Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu
keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia,
kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang.
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat
diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan
maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan
dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan
dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan
keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan
untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau
menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam
praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge).
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan
pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai
kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu
terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Masalah yang muncul
adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja
teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory
of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada
tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat
terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut
Imogene King ?
2. Apa saja asumsi model konsep dan teori keperawatan menurut
Imogene King ?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan menurut Imogene
King ?
4. Bagaimana aplikasi teori Imogene King dalam proses keperawatan ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori Imogene King ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gambaran model konseptual keperawatan
menurut Imogene King
2. Untuk mengetahui apa saja asumsi model konsep dan teori
keperawatan menurut Imogene King
3. Untuk mengetahui apa saja model konsep dan teori keperawatan
menurut Imogene King
4. Untuk mengetahui aplikasi teori Imogene King dalam proses
keperawatan
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Imogene King
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene


King
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam
keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa
teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-
alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran
kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King
memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) pada tahun 1971 yang terdiri atas tiga
sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari
King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada
perkembangan teori pencapaiantujuan (King,1981 dalam
Christensen J.P, 2009). King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka
kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan.
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai
sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus
pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan
keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok
dalam memelihara kesehatannya.
Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri
dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting
Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).
B. Asumsi Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut
Imogene M. King
1. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
a. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses
interaksi antara klien dan perawatyang selama pengkajian ,
pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan
tujuan dicapai.
b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem
personal) ataukelompok (sistem interpersonal) yang tidak
mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika
berinteraksi dengan lingkungan.
c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan
individu untuk melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari
dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang
dinamis dalam penyesuaian terus-menerusterhadap stresor
lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber
yangoptimum.
d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan
setiap sistem sosial dalam masyarakat ; sistem sosial adalah
kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial,
integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit,klinik,
lembaga komunitas, dan industri.
2. Asumsi-Asumsi Teori Imogene King
King mengasumsikan model konsep dan teori
keperawatan secara eksplisit maupun implisit.
a. Asumsi eksplisit
1) Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari
manusia dan lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan
manusia.
2) Individu adalah sosial, rasional, reaksi,
penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
3) Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan,
kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.
4) Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat
keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan,
dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak
keperawatan.
5) Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah
memberikan informasi kepada individu tentang semua
aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambil keputusan.
6) Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima
pelayanan mungkin tidak sama.
b. Asumsi implisit
1) Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses
keperawatan.
2) Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu
berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan
keputusan.
3) Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang
dirinya sendiri.
4) Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak
pelayanan kesehatan.

C. Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga


Sistem
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem
terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah
persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan
perkembangan (growth and development), citra diri (body
image, ruang (space), dan waktu (time).
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang
dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang
lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar
belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi
adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua
orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-
benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang
berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis,
sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan
perilaku manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara
yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu
bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang
berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan
sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang
dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi
diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana
orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk
penampilanya.
e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep
ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan
tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap
situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang
ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang
disebut territory dan perilaku orang yang menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian
dengan kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap
orang
2.  Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh
interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD,
tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP.
Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat
diobservasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal
balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses
dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon,
televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal,
situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak
maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-
ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat
penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak,
postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu
mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka.
Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau
rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana
seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain
sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi
perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di
sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan
hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada
situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang
dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya
untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress
adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang
terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya
bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas
peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan
untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara
praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan
dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan
aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal
seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa
wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar
belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi
definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan
sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh
sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada
tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk
mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal,
individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi
ketergantungan, dan dapat diubah. King mendefinisikan status
sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan
mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa,
tugas-tugas, dan kewajiban.
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara
perawat dan pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan
pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain,
demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan
perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu
pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif
terhadap lingkungan.

D. Aplikasi Teori Imogene King dalam Proses Keperawatan

Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan


pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan
interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada
kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat
digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan
pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik
klinik adalah (Meleis, 1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan
lingkungankerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
Teori Imogene King dalam Proses Keperawatan yaitu :

1.  Pengkajian

a.  Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat


membawa  pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien
membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang
menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,
diantaranya adalah :
1) Tingkat tumbuh kembang.
2) Pandangan tentang diri sendiri.
3) Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi
data terhadap status kesehatan.
4) Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan
persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
5) Sosialisasi
2.  Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan
diagnosa keperawatan.
3.  Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalah tersebut dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan
tujuan dan membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab
4.  Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual
untuk mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5.  Evaluasi
a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang
dicapai.
b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan
keefektifan proses keperawatan tersebut.

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Imogene King


1. Kelebihan
a) Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini
dapatdipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian
besar phenomena dalam keperawatan.
b) Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan.
c) Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan
bersama,mengambil keputusan , dan interaksi untuk mencapa tujuan
klien.
d) Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan
e) Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
f) Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan
2. Kekurangan
a) Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep
mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
b) Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang
akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien
yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu
saja.
c) Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam
penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi,
misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten
dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru
lahir, dan pasien psikiatrik.
BAB III

CONTOH APLIKASI TEORI KING PADA PRAKTEK KEPERAWATAN

A. Gambaran Kasus
Vita adalah seorang mahasiswa berumur 19 tahun. Orang tuanya
sudah bercerai ketika vita berusia 10 tahun, sekarang ia tinggal bersama
ibunya yang bekerja sebagai Direktur sebuah perusahaan Fashion terbesar
terkenal di Asia. Dirumah ia hanya bisa berinteraksi dengan pembantu,
sopir, dan tukang kebunnya karena ibunya sering bepergian keluar negeri.
Di Kampus pun ia tidak mempunyai seorang sahabat, ia berinteraksi
dengan teman-temannya hanya seperlunya saja. Ia merasa hidupnya tidak
sesempurna teman-temannya yang mempunyai kebahagiaan lengkap
dengan adanya perhatian dari kedua orang tua.
Setiap hari ia berangkat ke kampus pukul 8 pagi dan pulang
kerumah larut malam. Ia tidak pernah memperhatikan kesehatan dirinya
sendiri karena ia ingin adanya perhatian dari orang lain terutama kedua
orang tuanya, sehingga badannya pun kurus. Suatu ketika ia ditemukan
dengan keadaan tidak sadarkan diri oleh supirnya, diduga ia telah
mengkonsumsi obat penenang dalam jumlah yang berlebihan, kemudian
sang sopir pun membawanya ke rumah sakit. Dirumah sakit ia hanya diam
dan menangis, kemudian setelah seorang perawat melakukan pendekatan
akhirnya ia mau berinteraksi dan ia mengaku bahwa ia merasa kesepian.
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Tingkat tumbuh kembang
Pasien mengalami penurunan berat badan dikarenakan kurangnya
perhatian dari diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.
b. Pandangan tentang dirinya sendiri
Pasien merasa kesepian dan merasa tidak sesempurna orang lain
c. Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data
terhadap status kesehatan
 Orangtuanya sudah bercerai ketika dia berumur 10 tahun
 Dia hidup dengan ibunya yang sangat sibuk dengan
pekerjaannya
d. Pola komunikasi diperlukan untuk memverifikasi keakuratan persepsi,
untuk interaksi dan transaksi.
 Perawat melakukan pendekatan terhadap pasien. Adanya aksi
dan interaksi antara perawat dan pasien( hubungan
interpersonal)
 Akhirnya pasien mengaku bahwa ia merasa kesepian
e. Sosialisasi
 Berinteraksi dengan pembantu, sopir, dan tukang kebunnya
 Ia tidak mempunyai sahabat, ia berinteraksi dengan temannya
hanya seperlunya saja.
2. Diagnosa
a. Resiko tinggi mencederai diri berhubungan dengan harga diri rendah,
koping individu tidak efektif
b. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan depresi.
3. Intervensi
a. Klien terlindungi dari upaya mencederai diri sendiri atau bunuh diri
b. Klien mampu mengembangkan diri
c. Klien mampu membina hubungan teraupetik dengan perawat
d. Klien mampu untuk melakukan hubungan interpersonal
4. Implementasi
a. Rawat klien dirumah sakit bila ada resiko bunuh diri yang tinggi.
Secara terus menerus evaluasi klien terhadap kemungkinan melakukan
bunuh diri.
b. Bantu klien untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
c. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan
bersifat empati. Mawas diri dan dapat mengendalikan perasaan dan
reaksi diri perawat sendiri
d. Kaji kemampuan klien untuk bersosialisasi dan dukungan yang
diperlukan serta kinat klien. Beri umpan balik dan pujian terhadap
kemampuan klien dalam melakukan hubungan interpersonalnyang
efektif. Beri dorongan kepada klien untuk meningkatkan hubungan
sosialnya dalam lingkungan yang lebih luas.
5. Evaluasi
 Maslah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan
interpersonal dapat digali
 Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak
 Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri
telah dilakukan
 Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik
oleh klien.
C. Masalah
Setelah mengaplikasian proses keperawatan menurut imogene king
dari mulai tahap pengkajian sampai dengan evaluasi, kami menemukan
masalah yaitu sulitnya menyesuaikan konsep pengkajian imogene king.
Karena dalam konsep pengkajian umum terdapat beberapa poin yang harus
dikaji semisal riwayat kesehatan dahulu dan sekarang, riwayat keluarga
dan sebagainya, sedangkan dalam konsep pengkajian imogene king hanya
beberapa yang harus dikaji seperti tingkat tumbuh kembang, pandangan
terhadap diri sendiri, persepsi, pola komunikasi dan sosialisasi
D. Pemecahan Masalah
Seharusnya konsep king ini perlu ditambahkan khususnya dalam
pengkajian data identitas, riwayat kesehatan dan lain-lain seperti yang
terdapat dalam pengkajian umum keperawatan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan:
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu
dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat
kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan
dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku
yang sesuai dengan kondisi keperawatan. Konseptual system king memandang
keperawatan sebagai profesi yang membantu menyediakan layanan untuk
memenuhi kebutuhan sosial. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka
kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya merupakan sistem terbuka yang
secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia sebagai individu,
dalam hal ini sebagai pasien dapat melakukan penyesuaian terhadap stressor
internal maupun eksternal dalam rentang sehat sakit dengan menggunakan
sumber-sumber yang dimiliki perawat untuk mencapai kesehatan optimal.
B.     Saran:
Kita sesama manusia harus saling berinteraksi agar mancapai tujuan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai