Anda di halaman 1dari 3

1.

Obat Pencahar Tipe Bulk-forming (Serat)


Laksatif tipe ini memiliki cara kerja yang sama dengan serat makanan alami, yaitu dengan
meningkatkan serapan cairan pada feses, sehingga feses menjadi lebih lembek, mengembang,
dan mudah dikeluarkan.
Obat pencahar jenis bulk-forming ini merupakan yang terbanyak direkomendasikan oleh
dokter untuk mengatasi sembelit.
Beberapa contoh obat laksatif ini antara lain Benefiber, Mecamucil, Fibercon, Fiber-Lax dan
Equilactin.
Apa efek sampingnya?
Beberapa efek samping yang dialami penggunanya seperti kram perut, kembung dan
gas berlebih. Hal ini sama halnya jika kita mengonsumsi cukup banyak serat dari makanan,
jadi kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun, disarankan untuk memperbanyak asupan
air untuk mengurangi beberapa efek tadi.
Informasi makanan kaya serat ada disini: 22 Daftar Makanan yang Mengandung Serat Tinggi
Selain itu, serat juga dapat mempengaruhi penyerapan jenis obat tertentu. Jadi, pastikan untuk
membuat jeda sekitar satu atau dua jam setelah konsumsi obat pencahar baru kemudian
mengonsumsi obat lainnya.

 2. Obat Pencahar Tipe Lubrikan


Sesuai dengan namanya, pencahar ini berfungsi untuk melumasi atau melicinkan.
Kandungan minyak dalam obat ini dapat melapisi dinding usus sehingga mencegah kotoran
mengeras dan memperlancar pergerakannya. Meskipun laksatif jenis ini sangat efektif
mengatasi sembelit, namun penggunaannya sebaiknya hanya untuk jangka pendek.
Jika digunakan dalam jangka panjang, zat minyak dari obat pencahar ini dapat menyerap
vitamin larut lemak dan mengurangi penyerapan jenis obat tertentu sehingga tidak maksimal
diserap tubuh.

3. Obat Pencahar Tipe Pelunak Feses (Stool Softener)


Stool softener dikenal juga sebagai emollient laxative. Cara kerjanya dengan membasahi dan
melembutkan feses berkat kandungan bahan aktif berupa dokusat atau surfaktan. Berbeda
dengan tipe pencahar lainnya, tipe pelunak feses ini perlu waktu lebih lama dalam
menjalankan fungsinya, sekitar seminggu atau lebih.
Obat ini biasanya direkomendasikan untuk mereka yang baru menjalani operasi, wanita yang
baru melahirkan atau penderita wasir.

4. Obat Pencahar Tipe Osmotik (hiperosmolar)


Obat pencahar tipe ini bekerja dengan meningkatkan kadar air dalam usus dan jaringan di
sekitarnya. Lebih banyak air pada usus berarti membuat tinja lebih lunak dan mudah untuk
dibuang.
Beberapa pencahar jenis ini seperti Miralax, Paralax, MOM (milk of magnesia) dan
Kristalose merupakan obat dengan zat aktif penghidrogenasi yang dapat menarik cairan ke
usus.
Sangat penting untuk minum banyak air saat menggunakan laksatif tipe osmotik ini, tidak
hanya agar lebih efektif namun juga untuk mengurangi kemungkinan kram perut dan
munculnya gas berlebih.

5. Obat Pencahar Tipe Stimulan


Laksatif tipe ini akan merangsang saraf yang mengendalikan otot-otot yang
melapisi saluran pencernaan. Dengan begitu akan mempercepat pergerakan tinja di usus halus
dan usus besar. Obat jenis ini juga dapat meningkatkan penyerapan cairan pada tinja.
Beberapa merek yang umum digunakan diantaranya, Dulcolax, Correctol, Ex-lax dan
Senokot.
Catatan: Jangan gunakan pencahar tipe stimulan dalam jangka waktu lama. Jenis pencahar
ini bisa melemahkan kemampuan alami tubuh untuk buang air besar dan menyebabkan
ketergantungan dengan obat pencahar. Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan kram
perut dan diare.

6. Obat Pencahar Tipe Guanilat Cyckase-C Agonist


Jenis pencahar satu ini akan mengubah bentuk tinja dan meningkatkan jumlah air pada
rongga saluran usus serta meningkatkan gerakan gastrointestinal. Salah satu obat pencahar
jenis ini adalah Plecanatide (Tulance) yang merupakan obat resep untuk
penderita konstipasi idiopatik kronis.
Meskipun dinilai efektif dalam meningkatkan BAB menjadi lebih rutin, namun beresiko
menyebabkan diare dan pada anak-anak dapat menyebabkan dehidrasi berat.
Karena adanya perbedaan jenis pencahar dan masing-masing memiliki fungsi yang spesifik,
ada baiknya memilih dengan bijak obat pencahar apa yang sebaiknya digunakan. Itulah
pentingnya untuk berkonsultasi dengan dokter.

Obat Pencahar Apa yang Harusnya Saya Gunakan?


Meskipun laksatif bisa dengan mudah didapatkan di apotek, penggunaan dan dosis yang
sesuai dengan apa yang Anda alami harusnya juga diperhatikan. Selain itu beberapa orang
juga mungkin kurang cocok dengan kandungan tertentu dari obat pencahar, alih-alih sembuh
malah sembelit semakin menjadi.
Panduan umumnya, jika setelah dua atau tiga hari sembelit masih terjadi dan kotoran
berbentuk keras, cobalah menggunakan pencahar tipe osmotik atau tipe bulk-forming.
Namun, jika tinja yang keluar lunak, gunakanlah pencahar stimulan selain pencahar tipe bulk-
forming. Konsultasikan dengan dokter jika konstipasi masih terjadi setelah mengonsumsi
pencahar.
Catatan: Meskipun obat pencahar umumnya dijual bebas tanpa harus diresepkan,
beberapa penyakit radang usus seperti Crohn dan kolitis ulsertiva tidak cocok dengan obat
jenis ini.

Berapa Lama Sebaiknya Laksatif Digunakan?


Idealnya, laksatif hanya boleh digunakan sesekali saja dan dalam jangka waktu singkat.
Segera hentikan konsumsi laksatif jika sembelit Anda sudah membaik.
Setelah sembuh dari sembelit, sebaiknya mulai terapkan pola hidup sehat seperti minum
cukup air putih, makan makanan berserat dan olahraga teratur. Selalu konsultasikan dengan
dokter jika konstipasi yang Anda alami cukup parah.
( ! ) Dalam beberapa kasus, mungkin dokter akan meresepkan obat pencahar untuk beberapa
hari, namun ingatlah bahwa obat laksatif tidak untuk digunakan secara terus-menerus.

Apa Efek Samping Obat Pencahar?


Seperti kebanyakan obat-obatan, laksatif juga memiliki beberapa efek samping. Mulai dari
yang ringan hingga berat, namun biasanya efek ini akan berhenti segera setelah
penggunaannya dihentikan.
Efek samping obat pencahar umumnya meliputi:

 Kembung.
 Nyeri perut, kram.
 Kelebihan gas perut.
 Dehidrasi, hingga membuat pusing, sakit kepala dan urin berwarna lebih gelap.
Kunjungi dokter untuk saran yang lebih lengkap jika Anda masih mengalami konstipasi
setelah minum obat pencahar lebih dari seminggu. Jangan biasakan langsung mengonsumsi
laksatif untuk mengurangi sembelit yang terjadi.
Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan diare parah,
hingga obstruksi usus (saluran usus terhalang oleh kotoran) serta terjadinya ketidak
seimbangan kadar garam dan mineral dalam tubuh.

Adakah Alternatif selain Menggunakan Obat Pencahar?


Sembelit yang belum parah sebenarnya tidak melulu harus diatasi dengan laksatif.
Beberapa gaya hidup sehat yang dijalani dengan disiplin akan mengurangi tingkat keparahan
sembelit atau bahkan menghilangkannya sama sekali.
Beberapa pola hidup sehat yang dimaskud antara lain:

 Konsumsi lebih banyak serat. Usahakan untuk mengonsumsi minimal 30 gr serat


setiap hari. Anda bisa mengonsumsi buah, sayuran dan sereal yang merupakan sumber serat
yang baik.
 Tambahkan bulking agen pada menu makanan Anda. Bahan seperti
tepung gandum utuh akan membuat tinja jadi lebih lembut, meskipun efek sampingnya
mungkin membuat sedikit kembung.
 Minum banyak air, minimal 8 gelas per harinya.
 Olahraga secara teratur.
Selengkapnya simak artikel berikut: Cara Mengatasi Sembelit, Efektif dan Aman
Hidup sehat yang sesungguhnya itu tanpa obat!

Anda mungkin juga menyukai