Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah fisiologi ini dapat terselesaikan. Dalam menyusun makalah
fisiologi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang telah meluangkan waktu dan
tenaganya demi terselesaikannya makalah ini.
Dengan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini, namun
bagaimanapun makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat kami butuhkan dan akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua, terutama bagi adik-adik tingkat kami.
Dan apabila ada kesalahan dan kata kata yang kurang berkenan, kami selaku penyusun mohon maaf yang
sebesar besarnya.

Surakarta, 17 Oktober 2013

Penulis                        

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................

Kata Pengantar......................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I

 Pendahuluan.................................................................................................. 

BAB II

Pembahasan...................................................................................................

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan..............................................................................


2.2  Sistem Respirasi Manusia....................................................................................
2.2.1 Alat-Alat Respirasi............................................................................................
2.2.2 Mekanisme Pernapasan.....................................................................................

BAB III
Penutup...........................................................................................................   

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................

BAB I
 PENDAHULUAN
Istilah pernapasan (respirasi ) berarti pertukaran gas antara sel tubuh dan lingkungan. Sel tubuh
memerlukan energi untuk semua aktivitas metaboliknya. Sebagian besar energi ini didapat dari reaksi
yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen. Produk sisa reaksi ini adalah karbon dioksida. Sistem
pernapasan memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer masuk ke dalam tubuh dan memungkinkan
ekskresi karbondioksida dari tubuh. Pertukaran gas antara darah dan paru disebut respirasi eksternal.
Sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut respirasi internal. Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar
tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan
dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Organ pernapasan meliputi : hidung, faring, laring, trakea, dua bronkus ( satu bronkus pada tiap
paru- paru, bronkiolus dan jalan napas kecil, dua paru- paru dan selaputnya, pleura, serta otot pernapasan
(otot interkosta dan diafragma ).

BAB II
ISI

2.1 SISTEM PERNAFASAN


    Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama
melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan,
memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan
selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida ( CO2 ) dan air ( H2O ) dihilangkan.
    Pernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau pernafasan dalam
dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernafasan luar. Udara ditarik kedalam paru-paru pada
waktu menarik nafas dan didorong keluar paru-paru pada waktu megeluarkan nafas.
2.2 SALURAN PERNAFASAN
    Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam
bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi dengan epitelium
bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang
ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
2.2.1 RONGGA HIDUNG
    Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan
lapisan faring dan dengan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga
hidung. Daerah pernafasan dilapisi oleh epitelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung sel
cangkir atau sel lendir. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. Di atas septum
nasalis konkha selaput lendir ini paling tebal, yang diuraikan dibawah. Adanya 3 tulang kerang (konkhae)
yang diselaputi epitelium pernafasan dan menjorokdari dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat
memperbesar permukaan selaput lendir tersebut.
    Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum, dan
karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya maka udara menjadi hangat, dan oleh penguapan
air dari permukaan selaput lendir menjadi lembab.
    Hidung menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara para-nasalis yang masuk ke dalam rongga-
rongga hidung, dan juga lubang-lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata dari mata ke dalam
bagian bawah rongga nasalis ke dalam hidung.
2.2.1 FARING
    Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
esofagus dari ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (naso-faring), di
belakang mulut(oro-faring) dan di belakang laring (faring-laringeal). Nares posterior adalah muara
rongga-rongga hidung ke naso-faring.
2.2.1 LARING
    Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna
vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian fertebra servikalis dan masuk ke dalam trakhea di
bawahnya.
    Laring terdiri atas kepingan tulang rawat yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang
terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid,dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneus yang
dikenal sebagai jakun,yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung di garis tengah. Ditepi atas terdapat lekukan berupa tulang rawan krikoid terletak dibawah
tiroid, bentuknya seperti cincin mohor, dengan mohor cincinnya di sebelah belakang  (ini adalah tulang
rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoidyang menjulang disebelah belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan kuneiform dan tulang
rawan kornikulata yang sangat kecil.
    Terkait dipuncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis yang berupa katup tulang rawan dan membantu
menutup laring sewaktu orang menelan. Laring dilapisi oleh jenis selaput lendir yang sama dengan yang
di trakhea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
2.2.1 PITA SUARA
    Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai di
kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh
berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendorkan. Dengan demikian lebar sela-sela antara
pita-pita atau rina glotidis, berubah- ubah sewaktu benafas dan bicara.
    Karena getaran pita yabg disebabkan udara yang melalui glotis maka suara dihasilkan. Berbagai otot
yang terkait pada laring mengendalikan suara dan juga menutup lubang  atas laring sewaktu menelan.
2.2.1 TRAKHEA
    Trakhea (batang tenggorok) kira- kira 9 cm panjangnya. Trakhea berjalan dari laring sampai kira- kira
ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabang menjadi dua bronkhus (bronkhi). Trakhea
tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan
fibrosa dan yang melegkapi lingkaran di sebelah belakang trakhea, selain itu juga memuat beberapa
jaringan otot. Trakhea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia dan sel cangkir,
silia ini bergerak ke atas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya  yang
turut masuk bersama dengan pernafasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan yang gunanya mempertahankan
agar trakhea tetap terbuka, di sebelah belakangnya tidak tersambung yaitu ditempat trakhea menempel
pada esofagus yabg memisahkannya dari tulang belakang.
    Trakhea  servikalis yang berjalan melalui leher, disilang oleh istmus kelenjar tiroidd, yaitu belahan dari
kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea. Trakhea torasika berjalan melintasi mediastinum, dibelakang
sternum menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Esofagus terletak dibelakang trakhea.
    Kedua bronkhus yang terbentuk dari belahan 2 trakhea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis
kelima, mempunyai stuktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkhus-
bronkhus itu berjalan ke bawah dan samping ke arah tampuk paru-paru. Bronkhus kana lebih pendek dan
lebih lebar daripada kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang
disebut bronkhus lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang uatanma lewat di bawah arteri disebut
bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah keluar dari bronkhus lobus bawah.
    Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan,dan berjalan dibawah arteri pulmonalis
sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
2.2.1 RONGGA TORAX
          Batas batas yang menbentuk rongga di dalam torax ialah:
                      - Sternum dari tulang rawan iga-iga di depan
                     - Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis )
                     - Iga-iga beserta otot interkostal disamping
                     -  Diafragma dibawah dan dasar leher diatas
                                                                                
     Isi:
    Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura
ini membungkus settiap belah dan membentuk batas lateral pada mediastinum.
    Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya jantung dan pembuluh-
pembuluh besar, esofagus, duktus torasika, aorta desendens, dan vena cava superior, saraf fagus dan
frenikus, dan sejumlah besar kelenjar limfe.

2.2.1 PARU-PARU
    Paru-paru merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan
dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung  beserta pembuluh darah besarnya dan stuktur lainnya yang
terletak di dalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex(puncak) di
atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas
landai rongga torax diatas diafragma.paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga,
permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan
sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
    Lobus paru-paru(belahan paru-paru). Paru- paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh
fisura. Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus dan paru-paru kiri 2 lobus,setiap lobus tersusun atas lobula.
Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis
dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong udara paru-paru. Jaringan
paru-paru adalah elastik,berpori dan seperti spon. Di dalam air paru-paru mengapung karena udara yang
ada didalamnya.
Bronkhus pulmonalis
    Trakhea  terbelah menjadi 2 bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-
paru.saluran yang besar mempertahankan struktur serupa dengan  trakhea, mempunyai dinding fibrosa
berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin  kecil salurannya
makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia.
Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut vestibula dan membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epiteliunm bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih.
Dari vestibula berjaklan beberapa infundibula dan didalam dindingnya dijumpsi ksntong-kantong udara.
Kantong udara atau alveoli terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih dan disini darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara,suatu jaringan pembulih darah kapiler mengelilingi alveoli dan
pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru
    Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung
ke paru-paru, cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkhial, bercabang dan bercanbang lagi
sampai menjadi arteriola halus.. arteriola akan membelah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu
menyentuh dinding alveoli atau gelembungg udara.
    Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit,maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah
membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya dua
membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi.
    Kapiler paru-paru bersatu sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena
pulmonalis meninggalkan setiapparu-paru  membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
    Arteria bronkhialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru-paru guna
memberi makan dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-
arteri inimembentuk plexus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir
arteri pulmonalis, tetapi dari beberapa kapiler ini akhirnya bersatu ke dalam vena pulmonalis   dan darah
itu kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonalis. Sisa darah itu dibawa dari setiap paru-paru oleh
vena bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena cava superior. Maka dengan demikian paru-paru
mempunyai persediaan darah ganda.

Hilus (tampuk) paru-paru,dibentuk oleh struktur berikut:     


1)      Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen
2)      Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru ke jantung
3)      Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial,
4)      Arteri bronkhialis, keluar dari aorta dan mengantarkan darah arteri ke jaringan paru-paru
5)      Vena bronkhialis, megembalikan sebagian darah dari paru-paru ke vena cava superior
6)      Pembuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak
7)      Persarafan.paru paru mendapat pelayana dari saraf vagus dan saraf sipati
8)      Kelenjar limfe, semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur parfu-paru dapat menyalurkan ke
dalam kelenjar yang ada di tampuk paru-paru.
2.2.1 PLEURA
    Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi
paru-paru, masuk ke dalam fisura dan dengan demikian memisahkan lobus  satu dari lobus yang lain.
Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tampuk paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan
melapisi bagian dalam dinding dada.pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang
menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika , dan bagian yang terletak dileher ialah pleura servikalis.
Pleura ini diperkuat dengan membran yang bernama membran supraleuralis(fasia sibson)  dan diatas
membran ini terletak arteri subklavia.
    Diantara kedua lapisan pleura itu terjadi sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernafas bergerak. Dalam
keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu
hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal. Udara atau cairan memisahkan
keduan pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas.

2.2.2 MEKANISME PERNAFASAN

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan melalui paru-
paru atau pernafasan externa, oksigen dipungut  melaluihidung dan mulut, pada waktu bernafas oksigen
masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam
kapiler pulmonalis.
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli kapiler yang memisahkan oksigen dari darah.
Oksigen menembus membran ini dan diangkut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung.
Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan
oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemogloinnya 95% oksigen jenuh.
Di dalam paru-paru, karbondioksida salah satu hasil buangan metabolisme menembus membran
alvioler- kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea dikeluarkan
melalui hidung dan mulut.
Proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan externa:
1)      Ventilasi pulmoner atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar
2)      Arus darah melalui paru-paru
3)      Distribusi arus udara dan arus darahsedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai
semua bagian tubuh
4)      Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler,CO2 lebih mudah berdifusi daripada
oksigen
    Semua proses ini diatur sedemikian shingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima
jumlah tepat CO2 dan 02. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru membawa
terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2,jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka
konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan dmikian terjadi
mengeluarkan CO2 dan lebih banyak mengambil O2.
PERNAFASAN JARINGAN ATAU PERNAFASAN INTERNA
       Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxyhemoglobin)    mengelilingi
seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima
sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.
       Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli yang disebabkan
pernapasan externa dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan. Udara (atmosfer) yang dihirup:
Nitrogen........................................................................................................................79%
Oksigen.........................................................................................................................20%
Karbondioksida........................................................................................................0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan:
Nitrogen........................................................................................................................79%
Oksigen.........................................................................................................................16%
Karbondioksida........................................................................................................0-0,4%
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan(20%
panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru
    Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5.000 ml atau 4 ½ sampai 5 liter udara.
Hanya sebagian kecil dari udara ini kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air)
yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada pernapasan biasa dengan tenang.
       Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas
dan pengeluaran napas paling kuat. Disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnyadengan alat spirometer.
Pada laki-laki, normal 4-5 liter dan pada perempuan 3-4 liter.kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-
paru ,pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot
pernapasan.
KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN
       Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama,yaitu kimiawi dan
pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak di dalam
medula oblongata dan jika dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan olehsaraf
spinalis ke otot pernapasan yaitu otot diafragma dan otot interkostalis.
Pengendalian oleh saraf
       Pusat pernapasan adalah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls
eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis implus ini diantarkan ke diafragme oleh
saraf frenikus, dan dibagian yang lebih rendah pada sumsum belakang  impulsnya berjalan dari daerah
torax melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini meni mbulkan kontraki
ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira 15 kali setiap menit. Impuls aferen
yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara diantarkan oleh saraf vagus ke pudat pernapasan di
dalam medula.
Pengendalian secara kimiawi
       Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepataan
dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka paada reaksi kadar
alkali darah. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme dan bahan kimia yang asam ini
merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
       Kedua pengendalian baik melalui saraf dan secara kimiawi adalah oenting. Tanpa salah satunya
orang tak dapat bernapas secara terus menerus. Dala hal paralisa otot pernapasan (interkostal dan
diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan lainnya untuk melanjutkan
pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat keluar masuk paru-paru.
       Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya pernapasan. Gerakan
badan yang kuat memakai banyak oksigen dalam otot umtuk memberi energi yang diperlukan untuk
pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbondioksida di dalam darah dan akibatnya
pembesaran ventilasi paru-paru. Emosi, rasa sakit dan takut misalnya menyebabkan impuls yang
merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat.
       Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa bila badan dicelup dalam air dingin atau menerima
guyuran air dingin maka akan menarik napas secara kuat. Pengendalian secara sadar atas gerakan
pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan lama, sebab gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha
untuk menahan napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi
normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
Kecepatan pernapasan
       Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secaara normal maka
ekspirasi akan menyusulinspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar(inspirasi-ekspirasi-istirahat). Pada
bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi: inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini
disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru lahir                    : 30-40
Dua belas bulan                  : 30
Dua sampai lima tahun       :24
Orang dewasa                     : 10-20
Gerakan pernapasan
Gerakan pernapasan memiliki 2 teknik yang terjadi sewaktu bernapas:
1)      Inspirasi
                       Inspirasi atau menarik napas adalahproses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi
diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah (ventrikel). Penaikan iga-iga dan sternum
yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari
belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastik mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu
dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal externa diberi peran sebagai otot
tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
2)      Ekspirasi
           Udara dipaksa keluar oleh otot dan paru-paru akan mengempis kembali,yang disebabkan sifat elastik
paru-paru. Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan sangat kuat gerakan dada bertambah otot
leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas,otot sebelah belakang fdan abdomen juga
dibawa bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung)dapat mengembang dan mengempis.

KEBUTUHAN TUBUH AKAN OKSIGEN

    Dalam berbagai keadaan, oksigen dapat diatur menurut keperluan. Orang tergantung pada oksigen
dalam hidupnya , kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari 4 menit akan mengakibatkan kerusakan
pada otak yang tak dapatdiperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting akan timbul,
misalnya seorang anak menudungi kepala mukanya dengan kantong plastik dan menjadi mati lemas.
Tetapi bila penyediaan oksigen berkurang, maka pikiran pasien akan kacau,ia menderita anoxia serebralis.
Hal ini terjadi pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, di
dalam tank dan ruang ketel uap. Poksigen yang ada mereka habiskan  dan jika tidak mendapat oksigen
untuk pernapaan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal maka mereka akan meninggal karena
anoxenia atau disingkat anoxia. Istilah lainnya ialah hipoxemia atau hipoxia.
    Bila oksigen dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-
biruan,bibir, telingan, lengan, dan kaki pasien menjadi kebiru-biruan yang disebut sianosis.orang yang
berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas bukan saja terrkeba axonia tetapi
ia juga menghirup karbonmonoksida yang bersifat racu ndan bercampur dengan hemoglobin sel darah
merah yang akan menyingkirkan isi normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak terlihat kebiru-biruan,
melainkan merah ceri yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen
dalam konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfer atau lima atmosfer.

CATATAN KLINIK

    Ventilasi atau pertukaran udara merupakan hal yang penting, khususnya ditempat orang muda
berkumpul seperti ruangan sekolah, kantor dan perusahaan.yang memiliki tujuan untuk menghindarkan
penyebaran infeksi pernapasan seperti pilek, influenza, dan bronkhitis atau pen yakit menular lainnya
yang mudah menyebar dari satu orang ke orang yang lain dan untik menghindarkan rasa tak segar karena
panas, lembab, pengap dan untuk mempertahankan udara segaryang dapat digunakan untuk konsentrasi
pada belajar ataupun bekerja.
     Ventilasi pulmoner atau  jumlah udara yabg masuk dan keluar paru-paru dapat terlalu kecil bila
pernapasan lemah sebab kerusakan otak, sumsum tulang belakang, serabut-serabut saraf, otot atau iga-iga
atau biala pernapasan tersumbat karena ada halangan dalam saluran udara seperti pada asma. Ventilasi
yang terlalu sedikit menyebabkan anoxia dan penimbunan CO2. Pengobatan bertujuan membantu
pernapasan dengan ventilasi buatan atau dengan inhalasi untuk menghilangkan obstruksi pada saluran
udara bronkhial. Penyakit pada jaringan paru-paru seperti dalam pneumonia, tidak menyebabkan ventilasi
pulmoneryang berkurang tetapi menyebankan anoxia.
    Dispnea atau kesukaran bernapas dapat disebabkan karena kelemahan otot atau saraf, kerusakan pada
iga-iga atau ruang pleural, paru-paru kaku yang disebabkan pneumonia atau oedema paru-paru dalam
payah jantung atau obstruksi dalam saluran udara pada asma atau bronkhitis. Sianosis sering muncul pada
keadaan tersebut.
    Pada pneumonia lobaris daerah yang terkena tampak terbendung dan difusi oksigentak berjalan.
Kecepatan pernapasan bertambah  dalam usaha jaringan paru-paru untuk mengisi kekurangan dari
kegagalan-kegagalan pada bagian yang terkena kongesti.
    Pada bronkhitis seperti juga pada pneumonia baik ventilasi maupun difusi gas tak berjalan karena
pembengkakan lapisan membran menghalangi udara masukke dalam paru-paru. Bronkhitis kronika bisa
menimbulkan komplikasi emfisema bila udara tertahan di dalam jaringan paru-paru karena jaringan yang
besifat elatik dari sel udara yang halus mengalami degenerasi alveoli , tetap mekar dan permukaannya
yang seperti membran  juga tak dapat menjalankan  difusi gas. Pada asma saluran udara menyempit dan
sebagian terhalang oleh spasmus otot (khususnya ekspirasi sukar). Pada bronkhiektasi pipa bronkhi mekar
dan sering terkena infeksi
    Kegagalan pernapasan ialah kegagalan fungsi pernapasan untuk mempertahankan isi oksigen dan
karbondioksida normal. Karena ada kegagalan ventilasi pulmoner yang disebabkan kegagalan
pengendalian saraf pusat seperti pada pemakaian terlalu banyak obat penenang(kegagalan pengendalian
saraf tepi seperti pada poliomyelitis, kegagalan dada untuk mengembang dan mengempis seperti pada iga
yang patah atau pneumotorax atau penyumbatan laring. Dalam keadaan ini baik kekurangan oksigen
maupun kelebihan karbondioksida.
    Pada jenis kegagalan pernapasan yang kedua ini terdapat ketidakseimbangan pertukaran alveoli-
kapiler,seperti pada pneumonia atau edema pulmoner. Dalam keadaan ini terdapat kekurangan oksigen
tetapi tidak ada kelebihan karbondioksida, karemna CO2 lebih mudah larut maka mudah keluar dari darah
dan juga bila membran alveoler terlalu tebal untuk dilalui O2.
    Pembedahan torax dapat dilaksanakan dengan baik. Torakotomi berarti membuat lubang di dalam dada
untuk dapat membedah salah satu organ di dalam torax seperti jantung dan paru-paru atau salah satu
struktur dalam mediastinum.Torakoplasti ialah pembedahan untuk mengeluarkan iga tertentu guna
memungkinkan dada mengempis atau kolaps supaya paru-paru yang terkena tuberkulosa tidak bekerja .
reseksi iga dijalankan untuk mengeluarkan empiema.
    Dalam operasi paru-paru termasuk pneumektomi, yaitu bila sebuah paru-paru dikeluarka dan lobektomi
bila sebuah atau lebih banyak lobus dikeluarkan. Sejumlah operasinya mencakuppengeluaran sebuah
segmen jaringan paru-paru disebut reseksi segmentalatau bial seiris jaringan dikeluarkan disebut reseksi
kepingan.

PENUTUP

      Kesimpulan
      Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
      Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru,
bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan pada
manusia dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan adalah Umur, Jenis Kelamin, Suhu Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi
Internal. Serta ada beberapa gangguan pada system respirasi manusia.
      Pada pernapasan hewan Juga melibatkan alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang hidup di
lingkungan darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan yang hidup di air
bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat respirasi utama, beberapa hewan tertentu
memiliki alat respirasi tambahan sesuai tempat hidupnya.

 Saran

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem  pernafasan lainnya. Agar

tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, dan

terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru

mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.


DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C.pearce.2002.anatomi dan fisiologi untuk paramedis.jakarta: gramedia pustaka utama


Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira
Nurachman, Elly, dkk. 2011. Dasar – Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika
 

MAKALAH SISTEM RESPIRASI


9 DESEMBER 2016 NURUL AWWALIYAH TINGGALKAN KOMENTAR
BAB I
PENDAHULUAN
 

          1.1  Latar Belakang


             Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu bernafas
menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika
sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh
kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada mammalia
khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang menghubungkan
paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.

Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa
metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O 2  dan CO2  dalam tubuh makhluk hidup
di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.
Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan
mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal.
Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan
oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari
sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem pernfasan?
2. Apa saja bagian-bagian saluran pernafasan?
3. Bagaimana struktur histologi dari masing-masing bagian tersebut?
4. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada manusia?
5. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada ikan?
6. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada burung?
7. Bagaimana  mekanisme pernapasan pada kadal?
8. Apa macam-macam kelainan pernapasan pada manusia?
1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pernafasan.
2. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian saluran pernafasan.
3. Untuk mengetahui struktur histologi masing-masing bagian saluran pernafasan.
4. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada manusia.
5. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada manusia.
6. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada ikan.
7. Untuk mengetahui tentang mekanisme bernapas pada burung.
8. Untuk mengetahui macam-macam kelainan pada kadal.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Pengertian Sistem Pernafasan
            Sistem pernafasan adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Sistem Pernafasan
atau respirasi juga mempunyai arti :
1. proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh.
2. pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
3. reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim yang memegang peranan penting
yaitu sitokrom (enzim pernafasan).
 
2.2 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia
Sistem Pernapasan Pada Manusia 
Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian
pernapasan.  Bagian saluran udara terdiri dari :

1. Hidung (nasus)
2. Tekak (pharynx)
3. Jakun (larynx)
4. Tenggorok (trachea)
5. Cabang tenggorok (bronkhus)
6. Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O 2oleh darah dan pelepasan CO2 oleh
darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
1. Bronkhioli respiratori
2. Kantung alveolus/ dukti alveoli
3. Alveolus
4. Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).
2.3 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan
1. Hidung
          Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan,
menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara. Rongga hidung
(cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang
di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga
hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit,
di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi
oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae. Rongga hidung
dibagi atas 4 daerah :
1.
2.
3. Daerah pembauan.
4. Daerah pernapasan.
Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah pembauan berada pada
conchae yang atas, sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.
Rongga hidung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke nares. Di sini
dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel
berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang
keras, disebut vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah pembauan epitel
bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang
bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan
kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut
kelenjar Bowman. Tunica  mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan dengannya, disebut sinus
paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4)
sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih
tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak
terliahat dengan jelas.
2. Tekak ( pharynx )
Tekak adalah Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah yaitu :

1. Daerah hidung (naso-pharynx)


Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-
pharynx.

2. Daerah mulut (oro-pharynx)


3. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat elastis yang rapat
dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di tempat
lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada
pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.

Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis yang halus. Di
daerah mulut dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas,
sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina
propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.

3. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat
otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Permukaan depan dan sebelah belakang
epiglotis dan pita suara diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea
dan bronkhus, epitel itu bersilia.

Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit
kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis. Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang
mengandung serat elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah ditutup
dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis mengelupas.

4. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas
tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.  Permukaan kelumen diselaputi
tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal.
Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar
lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok
kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan
pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.

Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri
dari tulang rawan dibawahnya.  Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk
cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah samping dan
ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin, terdapat serat
otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot itu melekat kepada kedua
ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok
kembali sempurna.

Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin yang tak bulat penuh ini
maka tenggorok dapat meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di
sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat elastis dan retikulosa.

5. Cabang Tenggorok (Bronkus)


          Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus
bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting. Histologi
dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica mucosa, tunica muscularis, tunica
adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin
tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang
seluruh keliling saluran.
Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel bentuk batang bersilia,
sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal,
membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen
dan retikulosa. Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa. Kelenjar lendir terkandung
dalam tunica mucosa dan tunica submucosa.

Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat
keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai
penerusan selaput dalam pleura.

6. Paru-Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap
lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus
dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus
ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah,
pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus
terdapat nodus limfa menempel pada dinding. Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh
penerusan selaput dalam pluera.

7. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu bercabang halus
berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung.
Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Tunica mucosa pada bagian ini memiliki
epitel kubus yang tak bersilia. Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini
mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.

8. Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal
bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah
lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang
rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian
pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini
menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran. Bronkhiolus pernapasan bercabang-
cabang secara radial membentuk saluran alveoli.

9. Saluran alveoli
          Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-cabang, tiap
cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina
atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.
10. Kantung alveoli dan alveolus
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau lebih alveoli. Alveolus
adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara
ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus
dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman
serat retikulosa dan elastis.

Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel
terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast. Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh
lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding
alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.  Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki
mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil.
Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.

Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus,
membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler,
membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan
antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat.

Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka
disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.
2.4 Mekanisme Pernapasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal
tenggorok kemudian terus ke tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan
kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat
oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok
bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan
dan paru-paru kiri.

Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada ranting-
rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis
dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya
mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke
udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar
(oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.

Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan dinding rongga
selaput paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya jantung
tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru
kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot
penganglkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti
perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas.
Bila tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-
paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali,
sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar dari paru-paru.
Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).

Pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :

1. pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran darah (pertukaran
O2 dari darah).
2. pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari darah ke sel tubuh.
 

Manusia bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan
udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah
proses pengeluaran udara dari dalam tubuh.

Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pernapasan Dada
Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang rusuk.
Mekenismenya sebagai berikut:

1. Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga
volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru mengecil sehingga udara diluar
mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
2. Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luar berelaksasi yaitu tulang rusuk dan tulang dada
turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu tekanan bagian luar paru-paru
lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara keluar dari paru-paru.
3. Pernapasan Perut
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut).
Mekanismenya adalah sebagai berikut:

1. Inspirasi, apabila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada membesar.
Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.
2. Ekspirasi, apabila otot diafragma berelaksasi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan di
paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.
 

2.5 Pertukaran Gas Oksigen dan Karbon Dioksida dalam Tubuh


Pertukaran gas atau difusi gas respirasi disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara baik oksigen
atau karbondioksida.

Faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi membra alveolus dan kapiler darah yaitu
sebagai berikut:

1. Permeabilitas epithelium /membran respirasi. Jika membran semakin permeable maka semakin
cepat proses difusi.
2. Luas permukaan epithelium/membran respirasi. Semakin luas membran respirasinya, maka
semakin cepat proses difusi berlangsung.
3. Tekanan parsial gas yang bergantung pada persentasenya dalam seluruh bagian udara, semakin
tinggi tekanan parsial, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.
4. Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang. Semakin cepat peredaran darah maka
semakin cepat pula proses difusinya.
5. Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah. Semakin cepat reaksi yang terjadi maka
semakin cepat pula preses difusinya.
 

2.6. Macam-Macam Volume Udara Pernapasan


1. Volume udara tidal yaitu volume udara yang masuk dan keluar sebagai akibat pernapasan biasa,
besarnya 500 cc.
2. Volume udara komplementer yaitu volume udara yang dapat masuk ke dalam paru-paru setelah
melakukan inspirasi normal, besarnya 1500 cc.
3. Volume udara suplementer yaitu vvolume udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan
ekspirasi normal, besarnya sama dengan volume udara komplementer yaitu 1500 cc.
4. Volume udara residu yaitu volume udara yang tersisa di dalam paru-paru yang tidak dapat
diekspirasikan , besarnya 1000 cc.
5. Kapasitas vital paru-paru yaitu volume udara yang dapat dihembuskan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi secara maksimal (volume udara tidal + volume udara suplementer +
volume udara komplementer), besarnya 3500 cc.
6. Kapasitas total paru-paru yaitu volume udara yang tertampung secara maksimal di paru-paru
(kapasitas vital paru-paru + udara residu) 4500 cc.
 

2.7. Frekuensi Pernapasan Pada Manusia


Secara umum frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 15-20 kali per menit. Frekuensi pernapasan
pada pria lebih cepat dari pada wanita karena pria lebih banyak melakukan aktifitas. Cepat lambatnya
frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun aktivitas
tubuh

2.8 Sistem Pernapasan pada Burung (Aves)

2.8.1 Jalur Pernapasan Burung


Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah
sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.

1. Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit
rongga mulut.
2. Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan
rongga mulut dengan trakea.
3. Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang
rawan. Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini
meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam
bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-
lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi
menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi
ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan
dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di
parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.
 

2.8.2 Alat Pernapasan Burung

            Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut
pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut,
leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis),
rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid
(saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut
(saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak
terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung
menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.

1.      Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2.      Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.

3.      Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.

4.      Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.

2.8.3. Mekanisme Pernapasan pada Burung

            Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu
istirahat dan pernapasan waktu terbang. Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan,
rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat
bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat
tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara
masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi,
pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi

            Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu
sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang
korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap
diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid
mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung
terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup
banyak.
Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan
diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan
hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan
sayapnya.

2.9 Sistem pernapasan pada ikan (Pisces)


Ikan bernapas dengan bantuan insang yang memiliki susunan sebanyak empat lapis, yang masing-masing
lapisnya memiliki dua baris flamen, yang disusun atas lempengan gepeng atau pipih yang biasa disebut
dengan lamela. Lamela inilah yang membuat luas permukaan dalam proses respirasi yang tersusun atas
jaringan yang pipih tadi, memiliki kandungan jarngan kapiler pada pembuluh darah. Kebanyakan, ikan
memiliki insang internal, karena akan diutup oleh bagian yang dinamakan operkulum. Semua jenis ikan
yang memiliki tulang keras memiliki operkulum ini. Sedangkan beberapa ikan, juga terlihat memiliki
insang eksternal, karena tak mempunyai bagian yang dinamakan operkulum, sehingga akan terlihat dari
luar.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi :
 Inspirasi : O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk
dibawa ke jaringan tubuh.
 Ekspirasi : CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari
tubuh.
Pernapaan pada ikan sangat dibantu oleh gerakan seperti memompa yang dilakuka dengan berirama.
Ketika proses pernapasan pada ikan terjadi, mulut ikan akan terbuka, sehingga akan menaikan volume
pada rongga mulut. Meningkatnya volume inilah yang menyebabkan penurunan tekanan, sehingga akan
terjadi proses difusi, dimana merupakan tahap inspirasi dan ekspirasi yang membuat mulut mengecil dan
menutupnya mulut ikan. Dalam hal ini, akan mendorong air masuk ke rongga insang. Secara akitf, ikan
akan memompa terus menerus air untuk masuk ke dalam rongga mulut untuk mencukupi kebutuhan
oksigen. Molekul pada air yang memang lebih padat, membuat oksigen sangat sulit larut, dibandingan
kandungan pada udara. Itulah sebabnya, akan terjadi gerakan memompa terus menerus supaya kebutuhan
oksigen pada ikan akan semakin banyak. Oksgen dalam air juga dipengaruhi oleh sanitasi (kadar garam)
dan suhu, sehingga semakin tinggi suhu dan santasinya, akan mempengaruhi jumlah kadar oksigen. Oleh
karenannya, sangat sulit untuk menemukan spesies ikan yang tinggal di laut yang permukaannya hangat.

Beberapa spesien ikan, bahkan memiliki organ tambahan yakni paru-paru. Paru-paru ini digunakan untuk
lebih banyak mengikat oksigen secara langsung ketika muncul di permukaan. Itulah yang sering
dilakukan oleh paus, yang termasuk ke dalam kelompok ikan labirin, yang perlu menambah kadar
oksigen dengan cara sesekali muncul ke permukaan.

2. 10 Sistem Pernapasan pada reptil (Kadal)


          Sistem pernapasan pada hewan reptil dibantu oleh gerakan rongga dada. Tidak seperti sistem
pernapasan pada manusia, reptil tidal meiliki sekat diafragma dan pernapasan diatur oleh otot intercostae.
Ketika otot intercostae berkontraksi rongga dada membesar dan volume udara mengecil dan udara masuk
melalui lubang hidung dan selanjutnya diteruskan ke laring, trakea dan paru-paru. Ketika otok intercostae
berelaksasi rongga dada mengecil dan udara yang mengandung karbon dioksida akan keluar melalui
lubang hidung.
Sama seperti paru-paru hewan mamalia, dinding alveoli reptil dikelilingi pembuluh kapiler yang
berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Pertukaran udara terjadi di alveoli kemudian oksigen akan
diikat oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Pada beberapa spesies ordo Crocodilia reptil termasuk
buaya, pernapasan juga dibantu oleh otot-otot hati atau visera. Pada buaya, otot visera berhubungan
langsung dengan tulang rusuk. Pada saat otot visera berkontraksi rusuk akan bergerak ke depan dan
menghisap udara masuk ke dalam rongga dada. Gerakan pada otot visera ini sama seperti gerakan saat
menarik piston.

Sebagian besar reptil tidak memiliki palatum (atap rongga mulut) sekunder. Hal ini mengakibatkan reptil
harus menahan napas ketika menelan makanan. Spesies lain seperti buaya telah berevolusi dan memiliki
rongga mulut sekunder yang memungkinkan mereka untuk tetap bernapas saat menyelam. Sementara itu,
ular dapat mengembangkan trakeanya menjadi lebih luas, dan memungkinkan ular dapat menelan
mangsanya tanpa merasakan sesak napas. Berikut adalah mekanisme pernapasan reptil secara lebih
ringkas :

 Fase Inspirasi – Otot tulang rusuk berkontraksi –> rongga dada membesar –> paru-paru
mengembang –> O2 masuk melalui lubang hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang
panjang –> bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.
 Fase Ekspirasi –Otot tulang rusuk berelaksasi –> rongga dada mengecil –> paru-paru mengecil –
> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang
panjang –> anak tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.
2. 11 Kelainan Pernapasan Pada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan
disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :

1. Kelainan Penyakit Saluran Pernapasan


1. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau Bronkis disebabkan oleh bronkus yang
dikelilingi lender cairan peradanga nsedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan
akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
2. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
3. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
4. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan
nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
5. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut
pleura.
6. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
1. Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang
menyebabkan peradangan padadinding alveolus.
2. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yang
mengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara :
1. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
2. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
4. Gangguan sistem pernafasan  :
1. Asfiksi:  ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh
jaringan
2. Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium
diphtheriae
3. Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus
pneumonia
4. Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
5. Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
6. Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk
yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.
7. Kanker paru-paru : akibat sering merokok
8. Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat
terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
9. Polippada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara
terganggu, sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.
 

 
 

BAB III
PENUTUP
 
Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian
pernapasan.
Bagian saluran udara terdiri dari :
1. Hidung (nasus)
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan,
menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.

1. Tekak (pharynx)
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah

1. Daerah hidung (naso-pharynx)


Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-
pharynx.

2. Daerah mulut (oro-pharynx)


3. Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
4. Jakun (larynx)
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat
otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.

1. Tenggorok (trachea)
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi dinding tenggorok dapat dibedakan atas
tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.

1. Cabang tenggorok (bronkhus)


Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang
membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
1. Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.

Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium
sebagai penerusan selaput dalam pleura.
Bagian pernapasan merupakan tempat terjadinya pengambilan O2oleh darah dan pelepasan CO2 oleh
darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
1. Bronkhioli respiratori
2. Kantung alveolus/ dukti alveoli
3. Alveolus
Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).

Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap
lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus
dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus
ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah,
pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus
terdapat nodus limfa menempel pada dinding.
Mekanisme pernafasan:
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal
tenggorok kemudian terus ke tenggorokan
Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing
cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Kelainan Pada sistem pernafasan
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
2. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus
yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan
akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
3. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
4. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
5. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas.
Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
6. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
7. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
8. Kelainan/Gangguan/PenyakitDinding Alveolus
9. Pneumonia / Pnemonia, adalahsuatuinfeksibakteridiplococcus pneumonia yang
menyebabkanperadanganpadadinding alveolus.
10. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-
bintil pada dinding alveolus.
c.Masuknya air ke alveolus.

3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara


4. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
5. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
6. Gangguan sistem pernafasan  :
7. Asfiksi :  ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
b.Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae

1. Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus
pneumonia
d.Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.

e.Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.

f.Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan
alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.

g.Kanker paru-paru : akibat sering merokok

1. Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat terjadi
penggembungan paru-paru secara berlebihan.
2. Polip, pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara terganggu,
sehingga penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 

Junqueira, C Louise; Carneiro, Jose; diterjemahkan oleh Dearma, Adji. 1982. Histologi Dasar. Jakarta
Utara: EGC Kelapa Muda
Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Universitas Negeri Malang
Yatim, Wildan Dr. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: PT Tarsito

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu bernafas menghirup
udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak
dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh kita ? maka dari
itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem pernapasan pada mammalia khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang menghubungkan
paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida sebagai sisa
metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup
di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.
Pernapasan atau respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan
mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal.
Pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan
oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari
sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?
2. Apasajakah alat-alat sistem pernapasan pada manusia?
3. Bagaimanakahmekanismepernapasanmanusia?
4. Apakah gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian system pernapasan.
2. Untuk memahami struktur organ pernapasan atau alat-alat pernapsan pada manusia.
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia.
4. Untuk mengetahui gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian “Sistem Pernapasan”
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen
dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta
pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga
jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
2.2 Alat-Alat Respirasi
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan
manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ
pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan
secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya.
1. Rongga Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Di dalam rongga hidung terdapat
selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya debu
dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu, rongga mulut manusia juga memiliki
konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga dapat menghangatkan udara yang akan masuk ke
dalam sistem pernapasan.
2. Pangkal tenggorokan (Faring)
Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh
karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan masuk ke dalam saluran pernafasan.
Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan terangsang dan
berusaha mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa tersedak. Pada
bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis). Bila pita
suara bergetar karena masuknya udara pada faring, maka akan menimbulkan suara.
3. Batang Tenggorokan (trakea)
Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada dinding di
dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran
pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi terletak di rongga dada. Batang
tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang sekitar 10 cm.
4. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan dan
bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus yang merupakan salah satu bagian
paru-paru.
5. Bronkiolus
Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus menuju ke gelembung –
gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur yang menyusun bronchus
tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.
6. Alveolus
Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran gas antaraudara
dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa mencapai antara 97 sampai 194 m2.
2.3 Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan dada dan
pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi dan relaksasi
otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:
• Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk
terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang kaya okan oksigen terhisap
masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.
• Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot antara tulang
rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi ini
menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara
dalam paru-paru mengalir keluar melalui saluran pernafasan.
b. Sistem Pernafasan Perut
Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas diafragma. Pernafasan
perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:
• Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada membesar
dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-
paru melalu saluran pernafasan.
• Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi
sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru mengepis,
tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
terhembus keluar melalui saluran pernafasan.
2.3.1 Volume Udara Pernapasan
– Udara pernafasan /tidal volume (UP)
Udara yang masuk atau keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah
menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc lagi di paru-paru.
– Udara komplementer (UK)
Udara sebanyak 1500 cc yang masih dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah
inspirasi biasa.
– Udara cadangan (UC)
Udara sebanyak 1500 cc yang dapat dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan
otot perut kuat-kuat.
– Udara residu /udara sisa (UR)
Udara sebanyak 1000 cc yang tidak dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.
– Kapasitas vital paru-paru (KVP)
Volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya,
setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
– Volume total paru-paru (VTP)
Keseluruhan udara yang dapat di tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital
paru-paru ditambah udara residu
(VTP = KVP + UR).
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 Ã 6CO2 + 6H2O + energi (38 ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat disimpan dalam tubuh, yaitu berupa
oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai okihemoglobin (dalam darah).
2.3.2 Frekuensi Pernapasan
Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit. Faktor yang
mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.
1. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat.
Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga
oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan
oksigen yang lebih banyak daripada wanita.
3. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena manusia mampu mengatur
produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan
meningkat.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan
berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat
dibandingkan pada saat orang duduk.
2.3.3 Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru, melainkan juga di jaringan tubuh.
Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial udara.
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru. Tetapi
arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel dengan “lingkungannya”. Udara
lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan
secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pernapasan secara langsung adalahpengambilan udara
pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui
saluran pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan tidak berdifusi
langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas tersebut
terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus).
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal
dan Respirasi Internal.
a. Respirasi Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan kata lain, pernapasan luar
merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah.Pada pernapasan luar, darah akan masuk
ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat
(HCO3–) dengan persamaan reaksi seperti berikut,
(H+) + (HCO3–) => H2 + CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.
H2CO3 => H2O + CO2.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah
dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan
tekanan parsial. Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah
ke alveolus.
b. Respirasi Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan
berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut,
HbO2 => Hb + O2
Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan
oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena
sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses pernapasan yang
terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang
keluar paru-paru.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
Persamaan reaksinya sebagai berikut,
H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)
• Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentukkarboksihemoglobin. Secara sederhana,
reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut,
CO2 + Hb => HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari hemoblogin yang mengikat
CO2 adalah gugus asam amino.
Reaksinya sebagai berikut,
CO2 + RNH2 => RNHCOOH
• Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat (H2CO3). Tidak
semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati
paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam
bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena
mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan
meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis.
2.4 Gangguan pada Sistem Respirasi
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
 Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
 Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
 Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
 Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
 Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia yang menyebabkan
peradangan pada dinding alveolus.
 Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil
pada dinding alveolus.
 Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
 Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
 Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan
oksigen atau kurang darah alias anemia.
4. Gangguan sistem pernafasan
 Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
 Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae
 Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus pneumonia
 Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
 Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris tertentu.
 Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi mendesak dan batuk yang disebabkan
alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.
 Kanker paru-paru : akibat sering merokok
 Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat terjadi
penggembungan paru-paru secara berlebihan.
 Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga pemasukan udara terganggu, sehingga
penderita sering membiarkan mulutnya terbuka.
KESIMPULAN
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru,
bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan pada
manusia dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan adalah Umur, Jenis Kelamin, Suhu Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi
Internal. Serta ada beberapa gangguan pada system respirasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Refrensi :
Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira
Websites :
www.google.com Kategori : Sistem Pernapasan
www.google.com Kategori : Pengertian Sistem Pernapasan
www.wiki.org.co.id Kategori : Sistem Pernapasan Pada manusia
http://izzativegan.wordpress.com/sistem-respirasi/
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/
http://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-pada-manusia/

Anda mungkin juga menyukai