Anda di halaman 1dari 11

Soal

1. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) telah banyak digunnakan secara tradisional


sebagai obat penurun tekanan darah. Dari penelitan Sri Farmawati yang
dipublikasikan kimia bahan alam, dikemukakan bahwa profil senyawa yang
dihasilkan oleh mengkudu baik kuantatif ataupun kualitatif sangat ditentukan oleh
kematangan buah. Berdasarkan referensi tersebut, Devi Farmasia mahasiswi FFUP
ingin meneliti untuk topik skripsinya antara perbandingan tingkat kematangan buah
mengkudu dengan dosis yang diberikan dari ekstrak buah mengkudu terhadap
pemurunan tekanan darah sistol penderita hipertensi kronis. Untuk tujuan tersebut
digunakan 45 pria dewasa usia 45-50 tahun yang memiliki tekanan darah sistol antara
150 – 160 mmHg. Penelitian dilakukan dalam kondisi terkontrol dan dilaksanakan 7
hari berturut-turut. Rerataan hasil pengukuran tekanan darah sistol dirangkum sebagai
berikut:

Profil Tekanan Darah Sistol Penderita Hipertensi Kronis yang Memperoleh Ekstrak
Buah Mengkudu

Dosis
1 x25 2 x 25 3 x 25
Kematangan
Muda 145 138 134
148 140 132
142 142 138
144 138 134
146 140 135
Setengah Matang 136 135 130
134 132 128
135 134 128
132 138 126
138 130 122
Matang 130 136 120
128 122 122
132 125 118
126 124 124
122 126 122

Catatan:
Efek tekanan darah sistol menurun dinilai positif apabila mampu menurunkan tekanan
darah rata-rata sama dengan atau kurang dari 130 mmHg
Tugas:
1. Buatlah Judul
2. Buatlah Latar Belakang
3. Buatlah Rumusan Masalah
4. Buatlah Hipotesis
5. Buatlah Perhitungan Statistik
6. Buatlah Pembahasan
7. Buatlah Kesimpulan

2. Mahasiswi FFUP Dewi Kumalasari dalam rangka penelitian skripsi meneliti pengaruh
intensitas matahari dan pupuk terhadap akumulasi senyawa flavonoid total dari
tannaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dan di uji coba dengan kondisi yang
berbeda. Perbedaan koondisi dari uji coba mencakup dari 3 variasi intensitas matahari
dan 3 variasi dosis pupuk. Sampel yang dianalisis adalah ekstrak daun. Kadar
flavonoid total diukur dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT) menggunakan quersetin sebagai baku pembanding. Adapun kadar flavonoid
total adalah sebagai berikut:

Dosis
10 g/minggu 2o g/minggu 30 g/minggu
Intensitas
SNH tinggi 11,2 12,5 13,9
11,5 12,8 13,2
11,3 12,4 14,2
10,9 11,8 13,8
11,8 12,2 14,1
SNH sedang 11,2 11,8 13,7
10,7 11,9 13,6
10,2 11,2 13,5
10,6 11,5 13,7
10,5 10,8 13,4
SNH rendah 10,4 10,7 11,8
9,7 10,2 11,7
9,8 10,4 11,2
9,5 9,8 10,9
9,2 10,5 10,8
Tugas:
1. Buatlah Judul
2. Buatlah Latar Belakang
3. Buatlah Rumusan Masalah
4. Buatlah Hipotesis
5. Buatlah Perhitungan Statistik
6. Buatlah Pembahasan
7. Buatlah Kesimpulan

Jawab:

1. Hipertensi
I. Judul
“Pengaruh Tingkat Kematangan Buah dan Dosis Ekstrak Mengkudu (Morinda
citrifolia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistol Penderita Hipertensi
Kronis”

II. Latar Belakang


Hipertensi merupakan the silent disease atau disebut juga dengan siluman
pembunuh karena seeorang tidak mengetahui jika dirinya mengalami peningkatan
tekanan darah, baik secara lambat maupun mendadak sebelum memeriksakan
tekanan darahnya. Penyakit hipertensi juga dikatakan sebagai sebuah gejala dari
sebuah sindroma yang dapat memicu terjadinya pengerasan tekanan darah
sehingga menyebabkan kerusakan pada organ target seperti serangan jantung, otak
(Stroke), penyakit ginjal kronik dan penyakit arteri perifer. Diagnosis penyakit
hipertensi ditegakkan apabila tekanan darah sistole seseorang menetap di
140mmHg atau bisa lebih dari 140 mmHg. Penderita penyakit degeneratif
merupakan hipertensi cenderung terus mengalami peningkatan.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa prevalensi penderita
hipertensi terus terjadi peningkatan sebanyak 839 juta kasus penderita hipertensi
pada tahun 2012 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 1,5
miliar atau sekitar 29 % dari total penduduk di seluruh dunia, Kenaikan kasus
hipertensi banyak terjadi khususnya di negara berkembang seperti Indonesia
sekitar 80%. Di indonesia, prevalensi hipertensi terjadi pada kelompok populasi
lansia berusia diatas 60 tahun yaitu sebesar 65,4% dan menduduki peringkat ke 5
dalam daftar penyakit yang menyebabkan kematian terutama pada golongan lanjut
usia.
Penggunaan obat tradisional memiliki sejarah yang sangat panjang. Hal ini
merupakan suatu kekayaan pengetahuan, keterampilan dan praktik berdasarkan
keyakinan dan pengalaman adat yang setiap daerah memiliki budaya
yangberbeda. Praktik pengobatan tradisional sangat bervariasi dari satu negara ke
negara, dan dari daerah ke daerah, karena hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti budaya, sejarah, sikap personal dan filsafat. Menurut WHO, 80%
penduduk dunia masih bergantung pada pengobatan tradisional. Sejarah panjang
menunjukkan bahwa terdapat banyak praktik pengobatan tradisional berdasarkan
pengalaman, kemudian diteruskan dari generasi ke generasi, telah menunjukkan
keamanan dan kemanjuran obat tradisional. Namun, diperlukan penelitian ilmiah
untuk memberikan bukti keamanan dan kemanjuran dari obat tradisional tersebut
(WHO, 2000).
Indonesia merupakan negara tropis dengan sumber tanaman obat yang
berlimpah dan juga merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar
kedua di dunia setelah Brazil, bahkan dapat menjadi posisi pertama jika
keanekaragaman hayati laut juga dipertimbangkan. Sekitar 80% sumber tanaman
obat di dunia terdapat di hutan tropis Indonesia (Handa, et al., 2006). Salah satu
tanaman yang terdapat di hutan di Indonesia adalah Mengkudu. Mengkudu atau
Morinda citrifolia juga disebut 'noni' digunakan selama berabad-abad sebagai
obat tradisional oleh orang Polinesia selama lebih dari 2000 tahun. Berbagai
komunitas di seluruh dunia mengkonsumsi buah dan daun tanaman obat
tradisional ini untuk sifat terapeutiknya yang serbaguna. Morinda citrifolia
ditemukan memiliki berbagai efek terapeutik seperti antiviral, antibakteri,
antijamur, antitumor, anthelmintik, analgesik, hipotensi, anti inflamasi, efek
peningkatan kekebalan tubuh, mencegah penurunan kolesterol dalam tubuh, zat
antihipetensi yaitu zat scopoletin berfungsi mencegah pembentukan plak
(aterosklerosis) serta dapat menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu dilakukan
penelitian efek antihipertensi jus buah mengkudu pada pasian pria dewasa
penderita hipertensi kronis.
III. Rumusan Masalah
Buah mengkudu memiliki banyak efek farmakologi salah satunya dapat
digunakan sebagai antihipertensi. Oleh karena itu buah mengkudu banyak
dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Salah satunya adalah dibuat dalam bentuk
ekstrak buah mengkudu. Penggunaan ekstrak buah mengkudu dalam pengobatan
hipertensi dapat dipengaruhi beberapa faktor. Seperti kualitas ekstrak maupun
jumlah ekstrak yang diberikan. Kualitas ekstrak dapat disebabkan sebagai akibat
dari perbedaan kematangan buah mengkudu yang digunakan. Oleh karena itu
dilakukan penelitian apakah dosis dan kematangan buah mengkudu
mempengaruhi efek penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi kronis?

IV. Rumusan Hipotesis


Dalam pembuatan ekstrak digunakan metode dan bahan yang sama. Sehingga
tidak ada perbedaan bermakna yang dihasilkan diluar variabel. Berdasarkan
literatur, kematangan buah dapat mempengaruhi kualitas ekstrak yang dihasilkan,
serta jumlah ekstrak yang diberikan akan sebanding dengan penurunan tekanan
darah. Oleh karena itu diduga:
H1: Diduga terdapat perbedaan bermakna antara dosis ektrak yang diberikan
dengan efek antihipertensi ekstrak mengkudu
H2: Diduga terdapat perbedaan bermakna antara tingkat kematangan buah dengan
efek antihipertensi ekstrak mengkudu
H3: Diduga terdapat interaksi antara tingkat kematangan buah dan dosis yang
digunakan terhadap penurunan tekanan darah.

V. Perhitungan
Dosis Ʃ
1 x25 X12 2 x 25 X22 3 x 25 X32
Kematangan
Muda 145 21025 138 19044 134 17956  
148 21904 140 19600 132 17424  
142 20164 142 20164 138 19044  
144 20736 138 19044 134 17956  
146 21316 140 19600 135 18225  
Ʃ 725 105145 698 97452 673 90605 2096
½ Matang 136 18496 135 18225 130 16900  
134 17956 132 17424 128 16384  
135 18225 134 17956 128 16384  
132 17424 138 19044 126 15876  
138 19044 130 16900 122 14884  
Ʃ 675 91145 669 89549 634 80428 1978
Matang 130 16900 136 18496 120 14400  
128 16384 122 14884 122 14884  
132 17424 125 15625 118 13924  
126 15876 124 15376 124 15376  
122 14884 126 15876 122 14884  
Ʃ 638 81468 633 80257 606 73468 1877
Ʃ 2038   2000   1913   5951

JKT = ( 105145 + 97452 + 90605 + 675 + 669 + 634 + 638 + 633 + 606 ) – (5951)2 / 3x3x5 = 2530,311

JKB = (( 20962 + 19782 + 18772 ) / 3x5) – ((5951)2 / 3x3x5) = 1601,91111

JKK = (( 20382 + 20002 + 19132 ) / 3x5) – ((5951)2 / 3x3x5) = 547,511111

JK(BK) = ((7252 + 6982+ 6732 + 6752 + 6692 + 6342 + 6382 + 6332 + 6062)/5) - ((5951)2 /
3x3x5) – JKB – JKK
= 37,6888889
JKG = JKT – JKB – JKK – JK (BK) = 343,2

dbB = r – 1 = 3 – 1 = 2

dbK = k – 1 = 3 – 1 = 2

dbBK = ( r -1 ) ( k – 1 ) = 4

dbG = r.k ( r – 1) = 3.3 (5-1) = 36

dbT = (r.k.n) – 1 = 44

MkB = JKB / r – 1 = 800,95556

MkK = JKK / r – 1 = 273,75556

Mk (BK) = JK (BK) / (r-1)(k-1) = 9,4222222

MKG = JKG / r.k(n-1) = 9,5333333

Fb = MkB / MkG = 84,01632

Fk = MkK / MkG = 28,71562

F(BK) = Mk (BK) / MKG = 0,988345

Sumber JK Db Mk Fhitung Ftabel


1% 5%
Baris 1601,9111 2 800,95556 84,01632 5,21 3,26
1
Kolom 547,5111 2 273,75556 28,71562 5,21 3,26
Inter 37,688888 4 9,4222222 0,988345 3,9 2,63
9
Dalam (galat) 343,2 36 9,5333333
Total 2530,311 44
Fhitung baris > Ftabel pada p=0,01 maupun pada p=0,05 maka terdapat perbedaan sangat
bermakna pada tingkat kematangan buah dengan efek antihipertensi

Fhitung kolom > Ftabel pada p=0,01 maupun pada p=0,05 maka terdapat perbedaan sangat
bermakna pada dosis dengan efek antihipertensi

Fhitung inter < Ftabel pada p=0,01 maupun pada p=0,05 maka tidak terdapat interaksi antara
tingkat kematangan buah dan dosis yang digunakan terhadap penurunan tekanan darah.

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan terdapat perbedaan sangat bermakna pada tingkat
kematangan buah dengan efek antihipertensi yang diberikan. Hal tersebut disebabkan
tingkat kematangan buah mempengaruhi kadar metabolit dalam buah mengkudu
sehingga ekstrak yang dibuat dengan buah mengkudu yang berbeda tingkat
kematangannya akan menghasilkan kualitas ekstrak yang berbeda sehinggan efek
antihipertensi yang dihasilkan berbeda. Selain itu penurunan efek antihipertensi juga
dipengaruhi oleh dosis ekstrak mengkudu yang diberikan. Namun antara tingkat
kematangan buah dan dosis yang digunakan tidak terjadi interaksi terhadap penurunan
darah.

VII. Kesimpulan
- Terdapat perbedaan sangat bermakna pada tingkat kematangan buah dengan efek
antihipertensi
- Terdapat perbedaan sangat bermakna pada dosis dengan efek antihipertensi
- Tidak terdapat interaksi antara tingkat kematangan buah dan dosis yang
digunakan terhadap penurunan tekanan darah.

2. Flavonoid
I. Judul
“Pengaruh Dosis dan Intensitas Sinar Matahari terhadap Kadar Flavonoif Tanaman
Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus)

II. Latar Belakang


Penggunaan obat tradisional mendapat perhatian khusus di seluruh Indonesia,
baik yang sudah diolah secara modern maupun yang masih diolah secara
tradisional. Salah satu tanaman tradisional yang mempunyai potensi untuk
diteliti pada saat ini yaitu tumbuhan Kumis kucing (Orthosiphon aristatus).
Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya melaporkan tumbuhan
obat Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dapat digunakan sebagai obat
demam dan infeksi ginjal (Kannappan et al., 2010). Tanaman kumis kucing
termasuk salah satu jenis herbal karena mengandung bahan atau zat aktif yang
berguna untuk pengobatan, salah satunya senyawa flavonoid. Flavonoid
merupakan salah satu golongan fenolik yang tersebar secara luas di bagian
tanaman seperti daun, biji, kulit kayu, dan bunga.
Flavonoid merupakan senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan
yaitu sebagai senyawa antimikrobia, sitotoksisitas, antitumor dan hampir
setiap kelompok senyawa flavonoid memiliki aktivitas antioksidan kuat yang
dapat melindungi manusia dari radikal bebas dan oksigen. Oleh karena itu,
dengan diketahuinya kandungan flavonoid pada tanaman kumis kucing ini
diharapkan dapat tercipta peluang untuk meningkatkan nilai tambah dalam
pemanfaatannya.
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) mengandung orthosiphon
glukosa, minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium
dan myonositol. Beberapa zat tersebut memiliki kemampuan untuk
meningkatkan fagositosis terhadap bakteri (Kannappan et al., 2010),
sedangkan Awale et al. (2003), melaporkan daun Kumis kucing (Orthosiphon
aristatus) mengandung berbagai komponen aktif seperti polifenol, terpenoid,
oleanolic acid, dan sterol. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (High Performance Liquid
Chromatography) yang akan menganalisis senyawa tertentu berdasarkan sifat
kepolarannya terhadap fase diam dan fase gerak. Alasan memilih metode
KCKT karena metode ini memberikan sensifitas yang tinggi dan relatif lebih
cepat, daya pisahnya baik, kolom dapat digunakan kembali,ideal untuk
molekul besar dan kecil dan mudah memperoleh kembali cuplikan

III. Rumusan Masalah


Dalam tanaman terdapat berbagai jenis metabolit, salah satunya adalah
flavonoid. Hanya saja kadar flavonoid pada tanaman dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Oleh karena itu apakah intensitas sinar matahari dan dosis
pupuk yang diberikan mempengaruhi kadar flavonoid tanaman kumis kucing
yang dihasilkan?

IV. Hipotesis
Apabila dalam penelitian faktor diluar variabel dibuat sama maka:
- Diduga terdapat perbedaan yang bermakna antara intensitas sinar matahari dengan
kadar flavonoid total tanaman kumis kucing
- Diduga terdapat perbedaan yang bermakna antara jumlah pupuk yang diberikan
dengan kadar flavonoid total tanaman kumis kucing
- Diduga terdapat interaksi antara intensitas sinar matahari dan jumlah pupuk
yang diberikan dengan kadar flavonoid total tanaman kumis kucing

- Profil Kadar Flavonoid Total dengan Metode KCKT

Dosis 10 g/minggu 20 g/minggu 30 g/minggu Σ

Intensitas
SNH tinggi 11,2 12,5 13,9
11,5 12,8 13,2
11,3 12,4 14,2
10,9 11,8 13,8
11,8 12,2 14,1
Σx 56,7 61,7 69,2 187,6
Σ x2 643,43 761,93 958,34
SNH Sedang 11,2 11,8 13,7
10,7 11,9 13,6
10,2 11,2 13,5
10,6 11,5 13,7
10,5 10,8 13,4
Σx 53,2 57,2 67,9 178,3
Σ x2 566,58 655,18 922,15
SNH Rendah 10,4 10,7 11,8
9,7 10,2 11,7
9,8 10,4 11,2
9,5 9,8 10,9
9,2 10,5 10,8
Σx 48,6 51,6 56,4 156,6
Σ x2 473,18 532,98 637,02
Σx 158,5 170,5 193,5 N = 522,5
-
- JKT = 83,98
- JKB = 33,74
- JKK = 42,18
- JK(BK) = 2,95
- JKG = 5,11
- dbB = 2
- dbK = 2
- dbBK = 4
- dbG = 36
- dbT = 44
- MkB = 16,87
- MkK = 21,09
- Mk(BK) = 0,74
- MkG = 0,14
- Fb = 120,5
- Fk = 150,64
- F(BK) = 5,29
Sumber Fhit Ftabel
1% 5%
Baris 120,5 5,21 3,26
Kolom 150,64 5,21 3,26
Inter 5,29 3,9 2,63

- Jadi, Fhit > Ftabel pada p=0,01 maupun pada p=0,05  terdapat perbedaan yang
sangat bermakna pada kadar flavonoid total dengan intensitas sinar matahari yang
berbeda
- Jadi, Fhit > Ftabel pada p=0,01 maupun pada p=0,05  terdapat perbedaan yang
sangat bermakna pada kadar flavonoid total dengan dosis yang berbeda
- Jadi, Fhit > Ftabel pada p=0,01 maupun pada p=0,05  terdapat interaksi antara
inetnsitas sinar matahari dan dosis yang berbeda yang digunakan terhadap
penetapan kadar flavonoid total.

1. Pembahasan
Dari hasil perhitungan statistic yang diperoleh nilai Fhit > Ftabel pada p=1% dan
p=5% sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar
flavonoid total dengan menggunakan intensitas sinar matahari dan dosis yang
berbeda, serta terdapat interaksi antara intensitas sinar matahari dengan dosis yang
bebrda yang digunakan untuk menetapkan kadar flavonoid total.
2. Kesimpulan
- terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar flavonoid total dengan
intensitas sinar matahari yang berbeda
- terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar flavonoid total dengan dosis
yang berbeda
- terdapat interaksi antara inetnsitas sinar matahari dan dosis yang berbeda yang
digunakan terhadap penetapan kadar flavonoid total.

Anda mungkin juga menyukai