan oral pada malam hari 1 mg selama 1-2 minggu.
Efek samping : pusing, sakit kepala dan lelah.
Nama paten : Cardura
c. Terazosin
Indikasi untuk hipertensi
Dosis : oral selama 3 hari 1 minggu pada malam hari, lalu se3lama 11 hari 1 dd 2 mg,
pemeliharaan 1 dd 5-10 mg. Hipertensi malam hari 1 mg selama 1 minggu lalu 1 dd 2
mg.
Efek sampingnya yang paling sering terjadi adalah pusing, nyeri kepala dan impoten.
Nama paten : Hytrin
D. Antiemetis
Obat antiemetik
1. Serotonin 5-HT3 antagonis
Efikasi : efektif memblokade reseptor 5HT3 pd pusat muntah dan chemoreseptor
pencetus muntah. Indikasi: nausea+vomiting krna penyakit akut+kronik atau pd
gastroenteritis akut. Waktu paruh 4-9 jam.
Safety : toleransi tinggi, sangat aman digunakan. ES : headache, dizziness,
constipation, tdk ada efek pd esophageal dan motilitas gastric.
Suitability : hati-hati diberikan pd penyakit hati dan ginjal karena obat ini
dimetabolisme oleh enzim Cytocrom P450 di hepar dan mengalami eliminasi di
ginjal. Dosisnya diturunkan jika diberikan pd pasien dengan insufisiensi hati.
2. Phenothiazine (promethazine HCl)

Efikasi : Agen antipsikotik yg dpt digunakan sbg antiemetic karena bekerja


menghambat reseptor dopaminergik dan muskarinik. Indikasi : nausea, vomiting,
labyrinthine disorders, motion sickness; premedication.
Safety : menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, gangguan GIT, efek sedasi
sangat tinggi pd anak dan orang tua.
Suitability : hindari pada penderita penyakit hati berat karena dapat menimbulkan
koma dan bersifat hepatotoksik
3. H1 Antihistamin dan Antikolinergik
4. Efikasi : Aktivitas antiemeticnya lemah, biasanya digunakan dengan antiemetic yg
lain.
Safety : aktivitas antikolinergik sangat tinggi (sedasi, dizziness, mulut kering,
cycloplegia, confusion, retensi urin) bila diberikan oral/parenteral.
Suitability : hati-hati pemberian pada prostate enlargement, urinary retention; ileus
or pyloroduodenal obstruction; glaucoma; child under 1 year; pregnancy;
breastfeeding; renal impairment; hepatic impairment; epilepsy;
5. Subtitude Benzamides (metoclopramide, trimethobenzamide)
Efikasi : Memblok reseptor dopamine. Indikasi: nausea and vomiting in
gastrointestinal disorders and treatment with cytotoxics or radiotherapy; gastrooesophageal reflux; gastroparesis; premedication and postoperatively; aid to
gastrointestinal intubation; nausea and vomiting in migraine
Safety : sering menimbulkan efek ekstrapiramidal
Suitability : hatihati diberikan pada anak-anak dan orang tua, penyakit hati berat.
Jika diberikan dosisnya diturunkan.
6. Benzodiazepine
Efikasi : mencegah vomiting yang disebabkan oleh ansietas
Safety : sering menyebabkan efek pada system saraf pusat
Suitability : hati-hati pemberian pada orang tua dan pasien dengan gangguan hati
dan ginjal, kehamilan, ibu menyusui dan pasien dengan gangguan pernafasan
7. Cannabinoid
Efikasi : Agen psikoaktif yg digunakan sbg appetite stimulant dan antiemetic.
Safety : sering terjadi efek samping seperti : euphoria, dysphoria, sedasi,
halusinasi, mulut kering, dan nafsu makan meningkat, efek autonomic (takikardia,
injeksi konjungtiva, hipotensi ortostatik)
8. Piridoksin
Efikasi: Suatu koenzim yang digunakan sebagai transaminasi dan membantu
berbagai metabolisme. Piridokin diberikan untuk kelainan-kelainan metabolisme
yang disebabkan oleh kekurangan piridoksin. Contohnya homosistinuria, anemia
sideroblastik hereditar dan hiperoksaluria primer. Digunakan untuk Premenstrual
Tension, muntah-muntah, dan mual muntah akibat terapi radiasi

Safety: Efek samping piridoksin adalah sensorineuropati apabila diberikan dalam


dosis yang tinggi.
E. Obat ulkus peptic
Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang mengurangi
jumlah asam di dalam lambung dan duodenum.
Obat ulkus bisa menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala,
biasanya dalam beberapa hari.
1. Sucralfate.
Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk
mempercepat penyembuhan.
Sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum dan merupakan pilihan kedua dari
antasid.
Sucralfate diminum 3-4 kali/hari dan tidak diserap ke dalam darah, sehingga efek
sampingnya sedikit, tetapi bisa menyebabkan sembelit.
2. Antagonis H2.
Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine.
Obat ini mempercepat penyembuhan ulkus dengan mengurangi jumlah asam dan
enzim pencernaan di dalam lambung dan duodenum.
Diminum 1 kali/hari dan beberapa diantaranya bisa diperoleh tanpa resep dokter.
Pada pria cimetidine bisa menyebabkan pembesaran payudara yang bersifat sementara
dan jika diminum dalam waktu lama dengan dosis yang tinggi bisa menyebabkan
impotensi. Perubahan mental (terutama pada penderita usia lanjut), diare, ruam,
demam dan nyeri otot telah dilaporkan terjadi pada 1% penderita yang mengkonsumsi
cimetidine.
Jika penderita mengalami salah satu dari efek samping tersebut diatas, maka
sebaiknya cimetidine diganti dengan antagonis H2 lainnya.
Cimetidine bisa mempengaruhi pembuangan obat tertentu dari tubuh (misalnya
teofilin untuk asma, warfarin untuk pembekuan darah dan phenytoin untuk kejang).
3. Penghambat pompa proton ( Omeprazole , Lansoprazole , Rabeprazole ,
Esomeprazole , Pantoprazole)
Merupakan obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim yang diperlukan
lambung untuk membuat asam.
Obat ini dapat secara total menghambat pelepasan asam dan efeknya berlangsung
lama.
Terutama efektif diberikan kepada penderita esofagitis dengan atau tanpa ulkus
esofageal dan penderita penyakit lainnya yang mempengaruhi pembentukan asam
lambung (misalnya sindroma Zollinger-Ellison).
4. Antibiotik.
Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori.
Pengobatan terdiri dari satu macam atau lebih antibiotik dan obat untuk mengurangi
atau menetralilsir asam lambung.
Yang paling banyak digunakan adalah kombinasi bismut subsalisilat (sejenis
sucralfate) dengan tetracyclin dan metronidazole atau amoxycillin , Clarithromycin.

Kombinasi efektif lainnya adalah omeprazole dan antibiotik.


Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan jika ulkus tidak memberikan
respon terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkus sering mengalami
kekambuhan.
5. Misoprostol.
Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti
peradangan non-steroid.
Obat ini diberikan kepada penderita artritis yang mengkonsumsi obat anti peradangan
non-steroid dosis tinggi. Tetapi obat ini tidak digunakan pada semua penderita artritis
tersebut karena menyebabkan diare (pada 30% penderita).
Obatnya :
1. Nama Paten : BETALANS
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung berulang,refluks esofagitis.
Sediaan : Tablet
Pabrik : Mahakam Beta Farma
2. Nama Paten : CONTRAL
Nama Generik : Omeprazole
Indikasi : Ulkus duodenum, AINS yang berhubungandengan ulkus duodenum,
ulkus lambung, lesigastroduodenal. Ulkis peptikum. Refluks esofagitis, dan
sindromaZollinger- Ellison
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Corsa
3. Nama Paten : DIGEST
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Untuk terapi ulkus duodenum, ulkus gastric benigna, refluks
esophagus.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Kalbe Farma
4. Nama Paten : DUODENCER
Nama Generik : Omeprazole
Indikasi : Terapi jangka pendek dari ulkus duodenum, ulkusgaster, esofagitis,
ulkus esofagus, sindromZollinger- Ellison.
5. Nama Paten : ERPHALANZ
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung jinak, refluksesofagitis.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Erlimpex
6. Nama Paten : ASTROLAN
Nama Generik : Lansoprazole
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Racia Pharmindo
7. Nama Paten : INHIPRAZ
Nama Generik : Lansoprazole

Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung jinak danrefluks esofagitis,


dispepsia, Eradikasi H pylori, tukak lambung yang berhubungan dengan
penggunaanAINS, sindrom Zollinger- Ellison.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Bernofarm
8. Nama Paten : INHIPUMP
Nama Generik : OmeprazoleIndikasi : GERd (Gastro Esophageal Refluks
desease), ulkusduodenum, ulkus gastrik, ulkus peptik akibatAINS, terapi
infeksi H, pylori, sindroma Zollinger-Ellison.
Sediaan : Kapsul, Vial
Pabrik : Pharos
9. Nama Paten : LAGAS 30
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung jinak, refluksesofagitis
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Promed10.
10. Nama Paten : LANACER
Nama Generik : Omeprazole
Indikasi : Pengobatan jangka pendek untuk tukak duodenumatau lambung.
Terapi refluks esofagitis ulsereatif atau erosif. Pengobatan jangka panjang
untuk sindromZollinger- Ellison
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Graha Farma11.
11. Nama Paten : LANCID
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung benigna, refluksesofagus,
hipersekresi patologis.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Kalbe Farma12.
12. Nama Paten : LANPRACID
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Terapi tukak duodenum, tukak lambung jinak, danrefluks esofagitis.
Sediaan : Kapsul
13. Nama Paten : LANSOPRAZOLE SOHO
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak lambung dan duodenum, tukak paskaoperasi, esofagitis
erosif, refluks esofagitis.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Soho14.
14. Nama Paten : LANVELL
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum,
esofagitis.Sediaan : Kapsul
Pabrik : Novell Pharma15.
15. Nama Paten : LAPRAZ
Nama Generik : Lansoprazole

tukak

lambung

jinak,

danrefluks

Indikasi : Tukak usus 12 jari, tukak lambung rekuren,refluks esofagitis.


Sediaan : Kapsul
Pabrik : Sanbe16.
16. Nama Paten : LAPROTON
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung, esofagitiserosif, sindrom
Zollinger- Ellison.
Sediaan : Tablet
Pabrik : Tempo Scan Pacific17.
17. Nama Paten : LASGAN
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum, tukak lambung berulang,refluks esofagitis.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Lapi18.
18. Nama Paten : Laz
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak duodenum dan refluks esofagitis, tukak lambung.Sediaan :
Kapsul
Pabrik : Dexa Medica19.
19. Nama Paten : AZOL
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Pengobatan tukak duodenum, tukak lambung, danrefluks esofagitis.
20. Nama Paten : EXID
Nama Generik : Lansoprazole
Indikasi : Tukak lambung jinak, dan tukak duodenum,refluks esofagitis,
gastropati akibat AINS.
Sediaan : Kapsul
Pabrik : Solas21.
21. Nama Paten : LOKEV
Nama Generik : Omeprazole
Indikasi : Terapi jangka pendek ulkud duodenum yang tidak responsif
terhadap obat antagonis reseptor H
F. Obat asma
1. Terbutalin merupakan agonis 2 yang sifatnya lebih selektif dan masa kerjanya
lebih lama.
Indikasi
Farmakologi
aktivasi

dari

: Sebagai bronkodilator (Mycek, 2002).


: Menstimulasi reseptor 2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan
adenilsiklase.

Dimana

enzim

ini

memperkuat

pengubahan

adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan


pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan
meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui

enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator


oleh mastcells (Tjay, 2002).
Dosis
: 2-3 dd 2,5 5 mg (sulfat), inhalasi 3-4 dd 1-2 semprotan dari 250
mcg, maksimum 16 puff sehari, s.c. 250 mcg, maksimum 4 kali sehari (Tjay, 2002).
Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas terhadap amina simpatomimetik dan
tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
Efek samping : Efek samping dari obat ini jarang ditemukan , karena obat ini bekerja
selektif. Namun obat ini lebih sering menyebabkan tachycardia, tremor dan palitasi
(Hardjasaputra, P., 2002).
Sediaan
: Brasmatic (Darya Varia), Bintasma (Bintang 7), Forasma
(Guardian), dan Terasma (Medikon) (Hardjasaputra, P., 2002).
2. Ipratropium merupakan golongan obat antagonis kolinergik.
Indikasi
: Berkhasiat bronkodilatasi yang dapat mengurangi hipersekresi di
bronchi (Tjay, 2002).
Farmakologi : Dengan menghambat kontraksi otot polos pada saluran napas yang
diatur oleh vagus dan sekresi mukus (Mycek, 2002).
Dosis
: Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg (Tan, 2002).
Kontra Indikasi
:
Hipersensitivitas terhadap zat-zat seperti

atropin

(Hardjasaputra, P., 2002).


Efek samping : Jarang terjadi dan biasanya berupa mulut kering, mual, nyeri kepala,
dan pusing (Tjay, 2002).
Sediaan
: Atropen (Boehringer Ing.) Combivent (Boehringer Ing.)
(Hardjasaputra, P., 2002).
3. Teofilin
Indikasi
: Suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas
pada asma kronis (Mycek, 2002).
Dosis
: 3-4 dd 125-250 mg microfine.
Dimana : 1 g teofilin 0 aq = 1,1 g teofilin 1 aq = 1,17 g aminofilin
0 a = 1,23 g aminofilin 1 aq (Tjay, 2002).
Kontra Indikasi :
Hipertiroid dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
Efek samping : Mual dan muntah, pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar
tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek kardiovaskuler
seperti tachycardia, aritmia, dan hipotensi (Tjay, 2002).

Sediaan

: Asmasolon (Westmont), Bronsolvan (Kalbe), Prinasma (Medikon),

Trosal (Dexa) (Hardjasaputra, P., 2002).


4. Ketotifen merupakan golongan antihistamin
Indikasi
: Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
Sebagai obat profilaktik dalam penanganan asma dan diperlukan
waktu beberapa minggu untuk mencapai efeknya yang maksimum. Juga digunakan
untuk mengobati penyakit alergi lain seperti rinitis dan konyungtivitis (Hardjasaputra,
P., 2002).
Farmakologi

: Menghambat pelepasan mediator dengan cara memblok reseptor

histamin dan menstabilkan mastcells (Tan, 2002).


Dosis
: Malam hari 1 mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg (Tan, H.T.,
2002).
Efek samping : Berupa rasa kantuk, kadang-kadang mulut kering, dan pusing yang
hanya selewat (Tan, 2002).
Sediaan
: Astifen (Kalbe), Pehatifen (Phapros)< Profilas (Dankos), Zaditen
(Novartis) (Hardjasaputra, P., 2002).
6. Salbutamol merupakan golongan agonis 2
Indikasi
: Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
Farmakologi : Menstimulasi reseptor 2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan
aktivasi

dari

adenilsiklase.

Dimana

enzim

ini

memperkuat

pengubahan

adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan


pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan
meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui
enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator
oleh mastcells (Tjay, 2002).
Dosis
: 3-4 dd 2-4 mg (sulfat), inhalasi 3-4 ss 2 semprotan dari 100 mcg,
pada serangan akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pada serangan hebat
i.m. atau s.c. 250-500 mcg yang dapat diulang sesudah 4 jam (Tjay, 2002).
Efek samping : Efek sampingnya jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri kepala,
pusing, mual, dan tremor tangan. Pada overdose dapat terjadi stimulasi reseptor 1
dengan efek kardiovaskuler (Tjay, 2002).

Sediaan

: Salbron (Dankos), Salbuven (Pharos), Suprasma (Dexa), Ventolin

(Glaxo), Volmax (Glaxo) (Hardjasaputra, P., 2002).


7. Kromoglikat merupakan golongan anti alergika (Tjay, 2002)
Indikasi
: Mencegah serangan asma dan bronchitis yang bersifat alergis serta
konjuntivitas/rhinitis alergia.
Farmakologi
: Menstabilisasi membrane mastcell sehingga menghalangi
pelepasan mediator vasoaktif pada waktu terjadi reaksi antigen-antibodi.
Farmakokinetik : Tidak terjadi dalam usus. Senyawa ini hanya 5-10% mencapai
bronchi dn diserap yang segera diekskresikan lewat kemih dan empedu secar utuh.
Plasma t/2 nya 1,5-2 jam, tetapi efeknya bertahan 6 jam.
Dosis
: Inhalasi minimal 4 dd 1 puff (20 mg) menggunakan alat khusus
spinhaler. Nasal 4 dd 10 mg serbuk.
Efek samping
: Rangsangan local pada selaput lender tenggorok dan trachea
dengan gejala perasaan kering, batuk, kejang bronchi dan serangan asma
Sediaan
: Cromolyn sodium, Intal (Aventis), Lomudal/Lomusol (ISFI, 2006)
8. Adrenalin merupakan golongan adrenergika (Tjay, 2002)
Indikasi
: Sebagai bronchodilator untuk serangan asma hebat.
Farmakologi
: Dengan efek alfa + beta dapat menghambat terjadinya
bronchodilator.
Efek samping

: Efek sentral (gelisah, tremor, nyeri kepala) terhadap jantung

(palpitasi, aritmia), pada dosis tinggi timbul hiperglikemia.


Dosis
: Asma iv 0,3 ml dan larutan 1:1000 yang dapat diulang 2 kali
setiap 20 menit.
Sediaan
: Epinefrin, Lidonest (AstraZeneca) (ISFI, 2006)
9. Efedrin merupakan golongan adrenergika (Tjay, 2002)
Indikasi
: Sebagai bronchodilatasi
Farmakologi
: Dengan efek sentral yang lebih kuat dapat berefek bronchodilatasi
lebih ringan.
Farmakokinetik : Baik dalam waktu -1 jam sesudah terjadi bronchodilatasi. Dalam
hati sebagian dirombak, ekskresikanya terutama lewat urine secara utuh. Plasma
t1/2nya 3-6 jam.
Efek samping : insomnia, tremor, gelisah dan gangguan kemih.
Dosis
: 3-6 dd 25-50 mg, anak-anak 2-3 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis,
dalam tetes hitung larutan 1%.

Sediaan

: Asmadex (Dexa Medica), Asmasolon (Medifarma), Bronchicum

(Aventis). (ISFI, 2006)


10. Orsiprenalin merupakan golongan adrenergika (Tjay, 2002)
Indikasi
: Sebagai bronchodilatsi
Farmakokinetik : Resorpsi baik setelah 15-20 menit dan bertahan lama sampai 4
jam.
Dosis

: 4 dd 20 mg (sulfat) im atau sc 0,5 mg yang diulang setelah jam,

inhalasi 3-4 dd 2 semprotan.


Sediaan
: Isuprel, Aleudrin (ISFI, 2006)
11. Ketotifen merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
Indikasi
: Profilaksis asmayang bersifat alergi.
Farmakologi
: Memblok reseptor histamine.
Farmakokinetik : Di usus cepat dan baik lebih dari 90% tetapi FPEnya besar 70%
hingga BA-nya 27%, terikat pada protein 80%, plasma t1/2nya panjang 8 jam.
Ekskresi melalui kemih.
Efek samping : kantuk, mulut kering, pusing
Dosis
: malam hari 1mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg.
Sediaan
: Zaditen (Novartis) (ISFI, 2006)
12. Oksatomida merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
Indikasi
: Sebagai pemeliharaan dan pencegah asma alergis, rhinitis dan
urticaria.
Farmakologi

: Memblok reseptor histamine, serotonin dan leukotrien juga

mentabilisasi mastcells.
Efek samping : Kantuk, bertambahnya nafsu makan.
Dosis
: 2 dd 30-60 mg sesudah makan.
Sediaan
: Tinset
13. Beklometason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
Indikasi
: Sebagai pemeliharaan asma karena daya antiradangnya.
Farmakologi
: Atom flournya digantikan oleh kkor sehingga mempunyai daya
larut buruk tetapi dapat langsung diinaktivasi dengan cepat melalui esterase.
Efek samping
: Infeksi candida pada mulut
Dosis
: Trachea 3-4 dd 2 puff dari 50 mcg, intranasal 2-4 dd 1 puff
disetiap lubang hidung.
Sediaan
: Becotide, Beconase (Glaxo Wellcome)
14. Flutikason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
Indikasi
: Pemeliharaan asma
Farmakologi
: Derivat difluor dalam inti steroida pada rantai simpang pada C17
dapat merombak menjadi metabolit inaktif.

Efek samping
Dosis

: menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi


: 2 dd 100-500 mcg, maximum 2 mg sehari, anak-anak 4-16 tahun 2

dd 50-100 mcg.
Sediaan
: Flixonase(Glaxo Wellcome) , Flixotide (Glaxo Wellcome), Cutivate
(Glaxo Wellcome)

Anda mungkin juga menyukai