PENDAHULUAN
Anestesi Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos,
Trias anestesi
Analgesia
Relaksasi otot
ANESTESI UMUM
Syarat
Memberi induksi yang halus dan cepat.
Timbul situasi pasien tak sadar atau tak berespons
Timbulkan keadaan amnesia
Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi bukan otot pernapasan.
Hambatan persepsi rangsang sensorik sehingga timbul
analgesia yang cukup untuk tindakan operasi.
Memberikan keadaan pemulihan yang halus cepat dan tidak
menimbulkan ESO yang berlangsung lama.
Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak dekompresi kordis derajat III -IV, AV blok derajat
Metode pemberian
Perenteral (Intravena, Intramuscular)
perektal (melalui anus) bayi & anak
Perinhalasi
Stadium anestesi
Stadium 1 analgesia sampai kehilangan kesadaran
stadium 2 sampai respirasi teratur
stadium 3 dan stadium 4 sampai henti napas dan heni
jantung.
Teknik Intubasi
1. Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkap
2. Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin fasikulasi (+)
3. Bila fasikulasi (-) ventilasi dengan O2 100% selama kira - kira 1 mnt
4. Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, tangan kanan mendorong
kepala sedikit ekstensi mulut membuka
5. Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit
demi sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser lidah kekiri
6. Cari epiglotis tempatkan bilah didepan epiglotis (pada bilah bengkok)
atau angkat epiglotis ( pada bilah lurus )
7. Cari rima glotis ( dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar )
8. Temukan pita suara warnanya putih dan sekitarnya merah
9. Masukan ET melalui rima glottis
10. Hubungkan pangkal ET dengan mesin anestesi dan atau alat bantu napas
( alat resusitasi )
Anestetik inhalasi
N2O
Halotan
Isofluran
Sevofluran
Aldrete Score
Nilai Warna
Merah muda, 2
Pucat, 1
Sianosis, 0
Pernapasan
Dapat bernapas dalam dan batuk, 2
Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1
Apnoea atau obstruksi, 0
Sirkulasi
Tekanan darah menyimpang <20% dari normal, 2
Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal, 1
Tekanan darah menyimpang >50% dari normal, 0
Kesadaran
Sadar, siaga dan orientasi, 2
Bangun namun cepat kembali tertidur, 1
Tidak berespons, 0
Aktivitas
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2
Dua ekstremitas dapat digerakkan,1
Tidak bergerak, 0
Jika jumlahnya > 8, penderita dapat dipindahkan ke
ruangan
ANESTESI REGIONAL
dan kaudal
Blok perifer (blok saraf) anestesi topikal, infiltrasi
Indikasi:
Bedah
ekstremitas bawah
Bedah panggul
Tindakan sekitar rektum perineum
Bedah obstetrik-ginekologi
Bedah urologi
Bedah abdomen bawah
Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya dikombinasikan dengan
anestesi umum ringan
menolak
Infeksi pada tempat suntikan
Hipovolemia berat, syok
Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan
Tekanan intrakranial meningkat
Fasilitas resusitasi minim
Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi.
sistemik
Infeksi sekitar tempat suntikan
Kelainan neurologis
Kelainan psikis
Bedah lama
Penyakit jantung
Hipovolemia ringan
Nyeri punggung kronik
Perpotongan
Sterilkan
alkohol.
Beri
Cara
3. Anestesi kaudal
Indikasi
Bedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya
hemoroid, fistula paraanal.
Kontra indikasi
Seperti analgesia spinal dan analgesia epidural.
daerah servikal.
Tanda-tanda klinis:
Tangan kesemutan
Lidah kesemutan
Napas berat
Mengantuk kemudian tidak sadar
Bradikardi dan hipotensi berat
Henti napas
Pupil midriasis
Anestesi Lokal
Obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada
membran mukosa
Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu
yang yang cukup lama
Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap
pemanasan.
Infiltrasi Lokal
Penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan
sekitar tempat lesi
Blok Lapangan (Field Block)
Infiltrasi sekitar lapangan operasi (contoh, untuk
ekstirpasi tumor kecil)
Analgesia Permukaan (Topikal)
Obat analgetika lokal dioles atau disemprot di atas selaput
mukosa
TERIMA KASIH