DISUSUN OLEH :
= 1,5 gram
Chelathing 0,1/100 x 15
NE-02 Natrium EDTA ml 15 mg
Agent
= 0,015
gram
Natrium 0,5/100 x 15
NB-03 Antioksidan ml 75 mg
Betabisulfit
= 0,075
gram
Alkalizing
1,39/100 x 208 mg
Agent dan 15
NH-04 NaHCO3 ~ 200 mg
Terapeutic ml
Agent = 0,208
gram
AQ-05 Aqua Pro Injeksi Pelarut ad 15 ml ad 15 ml
IV. Alasan Formulasi
A. Alasan bentuk sediaan
Menurut Farmakope Indonesia edisi III tahun 1979 Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau supensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melebihi kulit
atau selaput lendir. Kelebihan sediaan injeksi :
Bekerja cepat.
Dapat digunakan jika : obat rusak jika kena cairan lambung, merangsang
jika ke cairan lambung, tidak diabsorpsi secara baik oleh cairan
lambung.
Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin.
Dapat digunakan sebagai depoterapi
Pengenceran EDTA
Bobot zat 50 mg 50 mg~10 ml
Aquadest ad 10 ml 15 ~ X
NaEDTA = 15 x 10/50 = 3 ml
B. Cara Kerja
1. Seluruh alat yang digunakn disterilkan terlebih dahulu
2. Timbang bahan yang akan digunakan
3. Na EDTA diencerkan terlebih dahulu dengan aquadest 3 ml
4. Na EDTA dicampur dengan Na metabisulfit
5. Vitamin C dimasukkan dalam Erlenmeyer
6. Ditambah Aqua Pro Injeksi sampai larut
7. Ditambahkan dari campuran Na metabisulfit dan NaEDTA
8. NaHCO3 ditambahkan kedalamnya
9. Ditambahkan Aqua Pro Injeksi ad 10 ml dicek PH 6, baru ditambahkan
lagi dengan Aqua Pro Injeksi ad 15 ml
10. Campuran disaring dengan membrane filter
11. Diambil larutan sebanyak 5,3 ml kedalam vial yang ditutup alumunium foil
12. Vial ditutup dengan karet dan alumunium cap
VIII. Hasil Pengamatan
LAMPIRAN KETERANGAN
Penimbangan bahan
IX. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan injeksi vitamin C yang merupakan
sediaan steril berupa injeksi yang mengandung 10% asam askorbat yang diberikan
melalui intravena, sehingga zat aktif dapat segera masuk ke dalam sirkulasi darah
sebagai penambah vitamin C.
Suatu bahan dapat dinyatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup
yang patogen maupun yang tidak, baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam
bentuk tidak vegetatif (spora) (Anief, 2005). Pirogen merupakan produk
metabolisme dari suatu mikoorganisme. Secara kimiawi, pirogen merupakan suatu
zat lemak yang berhubungan dengan molekul pembawa yang biasanya
polisakarida. Efek adanya pirogen ini menghasilkan kenaikan tubuh yang nyata,
demam, sakit badan, vasokonstriksi pada kulit dan kenaikan tekanan dalam arteri
(Lachman dkk, 2008).Formulasi yang akan digunakan mengacu pada formulasi
yang ada di literatur dan dipilih formula mana yang lebih baik dan lebih mudah
untuk dikerjakan. Formula yang digunakan adalah:
R/ Asam Askorbat
10% Na EDTA
0,1%
Na metabisulfit 0,5%
NaHCO3 1,39 %
Aqua P.I ad 5 ml
Dalam pembuatan sediaan injeksi ini, digunakan Vitamin C sebagai bahan aktif
dari sediaan. Vitamin C diindikasikan sebagai pencegahan dan pengobatan skorbut
atau defisiensi Vitamin C. Eksipien yang digunakan pada sediaan ini berupa Na
EDTA, Na Bisulfat, dan Natrium Asetat, dengan variasi konsentrasi yang berbeda
untuk Na EDTA dan NaHCO3 . Adanya ion logam pada vial mampu mengkatalis
reaksi penguraian vitamin c menjadi bentuk yang tidak stabil. Oleh karena itu,
ditambahkan Na EDTA sebagai bahan penghelat untuk mengikat ion logam yang
kemungkinan berasal dari botol vial dan membentuk senyawa kompleks. Natrium
metabisulfat berfungsi sebagai antioksidan supaya bahan obat tidak mudah
teroksidasi. Sedangkan natrium NaHCO3 berfungsi dalam mengatur ph sediaan
untuk berada dalam rentang stabil yaitu 5,5-7. Vitamin C merupakan substansi
obat yang sangat tidak stabil pada larutan air (mudah teroksidasi) membentuk
asam dihiroaskorbat. Untuk alasan tersebut, digunakanlah Aqua Pro Injection
bebas oksigen. Berdasarkan perhitungan tonisitas, diketahui jika sediaan vitamin C
dengan dosis 0,64% yang akan dibuat bersifat hipertonis. Artinya, penambahan
natrium klorida sebagai tonicity adjustment tidak diperlukan.
Pertama-tama sebelum dilakukan formulasi sediaan steril injeksi vitamin C
terlebih dahulu dilakukan proses sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam
proses formulasi. Alat-alat yang digunakan seperti gelas beaker, corong gelas,
kertas saring, vial, batang pengaduk, erlenmeyer dan penutup karet vial
disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan metode sterilisasi panas basah
dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 oC selama15 menit dengan tekanan
Anief, Moh. 2005. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : UI
Press
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Fang, Z., R. L. Smith Jr., J.A. Kozinski, T. Minowa, K. Arai. 2011. Reaction Of D-
Glucose In Water At High Temperatures (410 oc) And Pressures (180 Mpa)
For The Production Of Dyes And Nano-Particles. The Journal of
Supercritical Fluids, Vol. 56, Hal.41-47.
Lachman, L., H. A. Libermen, dan J.L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.