Anda di halaman 1dari 31

Spesialite

Obat Konstipasi
Konstipasi
Konstipasi adalah gejala saluran
cerna yang ditandai frekuensi buang
air besar jarang, kesulitan dalam
evakuasi feses, disertai rasa nyeri
dan konsistensi feses keras.
Konstipasi yang cukup hebat
disebut juga dengan obstipasi.
Dan obstipasi yang cukup parah
dapat menyebabkan  kanker
 usus yang berakibat fatal bagi
penderitanya.
Keadaan Konstipasi
EPIDEMIOLOGI
• Epidemiologi konstipasi di Indonesia masih belum diketahui dengan
jelas. Prevalensi rata-rata keluhan konstipasi pada pasien dewasa di
seluruh dunia adalah 16%, sedangkan pada pasien anak adalah 12%.
• Suatu systematic review melaporkan prevalensi konstipasi semakin
meningkat pada usia 60-110 tahun yaitu 33.5%, dan lebih tinggi pada
jenis kelamin perempuan.
• Distribusi geografik konstipasi bervariasi dengan prevalensi tertinggi
di Afrika Selatan sebesar 29.2% dan prevalensi terendah di Italia
sebesar 0.7%.
• Prevalensi konstipasi pada masyarakat Asia seperti China, Korea,
Hongkong dan India bervariasi antara 8.2% sampai 16.8%.
• Suatu penelitian di Jakarta pada tahun 1998 – 2005, melaporkan
bahwa dari 2.397 pemeriksaan kolonoskopi, sebanyak 9% diantaranya
dilakukan atas indikasi konstipasi, dimana penderita wanita lebih
banyak dari pria.
TANDA DAN GEJALA
• Gejala konstipasi kronis, diantaranya adalah:Buang air besar kurang dari
tiga kali dalam seminggu
• Memiliki tinja yang keras dan kering
• Mengejan untuk buang air besar
• Merasa seolah-olah ada penyumbatan di rektum Anda yang mencegah proses
buang air besar
• Merasa feses tidak dapat dikeluarkan sepenuhnya dari dubur
• Membutuhkan bantuan dalam proses buang air besar, seperti harus
menekan perut atau menggunakan tangan untuk menghilangkan feses dari
dubur.
• Perasaan begah saat setelah buang air besar
• Perdarahan pada dubur atau lecet karena feses yang keras.
• Perforasi kolon, tetapi kondisi ini jarang terjadi.
• Stres secara psikologis dan/atau obsesi dengan buang air besar.
• Konstipasi dikatakan kronis apabila mengalami 2 atau lebih dari gejala
diatas selama kurang lebih 3 bulan.
Penggolongan Obat
1.
Pembentuk Massa Feses

Jenis obat laksatif yang pertama adalah jenis pembentuk massa feses. Kandungan
bahan aktif yang memiliki efek laksatif jenis ini adalah Ispaghula sekam. Nama
merk obat yang mengandung ispaghula sekam adalah Mulax.

Cara kerja
Cara kerja obat laksatif adalah dengan cara meningkatkan massa feses.
Peningkatan massa feses ini kemudian akan merangsang gerak peristaltik usus.
Efek laksatif jenis ini membutuhkan waktu beberapa hari.

Indikasi
Apabila memiliki masalah sembelit atau susah buang air besar karena feses
sedikit dan keras maka bisa menggunakan obat pencahar laksatif jenis ini.
Laksatif jenis pembentuk massa feses ini dapat meningkatkan massa feses.
Indikasi penggunaan obat laksatif jenis pembentuk massa feses juga bisa
diberikan kepada pasien-pasien yang akan menjalani penanganan diare kronis,
kolostomi, ilestomi, hemoroid, atau fisura ani.
Kontraindikasi
Pasien yang mengalami kesulitan menelan sebaiknya tidak menggunakan obat laksatif jenis pembentuk
massa feses. Selain itu, kontraindikasi juga berlaku bagi pasien yang mengalami obstruksi ususdan atoni
kolon.
Bentuk sediaan
Bentuk sediaan dari laksatif yang dapat membentuk massa otot adalah bersifat serbuk. Setiap satu
sachet obat Mulax memiliki kandungan ispaghula sekam sebanyak 7 gram.
Manfaat
Manfaat obat pencahar laksatif jenis pembentuk massa feses ini sama seperti manfaat serat makanan
di dalam saluran cerna. Laksatif jenis ini dapat menambah meningkatkan dan membentuk massa feses
sehingga terangsang untuk buang air besar. Selain itu, manfaat obat pencahar ini juga dapat membantu
pemeriksaan pasien-pasien dengan kondisi diare kronis, kolostomi, ilestomi, hemoroid, dan fisura ani.
Dengan begitu, masalah pasien akan segera teratasi.
Dosis
Dosis obat Mulax atau yang mengandung bahan aktif Ispaghula sekam bagi orang dewasa adalah
sebanyak 1 sachet dalam sehari di dalam satu gelas air. Informasi mengenai dosis tersebut merupakan
dosis terbagi 1 hingga 3 kali. Pada anak di atas usia 6 tahun maka dosisnya adalah setengah dari dosis
orang dewasa. Ini dikarenakan pencernaan anak-anak belum sekuat pencernaan orang dewasa. Anda
dapat menggunakannya obat ini sebelum maupun setelah makan.
Efek Samping
Setiap obat umumnya memiliki efek samping tertentu. Penggunaan obat laksatif dapat mengakibatkan
perut kembung, perut tegang, obstruksi saluran cerna, dan hipersensitivitas.
Informasi tambahan
Sebaiknya obat ini tidak diberikan saat menjelang tidur. Jenis pencahar laksatif ini dapat mengembang
bila terkena air. Oleh karena itu, sebaiknya hati-hati jika meminum obat ini bersama air.
2. Stimulan
Ada pula obat laksatif jenis stimulan. Kandungan bahan aktif yang memiliki efek
laksatif stimulan di antaranya adalah bisakodil, dantron, gliserol, natrium dokusat,
dan natrium pikosulfat. Berikut ini adalah informasi penting yang perlu Anda
ketahui mengenai laksatif jenis stimulan.
Cara kerja
Obat laksatif stimulan bekerja dengan cara merangsang usus. Rangsangan yang
diberikan memiliki tujuan, yaitu untuk meningkatkan motilitas usus. Namun, perlu
diingat hal ini akan menyebabkan kram perut.
Indikasi
Indikasi penggunaan obat pencahar laksatif jenis stimulan berbeda-beda
tergantung bahan aktifnya. Penggunaan obat laksatif yang berbahan bisakodil
diperuntukkan bagi pasien yang mengalami konstipasi dan pasien yang akan
menjalani prosedur bedah dan radiologi. Pemakaian laksatif stimulan dengan
kandungan dantron hanya untuk konstipasi pada pasien yang mengalami sakit parah.
Berbeda dengan dantron, obat laksatif berbahan gliserol dan natrium dokusat
memiliki indikasi berupa konstipasi. Pada obat pencahar laksatif stimulan dengan
kandungan natrium pikosulfat baru bisa digunakan oleh pasien-pasien yang
mengalami konstipasi dan pengosongan usus bagi yang akan menjalani beberapa
terapi pengobatan seperti bedah, endoskopi, dan radiologi perut.
Kontraindikasi
Laksatif stimulan tidak dapat digunakan jika pasien mengalami obstruksi usus. Obat
laksatif stimulan berbahan bisakodil dan natrium pikosulfat juga tidak bisa
diberikan pada pasien dengan dehidrasi berat.
Bentuk sediaan
Bentuk sediaan obat laksatif stimulan memiliki beberapa jenis bentuk sediaan. Beberapa jenis
bentuk sediaan laksatif stimulan tersebut adalah supositoria, tablet salut selaput, dan tablet
salut enterik.
Manfaat
Manfaat laksatif stimulan adalah untuk memberikan rangsangan terhadap usus sehingga terjadi
peningkatan motilitas usus. Dengan begitu, Anda akan terangsang untuk buang air besar.
Dosis
Dosis oral untuk obat berbahan bisakodil bagi dewasa adalah 5-10 mg untuk malam hari. Apabila
diperlukan maka bisa ditingkatkan menjadi 15-20 mg. Pada anak-anak di bawah usia 10 tahun,
dosisnya adalah 5 mg. Obat berbahan bisakodil dengan bentuk sediaan suppositoria memiliki dosis
yang berbeda. Dosis dewasa adalah 10 mg di pagi hari, sedangkan untuk anak-anak dosisnya adalah
setengah dari dosis dewasa. Dosis obat laksatif stimulan dengan kandungan dantron memiliki
dosis sebanyak 25-75 mg sebelum tidur pada orang dewasa dan 25 mg sebelum tidur pada anak-
anak. Laksatif dengan bahan natrium dokusat memiliki dosis sebanyak 500 mg sehari dalam dosis
terbagi. Orang dewasa yang akan menggunakan obat laksatif stimulan berbahan natrium
pikosulfat perlu menggunakan dosis sebanyak 5-15 mg malam hari. Dosis tersebut pada anak usia
2-5 tahun adalah 2,5 mg dan pada anak usia 5-10 tahun adalah 2,5-5 mg.
Efek Samping
Efek samping yang umum dari penggunaan obat laksatif stimulan adalah kram perut. Apabila
digunakan untuk jangka panjang maka memiliki efek samping berupa diare. Obat pencahar laksatif
stimulan dengan bahan bisakodil memiliki efek samping khusus. Obat berbahan bisakodil memiliki
efek samping berupa gripping (tablet) dan iritasi lokal (supositoria). Warna urin bisa berwarna
merah jika menggunakan obat laksatif stimulan dengan bahan aktif dantron.
3. Pelunak Feses
Jenis obat laksatif selanjutnya adalah tipe pelunak feses. Bahan aktif yang
termasuk laksatif jenis ini adalah parafin cair. Simak informasi selengkapnya
mengenai obat pencahar laksatif jenis pelunak feses.
Cara kerja
Cara kerja dari obat laksatif jenis ini adalah dengan cara membuat lunak dan
melumasi feses. Sebenarnya, ada pula bahan aktif natrium dokusat yang
termasuk pencahar jenis stimulan yang memiliki efek laksatif yang dapat
melunakkan feses.
Indikasi
Penggunaan obat pencahar laksatif dengan jenis pelunak feses ini hanya
digunakan pada pasien yang mengalami masalah buang air besar atau konstipasi.
Kontraindikasi
Pasien yang memiliki usia di bawah 3 tahun tidak boleh menggunakan obat
pencahar laksatif jenis pelunak feses ini. Hal ini bertujuan untuk mencegah efek
samping yang tidak diinginkan. Sebaiknya, tidak menggunakan obat ini untuk
jangka panjang.
Bentuk sediaan
Ada tiga bentuk sediaan obat laksatif dengan bahan aktif parafin cair. Obat
pencahar laksatif tipe pelunak feses ini tersedia dalam bentuk tablet, emulsi,
dan cairan atau larutan.
Manfaat
Manfaat obat laksatif jenis ini adalah untuk
melancarkan buang air besar dan mengatasi masalah
konstipasi dengan cara melunakkan feses.
Dosis
Dosis obat laksatif berbahan parafin cair dengan
bentuk sediaan larutan adalah sebanyak 10 mL.
Penggunaan dengan dosis tersebut sebaiknya tidak
dilakukan sebelum tidur.
Efek Samping
Efek samping dari obat-obatan laksatif berbahan
parafin dapat menyebabkan lubang bokong teriritasi
jika digunakan untuk jangka panjang. Selain itu, efek
samping yang mungkin timbul seperti reaksi
granulomatosa, pnemonia lipoid dan gangguan
penyerapan vitamin-vitamin larut lemak.
4. Pencahar Osmotik
Ada pula jenis obat pencahar laksatif dengan jenis pencahar osmotik. Kandungan obat
laksatif jenis ini ada dua, yaitu garam magnesium dan laktulosa.
Cara kerja
Laksatif jenis pencahar osmotik ini bekerja dengan cara menahan cairan dalam usus
secara osmosis. Cara kerja lainnya adalah dengan memodifikasi penyebaran air yang
ada di dalam feses atau tinja.
Indikasi
Obat laksatif pencahar osmosis yang mengandung bahan aktif garam magnesium
dapat  digunakan jika pasien mengalami konstipasi dan ingin menjalani bedah atau
endoskopi. Pasien yang mengalami konstipasi atau ensefalopati hepatik baru bisa
menggunakan laksatif pencahar osmosis berbahan laktulosa.
Kontraindikasi
Obat pencahar laksatif berbahan garam magnesium tidak dapat digunakan jika pasien
memiliki penyakit saluran cerna akut. Pasien dengan kondisi galaktosemia atau
obstruksi usus tidak dapat menggunakan obat laksatif berbahan laktulosa. Bentuk
sediaan Laksatif tipe pencahar osmosis yang mengandung bahan aktif garam
magnesium umumnya tersedia dalam bentuk serbuk. Bentuk sediaan laksatif berbahan
aktif laktulosa adalah sirup.
Manfaat
Manfaat obat laksatif jenis pencahar osmosis adalah untuk mengatasi masalah susah
buang air besar dan dapat mengosong usus guna terapi pengobatan seperti endoskopi
atau bedah.
Dosis
Dosis obat berbahan garam magnesium adalah sebanyak  2-4 g di
dalam segelas air (magnesium hidroksida), sedangkan
untuk magnesium sulfat memiliki dosis sebesar 5-10 g di dalam
segelas air. Minumlah saat perut kosong. Pada obat laksatif
pencahar osmosis berbahan laktulosa, dosis orang dewasa untuk
masalah sembelit adalah 10 gram sebanyak 2 kali sehari. Dosis
untuk anak-anak di bawah 1 tahun adalah 1,5 g di dalam 25 mL
larutan dan anak usia 1-5 tahun sebanyak 3 g dalam 5 mL larutan.
Dosis obat berbahan laktulosa dengan indikasi ensefalopati
hepatik adalah 20-30 gram dengan frekuensi 3 kali sehari.
Perhatikanlah konsistensi feses karena perubahan dosis diperlukan
jika feses sudah mulai lunak.
Efek Samping
Laksatif tipe pencahar osmosis dapat menimbulkan beberapa efek
samping. Efek samping laksatif pencahar osmosis dengan bahan
aktif garam magnesium berupa kolik. Gangguan seperti kembung,
kram dan perut tidak nyaman merupakan efek samping obat
pencahar laksatif berbahan laktulosa.
Bisacodyl
Bisacodyl adalah laksatif stimulan, derivat diphenylmethane,
yang digunakan dalam tata laksana konstipasi. Bisacodyl
memiliki dua efek terapi, yaitu meningkatkan aktivitas
motorik dan meningkatkan sekresi saluran cerna.
Aktivitas motorik lebih terlihat di usus besar, tetapi juga
terjadi di usus halus walaupun tidak signifikan. Efek
sekretorik dari bisacodyl adalah dengan
mengaktifkan adenylate cyclase dan meningkatkan
prostaglandin E2 (PGE2), yang nantinya akan meningkatkan
tekanan osmotik serta menghambat absorpsi dari Na+ dan
Cl- ke dalam enterosit.
Efek samping penggunaan bisacodyl dapat
berupa nyeri abdomen, diare, gangguan keseimbangan
elektrolit, hingga hematochezia.
Bagaimana cara penggunaan
bisacodyl?
• Minum obat tablet menggunakan segelas air mineral.
• Jangan mengunyah, menghancurkan, atau membelah obat menjadi
beberapa bagian.
• Minum obat ini sesuai dengan aturan yang diberikan oleh dokter. Jika
Anda mengobati sendiri, ikuti semua petunjuk pada kemasan produk.
• Jangan menggunakannya dalam jangka waktu satu jam setelah meminum
antasid, susu atau produk susu, karena dapat merusak lapisan tablet dan
dapat meningkatkan risiko sakit perut dan mual.
• Dosis diberikan berdasarkan pada usia, kondisi medis dan respon
terhadap pengobatan. Jangan menaikkan dosis atau menggunakan obat ini
lebih sering dari petunjuk.
• Jangan gunakan obat ini untuk lebih dari 7 hari kecuali diberi petunjuk
oleh dokter. Efek samping serius bisa terjadi jika digunakan berlebihan.
• Mungkin diperlukan 6-12 jam sebelum obat ini menyebabkan buang air
besar.
• Beri tahu dokter jika kondisi tidak membaik atau memburuk, atau jika
perdarahan dari rektum terjadi. Jika Anda merasa Anda memiliki
masalah medis khusus, segera cari bantuan medis
Cara penggunaan bisacodyl rectal enema
• Obat bisacodyl yang satu ini berbentuk cair dan umumnya
dimasukkan ke dalam anus. Berikut adalah cara
pemakaiannya:
• Kocok terlebih dahulu cairan obat sebelum menggunakannya.
Bukalah penutup dari wadah obat.
• Tidurlah dengan posisi miring ke arah kiri dengan kaki kanan
Anda berada di depan dada dan tubuh Anda agak menjorok
ke depan.
• Perlahan masukkan ujung botol enema melalui anus dan
arahkan ke pusar.
• Perlahan pencet botol hingga botolnya kosong, dan keluarkan
botol dari anus.
• Untuk hasil yang maksimal, tahan cairan enema pada anus
Anda hingga 10 menit. Setelah itu Anda bisa mengeluarkan
cairannya di toilet.
Cara penggunaan bisacodyl rectal supositoria
• Obat jenis ini berbentuk padat yang dimasukkan melalui
anus. Berikut cara penggunaannya:
• Buka pembungkus supositorianya, namun jangan
menggenggam supositoria terlalu lama karena bisa leleh di
tangan Anda.
• Jika supositorianya halus, Anda bisa memasukkannya
untuk sementara waktu di dalam kulkas.
• Berbaringlah dengan posisi miring kiri dengan lutut kaki
kanan berada di depan dada. Masukkan supositoria ke
dalam anus.
• Tetaplah berbaring hingga beberapa menit sembari
menahan supositoria hingga supositoria leleh di dalam
anus.
• Gunakan satu supositoria sekali dalam satu hari.
Berapa dosis bisacodyl untuk orang
dewasa dan anak?
Dosis dewasa untuk sembelit
• Tablet: 5 hingga 15 mg diminum sekali sehari
sesuai kebutuhan
• Rectal secara enema: 10 mg dimasukkan ke
usus besar melalui anus sekali sehari sesuai
kebutuhan
• Rectal secara supositoria: 10 mg (1
suppositoria) dimasukkan ke usus besar
melalui anus sekali sehari sesuai kebutuhan
• Durasi maksimal dari penggunaan obat
adalah satu minggu.
Dosis anak-anak untuk sembelit
Tablet:
Anak usia di bawah 6 tahun: Penyesuaian dosis mungkin diperlukan; meski
begitu, belum ada aturan pasti mengenai dosis anak-anak untuk penggunaan
obat ini.
Anak usia 6-11 tahun: 5 mg diminum sekali sehari sesuai kebutuhan
Anak usia 12 tahun ke atas: 5 mg diminum sekali sehari
Durasi maksimum penggunaan obat ini adalah satu minggu.
Rectal dengan cara enema:
Anak usia di bawah 12 tahun: tidak direkomendasikan
Anak usia 12 tahun ke atas: 10 mg dimasukkan melalui anus sekali sehari
sesuai kebutuhan
Durasi maksimum penggunaan obat ini adalah satu minggu
Rectal dengan supositoria:
Anak usia di bawah 6 tahun: tidak direkomendasikan
Anak usia 6-11 tahun: 5 mg (1/2 supositoria) dimasukkan melalui anus sekali
sehari sesuai kebutuhan
Anak usia 12 tahun ke atas: 10 mg (1 supositoria) dimasukkan melalui anus
sekali sehari sesuai kebutuhan
Durasi maksimum penggunaan obat ini adalah satu minggu
Dalam dosis apakah bisacodyl tersedia?

• Enema, Rectal: • Tablet Delayed Release,


• Fleet Bisacodyl: 10 mg/30 Oral:
mL (37 mL) • Bisac-Evac: 5 mg
• Suppository, Rectal: • Bisacodyl EC: 5 mg
• Bisac-Evac: 10 mg • Correct: 5 mg
• Ducodyl: 5 mg
• Bisacodyl Laxative: 10 mg
• Dulcolax: 5 mg
• Biscolax: 10 mg
• Ex-Lax Ultra: 5 mg
• Dulcolax: 10 mg
• Fleet Laxative: 5 mg
• Laxative: 10 mg • Gentle Laxative: 5 mg
• Magic Bullets: 10 mg • Stimulant Laxative: 5 mg
• Generic: 10 mg • Womens Laxative: 5 mg
Apa saja yang harus diketahui sebelum
menggunakan bisacodyl?
Sebelum menggunakan bisacodyl, ada hal yang harus Anda ketahui dan lakukan,
seperti:
• Beri tahu dokter dan apoteker apabila Anda alergi terhadap bisacodyl, obat lain
atau kandungan pada produk ini. Periksa label atau tanyakan pada apoteker daftar
kandungan obat ini.
• Beri tahu dokter dan apoteker apa saja obat-obatan dengan atau tanpa resep,
vitamin, suplemen dan produk herbal yang sedang Anda gunakan.
• Jika Anda menggunakan antacid, tunggu hingga setidaknya satu jam sebelum
menggunakan bisacodyl.
• Beri tahu dokter jika Anda merasakan sakit perut, mual, muntah atau perubahan
pada buang air besar secara mendadak hingga lebih dari 2 minggu.
• Beri tahu dokter jika Anda sedang atau berencana hamil atau sedang menyusui.
Jika Anda hamil saat menggunakan bisacodyl, hubungi dokter.
• Bicarakan dengan dokter mengenai risiko dan manfaat dari obat ini jika Anda
berusia 65 tahun ke atas. Lansia biasanya dilarang menggunakan bisacodyl karena
tidak aman atau tidak seefektif obat lain yang dapat mengatasi kondisi yang
sama.
• Jangan memberikan obat ini kepada anak yang usianya masih di bawah dua tahun.
Kondisi kesehatan apa yang dapat
berinteraksi dengan bisacodyl?
Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa
memengaruhi penggunaan obat ini. Selalu beri tahu
dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain,
terutama:
• Radang usus buntu (appendicitis)
• Perdarahan rektum akibat penyebab yang tak
diketahui – Kondisi ini memerlukan perhatian medis
segera dari dokter
• Penyumbatan usus – Penggunaan laksatif dapat
menyebabkan masalah lain jika terdapat kondisi ini.
Laktulosa
Laktulosa adalah pencahar yang digunakan untuk
mengobati konstipasi. Mungkin dapat memperlancar
buang air besar per hari atau memperbanyak
jumlah hari Anda buang air besar. Laktulosa adalah
pengasam usus besar yang bekerja dengan
meningkatkan kadar air feses dan melembutkan
feses. Laktulosa merupakan cairan gula buatan.
Obat ini juga digunakan untuk mengobati atau
mencegah komplikasi penyakit hati (hepatic
encephalophaty)
Bagaimana cara penggunaan Laktulosa?
• Gunakan dengan cara diminum, biasanya sehari sekali untuk
konstipasi, atau sebagaimana dianjurkan oleh dokter Anda.
Apabila Anda menggunakan produk cair, untuk meningkatkan
rasa, dapat dicampur dengan jus buah, air, susu, atau makanan
penutup yang lembut. Apabila Anda menggunakan kristal dalam
kemasan, larutkan isi kemasan dalam setengah gelas air (4 oz
atau 120 ml), atau sebagaimana dianjurkan oleh dokter Anda.
• Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapat hasil terbaik.
Ingat untuk mengonsumsi pada saat yang sama tiap hari. Dosis
berdasarkan kondisi kesehatan dan respon terhadap terapi.
• Mungkin akan memakan waktu hingga 48 jam hingga Anda
merasa ingin buang air besar. Hubungi dokter Anda apabila
kondisi tidak berubah atau bertambah parah.
Bagaimana cara penyimpanan Laktulosa?
• Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan
dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan
disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari
obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan
dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
• Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke
saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk
ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau
perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana
cara aman membuang produk Anda.
Aturan Pakai Laktulosa
Dosis untuk konstipasi kronis pada orang dewasa:
• 15 ml oral sekali sehari.
• Dosis untuk konstipasi akut pada orang dewasa:
• Dosis awal: 15 ml oral sekali sehari. Terapi harus dilanjutkan
hingga buang air besar kembali berjalan dengan normal.
• Dosis untuk hepatic encepalopathy pada orang dewasa:
• Dosis awal: 30 ml oral tiga kali sehari atau
• 300 ml dalam 700 ml air atau saline normal sebagai enema diberi
tiap 30 hingga 60 menit tiap 4-6 jam.
• Dosis perawatan: 30 hingga 45 ml oral tiga kali sehari
Dosis untuk konstipasi kronis pada anak-anak:
• Anak-anak: 0.7 hingga 2 g/kg/hari (1 hingga 3 ml/kg/hari) oral
terbagi dalam beberapa dosis per hari; umumnya tidak
disarankan untuk melebihi dosis maksimal orang dewasa yaitu 40
g/hari (60 ml/hari).
Apa saja yang harus diketahui sebelum
menggunakan Laktulosa
• Perhatikan hal berikut, sebelum Anda menggunakan
laktulosa:
• Beri tahu dokter atau apoteker apabila Anda memiliki
alergi terhadap laktulosa atau obat-obatan lain
• Beri tahu dokter atau apoteker mengenai obat-obatan
resep dan nonresep yang Anda gunakan, khususnya
antacid, antibiotik termasuk neomycin (mycifradin),
dan pencahar lain
• Beri tahu dokter apabila Anda memiliki diabetes atau
memerlukan diet rendah laktosa
• Apabila Anda sedang menjalani operasi atau tes pada
kolon atau rektum, beritahu dokter bahwa Anda
menggunakan laktulosa
Apakah makanan atau alkohol dapat
berinteraksi dengan Laktulosa?
• Obat-obatan tertentu tidak boleh
digunakan pada saat makan atau saat makan
makanan tertentu karena interaksi obat
dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau
tembakau dengan obat-obatan tertentu
juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Diskusikan penggunaan obat Anda dengan
makanan, alkohol, atau tembakau dengan
penyedia layanan kesehatan Anda.
Kondisi kesehatan apa yang dapat
berinteraksi dengan Laktulosa?
• Adanya masalah kesehatan lain dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Beritahu dokter
apabila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:
• Usus buntu (atau tanda-tanda usus buntu)
• Pendarahan pada rektum karena sebab yang tidak diketahui—kondisi ini perlu penanganan
dokter segera
• Colostomy
• Penyumbatan usus
• Ileostomy—penggunaan pencahar dapat menyebabkan masalah lain apabila terdapat kondisi
ini
• Diabetes mellitus tipe 2 –pasien diabetes harus berhati-hati karena beberapa pencahar
memiliki kandungan gula yang tinggi, seperti dekstrosa, galaktosa, dan/atau sukrosa
• Penyakit jantung
• Tekanan darah tinggi—beberapa pencahar memiliki kandungan sodium yang tinggi, yang
dapat memperparah kondisi ini
• Penyakit ginjal—magnesium dan kalium (terkandung pada beberapa pencahar) dapat
menumpuk di dalam tubuh apabila terdapat penyakit ginjal; kondisi serius dapat terjadi
• Kesulitan menelan—minyak mineral tidak dapat digunakan karena dapat masuk secara tidak
sengaja ke dalam paru-paru dan menyebabkan pneumonia; juga pencahar dengan bentuk
besar dapat tersangkut di dalam esophagus pada pasien dengan kesulitan menelan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai