Anda di halaman 1dari 27

DIARE

Farmakoterapi Terapan
Kelompok 2E

IRA EZRA FRANSISCA GULTOM 3351191051

FITRI ALDILA TEJAWATI 3351191056

DIAN INDAH WIDYASTUTI 3351191061

AJI SALMAN KUSUMA JAYA 3351191065

NADYA ARGA AMALIA 3351191071

CHARLINE ESTEVANI 3351191076

WINDA ARUNI JULIAWATI 3351191078


DEFINISI

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika


terdapat perubahan konsistensi feses selama
dan frekuensi buang air besar. Seseorang
dikatakan diare bila feses lebih berair dari
biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau
lebih, atau buang air besar berair tapi tidak
berdarah dalam waktu 24 jam
DEFINISI
Menurut WHO BETZ, 2009
buang air besar dengan konsistensi cair Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan
satu hari (24 jam). Dua kriteria penting pada muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan
diare harus ada yaitu BAB cair dan sering. jadi elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, keseimbangan elektrolit
maka tidak bisa disebut diare. Begitu juga
apabila buang air besar dengan tinja cair tapi
tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu
bukan diare

Menurut World gastroenterologi organisation


diare akut adalah sebagai pengeluaran tinja yang cair atau lembek
dengan jumlah lebih dari normal, dan berlangsungnya kurang dari 14 hari
sedangkan diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
PREVALENSI
PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah sebagai berikut :

01
Gangguan osmotik merupakan akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,
isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
air, sehingga timbul diare.

02 Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada


dinding usus atau terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya menimbulkan diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.

03
Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan selanjutnya akan timbul
diare.
Menurut Hidayat (2006) proses terjadinya diare dapat disebabkan
oleh 4 macam kemungkinan faktor diantaranya yaitu

1. Faktor Infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus, selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang akhirnya menyebabkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi
cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
sistem transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.

2. Malabsorbsi
.
Faktor ini merupakan kegagalan dalam melakukan absorbs yang menyebabkan tekanan
osmotik meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang
menyebabkan isi rongga usus meningkat dan timbul diare.
LANJUTAN...
3. Faktor Makanan
Hal ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan gerakan
peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan dan selanjutnya mengakibatkan
diare.

4. Faktor Psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
gerakan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses
penyerapan makanan yang menyebabkan diare.
MEKANISME TERJADINYA DIARE
MANIFESTASI
KLINIS
. 1. Diare Akut

Episode diare hilang setelah 72


jam dari onset Karakteristik :
buang air besar encer, gas dalam
perut, rasa tidak enak, nyeri perut
yang disertai kram dan bunyi
pada perut (intermittent
periumbilical)

Penyebab : Virus, Bakteri, Parasit


2. Diare Kronis

Serangan diare 2 – 3 kali periode.


Karakteristik : terjadi penurunan bobot badan dan nafsu makan
CONTOH OBAT DENGAN EFEK SAMPING
DIARE

01 02 03

ANTIBIOTIK SPEKTRUM LUAS POMPA PROTON INHIBITOR (PPI) ANTI INFLAMASI NON-STEROID
(AINS)
Tetrasiklin, Omeprazoe,
Ibuprofen dan
klindamisin, lansoprazole,
naproxen
sulfonamida pantoprazole
LANJUTAN…

04 05 06

OBAT ANTIHIPERTENSI ANTASIDA (MENGANDUNG LAKSAN/LAKSATIVE


MAGNESIUM)
ACE-Inhibitror magnesium Bisakodil, giserin,
karbonat, Na dokusat
hidroksida, dan
trisilikat
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1 2 3
Pencegahan Diare dapat diupayakan Menghentikan makanan Jika muntah dan tidak bias
melalui berbagai cara umum dan padat selama 24jam dan dikontrol dengan antiemetic,
khusus/imunisasi. Termasuk cara menghindari produk makanan tidak diberikan
umum antara lain adalah mengandung susu. Jika melalui mulut. Pemberian
peningkatan higiene dan sanitasi terjadi mual dan muntah makanan lunak dimulai seiring
karena peningkatan higiene dan sedang, diet residu rendah adanya penurunan Gerakan
sanitasi dapat menurunkan insiden yang mudah dicerna selama peristaltik usus dan rehidrasi
diare, jangan makan sembarangan 24 jam. dan pemberian air dan
terlebih makanan mentah, elektrolit.
mengonsumsi air yang bersih dan
sudah direbus terlebih dahulu,
mencuci tangan setelah BAB dan
atau setelah bekerja.
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Antimotilitas (Difenoksilat, Loperamid, Paregoric, Tinctur opium, Difenoxin)
Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler, turunan opioid menunda isi transit intraluminal atau
meningkatkan kapasitas saluran cerna, memperpanjang waktu kontak dan
absorpsi. Pada diare akut obat-obat anti motilitas perannya sangat terbatas
sebagai tambahan pada terapi penggantian cairan dan elektrolit.

2. Adsorben (Kaolin pektin, polikarbofil, attapulgite)


Adsorben digunakan untuk meringankan gejala, tetapi kerja tidak spesifik,
sehingga dapat mengabsorpsi nutrisi, toksin, obat dan getah pencernaan. Adsorben
seperti kaolin, tidak dianjurkan untuk diare akut.
LANJUTAN...

3. Antisekresi (bismuth salisilat, Enzim (lactase), Lactobacillus)


Bismuth salisilat mempunyai efek antisekresi, antiinflamasi dan
antibakteri.

4. Okterotid
Okterotida dapat menghambat pelepasan serotonin dan peptide aktif lain
serta efektif dalam mengontrol diare yang disebabkan tumor.

5. Antikolinergik
Anntikolinergik menghambat vegaltone dan memperpanjang waktu transit
saluran cerna.
LANJUTAN...

5. Kemoterapetik (antibiotika)
Antibiotic dapat menyembuhkan diare jika organisme penyebab
diare peka terhadap antibiotic tersebut Walaupun pada umumnya
obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa pengecualian
dimana obat antimikroba diperlukan pada diare yag disebabkan
oleh infeksi beberapa bakteri dan protozoa. Pemberian antimikroba
dapat mengurangi parah dan lamanya diare dan mungkin
mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi digunakan untuk
terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab diare dengan
antibiotika (metronidazole, kloramfenikol, ciprofloxacin, dan
kotrimixazol)
Tatalaksana Diare Pada
1. Rehidrasi menggunakan Oralit
Balita Adalah LINTAS
osmolalitas rendah
DIARE (Lima Langkah
Tuntaskan Diare) 2. Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan
Rehidrasi bukan satu-satunya cara
untuk mengatasi diare tetapi Makanan
memperbaiki kondisi usus serta 4. Antibiotik Selektif
mempercepat 5. Nasihat kepada orang
penyembuhan/menghentikan diare
dan mencegah anak kekurangan gizi
tua/pengasuh
akibat diare juga menjadi cara untuk
mengobati diare. Adapun program
LINTAS DIARE yaitu:
DIARE
DIARE
DIARE
CONTOH KASUS!
Bapak BB (40 tahun) menderita diare. Selama seharian
buang air besar (BAB) sebanyak 3 kali, mencret dan
berlendir. Dia juga mengeluhkan mules diperutnya. Hasil
pemeriksaan fisik:
TD : 117/80 (normal 120/80)
Nadi : 70x/menit (normal 60-100x/menit)
Tugor kulit : normal
Suhu badan : 37,5° C (normal 37° C)
Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan adanya
leukosit dalam tinjanya.
Riwayat alergi : golongan betalaktam dan turunannya.
PENYELESAIAN CONTOH KASUS
S A

SUBJECTIVE ASSESSMENT

MENGGUNAKAN
O METODE S.O.A.P P

OBJECTIVE PLANNING

Saturn is the ringed


planet
PENYELESAIAN CONTOH KASUS

SUBJECTIVE OBJECTIVE

TD : 117/80 (normal 120/80)


Bapak BB 40 thn mengeluh selama
sehariaan buang air besar (BAB) sebanyak 3 Nadi : 70x/menit (normal 60-100x/menit)
kali, mencret dan berlendir
Tugor kulit : normal
Suhu badan : 37,5° C (normal 37° C)
SUBJECTIVE Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan
adanya leukosit dalam tinjanya
PENYELESAIAN CONTOH KASUS

ASSESSMENT PLANNING

Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan Oralit 400ml setiap setelah BAB hingga
laboratorium pasien mengalami dare spesifik konsistensi tinja pasien normal.
yang mana adanya infeksi yang diakibatkan tablet ciprofloxacin, 500 mg 2x sehari
karena adanya bakteri, parasit dan virus yang selama 5 hari, diminum sebelum makan.
dapat didiagnosa karena adanya leukosit dalam
tinja pasien. Diare yang diderita pasien
memperbanyak meminum air putih
merupakan diare akut yang mana kejadiannya menjaga kebersihan makanan dan minuman
mendadak dan pasien mengalami kurang dari 2 yang dikonsumsi.
minggu. Pasien tidak mengalami dehidrasi
karena tidak adanya keluhan yang menandakan
menghindari soda dan minuman tinggi kadar
glukosa.
pasien termasuk kategori dehidrasi.
TERIMAKASIH!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai