Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI FARMAKOLOGI

KELOMPOK 2
LAKSANSIA
• Obat Pencahar (laksansia) adalah :
Obat yang dapat mempercepat gerakan
peristaltik usus, sehingga terjadi defekasi dan
digunakan pada konstipasi yaitu keadaan
susah buang air besar.
PENGGOLONGAN LAKSANSIA
Berdasarkan kerjanya, obat pencahar dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:
• Kelompok pembentuk massa dalam usus
Golongan obat laksansia yang memperbesar volume
isi usus, dibedakan menjadi 3 macam:
– Yang dapat menahan air di dalam usus, seperti 
magnesium sitrat, natrium sulfat, natrium fosfat dan
garam magnesiumsulfat.
– Yang mengembang, misalnya agar-agar, CMC
(karboksimetilsellulose), dan tilose (metilsellulose)
• Kelompok hiperosmotik
Seperti laktulosa dan garam magnesium.
• Kelompok lubrikan atau pelumas
Zat ini akan melicinkan tinja sehingga mudah
dikeluarkan, seperti minyak mineral (paraffin
liquidum).
• Kelompok stimulan
Merupakan suatu surfactant yang dapat
menurunkan tegangan permukaan seperti
fenoftalein dan bisakodil.
Jenis obat laksansia
1.   Fenolftalein
• Cara kerja obat: Bekerja 4 – 8 jam setelah pemberian¬nya,
tanpa menyebabkan sakit perut atau kejang. Dikeluarkan
melalui urin dan menyebabkan urin berwarna merah.
Relatif tidak toksik. Pada dosis berlebihan menimbulkan
diane hebat sehingga kehilangan elektrolit dan cairan. 
• Efek yang tidak diinginkan: Alergi, berupa erupsi, urtikaria
dan pigmentasi kulit.
• Aturan pemakaian: 100 – 200 mg; diberikan pada malam
hari sebelum tidur.
2.   Bisakodil
• Cara kerja obat: Bekerja langsung pada dinding usus
besar dengan memperkuat peristaltik-¬nya. Pada
penggunaan oral, efek pencahar terlihat setelah
kurang Iebih 7 jam. Sedangkan pada penggunaan
secara rektal kurang lebih setelah 30 menit. 
• Efek yang tidak diinginkan: -Kejang penut,
(penggunaan melalui oral)-Merangsang selaput
lendir nektum (penggunaan melalui dubur). 
• Aturan pemakaian: – pen oral (tablet): 5 mg
sebelum tidur 1 – 2 tablet; – pen rektal: 10 mg
suppositonia pada pagi hari.
4.   Glikosida Antrakinon
• Cara kerja obat: Efek pencahar terlihat setelah 6 jam. Zat
aktifnya dapat ditemukan dalam ASI, sehingga
mempengaruhi bayi yang disusui. Bila menggunakan zat
 ini, maka tinja dan urin yang keluar berwarna kuning
sampai merah. Zat ini terdapat dalam tanaman Cascara
sagrada, Sennae, Rhei radix, Aloe, dan Dantron.
5.   Laktulosa
• Cara kerja obat : Zat ini dalam usus menghasilkan asam
organik yang menstimulir peristaltik usus dan menahan
air dengan jalan osmosis, sehingga tinja menjadi lunak.
Efek pencahar terlihat sesudah 2 – 3 hari.
• Aturan pemakaian: 7 – 10 g, kadang-kadang diperlukan
dosis awal 40 g/.
laktulosa
6.   Agar-agar
• Cara kerja obat: Merupakan koloid hidrofil, banyak
mengandung hemiselulosa yang sulit di cerna sehingga
merangsang peris¬taltik usus dan dapat melunakkan tinja. 
• Aturan pemakaian: 4 -16g. 
7.   Metilselulosa
• Cara kerja obat: Dalam cairan usus bahan obat ini akan
mengembang, membentuk gel emolien atau larutan kental
yang dapat melunakkan tinja. Efek pen¬cahar terlihat
setelah 12-24 jam. Efek maksimal terjadi setelah beberapa
hari pengobatan.
• Efek yang tidak diinginkan: Obstruksi usus dan esofagus.
• Aturan pemakaian: – Dewasa: 2-4 kali, 1,5 g/hari.
– Anak-anak: 3 – 4 kali, 500 mg/hari.
8.   Garam lnggris/garam magnesium = MgSO4
• Cara kerja obat: Zat ini diabsorpsi melalui usus kurang
lebih 20% dan diekskresi melalui ginjal; efek pencahar
terlihat setelah 3 – 6 jam.
• Hal yang perlu diperhatikan: Tidak dianjurkan digunakan
bagi penderita gagal ginjal, karena dapat menyebabkan
dehidrasi, hipotensi dan kelumpuhan otot pernafasan
9.   Dioktil Natrium Sulfosuksinat
• Cara kerja obat: Zat ini berfungsi untuk menurunkan
tegangan permukaan, sehingga mempermudah penetrasi
air dan lemak. Tinja menjadi lunak setelah 24 – 48 jam.
• Efek yang tidak diinginkan: Kolik usus, mual, muntah,
diare.
10.   Parafin Cair
• Cara kerja obat: Zat ini bersifat mengurangi absorpsi
vitamin yang larut dalam lemak.
• Hal yang perlu diperhatikan: Dapat menyebabkan radang
kronik oleh karena itu tidak dianjurkan untuk digunakan.
• Aturan pemakaian: Oral 15-45 ml, diberikan pada malam
hari sebelum tidur. 
11.   Gliserin
• Cara kerja obat:
• Berfungsi menarik air dalam makanan, sehingga
merangsang rektum untuk berkontraksi dan juga sebagai
pelicin dan melunakkan tinja, sehingga tinja mudah keluar.
Digunakan sebagai obat luar dalam bentuk semprot.

Anda mungkin juga menyukai