Anda di halaman 1dari 18

MICROLA

X
SISTEM PENCERNAAN

SALURAN
PENCERNAAN

ORGAN-ORGAN
PENCERNAAN

KELENJAR
PENCERNAAN
SALURAN PENCERNAAN
FUNGSI UTAMA

USUS BESAR (COLON)


REABSORPSI AIR

PEMBUSUKAN
MAKANAN

FUNGSI UTAMA

MENAMPUNG
FESES

FUNGSI UTAMA

DEFEKASI
PROSES TERJADINYA BAB

 BUAT ALURNYA
Feses

FESES

Feses merupakan hasil akhir


dari proses pencernaan.
feses memiliki Komposisi : air,
garam inorganik, sisa epitel sel
dr mucosa, bakteri, produk
dekomposisi bakteri, zat yang
tidak dicerna tubuh, zat racun
& senyawa karsinogenik.

Feses yang telah


tertumpuk dibagian
rektum dengan jumlah
tertentu akan
merangsang proses
Defekasi.
GANGGUAN DAN KELAINAN COLON
POLIP NEOPLASTIK

NONNEOPLASTIK
Polip Non-Neoplastik
tidak memiliki keganasan namun tetap
berpotensi menghambat proses
pencernaan. beberpa contoh dari polip ini
adalah polip hiperplastik, polip inflamatorik.
Polip Neoplastik
dapat berkembang menjadi kelainan
pramaligna dan kemudian menjadi
karsinoma, maka harus segera dilakukan
pengangkatan polip. contoh dari polip ini
adala adenomastosa.
KONSTIPASI Gangguan saluran pencernaan
(Diverticulitis), ganggaun
metabilisme (Diabetes), atau
gangguan endokrin (Hypotiroid)
dapat menyebabkan konstipasi.
Hasil dari kurangnya serat dan air
pada makanan dan dari
penggunaan obat pemicu
konstipasi.

Konstipasi meruapakan gangguan


BAB.
Salah satu definisi dari konstipasi
adalah defekasi kurang dari
tiga kali (P) dan lima kali (L)
dalam satu minggu.
Lebih dari tiga hari tidak B.A.B.
waktu mengedan lebih lama
(sekitar 25%) dari waktu total
defekasi dikarenakan feses
yang mengeras dan berukuran
besar.
DAMPAK DARI KONSTIPASI
FISTULA HEMOROID MEGAKOLON

FISURA KANKER
Penanganan Konstipasi

Tujuan utama dalam penanganan kosntipasi


adalah untuk mencegah kosntipasi agar
tidak terjadi lagi.
Untuk konstipasi akut tujuan dari
penanganan adalah untuk menekan dan
mengurangi gejala kosntipasi serta
mengembalikan fungsi normal usus.
Terdapat dua jenis penanganan kosntipasi.
Non-farmakologi dan farmakologi
Penanganan non-farmakologi
Modifikasi jenis makanan dan
pembentukan agen massal
Aspek paling penting adalah
memodifikasi makanan, yaitu
meningkatkan konsumsi makanan
dengan jumlah serat yang lebih tinggi.
paling tidak terdapat 10 gr serat kasar
yang bisa didapat dari buah, sayur,
maupun sereal.
terapi ini paling tidak harus dilakukan
selama satu bulan.
Terapi ini kemungkinan dapat
menyebabkan kembung dalam
beberapa minggu pertama.
Penanganan Farmakologi

Laksansia/Laksatif
merupakan zat yang dapat menstimulasi gerakan peristaltik
usus sebagai rangsangan langsung terhadap dinding
ususdan dengan demikian mempermudah defekasi dan
meredakan sembelit.
Laksansia atau laksatif ini secara umum sering disebut
sebagai obat pencahar.
Mekanisme kerja laksansia

Secara umum mekanisme kerja dari


laktasif adalah sebagai berikut:
1. Sifat hidrofilik atau osmotiknya
menyebabkan terjadinya penarikan air
sehingga massa, konsistensi dan transit
tinja bertambah.
2. Bekerja secara langsung/tidak
langsung terhadap mukosa kolon dalam
menurunkan absorpsi air dan NaCL
3. Meningkatkan Motilitas usus yang
menyebabkan menurunnya absoprsi
garam dan air dan pada akhirnya
mengurangi waktu transit.
Tipe Tipe dari Zat Laksatif

Berdasarkan efek yang diberikan. Laksatif dibedakan


menjadi tiga:
1. Golongan pelunak feses dalam 1-2 hari
(pembentukan massal (Metilselulosa, Psillium,
Polycarbofil), docusates, Sorbitol dan Lactulose)
2. Golongan yang menghasilkan feses lunak atau
semi-cair pada 6-12 jam (Bisacodyl (Oraly),
Magnesium sulfat (Garam sulfat lain Na-lauryl
Sulfoacetat) dan Senna)
3. Golongan pemindah air dalam 1-6 jam (saline
cathartics, minyak jarak, Bisacodyl (Rectaly) dan
larutan lavage elektrolit polietilen glikol (PEG))
Microlax
Microlax, berbentuk enema (gel), jernih
(tidak berwarna), tidak lengket, tidak
berbau, tidak meninggalkan bekas di
celana.
Indikasi :
Microlax untuk mengatasi konstipasi
(sembelit) yang disebabkan oleh faktor
: makanan rendah serat, kurang gerak,
psikis, kehamilan, pre dan post
operasi, pasien-pasien yang tidak
boleh megejan, feses yang
keras&kering.
Microlax
Cara kerja :
1. Na-lauryl Sulfoacetat (emolient/softener) bekerja
menurunkan tegangan permukaan feses sehingga
air mudah meresap ke feses
Sorbitol (hiperosmotik non saline) & Na-Sitrat
(hiperosmotik saline) bekerja mengabsorbsi air ke
dalam feses sehingga masa feses besar & lembek
3. PEG 400 (lubricant) bekerja melumasi rektum
sehingga licin & feses mudah keluar
Ketiganya bekerja sinergis sehingga cepat & efektif
untuk mengatasi konstipasi (sembelit). Microlax
bekerja lokal langsung ke feses tidak ke usus
besar, sehingga tidak diserap tubuh, tidak
mengganggu penyerapan nutrisi dan yang lebih
penting lagi tidak mengakibatkan ketergantungan.
Microlax
Dosis :
Microlax aman digunakan oleh anak-
anak, dewasa, lansia (lanjut usia),
wanita hamil&menyusui.
Untuk anak diatas 3 tahun dan
dewasa, beri 1 tube dengan
memasukan pipa aplikator
seluruhnya pada rektum.
Untuk anak dibawah 3 tahun, beri 0.5
tube, dengan memasukkan 1/3 pipa
aplikator. Penggunaan untuk anak
usia dibawah 3 tahun harus dengan
rekomendasi dokter
Microlax
Kontra-Indikasi :
Microlax jangan digunakan pada penderita
penyakit wasir akut dan penderita radang
usus besar.
Efek Samping :
Belum pernah ada laporan adanya efek
samping.
Kemasan Microlax: ada 2 kemasan (cek di
sistem)
Microlax dikemas dalam tube 5 ml dengan
pipa aplikator yang dapat digunakan
dengan nyaman.
Harga kisaran obat dipasaran: (cek di
sistem)
Antara Rp.25.000 – Rp. 30.000

Anda mungkin juga menyukai