MAKALAH TOKSIKOLOGI
“DEXTROMETHORPAN”
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Toksikologi
DOSEN PEMBIMBING :
Setiyo Budi Santoso, M.Farm, Apt
Disusun oleh :
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Wassalam’alaikum Wr.Wb.
Dextromethorphan HBr adalah salah satu obat batuk antitusif yang telah banyak
digunakan di dunia sejak tahun 1958 untuk menggantikan penggunaan kodein fosfat dan
banyak dijumpai pada sediaan obat batuk dan flu. Nama dagang Dextromethorphan HBr
di Indonesia saat ini ada berbagai macam, misalnya Anakonidin, Decolsin, Mixadin,
Siladex, Ultragrip dll, serta telah tercatat dalam Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia
volume 42 tahun 2007 ada 77 merk obat yang mengandung Dextromethorphan HBr
(Nina, 2010). Saat ini terdapat lebih dari 140 versi Dextromethorphan HBr tersedia untuk
dijual atas counter di Amerika Serikat (Miller, 2011).
Pada tahun 2006 sekitar 4-6 persen dari remaja dikedelapan, kesepuluh, dan
kedua belas di Amerika Serikat dilaporkan menggunakan Dextromethorphan HBr, untuk
membuat keadaan pikiran gembira (Miller, 2011).Remaja merupakan kelompok risiko
tinggi terhadap penyalahgunaan obat, dan dapat menimbulkan keadaan yang
membahayakan/mengancam masyarakat (Afandi dkk, 2009).
Namun setelah keluarnya surat edaran dari Badan POM RI pada Juni 2014 yang
berdasarkan atas keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.
HK.04.1.35.06.13.3534 tahun 2013 tentang pembatalan izin edar obat mengandung
dekstrometorfan sediaan tunggal, peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI No. 3 tentang perubahan atas peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan No.HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011 dan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan tahun 2011 tentang kriteria dan tata cara penarikan obat yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan, maka produksi dan peredaran
dekstrometorfan dalam sedian tunggal di Indonesia di hentikan (BPOM RI, 2012)
1.3. Tujuan
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA